p. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah
dengan penutup yang tepat. q.
Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.
2.4. Infeksi yang didapat di Laboratorium 2.4.1.
Pengertian Infeksi yang Didapat di Laboratorium
Infeksi yang didapat di laboratorium adalah infeksi nosokomial akibat kegiatan staf laboratorium tanpa memperkirakan bagaimana kejadiannya.
2.4.2. Jenis Paparan Akibat Infeksi yang didapat di Laboratorium
Infeksi organisme pathogen dapat terjadi melalui beberapa cara. Yang paling sering adalah:
1. Inhalasi. Pada saat melakukan pencampuran, penggilingan atau penghalusan
bahan-bahan infeksius atau pada saat membakar kawat loop pemindah dapat membentuk percikan halus yang dapat terhirup oleh petugas yang tidak
menggunakan pelindung. 2.
Tertelan Para petugas laboratorium dapat terpapar melalui:
a. Gerakan yang tidak disadari dari tangan ke mulut.
b. Memasukkan bahan-bahan yang telah terkontaminasi pensil atau jari
tangan ke mulut. c.
Makan, minum atau merokok di dalam laboratorium atau tidak melakukan upaya kebersihan tangan yang betul tidak mencuci tangan
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
atau tidak menggunakan penggosok tangan dengan bahan dasar alkohol sebelum dan sesudah makan.
d. Menggunakan pipet 13 angka kejadian infeksi yang didapat
di laboratorium terjadi karena melakukan pipet melalui mulut. 3.
Luka akibat tusukan. Cedera akibat kecelakaan dengan benda-benda tajam
jarum, pisau bedah dan bahan-bahan pecah belah yang telah terkontaminasi merupakan penyebab utama infeksi yang didapat di laboratorium.
4. Kontaminasi pada kulit dan selaput lendir. Cipratan dan percikan dari cairan
yang terkontaminasi pada kulit, selaput lendir mulut, rongga hidung dan konjungtiva mata dan gerakan tangan ke muka dapat mengakibatkan
terjadinya transmisi organisme pathogen Tietjen, 2004.
2.4.3. Pengambilan Darah Flebotomi
Centers for Disease Control CDC menyatakan bahwa flebotomi merupakan prosedur yang beresiko paling tinggi, karena jarum paling sering digunakan adalah
ukuran besar 8-22 gauge dan jumlah darah tertinggal di dalam jarum sesudah pemakaian.
Pada laporan 1999 EPINet, 21 dari 1.993 perlukaan tajam yang dilaporkan di Amerika Serikat berhubungan dengan flebotomi. Lebih dari 80 perlukaan jarum
terjadi sewaktu mengambil darah vena, menggunakan jarum vakum, jarum sekali pakai dan jarum butterfly. Pada flebotomi yakinkan bahwa: pakai sarung tangan, cari
bantuan bila pasien tidak bekerjasama dan untuk menangani anak-anak Tietjen, 2004.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
2.5. Alat Pelindung Diri