22 Menurut etimologi syari’at istilah, zakat adalah nama bagi sejumlah
harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Perintah zakat termasuk kewajiban yang utama dalam Islam yang dikeluarkan oleh orang yang telah berkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta yang
dianggap telah lebih dari segi jumlah dan pantas untuk dikeluarkan untuk kesejahteraan umat sesuai syariat yang berlaku.
2.2.2 Syarat-Syarat Zakat
Menurut pendapat para ulama, harta yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah harta yang dimiliki seorang muslim yang baligh dan berakal yang dimiliki
serta dapat dipergunakan hasil atau manfaatnya. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kewajiban zakat ialah:
1. Pemilikan harta yang pasti dan kepemilikan penuh yaitu harta benda yang
akan dizakatkan berada dalam kekuasaan dan dimiliki oleh si pemberi zakat. 2.
Berkembang, yaitu harta tersebut berkembang baik secara alami berdasarkan sunatullah maupun karena usaha manusia.
3. Melebihi kebutuhan pokok, yaitu harta yang dizakatkan telah melebihi dari
kebutuhan pokok seseorang atau keluarga yang mengeluarkan zakat tersebut. 4.
Bersih dari utang, yaitu harta yang akan dizakatkan harus bebas dari utang baik kepada Allah nazar maupun utang kepada manusia.
5. Mencapai nisab, yaitu harta tersebut telah mencapai batas jumlah minimal
yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Universitas Sumatera Utara
23 6.
Mencapai haul, yaitu harta tersebut telah mencapai waktu tertentu untuk dikeluarkan zakatnya, biasanya berlaku setiap satu tahun.
2.2.3 Jenis-Jenis Zakat
1. Zakat Fitrah Zakat fitrah itu adalah zakat diri atau pribadi dari setiap muslim yang
dikeluarkan menjelang hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah diwajibkan pada tahun kedua hijriah Yusuf al-Qaradhawi dalam kitabnya Fiqh Az-Zakah yaitu pada
bulan Ramadhan diwajibkan untuk mensucikan diri dari orang yang berpuasa dari perbuatan dosa. Zakat fitrah itu diberikan kepada orang miskin untuk memenuhi
kebutuhan mereka agar tidak sampai meminta-minta pada saat hari raya Hasan, 2006:107.
2. Zakat Maal Maal harta menurut bahasa ialah segala sesuatu yang diinginkan sekali
oleh manusia untuk menyimpan, memiliki dan dimanfaatkan, sedangkan menurut syara’ adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dapat digunakan menurut
kebiasaannya Kartika, 2006:24. Zakat maal adalah zakat yang dikeluarkan dari harta atau kekayaan serta penghasilan yang dimiliki oleh seorang Muslim yang
telah mencapai nishab dan haulnya. Perhitungan zakat maal menurut nishab, kadar dan waktu dikeluarkannya ditetapkan berdasarkan hukum agama.
3. Zakat Hasil Pemiagaan Zakat perniagaan ialah zakat yang dikeluarkan dari kekayaan yang
diinvestasikan dan diperoleh dari kegiatan perdagangan, baik yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
24 perseorangan maupun secara kelompok yang wajib dikeluarkan zakatnya setiap
tahun sebagai zakat uang. 4. Zakat Hasil Perternakan dan Perikanan
Zakat peternakan meliputi hasil dari peternakan hewan baik yang berukuran besar seperti sapi, kerbau dan unta, yang berukuran sedang sedang
seperti kambing dan domba dan yang berukuran kecil kecil seperti unggas,ikan dan lain-lain. Perhitungan zakat untuk masing-masing jenis hewan ternak, baik
nisab maupun kadarnya berbeda-beda dan sifatnya bertingkat. Sedangkan haulnya yakni satu tahun untuk tiap hewan.
