Manifestasi klinis malaria falsiparum tanpa komplikasi Pemeriksaan laboratorium

anemia. Diagnosis malaria merupakan hasil pertimbangan klinis dan tidak selalu disertai hasil laboratorium oleh karena beberapa kendala pada pemeriksaan laboratorium. 13 Anak dengan keluhan demam atau gejala sistemik yang tidak diketahui penyebabnya dan ada riwayat perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dalam setahun terakhir dapat didiagnosis menderita malaria sampai terbukti sebaliknya. 2

2.5.1. Manifestasi klinis malaria falsiparum tanpa komplikasi

Manifestasi klinis malaria tergantung status imunitas pejamu dan spesies malaria yang menginfeksi. Secara umum, infeksi P.falciparum lebih berat dan lebih jelas gejala klinisnya dibandingkan infeksi spesies Plasmodium lainnya. 12 Anak dan dewasa seringkali asimtomatik selama fase awal, yaitu masa inkubasi infeksi malaria. Masa inkubasi P.falciparum berkisar 9-14 hari. Masa inkubasi ini dapat lebih lama pada pasien dengan imunitas parsial. Gejala prodromal berlangsung selama 2-3 hari sebelum parasit dijumpai dalam darah. Gejala prodromal yang dijumpai berupa sakit kepala, mudah lelah, anoreksia, mialgia, demam dan nyeri di dada, perut, atau sendi- sendi. 2 Demam yang bersifat paroksismal merupakan gejala khas dari malaria dan biasanya berkaitan dengan pecahnya skizon dan lepasnya merozoit dari eritrosit. 12 Pada malaria vivax dan falsiparum, gejala paroksismal ini berlangsung setiap 48 jam periodisitas tertiana. 9 Gejala paroksismal ini Yunnie Trisnawati : Kombinasi kinin-azitromisin dibandingkan dengan Kombinasi kinin-klindamisin pada pengobatan Malaria falsiparum tanpa komplikasiPada anak ,2008. USU Repository©2008 ditandai dengan adanya periode menggigil hebat, diikuti dengan demam tinggi yang dapat mencetuskan kejang demam; lalu berkeringat banyak yang diikuti dengan turunnya suhu tubuh. 12 Pada pemeriksaan fisik biasanya dijumpai hepatosplenomegali dan pucat. Dapat pula dijumpai takikardia. Ikterik berhubungan dengan hiperparasitemia. 9

2.5.2. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan baku emas dalam menegakkan diagnosis malaria yaitu pemeriksaan apusan darah, 9 baik apusan darah tebal maupun tipis dengan pewarnaan Giemsa. 12 Pemeriksaan ini untuk menentukan : ada tidaknya parasit malaria positif atau negatif; spesies dan stadium Plasmodium; dan kepadatan parasit. 11 Plasmodium falciparum menyerang semua bentuk eritrosit mulai dari retikulosit sampai eritrosit yang matang. Pada pemeriksaan darah tepi baik apusan maupun tetes tebal terutama dijumpai parasit muda berbentuk cincin ring form . Juga dijumpai gametosit dan pada kasus berat yang biasanya disertai komplikasi, dapat dijumpai bentuk skizon. Bentuk seksualgametosit muncul dalam waktu 1 minggu dan dapat bertahan sampai beberapa bulan setelah sembuh. Tanda-tanda parasit malaria yang khas pada sediaan tipis, gametositnya berbentuk pisang dan terdapat bintik Maurer pada sel darah merah. Pada sediaan darah tebal dapat dijumpai gametosit bentuk pisang, Yunnie Trisnawati : Kombinasi kinin-azitromisin dibandingkan dengan Kombinasi kinin-klindamisin pada pengobatan Malaria falsiparum tanpa komplikasiPada anak ,2008. USU Repository©2008 banyak sekali bentuk cincin tanpa bentuk lain yang dewasa star in the sky , terdapat balon merah di sisi luar gametosit. 13 Tes serologis yang digunakan untuk diagnosis malaria adalah Indirect Fluorescent Antibody test IFA, Indirect Hemaglutination test IHA dan Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay ELISA. Kegunaan tes serologis untuk diagnosis malaria akut sangat terbatas, karena baru akan positif beberapa hari setelah parasit malaria ditemukan dalam darah. Jadi sampai saat ini tes serologi merupakan cara terbaik untuk studi epidemiologi. Teknik diagnostik lainnya adalah pemeriksaan Quantitative Buffy Coat QBC, dengan menggunakan tabung kapiler dan pulasan jingga akridin kemudian diperiksa di bawah mikroskop fluoresens. Teknik mutakhir lainnya dengan menggunakan pelacak DNA probe untuk mendeteksi antigen. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan yaitu Malaquick test dan Parasight F. 13 Anemia pada malaria dapat terjadi akut maupun kronis. Anemia ini disebabkan kerusakan eritrosit oleh parasit, penekanan eritropoesis dan terjadinya hemolisis oleh proses imunologis. Pada darah tepi dapat dijumpai poikilositosis, anisositosis, polikromatosis dan bintik-bintik basofilik yang menyerupai anemia pernisiosa. Terjadi ikterus ringan dengan peningkatan bilirubin indirek dan tes fungsi hati yang abnormal seperti meningkatnya enzim transaminase, kadar glukosa dan alkali fosfatase menurun. 12,13 Yunnie Trisnawati : Kombinasi kinin-azitromisin dibandingkan dengan Kombinasi kinin-klindamisin pada pengobatan Malaria falsiparum tanpa komplikasiPada anak ,2008. USU Repository©2008

2.6. Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi