BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pejudian telah dikenal sejak lama sepanjang sejarah di tengah masyarakat. Sejak zaman dahulu, masalah perjudian merupakan suatu kenyataan atau
gejalah sosial, yang berbeda hanyalah pandangan hidup dan cara permainannya. Kehidupan masyarakat yang mempunyai tata aturan kehidupan, dengan arti
dan tujuan tertentu berusaha menanggulangi masalah ini. Usaha prefentif dan represif oleh pemerintah pun telah dilakukan, namun perjudian terasa semakin menjamur di
tengah-tengah dan diseluruh lapisan masyarakat. Karena bagaimanapun kenyataannya di dalam masyarakat, perjudian dapat
menimbulkan berbagai akibat negatif yang membahayakan dan meresahkan masyarakat, seperti sering terjadinya pencurian, hancurnya kehidupan rumah tangga,
perkelahian, rusak moral generasi muda pemalas dan emosional , serta identik dengan maraknya penjualan minuman keras dan pelacuran mabuk-mabukan dan
perzinahan . Semua ini terjadi karena orang yang kalah berjudi akan goncang jiwanya dan
akan berusaha untuk mendapatkan gantinya dengan cara yang cepat dan mudah tanpa mengindahkan norma-norma susila dan agama. Sebaliknya apabila seseorang menang
dalam perjudian, ia akan terdorong untuk mengeluarkan harta ke jalan yang sesat
karena ia mendapatkan harta dengan cara yang mudah dan cepat tanpa harus banyak bekerja, seperti mabuk, berzinah dan perbuatan lainnya yang tidak bermanfaat.
Islam melarang bermain judi karena permainan judi itu dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan antara pemain-pemain itu sendiri, kendati nampak dari
mulutnya bahwa mereka telah saling merelakan sebab bagaimanapun akan selalu ada pihak yang menang dan yang kalah, yang dirampas dan yang merampas. Sedang yang
kalah apabila diam, maka diamnya itu penuh kebencian dan mendongkol, dia marah karena angan-angannya tidak dapat tercapai. Dia mendongkol karena taruhannya itu
sial. Kalau dia ngomel, maka ia ngomeli dirinya sendiri, karena derita yang dialami dan tangannya yang menaruhkan taruhannya dengan membabi buta.
1
Walaupun perjudian itu telah dilarang oleh agama Islam, dan pemerintah dengan segala macam hukumannya tetapi sampai sekarang masih ada orang yang
membuka arena perjudian. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja tidak boleh malas, oleh
karena itu Islam menyuruh untuk menjauhi judi, karena dengan adanya permainan judi itu akan membuat seseorang berangan-angan, apabila ia menang maka akan
menjadi kaya-raya tanpa usaha dan kerja keras. Sedangkan apabila ia kalah, maka kerugiannya itu mendorong pihak yang kalah untuk mengulangi lagi dengan ulangan
yang kedua, sehingga dapat menutup kerugiannya yang pertama. Sedangkan yang menang, karena didorong oleh lezatnya menang, maka ia tertarik untuk mengulangi
1
Yusuf Qardhowi, Halal dan Haram Dalam Islam, Alih Bahasa Muamal Hamidi, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1999, h. 418.
lagi kemenangannya yang sedikit itu mengajak untuk dapat lebih banyak. Sama sekali dia tidak ada keinginan untuk berhenti dan makin berkurang pendapatannya, makin
dimabuk oleh kemenangan sehingga dia beralih dari kemegahan kepada suatu kesusahan yang mendebarkan.
Begitulah berkaitnya putaran dalam permainan judi, sehingga hampir kedua putaran ini tidak pernah berpisah. Dan inilah rahasia terjadinya pertumpahan darah
antara pemain-pemain judi, Padahal belum pernah tercatat dalam sejarah ada orang kaya karena judi dan perjudian itu sendiri dapat mengakibatkan roda kehidupan
menjadi terbengkalai, karena selamanya pemain judi sibuk dengan sesamanya. Sehingga lupa akan kewajibannya kepada Tuhan, kewajiban dirinya, keluarga, dan
kewajibannya akan umat.
2
Dengan adanya latar belakang diatas, maka penulis ingin mengangkat judul skripsi ini, karena sampai sekarang masih ada orang yang membuka arena perjudian,
sehingga memberikan peluang orang untuk bermain judi.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah