Metode Konstruksi Mutakhir Tiang Bor Bored Pile atau Pilar yang Dibor

lubang silindris atau sumuran ini bisa berupa lubang lurus atau bagian dasarnya diperluas dengan cara under reaming penggerekan dasar lubang Bowles, 1988. Bagian struktural ini disebut juga : a Sumuran yang dibor drilled shaft b Kaison yang digali drilled caisson atau sering disebut hanya Kaison saja. c Tiang yang dibor biasanya dibatasi D 760 mm. Jika bagian dasarnya diperluas, disebut juga d Pilar dengan dasar berbentuk lonceng belled Pier atau Kaison dengan dasar berbentuk lonceng belled Caisson. Macam-macam konfiguarsi ini ditunjukkan dalam Gambar 2.5 Gambar 2.5. Konfigurasi pilar bor biasa Bowles, 1998

2.4.1. Metode Konstruksi Mutakhir

Pada awalnya pilar – pilar dengan cara menggali sumuran shaft dan atau bagian dasar berbentuk lonceng meskipun metode pengeboran yang memakai tenaga Universitas Sumatera Utara manusia atau kuda sudah dipakai pada awal tahun 1900. Yang termasuk metode kuno ini adalah metode – metode Chicago seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.6. Gambar 2.6. Metode – metode awal konstruksi Kaison Bowles, 1998 Pada metode Chicago, para pekerja menggali sumur berbentuk lingkaran hingga pada kedalaman yang diinginkan dan memasang cangkang silindris yang terbuat dari papan – papan vertikal atau papan – papan yang ditahan dengan cincin – cincin komperesi pada bagian dalam. Penggalian dilanjutkan sampai kedalaman yang sama dengan panjang papan berikutnya dan pengikat papan berikutnya dipasang, demikian seterusnya hingga pada kedalaman sumuran yang diinginkan. Pengikat Tiers dipasang dengan diameter yang tetap atau diperkecil sekitar 50 mm. Metode Gow memakai serangkaian selubung cangkang metal berbentuk seperti teloskop yang berkurang diameternya pada pengikat yang berurutan, pemasangan sama pada metode yang menggunakan acuan yang dipakai pada saat ini.Bagian dasar bisa diperluas untuk perletakan bearing tambahan jika tanah bagian Universitas Sumatera Utara dasarnya tidak melekuk yakni jika dibangun pada lempung tak retak yang agak kaku. Banyak pilar-pilar zaman dahulu yang didirikan diatas batuan. Kerangka tulangan dimasukkan kedalam sumuran dan kemudian sumuran diisi dengan beton, atau bisa juga sumuran diisi sebagian dengan beton dan kemudian kerangka tulangan dipasang. Kerangka tulangan adalah susunan kerangka bertulang yang diikat dengan kawat pada jarak tertentu dan dengan pengikat jarak secara vertikal. Kerangka ini bisa berbentuk persegi atau bulat, yang hanya dipasang dibagian atas karena momen – momen yang di dukung oleh sumuran dan yang menyebar kebawah hingga pada panjang sekitar L2 beban sumuran yang utama adalah beban aksial. Untuk saat ini metode yang sering dipergunakan sebagai berikut: 1. Metode Kering Rangkaian pembuatannya seperti pada Gambar a di bawah ini. Pertama - tama sumuran digali dan dasarnya dibentuk lonceng jika perlu. Kemudian sumuran diisi sebagian dengan beton seperti pada Gambar b dan kerangka tulangan dipasang dan setelah itu sumuran telah selesai dikerjakan. Harap diingat bahwa kerangka tulangan tidak boleh dimasukkan sampai mencapai dasar sumuran karena diperlukan pelindung beton minimum, tetapi kerangka tulangan boleh diperpanjang sampai hampir mendekati kedalaman penuh daripada hanya mencapai kira-kira setengahnya saja seperti yang ditunjukkan disini. Universitas Sumatera Utara Metode ini membutuhkan tanah tempat proyek yang tak berlekuk kohesif dan permukaan air berada di bawah dasar sumuran atau jika permeabilitasnya cukup rendah, sumuran bisa digali mungkin juga dipompa dan di beton sebelum sumuran terisi air cukup banyak sehingga bisa mempengaruhi kekuatan beton. Gambar 2.7. Metode kering konstruksi pilar yang dibor Bowles, 1998 2. Metode acuan Metode ini telah diuraikan pada Gambar 2.8. Acuan dipakai pada tempat – termpat proyek yang mungkin terjadi lekukan, atau deformasi lateral yang berlebihan terhadap rongga sumur shaft cavity. Sebelum casing dimasukkan, suatu adonan spesi encer slurry digunakan untuk mempertahankan lubang. Setelah acuan dipasang, adonan dikeluarkan dan sumur diperdalam hingga pada kedalaman yang diperlukan dalam keadaan kering. Acuan bisa saja ditinggalkan dalam sumuran atau bisa juga dikeluarkan. Jika dibiarkan ditempat, maka ruang melingkar antara acuan dan tanah yang diisi dengan adonan atau lumpur hasil pengeboran diganti dengan adukan encer grout yang Universitas Sumatera Utara diinjeksikan dengan tekanan. Adukan encer adalah campuran semen dan dengan cara menyisipkan pipa pada dasar adonan dan memompakan grout maka adonan akan dipindahkan keatas puncak sehingga rongga tersebut diisi dengan adukan encer. Sebagai kemungkinan lain, acuan bisa diangkat secara hati – hati untuk memastikan bahwa : a Beton di dalam acuan tetap dalam keadaan encer b “Kepala” beton selalu lebih besar daripada kepala adonan sehingga beton yang menggantikan adonan bukan sebaliknya. Gambar 2.8. Metode acuan pilar yang dibor Bowles, 1998 3. Metode Adonan Metode ini bisa diterapkan pada semua keadaan yang membutuhkan acuan. Hal ini diperlukan jika tidakmungkin mendapatkan penahan water seal yang sesuai dengan acuan untuk menjaga agar air tidak masuk kedalam rongga sumuran shaft capity. Langkah – langkah metode ini diuraikan dalam Gambar 2.9. Universitas Sumatera Utara 2.9. Metode adonan untuk konstruksi pilar yang dibor Bentonite adalah bahan yang paling sering dipakai sebagai campuran dengan air untuk membuat adonan “adonan bentonit”. Beberapa percobaan diperlukan untuk memenuhi presentase optimum tempat proyek tetapi dalam jumlah yang berkisar antara 4 sampai 6 dari berat biasanya sudah cukup memadai. Bentonite harus dicampur merata dengan air sehingga campurannya tidak menggumpal. Adonan seharusnya mampu membentuk lapisan penyaring filler cake pada dinding seumuran dan mengikat pertikel – partikel galian yang terkecil kira – kira di bawah 6 mm dalam suspensi. Seringkali jika tanah setempat sangat pekat, tanah ini dipakai sebagai campuran untuk mendapatkan adonan yang cukup memadai. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memakai metode ini adalah : 1 Jangan membiarkan adonan terlalu lama dalam sumuran sehingga akan terbentuk lapisan penyaring yang terlalu tebal pada dinding sumuran karena lapisan yang tebal sukar digeser oleh beton selama pengisian sumuran. Universitas Sumatera Utara 2 Memompa adonan keluar dan partikel – partikel yang lebih besar dalam suspensi dipisahkan dengan memakai adonan “ conditioned” yang dikembalikan lagi kedalam sumuran sebelum dibeton. 3 Hati – hati saat menggali lempung melalui adonan. Setelah sumuran selesai digali, tulangan kerangka dimasukkan kedalam sumuran dan sebuah corong pipa tremie. Beton dipompa dengan hati – hati sehingga corong pipa selalu terendam dalam beton sehingga hanya ada sedikit daerah yang terkontaminasi oleh adonan. Beton tampaknya cukup mampu menggantikan partikel – partikel adonan dari kerangka tulangan, sehingga akan terjadi tulangan yang baik.

2.4.2. Pemakaian PilarTiang yang Dibor

Dokumen yang terkait

Analisis Daya Dukung Pondasi Bored Pile Diameter 0,8 Meter Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Sapadia Medan

17 153 144

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Serta Perhitungan Penurunan Pondasi Tiang Tunggal Pada Proyek Pembangunan Cargo – Bandara Kualanamu Medan

12 157 111

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

34 104 146

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

0 0 17

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

0 0 1

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

0 1 6

Analisis Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Bor Tunggal Diameter 0,6 Meter Menggunakan Data Sondir, SPT, Uji Beban Statik, dan PDA pada Proyek Pembangunan Hotel Sapadia Medan

1 2 45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum - Analisis Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Bor Tunggal Diameter 0,6 Meter Menggunakan Data Sondir, SPT, Uji Beban Statik, dan PDA pada Proyek Pembangunan Hotel Sapadia Medan

0 4 68

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA DUKUNG AKSIAL PONDASI TIANG BOR TUNGGAL DIAMETER 0,6 METER MENGGUNAKAN DATA SONDIR, SPT, UJI BEBAN STATIK, DAN PDA PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAPADIA MEDAN

0 0 19

Analisis Daya Dukung Pondasi Bored Pile Diameter 0,8 Meter Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Sapadia Medan

0 2 45