Kewenangan KabupatenKota Kewenangan Provinsi

peradilan, dan politik luar negeri. Oleh karena itu, tugas-tugas yang sebelumnya ditangani oleh berbagai departemen sekarang diserahkan kepada pemerintah kabupatenkota, terutama tugas-tugas teknis atau pelaksanaan. Disamping itu, ada kewenangan bidang lain yang meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional, pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi yang strategis, konservasi dan dan standardisasi nasional. Kewenangan-kewenangan yang diatur dalam pasal 7 UU No. 22 tahun 1999 itu, kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah PP tentang kewenangan pemerintah pusat dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom. Kewenangan itu tidak didasarkan pada tugas-tugas departemen, tetapi dikelompokkan dalam bentuk bidang kegiatan. Oleh karena itu, bila terjadi penghapusan atau penggabungan suatu departemen, fungsi itu tetap ada mesti pengelolaannya berbeda.

2.5.1. Kewenangan KabupatenKota

Wewenang daerah otonom ini tidak dijabarkan dalam UU maupun PP, karena selain hal-hal yang dikecualikan sebagaimana tersebut di atas adalah menjadi wewenang kabupaten. Karena tidak ada ketentuan yang bisa dipedomani untuk menentukan jumlah urusan di kabupatenkota, maka masing-masing daerah otonom berwenang merancang sendiri tugas-tugas yang dilaksanakan dalam bidang sarana Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 dan prasarana. Hal ini tergantung pada kebutuhan,kemampuan dan sumberdaya yang terserdia di masing-masing daerah .

2.5.2. Kewenangan Provinsi

Tugas-tugas di bidang penyediaan sarana dan prasarana wilayah oleh propinsi pada umumnya bersifat lintas kabupaten, sehingga banyak tugas-tugas dinas propinsi yang harus dikoordinasikan agar terjalin keserasian hubungan dan keseimbangan dalam pertumbuhan pembangunan. Peraturan Pemerintah PP No. 25 tahun 2000 merinci tugas-tugas propinsi menyangkut bidang pekerjaan umum sebagai berikut: 1. Penetapan standart pengelolaan sumberdaya air permukaan lintas kabupaten. 2. Pemberian izin pembangunan jalan bebas hambatan lintas kabupatenkota. 3. Penyediaan dukunganbantuan untuk kerjasama antar kabupatenkota dalam pengembangan prasarana dan sarana wilayah yang terdiri atar,pengairan,bendungan,jalan dan jembatan beserta simpul-simpulnya serta jalan bebas hambatan. 4. Penyediaan dukunganbantuan untuk pengelolaan sumberdaya air permukaan, pelaksanaan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase lintas kabupatenkota beserta bangunan-bangunan pelengkapnya. Mulai dari bangunan pengambilan sampai pada saluran percontohan sepanjang 50 meter, dan bangunan sadap. Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 5. Perijinan untuk mengadakan perubahanpembongkaran bangunan-bangunan dan saluran jaringan, serta sarana dan prasarana pekerjaaan umum yang lintas kabupatenkota. 6. Perijinan untuk mendirikan, mengubah maupun membongkar bangunan, bangunan lain, selain yang dimaksud pada angka 5, termasuk yang berada di dalam,di atas maupun yang melintasi saluran irigasi. 7. Pelaksanaan pembangunan dan perbaikan jaringan utama irigasi lintas kabupatenkota beserta bangunan pelengkapnya. 8. Penyusunan rencana penyediaan air irigasi. Di luar tugas-tugas tersebut tentu saja propinsi dapat menangani tugas-tugas pada bidang yang sama yang tidakbelum mampu ditangai oleh kabupatenkota tertentu seperti ketidakmampuan penyediaan dana yang cukup besar jumlahnya. Tetapi dengan syarat adanya penyerahan wewenang dari kabupatenkota dan dengan persetujuan DPRD, Gubernur atau Presiden.

2.6. Normalisasi Sei Badera