Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Dasar Pemikiran

Medan dan daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Medan dari musibah banjir yang sudah dapat dipastikan akan mengancam daerah ini secara massif.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan diajukan adalah bagaimana implikasi dari normalisasi Sungai Sei Badera terhadap pemukiman penduduk di Kecamatan Medan Marelan.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan; “untuk mengetahui implikasi normalisasi Sungai Sei Badera terhadap pemukiman penduduk di Kecamatan Medan Marelan.”

1.4. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap berbagai model atau konsep pembangunan sarana dan prasarana fisik perkotaan terutama mengenai upaya normalisasi sungai. 2. Secara pragmatis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap berbagai upaya normalisasi sungai guna meminimalisir banjir Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 sehingga memberikan dampak positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

1.5. Kerangka Dasar Pemikiran

Seperti telah dijelaskan bahwa ketika berbicara pemukiman maka akan sangat terkait erat dengan pola pembangunan yang sedang berlangsung. Pelaksanaan pembangunan sangat tergantung pada peran Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat serta pemerintah daerah itu sendiri, sehingga hal yang banyak mendapat perhatian masyarakat seperti bagaimana peran pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakannya melalui kegiatan pembangunan disegala bidang serta dapat dilihat dan dinikmati masyarakat. Tujuan pembangunan di tingkat daerah baik Provinsi maupun daerah kabupatenkota untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah melalui pembangunan yang serasi dan terpadu, baik antar sektor maupun antara pembangunan sektoral dengan perencanaan pembangunan oleh daerah yang efisien dan efektif menuju tercapainya masyarakat mandiri, dan kemandirian daerah itu sendiri yang merata di seluruh tanah air. Kartasasmita,1996:336. Dalam pelaksanaan pembangunan tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan pemerintah, apakah itu menyangkut program maupun kegiatan-kegiatan, selalu diiringi dengan tindakan-tindakan pelaksanaan yang kemudian memiliki implikasi hasil, karena betapapun baiknya suatu kebijakan tanpa dapat dirasakan implikasinya Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 maka tidak akan banyak berarti bagi masyarakat sebagai yang merasakan langsung dari setiap tindakan-tindakan maupun kebijakan-kebijakan yang diambil dan dijalankan oleh pemerintah. Van Meter Van Horn merumuskan bahwa .” Implikasi sebagai hasil dari tindakan-tindakan yang dilakukan individu atau pejabat-pejabat maupun kelompok- kelompok pemerintah dan swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam suatu kebijakan.” Peter F.Drucker:1995 Dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan pembangunan terhadap kesejahteraan rakyat, Pemerintah Kota Medan dengan berkoordinasi dan memohon kepada Pemerintah Propinsi Sumatera Utara untuk melakukan pembangunan untuk mengatasi bahaya banjir di Kota Medan, baik yang ada di pusat Kota Medan maupun daerah-daerah pinggiran Kota Medan, yaitu dengan melakukan dan mengupayakan pengamanan areal potensial dari bahaya banjir yang sering melanda Kota Medan dan sekitarnya, akibat dari penampang sungai yang tidak dapat menampung debit air, pendangkalan sungai serta penyempitan aliran sungai. Hal ini diakibatkan oleh tingginya tingkat urbanisasi, kerusakan daerah tangkapan air dan volume air yang tidak tertampung pada penampang sungai. Melihat rencana pembangunan daerah Provinsi Sumatera Utara khususnya daerah Kota Medan yang akan dikembangkan menjadi kota metropolitan. Dengan pengembangan daerah sekitarnya baik yang ada dipusat kota maupun daerah pinggiran kota maka untuk mengatasi banjir, beberapa sungai yang mengalir melalui Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 daerah yang sering mengalami banjir oleh pemerintah Kota Medan telah diprogramkan dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk diusulkan supaya dinormalisasikan dalam rangka meningkatkan pengamanan banjir dari periode 5 tahunan,15 tahunan dan menjadi 25 tahunan. Sungai Sei Badera merupakan anak ranting sungai dari Daerah Aliran Sungai DAS Belawan yang merupakan induk sungai yang mengalirkan air sungai dari anak ranting sungai dari hilir sungai menuju kelautan. Di dalam Undang-undang Republik Indonesia No.7 tahun 2004 pasal 11 disebutkan bahwa, Daerah Aliran Sungai adalah suatu daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau kelaut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah tofografis dan batas di laut sampai daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.. Sungai Sei Badera dengan panjang lebih kurang 11,80 Km adalah salah satu sungai yang melintasi daerah pinggiran Kota Medan yang mengalir melalui Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli dan Kecamatan Medan Marelan. Setiap tahunnya daerah sepanjang aliran sungai ini terjadi luapan air yang mengakibatkan banjir hal ini disebabkan kapasitas penampang Sei Badera yang relatif kecil dibandingkan dengan tingginya aliran air permukaan yang mengalir pada daerah sepanjang sungai, kemudian ditambah lagi dengan kondisi kerusakan pada daerah Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 tanggapan air yang ada disepanjang sungai, kemudian bertambah banyaknya aliran permukaan dan semakin tingginya tingkat urbanisasi di Kecamatan Medan Marelan. Genangan banjir ini sangat mempengaruhi sarana transportasi perekonomian dan sosial yang tentunya berimplikasi negatif terhadap daerah sekitar aliran Sei Badera. Sesuai dengan pengamatan banjir pada tanggal 23 Desember 1992 dimana seluas 1.513 Ha areal tergenang air dengan ke-dalaman 1.5 m meliputi daerah pemukiman, jalan, perkebunan, dan transportasi umum disepanjang aliran Sungai Sei Badera. Kecamatan Medan Marelan adalah merupakan daerah yang paling banyak terkena dampak dari sering meluapnya air sungai Sei Badera yang mengakibatkan banjir setiap tahunnya. Akibat dari banjir tersebut ialah lumpuhnya kegiatan perekonomian masyarakat dan menghancurkan lahan areal pertanian dan perkebunan penduduk serta sarana transportasi berupa jalan dan jembatan. Disepanjang aliran sungai Sei Badera, hidup dan bertempat tinggal masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dari bertani, nelayan, wiraswasta, dan pegawai negeri. Dalam kegiatan kehidupan sehari-harinya masyarakat yang ada disekitar atau disepanjang aliran Sei Bedera tentunya sangat tergantung terhadap sungai Sei Badera. Karena itu lah ketika sungai Sei Badera tidak “bersahabat” dengan penduduk dengan seringnya banjir tentunya masyarakat sangat merasakan dampak dari itu. Seperti terhalang untuk menjalankan aktifitas sehari-hari untuk mencari nafkah, timbulnya masalah kesehatan yang dialami oleh warga seperti muntaber, gatal-gatal pada kulit, Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 masalah air bersih yang terganggu kejernihannya dan kehidupan sosial masyarakat yang terganggu akibat tergenang air banjir. Melihat permasalahan sungai yang ada pada sekitar aliran Sei Badera, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam hal ini dinas teknisnya yang membidangi masalah sungai, irigasi dan rawa yaitu Dinas Pengairan Propinsi Sumatera Utara telah mengusulkan dan mengupayakan penormalisasian sungai Sei Badera yang bertujuan sebagai upaya penanganan banjir sekaligus untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian, dan sosial masyarakat serta perkembangan masyarakat di Kecamatan Medan Marelan menuju daerah kecamatan yang berkembang dan maju, sehingga mampu berkembang dan maju bersama sama dengan kecamatan-kecamatan yang telah maju dan berkembang dalam wilayah administratif Pemerintahan Kota Medan. Apalagi lahan yang cukup luas dan potensial dijadikan daerah pertanian dan pemukiman perumahan penduduk baik untuk perumahan real estate maupun Perumahan Nasional Perumnas. Dengan demikian masalah pemukiman penduduk yang cukup padat di tengah Kota Medan bisa direlokasikan pada daerah kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Medan Marelan. Pada tahun 2003 melalui dana LOAN pinjaman ADB Asean Development Bank 1587-INO dibantu dengan Sumber dana dari APBD Propinsi Sumatera Utara, teralokasi dana untuk pekerjaan normalisasi sungai Sei Badera kemudian diteruskan pada tahun 2004 hingga 2005 lalu yang pada akhirnya penormalisasian Sei Badera tersebut selesai dikerjakan. Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 Setelah pekerjaan normalisasi selesai maka peneliti mencoba untuk melihat secara objektif dan menggambarkan bagaimana implikasi normalisasi Sei Badera terhadap pemukiman penduduk di Kecamatan Medan Marelan. Melalui penelitian ini yang ingin dilihat adalah bagaimana manfaat dan implikasi yang dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Medan Marelan dari hasil penormalisasian Sei Badera terhadap pembangunan perekonomian, pemukiman penduduk dan sosial masyarakat di Kecamatan Medan Marelan. Dimana pada tahun-tahun sebelum dilaksanakan pembangunan penormalisasian Sei Badera tersebut terutama masalah perekonomian masyarakat yang tinggal disepanjang aliran Sei Badera terganggu aktivitasnya karena seringnya banjir yang melanda mereka setiap tahunnya, jika terjadi banjir yang menggenangi pekarangan rumah-rumah dan akses jalan yang berada di sepanjang aliran Sei Badera. Dengan banjir tersebut secara otomatis mereka tidak bisa menjalankan kegiatan perekonomian mereka karena rata-rata penduduk yang tinggal disekitar aliran sungai Sei Badera tersebut harus tinggal di rumah dalam beberapa hari sambil menunggu air surut, tentunya berakibat pada terganggunya kegiatan pereknomian di daerah itu. Belum lagi masalah kesehatan lingkungan yang diakibatkan genangan air selama beberapa hari dimana air yang ada diselokan, parit-parit, maupun lubang- lubang sampah yang berbaur jadi satu dibawak oleh aliran air sungai yang banjir menuju rumah rumah penduduk, hal demikian tentunya kita dapat memperkirakan bahwa kotoran-kotoran dan kuman-kuman pembawa penyakit akan dapat Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008 menimbulkan serangan kepada setiap anggota masyarakat yang dilanda banjir. Apalagi areal persawahan yang tergenang banjir sudah barang tentu tidak dapat dimanfaatkan kembali untuk diteruskan menunggu panen, artinya padi yang ditanam gagal panen untuk tahun yang berjalan sehingga para petani penanam padi tentunya mengalami kesulitan dan kerugian finansial yang cukup besar. Lain lagi untuk aktivitas-aktivitas masyarakat dalam melakukan fungsinya sebagai mahluk sosial yang hidup bermasyarakat dan saling tolong-monolong, kunjung-mengunjungi antara satu dengan yang lainnya jika ada kegiatan-kegiatan sosial tentunya terganggu akibat dari bahaya banjir yang melanda pada daerah aliran sungai Sei Badera tersebut. Belum lagi lahan-lahan kosong yang cukup luas yang bisa dijadikan pembangunan perumahan pemukiman penduduk menjadi tergenang dan menjadi pemandangan sebagai daerah genangan air dan terendam air, padahal apabila sungai yang ada disepanjang daerah tersebut normal dan sistem pengaliran airnya ke sungai baik maka hal yang demikian tidak mungkin dapat terjadi. Namun implikasi pembangunan normalisasi Sei Badera tersebut telah banyak memberikan manfaat yang cukup besar terhadap perekonomian, sosial dan budaya masyarakat dan pemukiman penduduk di Kecamatan Medan Marelan. Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA