BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis
Kota Pekanbaru merupakan merupakan ibukota dari propinsi Riau. Adapun batas-batas wilayah kota Pekanbaru adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Siak
2. Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Kampar
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Siak
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar
Kota Pekanbaru luas wilayah 6032,26 Km
2
yang beriklim tropis dengan musim antara bulan Maret-Agustus dan musim hujan antara bulan September-
Februari. Terletak di garis 101,17-101,343 BT dan 0,25-0,45 Lintang Utara.
4.1.2 Demografi Kota Pekanbaru terdiri dari 12 Kecamatan dan 58 kelurahan. Jumlah
puskesmas yang ada di kota Pekanbaru sebanyak 17 buah dengan 7 buah pukesmas sudah dilengkap dengan rawat inap dengan 1 atau 2 orang petugas laboratorium di
setiap puskesmas. Adapun puskesmasnya adalah sebagai berikut :
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi petugas laboratoriumdi Puskesmas kota Pekanbaru
Tahun 2008
Puskesmas Jumlah Laboran Puskesmas Langsat
1 Puskesmas Melur
2 Puskesmas Rawat Inap Senapelan
2 Puskesmas Rawat Inap Rumbai
2 Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita
2 Puskesmas Umban Sari
1 Puskesmas Pekanbaru kota
1 Puskesmas Lima Puluh
1 Puskesmas Sail
1 Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga
2 Puskesmas Rawat Inap Harapan Raya
2 Puskesmas Rejosari
1 Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya
2 Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
1 Puskesmas Tampan
2 Puskesmas Sidomulyo
1 Puskesmas Garuda
1 Jumlah
25
Sumber : Data dari Dinkes Kota Pekanbaru 2008
4.2. Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di seluruh Puskesmas wilayah kota Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap petugas laboratorium dengan kepatuhan dalam menerapkan standar operasional prosedur SOP.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
4.2.1 Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing
variabel, kemudian didistribusikan dalam tabel frekuensi dan persentase.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan
dan masa kerja di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Variabel Frekuensi Persentase Umur
20-35 tahun 10 40,0 35-50 tahun 15 60,0
Jumlah 25 100
Jenis Kelamin Perempuan 24 96,0
Laki -laki 1 4,0
Jumlah 25 100 Pendidikan
AAK 8 32,0 SMAK 17 68,0
Jumlah 25 100 Masa Kerja
0-10 tahun 16 64,0 10-20 tahun 7 28,0
20 tahun 2
8,0 Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas bahwa mayoritas responden adalah umur 35-50 tahun sebanyak 15 orang 60,0 dan minoritas dengan umur 20-35 tahun sebanyak
10 orang 40,0, sebanyak 24 orang 96,0 perempuan sebanyak 1 orang 4,0 laki-laki, berpendidikan SMAK sebanyak 17 orang 68,0 dan AAK sebanyak 8
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
orang 32,0, masa kerja 0-10 tahun sebanyak 16 orang 64,0 dan dengan masa kerja 20 tahun sebanyak 2 orang 8,0.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan
kepatuhan standar operasional prosedur di Puskesmas kota Pekanbaru tahun 2008
Variabel Frekuensi Persentase Pengetahuan
Baik 11 44,0 Cukup 12 48,0
Kurang
2 8,0
Jumlah 25 100 Sikap
Positf 18 72,0 Negatif 7 28,0
Jumlah 25 100
Kepatuhan Patuh 17 68,0
Tidak patuh 8 32,0
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas bahwa mayoritas responden adalah pengetahuan cukup sebanyak 12 orang 48,0, pengetahuan baik 11 orang 44,0 dan
pengetahuan kurang sebanyak 2 orang 8,0, sikap positif sebanyak 18 orang 72,0 dan sikap negatif sebanyak 7 orang 28,0, patuh dalam menerapkan
standar operasional prosedur SOP laboratorium sebanyak 17 orang 68,0 dan tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur SOP laboratorium sebanyak
8 orang 32,0.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
4.2.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dan dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square.
Dikatakan ada hubungan yang bermakana secara statistic jika diperoleh nilai p 0,05. 4.3.1 Hubungan Umur dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur SOP
Laboratorium
Tabel 4.4 Hubungan umur dengan Kepatuhan Standar Operasional SOP
laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Kepatuhan SOP
Tidak Patuh TTotal P
Value Umur
Patuh n n N
20-35 tahun 7 41,2 3 37,5 10 40,0 0,045
35-50 tahun 10 58,8 5 62,5 15 60,0 Total 17 68,0 8 32,0 25 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa umur 20-35 tahun sebanyak 7 orang 41,2 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, 3 orang
37,5 tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan untuk umur 35-50 tahun sebanyak 10 orang 58,8 patuh dalam menerapkan standar operasional
prosedur dan 5 orang 62,5 responden tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur yang ada di Puskesmas kota Pekanbaru.
Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0,45 nilai ini lebih kecil dari level of significance
g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
pengaruh atau hubungan umur dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
4.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur SOP Laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Tabel 4.5 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur
laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Kepatuhan SOP
Tidak Patuh TTotal P
Value Jenis kelamin
Patuh n n N
Perempuan 16 94,1 8 32 24 96,0 0,680
Laki-laki 1 5,9 0 0 1 4,0 Total 17 68,0 8 32,0 25 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perempuan sebanyak 16 orang
94,1 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, 8 orang 100 tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, dan laki-laki 1
orang 5,9 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, yang ada di Puskesmas kota Pekanbaru.
Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.680 nilai ini lebih besar dari level of significance
g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh atau hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan Standar Operasional
Prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
4.3.3 Hubungan Pendidikan terhadap Kepatuhan Standar Operasional laboratorium
di Puskesmas kota di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Tabel 4.6 Hubungan pendidikan dengan Kepatuhan Standar Operasional
Prosedur laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Kepatuhan SOP
Tidak Patuh TTotal P
Value Pendidikan
Patuh n n N
AAK 7 41,2 1 12,5 8 32,0
0,014 SMAK 10 58,8 7 87,5 17 68,0
Total 17 68,0 8 32,0 25 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendidikan AAK sebanyak 7 orang 41,2 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur
laboratorium, 1 orang 12,5 tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan pendidikan SMAK sebanyak 10 orang 58,8 patuh dalam
menerapkan standar operasional prosedur dan 7 orang 87,5 tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur di puskesmas kota Pekanbaru.
Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.014 nilai ini lebih kecil dari level of significance
g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hubungan pendidikan dengan kepatuhan Standar Operasional Prosedur laboratorium di
puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
4.3.4 Hubungan masa kerja dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur
petugas laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Tabel 4.7 Hubungan masa kerja dengan Kepatuhan Standar Operasional
Prosedur laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Kepatuhan SOP
Tidak Patuh TTotal P
Value Masa kerja
Patuh n n N
0-10 tahun 10 58,8 6 75,0 16 64,0 0,048 10 -20 tahun 5 29,4 3 28,6 7 28,0
20 tahun 2 11,8 0 0 2 8,0
Total 17 68,0 8 32,0 25 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masa kerja 0-10 tahun sebanyak 10 orang 58,8 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur
laboratorium, 6 orang 75,0 responden tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium dan masa kerja 20 tahun 2 orang 11,8 patuh
dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.48 nilai ini lebih
kecil dari level of significance g sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan masa kerja dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
4.3.5 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur SOP Laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan terhadap Kepatuhan Standar Operasional
Prosedur SOP di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Kepatuhan SOP
Tidak Patuh TTotal P
Value Pengetahuan
Patuh n n N
Baik 11 64,7
0 11 44,0 0,004 Cukup
6 35,3 6 75,0 12 48,0
Kurang 0 0
2 25,0 2 8,0 Total 17 68,0 8 32,0 25 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan baik sebanyak 11 orang 64,7 responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur
laboratorium, pengetahuan cukup sebanyak 6 orang 35,3 responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur, pengetahuan cukup sebanyak 6 orang
75,0 tidak patuh terhadap Standar Operasional Prosedur dan pengetahuan kurang 2 orang 25,0 responden tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur
laboratorium. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.004 nilai ini lebih
kecil dari level of significance g sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh atau hubungan pengetahuan dengan kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
4.3.6 Hubungan Sikap terhadap Kepatuhan Standar Operasional Prosedur SOP di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Tabel 4.9 Hubungan Sikap terhadap Kepatuhan Standar Operasional Prosedur SOP
di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Kepatuhan SOP
Tidak Patuh TTotal P
Value Sikap
Patuh n n N
Positif 16 94,1
2 25,0 18 72,0 0,001 Negatif
1 5,9 6 75,0 7 28,0
Total 17 68,0 8 32,0 25 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sikap positif sebanyak 16 orang dengan sikap positif 94,1 responden patuh dalam menerapkan Standar
Operasional Prosedur, 2 orang sikap positif 25,0 responden tidak patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur dan sebanyak 6 orang sikap negatif
75,0 tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru.
Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.001 nilai ini lebih kecil dari level of significance
g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan sikap dengan kepatuhan menerapkan standar operasional
prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
4.2.3 Analisis Multivariat Dalam penelitian ini terdapat 6 sub variabel independen yaitu pengetahuan,
sikap, umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan
kepatuhan standar operasional prosedur. Dalam pemodelan ini semua variabel dicobakan secara bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p-Value
0.05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari nailai p-Value terbesar backward selection, seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10 Hasil analisis Multivariat regresi logistik antara variabel umur, jenis
kelamin, pendidikan masa kerja pengetahuan dan sikap dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur
SOP di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Variabel B P Value
Pendidikan 0,217 0,043 Masa kerja 0,144 0,052
Pengetahuan 0,207 0,024 Sikap 0,213 0,018
Variabel yang akan dikeluarkan
Dari tabel di atas terlihat jika nilai p dari 0,25 yang akan dilakukan analisis lebih lanjut untuk melihat besarnya pengaruh dalam menerapkan standar operasional
prosedur di puskesmas, sedangkan jika nilai p 0,05 akan dikeluarkan dan tidak dianalisis lebih lanjut.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.11 Hasil analisis Multivariat regresi logistik antara variabel pengetahuan,
sikap dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur SOP di Puskesmas kota Pekanbaru
Tahun 2008
Variabel B P Value
Sikap 3,871 0,003 Pengetahuan 2,571 0,012
Dari tabel di atas bahwa p= 0,012 nilai p dari 0,05 untuk pengetahuan dan p= 0,003 nilai p dari 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan sikap yang
artinya sikap memiliki penagruh yang besar terhadap kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium di Puskesmas.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur
Umur adalah lamanya hidup yang telah dilalui, dari hasil penelitian bahwa umur 20-35 tahun sebanyak 6 orang 41,2 responden patuh dalam menerapkan
standar operasional prosedur, 3 orang 37,5 tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan untuk umur 35-50 tahun sebanyak 10 orang 58,8 patuh
dalam menerapkan standar operasional prosedur dan 5 orang 62,5 responden tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur yang ada di Puskesmas kota
Pekanbaru. Hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.045 nilai ini lebih kecil
dari level of significance g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
atau hubungan umur dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Jhon 2005 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelompok umur terhadap kepatuhan dalam standar operasional prosedur laboratorium
di Kabupaten Karo. Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan peneliti bahwa tidak ada hubungan
umur dengan kepatuhan standar operasional prosedur ini disebabkan oleh dalam pelaksanaan kinerja tidak harus dilihat dari umur melainkan dari tindakan atau
keterampilan dalam mematuhi aturan yang ada, hal ini sejalan dengan penelitian
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
43
Yusuf 2003 bahwa tidak ada hubungan umur dengan kepatuhan standar operasional prosedur laboratorium.
5.1.2 Jenis Kelamin Hasil penelitain menunjukkan perempuan perempuan sebanyak 16 orang
94,1 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, 8 orang 100 tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, dan laki-laki 1
orang 5,9 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, yang ada di Puskesmas kota Pekanbaru. Hal ini sejalan dengan teori dalam Notoadmojo
2005 bahwa kepatuhan dalam standar operasional prosedur laboratorium dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam responden antara lain jenis kelamin.
Hasil uji dengan uji chi square adalah 0.680 nilai ini lebih besar dari level of significance
g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh atau hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan Standar Operasional Prosedur
laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hal ini erat kaitannya dengan jumlah responden yang mayoritas perempuan sehingga tidak bisa dengan jelas dibandingkan
dalam menerapkan standar operasional prosedur dengan laki-laki yang hanya satu responden. Menurut pendapat Smet 1994 kaum perempuan lebih patuh dalam
menerapkan standar operasinal prosedur dan lebih sabar dibandingkan dengan laki- laki, karena sesuai dengan kodratnya wanita untuk lebih sabar dalam menjalankan
prosedur yang ada.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
5.1.3 Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan pendidikan AAK 7 orang 41,2 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium, 1 orang 12,5
tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan pendidikan SMAK Sebanyak 10 orang 58,8 patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur
dan 7 orang 87,5 tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur di puskesmas kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Umar 2004 bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kepatuhan standar operasional prosedur laboratorium di Rumah sakit
Magelang. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.014 nilai ini lebih
kecil dari level of significance g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hubungan
pendidikan dengan kepatuhan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hal ini terjadi karena pendidikan merupakan suatu proses
belajar artinya di dalam pendidikan terjadi proses yang akan berpengaruh pada tindakan dan kepatuhan dalam standar yang berlaku dalam suatu lembaga. Seseorang
dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan.
Dari hasil temuan bahwa sebanyak 7 orang 41,2 responden dengan pendidikan AAK patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur
laboratorium, 1 orang 12,5 tidak patuh sedangkan yang pendidikan SMAK 7 orang 100 tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur. Ini
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan responden makin baik juga menerapkan SOP di Puskesmas, sama halnya dengan pendapat Notoadmojo 2005
bahwa pendidikan akan membuat individu menuju pada suatu perubahan perilaku yang diinginkan. Pendidikan sejalan dengan pengetahuan dimana pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan suatu objek tertentu, dan bila responden dengan teratur dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
standar operasional prosedur yang berlaku di Puskesmas.
5.1.4 Masa kerja
Hasil penelitianmasa kerja 0-10 tahun sebanyak 10 orang 58,8 responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium, 6 orang 75,0
responden tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium dan masa kerja 20 tahun 2 orang 11,8 patuh dalam menerapkan standar
operasional prosedur laboratorium, hal ini sejalan dengan teori bahwa makin lama pengalaman kerja seseorang, maka semakin terampil petugas tersebut. Biasanya
seseorang sudah lama bekerja pada bidang tugasnya, makin mudah ia memahami tugas, sehingga memberi peluang orang tersebut untuk meningkatkan prestasi serta
beradaptasi dengan lingkungan dimana ia berada Anderson 2004 Hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.048 nilai ini lebih kecil
dari level of significance g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
masa kerja dengan kepatuhan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hayat 2005
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
bahwa lama kerja petugas kesehatan yang sudah lama menunjukkan tindakan kepatuhan yang lebih baik. Menyatakan bahwa dengan variabel internal yaitu lama
kerja akan membuat seorang petugas kesehatan meningkatkan efektifitas karena sudah sering dan terlatih dalam dalam menerapkan standar operasional prosedur
laboratorium. Dari hasil temuan bahwa jika masa kerja lebih lama maka kepatuhan dalam
menerapkan Standar Operasional Prosedur SOP semakin baik, karena semakin lama berkerja akan menambah pengetahuan dan kemahiran dalam menerapkan prosedur
yang ada di Puskesmas.
