Unsur-unsur Perjudian Dalam KUHP

ialah bridge, domino, dan sebagainya. Sedangkan yang dapat digolongkan dengan judi ialah dadu, dua puluh satu, rouletre, tombula, totalisator pada pacuan kuda, pertandingan sepak bola, apa yang disebut main buntut dan sebagainya. 28

B. Unsur-unsur Perjudian Dalam KUHP

Unsur-unsur: Pasal 303 1 Ke 1. : -Dengan tidak berhak - Memajukan: Atau - Memberi kesempatan - berjudi - sebagai mata pencaharian Atau - Turut campur - Dalam perusahaan main judi - Dengan sengaja Dalam ayat 1 ini dua jenis kejahatan: - Mengajukan atau memberikan kesempatan berjudi sebagai mata pencaharian. - Turut campur dalam perusahaan main judi. 28 R. Sugandhi, KUHP Dengan Penjelasannya, Surabaya : Usaha Nasional,1998 , h. 323. Mengajukan Perbuatan mengajukan berarti setiap pemberitahuan secara tertulis maupun secara lisan yang memberikan kesempatan oleh pelaku yang mengajukan. Pemberitahuan dari seorang, bahwa orang lain memberikan kesempatan, tidak berarti mengajukan. Memberi Kesempatan Memberi kesempatan adalah setiap perbuatan membuka kesempatan, bukan memperkenankan, menyediakan alat atau alat-alat judi. Berjudi Perjudian adalah suatu permainan yang hasil kemenangannya hanya tergantung pada untung-untungan saja. Permainan adalah cara bermain, dimana para pihak turut serta secara aktif, sedangkan pertaruhan adalah menentukan suatu hadiah atas kebenaran suatu perkiraan atau terkaan yang disangkal dan tetap. Ayat 3 memuat ketentuan tentang pengertian berjudi, Ayat 3 ini merupakan interpretasi authentik. Unsur-unsur ayat 3 adalah sebagai berikut: - Main judi berarti: - Tiap-tiap permainan yang: Kemungkinan hasil kemenangannya pada umumnya tergantung pada: - Untung-untungan saja. - juga kalau kemungkinan hasil kemenangannya akan bertambah besar: - karena pemain lebih pandai atau lebih cakap. 29 - Main judi meliputi juga: - Segala pertaruhan tentang: - Hasil keputusan perlombaan atau permainan lainnya yang: - turut berlomba - turut bermain - Pertaruhan-pertaruhan lain: Berdasarkan rumusan ayat 3, suatu permainan dapat dinyatakan sebagai permainan judi, apabila memenuhi syarat sebagai berikut: - Penentuan kemenangan tergantung pada untung-untungan yang berarti, bahwa terdapat spekulasi dari para pelaku. - Juga hasil kemenangan yang tergantung pada untung-untungan itu akan bertambah besar, karena orang-orang yang bermain dalam permainan lebih pandai, lebih cakap lebih terampil, di sini terdapat pengurangan resiko yang mungkin akan diderita atas spekulasi. Mungkin orang-orang yang bermain dalam suatu permainan lebih pandai, lebih terampil, lebih cakap, lebih ulung, hingga hasil kemenangan bagi pelaku akan bertambah besar, tetap permainan itu dapat dinyatakan sebagai permainan judi. Dalam ayat 3 itu selanjutnya diadakan perluasan penafsiran atas pengertian permainan judi sebagai berikut: 29 Moch Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus KUHP Buku II, Bandung : Alumni Bandung, 1986, h.255-256. - Permainan judi meliputi juga setiap jenis pertaruhan atas keputusan: - Setiap jenis perlombaan - Setiap jenis permainan Dimana para pelaku tidak turut serta dalam perlombaan atau permainan itu. Misalnya: - Pertandingan sepak bola: para pelaku tidak turut serta. -Dalam permainan ketangkasan, misalnya lempar panah, seorang melempar panah, sedangkan para pelaku yang tidak melempar, memasang. Ketangkasan yang menentukan hasil kemenangan tidak termasuk permainan judi, kecuali orang-orang yang tidak melakukan ketangkasan turut serta melakukan pertaruhan. Selanjutnya dapat dikemukakan, bahwa undian tidak termasuk permainan judi, berhubung undian bukan merupakan permainan. Penyelenggaraan undian didasarkan atas UU No. 22 Tahun 1954 Tentang Undian, dimana ditetapkan, bahwa penyelenggaraan undian harus ada izin Menteri Sosial. 