Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Pengertian Insektisida Cara Masuk ke dalam Tubuh

insektisida dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.”

1.2. Perumusan Masalah

Pengaruh insektisida terhadap kesehatan begitu komplek dari satu sisi menguntungkan, tetapi disisi yang lain ternyata merugikan dan bahkan dapat merenggut korban jiwa. Permasalahan yang dapat diajukan yaitu hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya insektisida dengan keluhan kesehatan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya Insektisida dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik ibu rumah tangga umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. 2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya insektisida. 3. Untuk mengetahui sikap ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya insektisida. 4. Untuk mengetahui tindakan dalam hal penanganan insektisida. Universitas Sumatera Utara 5. Untuk mengetahui keluhan kesehatan yang dirasakan masyarakat di Desa Rantau Panjang akibat pemakaian insektisida. 6. Untuk mengetahui hubungan karakterisitik ibu rumah tangga umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dengan keluhan kesehatan 7. Untuk mengetahui lama memakai insektisida dengan keluhan kesehatan 8. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan 9. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan 10. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang tentang pemaparan insektisida pada anggota keluarga dan diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan perhatian dan penyuluhan kepada anggota keluarga terkhusus ibu rumah tangga. 2. Bagi peneliti merupakan suatu kegiatan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan ke masyarakat mengenai bahaya insektisida. 3. Sebagai informasi kepada ibu rumah tangga tentang pemaparan insektisida pada tubuh anggota keluarganya, dengan harapan ibu rumah tangga dapat meminimalisir penggunaan insektisida yang bersifat kimia dan lebih memanfaatkan pembasmi vektor biologis serta menggunakan APD saat menggunakan insektisida. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Insektisida

Menurut Soemirat 2003, insektisida berasal dari bahasa latin insectum yang mempunyai arti potongan, keratan, atau segmen tubuh, seperti segmen yang ada pada tubuh serangga. Insektisida pada umumnya dapat menimbulkan efek terhadap sistem syaraf. Secara umum pengertian insektisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai vector yang secara langsung ataupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia Munaf, 1995. 2.2. Klasifikasi Insektisida 2.2.1. Insektisida dapat diklasifikasikan berdasarkan rumus kimia : 1. Organoklorin, golongan ini terdiri atas ikatan karbon, klorin, dan hidrogen, Insektisida ini sedikit digunakan di negara berkembang karena secara kimia bahwa insektisida organoklor adalah senyawa yang tidak reaktif, memiliki sifat yang tahan atau persisten, baik dalam tubuh maupun dalam lingkungan memiliki kelarutan sangat tinggi dalam lemak dan memiliki kemampuan terdegradasi yang lambat. Contoh dari kelompok ini adalah DDT dan lindan. 2. Organofosfat, golongan ini terdiri dari ikatan karbon dan fosfatida organofosfat sering disebut insektisida antikolinesterase karena mempunyai efek yang sama dalam sistem syaraf perifer dan pusat. Universitas Sumatera Utara 3. Karbamat, keterangan sama dengan organofosfat, tapi keduanya mempunyai ikatan dan struktur kimia yang berbeda. 4. Piretroid a. Piretroid Alam Piretrum adalah insektisida alami, yang merupakan ekstrak dari bunga Chrysantemum, Phyretrum cinerariaefollium Dalmantian insect flower. Insektisida ini sudah lama dikenal dan sangat efektif. b. Piretroid Sintetik Sintetis ester dapat dibagi menjadi dua sub golongan yang didasarkan pada struktur dan gejala keracunan. Yang pertama adalah tipe Alletrin, Tetrometrin, dan Phenotrin dimana efek yang dihasilkan meyerupai efek DDT. Tipe yang kedua adalah semua ester mengandung sianida, seperti Fenvolerat, Deltametrin, dan Cifenometrin Soemirat, 2003.

2.2.2. Berdasarkan bentuk fisiknya Wudianto, 2001

Bentuk fisik insektisida dapat di bagi sebagai berikut: a. Bentuk padat 1. Dust debu, 2. Bail, 3. Seed dressing. b. Bentuk cair 1. Solution: larutan 2. Suspention: suspensi 3. Emultion: emulsi Universitas Sumatera Utara 4. Vapors: uap c. Bentuk gas Wudianto, 2001.

2.3. Penggunaan Insektisida dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan

2.3.1. Penggunaan Insektisida

Cara penggunaan insektisida yang tepat merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan pengendalian vektor. Walaupun jenis obatnya baik, namun karena penggunaannya tidak betul, maka menyebabkan sia-sianya penggunaan insektisida. Hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan insektisida adalah ketepatan penggunaan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan sia-sianya penggunaan insektisida dan merusak lingkungan. Sedangkan dosis yang terlalu rendah akan menyebabkan vektor sasaran tidak mati sehingga mendorong timbulnya resistensi Ware, 1982. Menurut Munaf 1995 untuk menggunakan insektisida ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 1. Sebelum menggunakannya bacalah label yang ada dikemasan. Jaga label jangan sampai rusak karena didalamnya terdapat informasi mengenai cara menggunakannya, penyimpanan, bahayanya dan pertolongan pertama jika terjadi keracunan serta informasi lainnya. 2. Insektisida hendaklah disimpan dengan aman di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak seperti dilemari yang terkunci atau tempat yang agak tinggi sebelum dan setelah digunakan. Universitas Sumatera Utara 3. Jangan menyimpan dekat dengan bahan-bahan makanan dan minuman. Kontaminasi bahan kimia sering terjadi karena kelalaian, seperti meletakkan insektisida dengan bahan makanan dan juga langsung mengkonsumsi makanan tanpa cuci tangan terlebih dahulu setelah kontak dengan insektisida. Insektisida yang terdapat dalam bahan makanan dengan kadar yang berlebih akan bersifat toksik bagi manusia. 4. Simpan dalam wadah aslinya dan jangan di pindahkan ke dalam wadah lain terutama ke dalam wadah bekas makananminuman. Pastikan kemasan insektisida tertutup rapat dan disimpan tegak berdiri. Periksa secara berkala apakah ada retak, bocor, dan noda. 5. Gunakan insektisida dalam bentuk semprotan kurang lebih 1 jam sebelum tidur. Sebelum menggunakannya pastikan anak-anak tidak berada disekitar ruangan yang akan disemprot dan semua alat mainan disimpan ke tempat lain. 6. Pastikan obat nyamuk bakar digunakan dengan aman dan jauhkan dari bahan yang mudah terbakar. 7. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker. 8. Jangan semprotkan insektisida ke atas kasur atau tidur diatas kasur yang sudah disemprot. 9. Buanglah kemasan insektisida yang sudah tidak dipakai secara aman.

2.3.2. Pengaruh Insektisida Terhadap Kesehatan

Seorang yang terpapar insektisida dapat memperlihatkan lebih dari satu gejala penyakit. Beberapa gejala timbul langsung setelah seseorang terpapar, sementara Universitas Sumatera Utara gejala lainnya tidak terlihat sampai beberapa jam, beberapa hari, bahkan sampai 2 tahun atau lebih Soemirat, 2003 . Tanda-tanda keracunan insektisida adalah sebagai berikut : a. Bagian kepala : sakit kepala, masalah penglihatan, b. Bagian hidung : ingusan, mengeluarkan liur, c. Bagian dada : sulit bernapas, batuk, d. Bagian kaki : kejang otot atau sakit, kedutan, e. Bagian perut : sakit, diare, mual, dan muntah, f. Bagian kulit : gatal, ruam, bengkak, memerah, melepuh, terbakar. Sementara, dampak akibat paparan insektisida jangka panjang adalah penyakit kanker, gangguan fungsi sistem reproduksi, fungsi hati rusak, fungsi otak menurun. Sakit kepala, masalah penglihatan, kejang otot, kedutan, kulit gatal, kulit ruam, kulit bengkak, kulit memerah, kulit melepuh, kulit terbakar merupakan dampak dari golongan organoklorin, sedangkan ingusan, mengeluarkan liur, sulit bernafas, batuk, diare, mual, dan muntah merupakan dampak dari golongan organoposfat.

2.4. Cara Masuk ke dalam Tubuh

1. Masuk melalui Mulut oral Efek beracun dapat diakibatkan oleh ketidaksengajaan menelan material ini, eksperimen proses pencernaan dapat menghasilkan mual, muntah, kehilangan selera makan, kram abdominal, dan diare. 2. Masuk melalui mata Universitas Sumatera Utara Ada beberapa bukti untuk menyatakan bahwa material ini dapat menyebabkan iritasi mata dan kerusakan pada beberapa individu. Kontak mata secara langsung bisa menghasilkan air mata, pelipatan pada kelopak mata, kontraksi atau pengucupan anak mata, kehilangan fokus, pengaburan penglihatan, dilasi atau pembesaran anak mata. 3. Melalui Kulit Kontak antara kulit dengan material mungkin berbahaya, efek sistemik dapat terjadi bila material terserap. Bahan ini dianggap bersifat mengiritasi terhadap kulit. Rasa tidak nyaman dapat dihasilkan akibat pemaparan dalam waktu yang lama. Pemakaian insektisida yang baik seharusnya menggunakan sarung tangan untuk meminimalkan paparan terhadap kulit. Efek beracun bisa terjadi sebagai akibat penyerapan oleh kulit. Bagian yang terkena mungkin menyebabkan keluarnya keringat dan kekejangan otot. 4. Masuk melalui Hidung inhalasi Material ini dianggap tidak menghasilkan iritasi pada pernapasan. Meskipun demikian penghirupan debu, atau uap terutama untuk periode yang cukup lama, dapat menghasilkan gangguan saluran pernapasan. Keracunan inhibitor kolinesterase menyebabkan gejala seperti gangguan pada dada dan sesak nafas Munaf, 1995.

2.5. Gejala dan Pertolongan Pertama Keracunan