e Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di
bawah permukaan tanah. Dalam hal ini, yang paling baik adalah tiang baja dan tiang beton yang dicor di tempat.
Haruslah diamati pula kondisi beban besar, penyebaran, arah dan lain-lain, sifat dinamis bangunan atas statis tertentu atau statis tak tentu, kekakuan dan
sebagainya, kegunaan dan kepentingan bangunan atas, kesulitan pemeliharaan dan bahan-bahan untuk bangunan. Misalnya penurunan pondasi jenis pondasi yang akan
dipakai tergantung kepada, apakah sifat bangunan itu mengizinkan atau tidak, terjadinya penurunan pondasi. Apabila jenis struktur bangunan diatasnya telah
ditetapkan, maka sulit sekali memilih pondasi yang ekonomis. Misalnya, suatu jembatan direncanakan sebagai balok menerus, bila penurunan pondasi tidak boleh
terjadi, seringkali biaya pembuatan pondasi menjadi amat tinggi, tergantung pada macam pondasi. Sebaliknya, bila bangunan atas dianggap sebagai balok sederhana
dan penurunan diizinkan pada pondasi maka biaya pengerjaan biaya bangunan atas meningkat, walaupun biaya pengerjaan pondasi menjadi lebih kecil. Secara
keseluruhan, jembatan menjadi lebih ekonomis. Agar diperoleh perencanaan yang ekonomis dan rasionil, maka perlu diadakan pengamatan menyeluruh terhadap
pengerjaan bangunan atas dan pondasi seperti disebutkan diatas Sosrodarsono, 2000.
2.2. Penetrometer Statis Static Penetrometer
Penetrometer statis di Indonesia dikenal dengan sebutan sebuah alat sondir Belanda Dutch penetrometer atau Dutch deepsounding apparatus atau disebut juga
Universitas Sumatera Utara
percobaan penetrasi kerucut Cone Penetration Test = CPT. Penetrometer ini dipakai secara luas di Indonesia. Ada dua macam alat sondir yang umum digunakan
Soedarmo, 1993. 1
Sondir ringan dengan kapasitas = 2,50 ton 2
Sondir berat dengan kapasitas = 10 ton Pemeriksaan Penyelidikan Tanah dengan Alat Sondir
Tujuan :
Untuk menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat tanah setiap kedalaman pada alat sondir.
Alat-alat yang digunakan :
1 Mata sondir, sebuah alat khusus yang dapat melakukan penetrasi ke dalam
tanah konus biasa tunggal dan konus gandabikonus. Untuk bikonus yang biasa digunakan Dutch Cone Penetrometer jenis Begemann dengan
kapsitas maksimum 250 kgcm
2.
2 Perlengkapan-perlengkapan lain :
- 4 buah baja kanal dan jangkarangker
- 2 buah manometer dengan kapasitas masing-masing
Sondir ringan : 0 sampai 50 kgcm
2
0 sampai 250 kgcm
2
Sondir berat : 0 sampai 59 kgcm
2
dan 0 sampai 600 kgcm
2
- 2 buah kunci Inggris kunci pas
Universitas Sumatera Utara
- Linggis alat penggali lain
- Rol meter dan waterpass
- Tangkistang pemutar angker dan lain-lain.
Persiapan
a Semua alat diperiksa, dibersihkan, kemudian dibawa kelapangan
tempat penyelidikan. b
Angker dipasang pada jarak ± 1,00 meter. c
Alat sondir dipasang pada kedua angker dan dipasang baja kanal sedemikian rupa, sehingga alat sondir berdiri tegak lurus pada tanah
dan dilem dengan angker. d
Kamar instalasi diberi oli, untuk menekan pegas dan manometer. e
Pipa yang berisi castor oli diperiksa apakah berisi udara atau tidak.
Pelaksanaan 1.
Pasang konus atau bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung alat penyambungnya dan dijepitkan pada kamar instalasi.
2. Tekan pipa untuk memasukkan konus atau bikonus sampai kedalaman
20 cm. 3.
Penekanan batang : -
Apabila digunakan konus biasa, maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada perlawanan penetrasi konus ppk atau
� -
Apabila digunakan bikonus, maka penetrasi ini pertama-tama menggerakkan ujung konus ke bawah sedalam = 4 cm dan
Universitas Sumatera Utara
bacalah manometer sebagai perlawanan penetrasi konus ppk. Penekanan selanjutnya terhadap konus dan selubung mantel
ke bawah sedalam = 8 cm, bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan jp yaitu perlawanan penetrasi konus ppk
dan hambatan lekat atau cleef c. 4.
Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur. Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa
sedalam = 20 cm. 5.
Pekerjaan sondir dihentikan apabila : -
Pembacaan pada manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan harga 150 kgcm
2
dan sondir ringan sudah mencapai kedalaman 30 meter.
- Alat sondir terangkat keatas, sedangkan pembacaan manometer
belum menunjukkan angka yang maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan pada baja kanalangker.
Analisis prhitungan
Hambatan lekat : HL = JP
– PK .................................................................................2.1 Dalam hal ini :
JP = Jumlah Perlawanan PK = Perlawanan Penetrasi Konus
= faktor koreksikalibrasi alat
Universitas Sumatera Utara
= A = tahapan pembacaan 20 cm
2
B = =
cm cm
= 10 Jumlah hambatan lekat :
JHL
i
= Ʃ HL..........................................................................................2.2 i = kedalaman lapisan tanah yang ditinjau.
Hasil – hasil perhitungan ini digambarkan dalam kertas grafikkurva yang
telah tersedia.
Gambar 2.2. Alat sondir dengan konus biasa Soedarmo, 1993
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Alat sondir dengan bikonus Soedarmo, 1993 Tabel 2.1. Harga
– harga Empiris ϕ dan Dr Pasir dan Lumpur Kasar Berdasarkan Sondir
Penetrasi konus PK = q
c
kgcm
2
Densitas relatif Dr
Sudut geser dalam °
20 -
25 – 30
20 – 40
20 – 40
30 – 35
40 – 120
40 – 60
35 – 40
120 – 200
60 – 80
40 – 45
200 80
45 Soedarmo, 1993
2.3. Penetrometer dinamis Dynamic penetrometer