5. Zakat Pertambangan Zakat pertambangan adalah segala yang dikeluarkan dari hasil bumi yang
dijadikan Allah di dalamnya dan berharga, seperti timah, besi dan sebagainya Teungku, 2006:149. Hasil tambang tidak disyaratkan haul, zakatnya wajib
dibayar ketika barang itu telah digali. Hal ini mengingat bahwa haul disyaratkan untuk menjamin perkembangan harta, sedang dalam hal ini perkembangan
tersebut telah terjadi sekaligus, seperti dalam zakat tanaman. Barang tambang yang digali sekaligus harus memenuhi nisab begitu juga
yang digali secara terus-menerus , tidak terputus karena diterbengkalaikan. Semua hasil tambang yang digali secara terus-menerus harus digabung untuk memenuhi
nisab. Jika penggalian itu terputus karena suatu hal yang timbul dengan tiba-tiba, seperti reparasi peralatan atau berhentinya tenaga kerja, maka semua itu tidak
memengaruhi keharusan menggabungkan semua hasil galian. Bila galian itu terputus karena beralih profesi, karena pertambangan sudah tidak mengandung
Universitas Sumatera Utara
25 barang tambang yang cukup atau sebab lain, maka hal ini memengaruhi
penggabungan yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini harus diperhatikan nisab ketika dimulai kembali penggalian baru.
6. Zakat Hasil Pertanian Adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis
seperti tanaman biji-bijian padi, jagung, kedelai; umbi-umbian ubi, kentang, dll; sayur-sayuran bawang, cabai, bayam, dll; buah-buahan kelapa, pisang,
kelapa sawit dll; tanaman hias anggrek, cengkeh, dll; rumput-rumputan sere, bamboo, tebu; daun-daunan teh, tembakau, vanili; kacang-kacangan kacang
hijau, kedelai, kacang tanah Kartika, 2006:28. Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila menggunakan pengairan secara
alami seperti, air hujan, sungai, mata air, adalah 10. Sedangkan yang menggunakan alat-alat tertentu, sekira air tidak dapat menjangkau pada lahan
pertanian kecuali dengan alat tersebut, maka kadar zakatnya adalah 5. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan selain untuk alat pengairan tersebut diatas,
seperti pupuk, obat-obatan, upah petugas irigasi, dan lain-lain, tidak dapat berpengaruh pada kadar zakat yang harus dikeluarkan, meskipun ada biaya
tambahan yang harus dikeluarkan. 7. Zakat Pendapatan dan Profesi
Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan atau keahlian profesionalisme tertentu, baik yang dilakukan bersama dengan orang
atau lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan uang yang memenuhi nisab Hafidhuddin, 1998:103.
Universitas Sumatera Utara
26 Hasil profesi merupakan sumber pendapatan orang-orang masa kini,
seperti pegawai negeri, swasta, konsultan, dokter, dan notaris. Para ahli fikih kontemporer bersepakat bahwa hasil profesi termasuk harta yang harus
dikeluarkan zakatnya, mengingat zakat pada hakikatnya adalah pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin
diantara mereka sesuai dengan ketentuan syarak. Walaupun demikian, jika hasil profesi seseorang tidak mencukupi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, ia
lebih pantas menjadi mustahiq penerima zakat. Sedang jika hasilnya sekadar untuk menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit, ia belum juga terbebani
kewajiban zakat. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan biaya yang diperlukan untuk
menjalankan profesinya 8. Zakat Rikaz
Menurut istilah ahli ulama, barang-barang yang disimpan didalam tanah yang berupa emas, perak dan sebagainya sejak zaman purbakala atau sering
disebut dengan harta karun, yang termasuk didalamnya barang atau harta yang ditemukan terpendam di tanah hak miliknya namun tidak ada pemiliknya. Setiap
orang yang mendapat harta rikaz, yakni harta milik orang-orang dahulu yang ditanam di dalam tanah dan wajib dikeluarkan zakatnya pada ketika itu juga
Kartika, 2006:33.
2.2.4 Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat