2.7.2. Pembangunan Sosial Ekonomi
Pembangunan sosial ekonomi masyarakat telah banyak dilakukan pemerintah melaui program-program, pemerintah seperti; program IDT Inpres Desa Tertinggal
dan dimantapkan dengan Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal P3DT dan program-program lainnya yang bertujuan untuk pembangunan
peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat. Program pembangunan sosial ekonomi yang menekankan pendekatan wilayah dikembangkan berdasarkan pengalaman
progam pemerintah seperti program IDT atau program sejenis. Dalam Pembangunan prasarana wilayah terutama yang melaksanakan pembangunan fisik
meletakkan atau menginginkan pembangunan sebagai upaya peningkatan pembangunan sosial ekonomi masyarakat pedesaaan atau kelurahan. Peran serta aktif
masyarakat lokal dalam kegiatan pembangunan ditingkat lokal, dan pelestarian hasil pembangunan melalui pemanfaatan sistem pelaporan, pemantauan dan evaluasi
program pembangunan yang dilaksanakan Berartha, 1982:55.
2.7.2.1. Pengertian Pembangunan Sosial
Pembangunan Sosial menurut Midgley 1995 adalah suatu proses perubahan sosial yang terencana yang dirancang untk meningkatkan taraf hidup masyarakat
sebagai suatu keutuhan, dimana pembangunan tersebut dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. Sedangkan bila dilihat
Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008
dari strategi pembangunan sosial yang dapat diterapkan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, Midgley mengemukakan ada 3 tiga strategi besar, yaitu:
1. Pembangunan sosial melalui individu yakni dimana individu-individu dalam masyarakat secara swasembada membentuk usaha pelayanan masyarakat guna
memberdayakan masyarakat. 2. Pembangunan sosial melalui pemerintah yakni dimana pembangunan sosial
dilakukan oleh lembaga-lembaga di dalam organisasi pemerintah. 3. Pembangunan sosial melalui komunitas yakni dimana kelompok masyarakat
secara bersama-sama berupaya mengembangkan komunitas lokalnya. Terkait dengan upaya pembangunan sosial dan pemberdayaan, baik secara
langsung maupun tidak langsung, haruslah disadari bahwa pembangunan sosial tidaklah harus dikembangkan tanpa melibatkan aspek pembangunan fisik. Misalnya
saja mengembangkan pola hidup sehat dan lingkungan yang sehat pada masyarakat, maka sekurang-kurangnya harus tersedia sarana dan prasarana air bersih, saluran
pembuangan, tempat-tempat sampah yang memadai, serta lancarnya arus sungai dan tidak seringnya banjir suatu daerah tersebut serta pembangunan rumah yang layak
huni dan bebas dari bahaya banjir Adelman, 1973:246.
2.7.2.2. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pengertian pembangunan ekonomi selama tiga Dasawarsa yang lalu adalah kemampuan ekonomi suatu negara, dimana keadaan ekonomi mula-mula relatif statis
Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008
dalam jangka waktu yang lama, untuk meningkatkan dan mempertahankan suatu pertumbuhan produk domestic bruto PDB-nya antara 5 sampai 7 persen atau lebih
per tahun. Pengertian ini sangat bersifat ekonomis. Dalam dinamikanya, pengertian pembangunan ekonomi mengalami perubahan karena pengalaman pada tahun 1950-
an dan tahun 1960-an, yaitu, menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang berorientasi pada kenaikan PDB saja tidak mampu memecahkan permasalahan
pembangunan secara mendasar. Hal ini tampak pada taraf dan kualitas hidup sebagian besar masyarakat yang tidak mengalami perbaikan kendatipun target kenaikan PDB
per tahun telah tercapai. Dengan kata lain tanda-tanda kesalahan besar dalam mengartikan isilah pembangunan ekonomi secara sempait Adelman, 1973:244.
Oleh karena itu, Todaro 1999 mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh 3 nilai pokok yaitu;
1. Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
2. Meningkatnya rasa harga diri masyarakat sebagai manusia. 3. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih yang merupakan salah
satu dari hak azasi manusia. Akhirnya didasari pengertian pembangunan itu sangat luas, bukan hanya
sekedar menaikkan PDB per tahun saja. Pembangunan ekonomi itu bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara atau daerah untuk
mengembangkan kegiatan ekonominya dan kualitas hidup masyarakatnya. Dengan
Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008
demikian, maka pembangunan ekonomi pada umumnya didefenisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil, per kapita penduduk suatu
negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan Adelman, 1973:245.
Dari defenisi di atas jelas bahwa pembangunan ekonomi mempunyai pengertian; Pertama. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus
menerus. Kedua. Usaha untuk menaikkan pendapatan per kapita. Ketiga. Kenaikan pendapatan per kapita itu harus terus menerus dalam jangka panjang. Keempat.
Perbaikan sistem kelembagaan disegala bidang misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya sistem kelembagaan ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu aspek
perbaikan dibidang organisasi institusi dan perbaikan dibidang regulasi baik formal maupun non formal Lincoln Arsyad,1999:135.
Jadi, pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses dimana saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pembangunan ekonomi tersebut dapat diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama. Dengan cara tersebut bisa diketahui rentetan peristiwa yang timbul yang
akan mewujudkan peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan mesyarakat dari suatu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya Lincoln Arsyad,
1999:136.
Muhammad Haldun: Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.7.3. Proses Pembangunan Sosial Ekonomi