5.1.5 Pengetahuan
Hasil penelitian bahwa pengetahuan baik sebanyak 11 orang 64,7 responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium,
pengetahuan cukup sebanyak 6 orang 35,3 responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur, pengetahuan cukup sebanyak 6 orang 75,0 tidak
patuh terhadap Standar Operasional Prosedur dan pengetahuan kurang 2 orang 25,0 responden tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur
laboratorium. Dan dengan uji Chi-Square diperoleh nilai significance sebesar 0.004 nilai ini lebih kecil dari level of significance
g sebesar 0,05, yang berarti ada hubungan pengetahuan yang signifikan dengan kepatuhan menerapkan Standar
Operasional Prosedur di puskesmas
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Basaria 2008 bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan dalam menerapkan standar operasional
prosedur, jika pengetahuan baik maka cenderung responden memiliki kepatuhan yang baik dan jika pengetahuan kurang maka kepatuhannya kurang dalam menerapkan
Standar Operasional Prosedur SOP. Sesuai dengan teori Notoadmojo 2005 bahwa tindakan dalam hal ini kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur
dipengaruhi berbagai faktor, termasuk didalamnya pengetahuan responden.
5.1.6 Sikap
Dari hasil
bivariat ditemukan sikap positif sebanyak sikap positif
sebanyak 16 orang dengan sikap positif 94,1 responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur, 2 orang sikap positif 25,0 responden tidak patuh
dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur dan sebanyak 6 orang sikap negatif 75,0 tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota
Pekanbaru. Dan secara statistik nilai p = 0.003 nilai ini lebih kecil dari level of significance
g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan sikap dengan kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur
laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Jhon 2005 bahwa ada hubungan
sikap dengan kepatuhan dalam menerapkan standar operasional prosedur SOP di kota Bandung. Sementara menurut Taylor dalam Azwar 2007 kepatuhan dalam
menerapkan standar operasional prosedur diartikan sebagai usaha kemampuan
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
responden untuk menerapkan SOP yang ada untuk meningkatkan pencegahan terhadap infeksi.
5.1.7 Kepatuhan Standar Operasional Prosedur SOP Laboratorium Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden patuh
terhadap standar operasional prosedur SOP laboratorium yaitu sebanyak 17 orang 68,0 dan tidak patuh menerapkan standar operasional prosedur SOP
laboratorium sebanyak 8 orang 32,0. Menurut Depkes RI 1995 standar operasional prosedur SOP adalah suatu protap yang merupakan tata atau tahapan
yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat
penampilan atau kondisi tertentu sehingga sesuatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas petugas laboratorium sudah mematuhi standar operasiona prosedur yang berlaku meskipun masih
ditemukan petugas laboratorium masih belum menerapkan Standar Operasional Prosedur SOP laboratorium dengan benar yang berkaitan dengan keselamatan dan
keamanan kerja di laboratorium Puskesmas yang merupakan bagian dari upaya pengendalian infeksi. Seperti yang dikemukakan Saifuddin,dkk 2002 bahwa salah
satu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah dengan memprioritaskan pengendalian infeksi.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
Petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan sarana pelayanan kesehatan antara lain puskesmas sangat beresiko terhadap penularan penyakit bila tidak
mengindahkan petunjuk atau panduan kerja yang benar dalam pengendalian infeksi. Untuk itu petugas kesehatan harus selalu waspada, memiliki kesadaran dan kepatuhan
dalam menerapkan standar operasional prosedur kerja pengendalian infeksi.
5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Standar Operasional
Prosedur SOP di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003.
Menurut Gibson 1987 bahwa karakteristik individu termasuk belajar akan mempengaruhi perilaku atau kepauhan seseorang, hal ini sesuai dengan penelitian ini
bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan
yang baik akan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru.
Didukung dari hasil statistik uji Chi-Square diperoleh nilai significance sebesar 0.004 nilai ini lebih kecil dari level of significance
g sebesar 0,05, yang berarti ada hubungan pengetahuan yang signifikan dengan kepatuhan menerapkan
Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru, dengan artian jika pengetahuan petugas laboratorium baik maka akan menerapkan Standar Operasional
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
Prosedur di Puskesmas. Pengetahuan memegang peranan penting dalam mempengaruhi seseorang mengadopsi kerja maka ia harus tahu terlebih dahulu apa
manfaat kerja tersebut baginya atau orang lain Notoatdmojo, 2003. Hasil ini relevan dengan pendapat Setiadarma 2001 yang menyatakan
bahwa pengetahuan mempengaruhi kepatuhan Standar Operasional Prosedur dan pembentukan label, serta atribut seseorang. Jika pengetahuan baik maka petugas
kesehatan patuh dengan SOP yang berlaku. Dalam pelaksanaan menerapan standar operasional prosedur SOP laboratorium Puskesmas terdapat beberapa kelemahan
sehingga SOP belum dilaksanakan sepenuhnya, hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor perilaku petugas laboratorium itu yang meliputi pengetahuan dan sikap petugas
yang kurang sehingga berpengaruh pada kepatuhan SOP dan masih kurangnya pengawasan dari pimpinan dan instansi terkait serta belum adanya sanksi terhahap
pelaksanaan SOP. Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan peneliti bahwa jika pengetahuan
responden baik maka kepatuhan standar operasional prosedurnya baik. Hal ini sejalan dengan teori bahwa L. Green dalam Notoadmojo 2005 bahwa perilaku dipengaruhi
oleh faktor predisposisi pengetahuan, sikap dan tindakan, faktor pendukung dan penguat. Dan sejalan dengan pendapat Notoadmojo pengetahuan merupakan dominan
yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Untuk petugas laboratorium yang pengetahuannya kurang tentang Standar Operasional Prosedur SOP perlu
diadakannya pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan petugas laboratorium
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
mengenai pentingnya menerapkan standar yang ada di Puskesmas untuk meningkatkan kepatuhan dalam Standar Operasional Prosedur. Setelah dilakukan
analisis multivariat dengan uji regresi logistik, variabel pengetahuan maemiliki pengaruh terhadap Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas
5.3 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur SOP di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau
situasi yang dihadapi. Menurut Bogardus, et al 1931 dikutip oleh Azwar 1995 menyatakan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan penerapan Standar
Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru. Dari hasil temuan menggunakan uji chi square adalah 0.001 nilai ini lebih kecil dari level of significance
g sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan sikap dengan
kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
Penelitian ini sejalan dengan hasil temuan Sudjarwo dalam Azwar 2007, menyatakan bahwa sikap yang positif terhadap sesuatu mencerminkan perilaku yang
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur Sop Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
positif. Ada beberapa alasan yang menyebabkan untuk berperilaku negatif, peneliti menduga bahwa karakteristik individu berperan dalam pembentukan perilaku
kesehatan seseorang, namun juga dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan seperti ada tidaknya sarana yang mendukung untuk berperilaku sehat.
Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik, variabel sikap merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kepatuhan terhadap Standar
Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Surya 2001 pada petugas laboratorium dalam menerapkan Standar
Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas kecamatan Magelang menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap kepatuhan Standar Operasional Prosedur
laboratorium di puskesmas. Juga didukung oleh Thustone dan Likert bahwa sikap adalah suatau bentuk evaluasi, reaksi yang mendukung, memihak pada objek tertentu.
Dalam pelaksanaan atau penerapan standar operasional prosedur SOP laboratorium, perilaku seseorang berperan atau dipengaruhi oleh sikap petugas
laboratorium kalau sikap positif, maka tingkat kepatuhan baik, tetapi kalau sikap negatif akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan. Selain itu perilaku juga
berfungsi sebagai defence mechanism atau sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya Notoatmodjo, 2007.
5.4 Keterbatasan penelitian