Tujuan Penilaian Prestasi Kerja Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan

6. Ketaatan, yaitu merupakan kesediaan karyawan dalam mematuhi peraturan- peraturan yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepada karyawan. Hasibuan 2007:87 menyatakan penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. Selanjutnya, Yoder dalam Hasibuan 2007:88 menyatakan penilaian prestasi kerja merupakan prosedur formal yang dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi karyawan. Penilaian unjuk kerja memiliki arti penting dan terlihat dengan jelas bahwa penilaian unjuk kerja tidak sekedar menilai, yaitu mencari pada aspek apa karyawan yang kurang atau lebih, tetapi lebih luas lagi yaitu membantu karyawan untuk mencapai unjuk kerja yang diharapkan oleh organisasi dan berorientasi pada pengembangan karyawan atau perusahaan. Untuk itu beberapa kegiatan yang merupakan bagian integral dengan penilaian unjuk kerja harus dilakukan dalam hal ini adalah : a. Penetapan sasaran kinerja yang spesifik, terukur, memiliki tingkat kemudahan dan berbatas waktu. b. Pengarahan dan dukungan oleh atasan. c. Melakukan penilaian unjuk kerja.

5. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Veithzal 2004:312 menjabarkan tujuan penilaian kinerja atau prestasi kerja karyawan: Universitas Sumatera Utara a. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa,insentif uang. b. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan. c. Pembeda antara karyawan yang satu dengan yang lain. d. Pengembangan sumberdaya manusia. e. Meningkatkan motivasi kerja. f. Meningkatkan etos kerja. g. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja karyawan. h. Alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan pekerjaan, dan rencana karier sebelumnya. i. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan atau efektivitas. j. Salah satu sumber informasi untuk perencanaan sumberdaya manusia, karier dan keputusan perencanaan suksesi. k. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh. l. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan gaji, upah, insentif, kompensasi dan berbagai imbalan lainnya. m. Penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun pekerjaan. n. Alat untuk menjaga tingkat kinerja. o. Alat untuk membantu dan mendorong karyawan mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja. Universitas Sumatera Utara p. Untuk mengetahui efektivitas kebijakan sumberdaya manusia, seperti seleksi, rekrutmen, pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang saling ketergantungan di antara fungsi- fungsi sumberdaya manusia. q. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan- hambatan agar kinerja menjadi baik. r. Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan. s. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sangsi, ataupun hadiah.

6. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan

Stres kerja dan prestasi kerja merupakan 2 dua hal yang berbeda, meskipun memiliki tautan dalam konteks kerja. Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres dapat membantu atau merusak prestasi kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres itu. Stres tidak ada, tantangan kerja juga tidak ada, dan prestasi kerja cenderung menurun, sebaliknya sejalan dengan meningkatnya stres, prestasi kerja cenderung naik, karena stres membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja. Stres merupakan suatu rangsangan yang sehat untuk mendorong para karyawan untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Stres menjadi terlalu besar, prestasi kerja akan mulai menurun, karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan, sehingga stres kerja memiliki pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Cahaya Buana Group. Induk perusahaan ini bernama PT. Cahaya Buana Intitama yang mempunyai filosofi unggul berkarya dan puas bekerja sama. Induk perusahaan ini awalnya berlokasi di Sentul, Jawa Barat dan sekarang berlokasi di daerah Bogor, Jawa Barat. PT. Cahaya Buana Group mempunyai empat jenis anak perusahaan yaitu Manufacturing, Trading, Distributor, dan Retail. Manufacturing di Indonesia terdapat pada 28 kota, Trading terdapat pada 21 kota, Distributor hanya terdapat pada 2 dua kota yaitu Medan dan Palembang dan yang terakhir Retail terdapat pada 4 kota. PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan anak perusahaan dari PT. Cahaya Buana Group yang bergerak dalam bidang manufacturing, di mana perusahaan ini memproduksi produk Furniture mulai dari Spring Bed, Office Chair, Metal, Solid Wood, Foam dan produk-produk yang terbuat dari plastik. Kapasitas produksi perusahaan ini adalah 13 set Spring Bed per hari pada jam kerja normal dan 7 set Spring Bed per hari pada jam kerja lembur. PT. Cahaya Buana Group mempunyai tekad untuk menjadi perusahaan furniture yang memimpin pasar dan memiliki citra positif serta kondusif bagi semua pihak sehingga diakui sebagai aset nasional. Selain itu, perusahaan ini mempunyai misi yaitu Cahaya Buana adalah perusahaan yang berkarya unggul Universitas Sumatera Utara