30 Sebagai Mata Pencaharian BEDRIJF Mata pencaharian pada umumnya merupakan usaha untuk mencari makan guna kelangsungan hidupnya. Dan ini dapat dinyatakan, apabila dilakukan secara berulang. Suatu perbuatan dalam mata pencaharian dapat tampak secara nyata apabila perbuatan dibayar. Tetapi juga dapat disimpulkan dari pembayaran bahwa terdapat perbuatan dalam mata pencaharian, meskipun tidak terjadi pengulangan atas perbuatan itu. 30 Ibid., h. 256-257. Turut Campur Dalam Perusahaan Main Judi Turut campur atau turut serta dalam suatu perusahaan dapat meliputi perbuatan- perbuatan: - Menyediakan keuangan untuk usaha itu. - Turut serta dalam organisasi. - Membina atau meningkatkan pendirian atas usaha itu. Pelaku-pelaku itu melakukan perbuatan-perbuatan turut serta untuk kepentingan peningkatan atau pemberian kesempatan permainan judi. Dengan Tidak Sah Penyelenggaraan permainan judi dapat diizinkan oleh Menteri Dalam Negeri, berdasarkan UU No. 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Penyelenggaraan permainan judi tanpa izin Menteri Dalam Negeri oq Gubernur adalah penyelenggaraan permainan judi yang tidak sah. Dengan Sengaja Lihat penjelasan pasal-pasal lainnya. Unsur-unsur: Pasal 303 1 Ke -2. - dengan tidak sah. - memajukan atau memberi kesempatan berjudi: - kepada umum - Turut campur dalam perusahaan perjudian itu. - Biarpun diadakan sesuatu syarat atau cara dalam hal memakai kesempatan itu. Kepada Umum Kepada umum dapat dipenuhi cukup dengan ruangan atau gedung. Penjelasan unsur-unsur lain lihat penjelasan ayat ke-1. Unsur-unsur Pasal 303 1 Ke-3: - Turut main judi - Sebagai mata pencaharian Lihat penjelasan ke 1 dan ke 2 Pasal 303 2 Ketentuan pasal 303 1 ke 1 dan ke 2 menetapkan hukuman tambahan bagi pelaku yang melakukan kejahatan ini karena kerjaannya. Hukuman tambahan itu adalah pencabutan hak melakukan pekerjaan itu. Pasal 303 3 Penjelasan lihat pada pasal 303 1 ke 1 tentang pengertian berjudi. Ketentuan dalam ayat 3 ini merupakan penafsiran secara authentik atas istilah Berjudi. 31 31 Ibid., h.257-259. Sedangkan tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat 1 angka 1 KUHP itu terdiri dari unsur-unsur obyektif: 1. Barangsiapa. 2. Menggunakan kesempatan yang terbuka untuk berjudi. 3. Yang sifatnya bertentangan dengan salah satu dari ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal 303 KUHP. Unsur obyektif pertama, orang yang apabila, ia terbukti memenuhi unsur- unsur selebihnya dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat 1 angka 1 KUHP, maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut. Unsur obyektif kedua, memakai kesempatan yang terbuka untuk berjudi, bukan setiap pemakaian kesempatan untuk berjudi, misalnya dengan berjualan di tempat dimana kesempatan untuk berjudi itu telah diberikan oleh seseorang. Melainkan hanya pemakaian kesempatan dengan berjudi atau main judi. Unsur obyektif ketiga dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat 1 angka 1 KUHP itu ialah unsur yang sifatnya bertentangan dengan salah satu dari ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal 303 KUHP. 32 32 Laminting, Delik-Delik Khusus Tindak Pidana Melanggar Kesusilaan dan Norma-norma Patutan, Bandung : CV. Mondar Maju, 1990 , h.349-351. Maksud dari bertentangan dengan salah satu dari ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal 303 KUHP itu ialah bukan bertindak sebagai orang yang memberikan kesempatan untuk berjudi melainkan sebagai orang yang memakai kesempatan untuk berjudi. Tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat 1 angka 2 KUHP itu juga, hanya terdiri dari unsur-unsur obyektif, masing-masing yakni: 1. Barangsiapa. 2. Ikut serta berjudi. 3. Di atas atau di tepi jalan umum atau di suatu tempat yang terbuka untuk umum. Unsur obyektif pertama menunjukkan orang yang apabila orang tersebut memiliki unsur-unsur selebihnya dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat 1 angka 2 KUHP, dan penyelenggaraan dari perjudian yang bersangkutan itu ternyata tidak mendapat izin dari kekuasaan yang berwenang, maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut. Unsur obyektif kedua dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat 1 angka 2 KUHP ialah unsur turut serta berjudi. . Unsur obyektif ketiga, dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat 1 angka 2 KUHP ialah unsur di atas atau di tepi jalan umum atau di suatu tempat yang terbuka untuk umum. Untuk dapat disebut sebagai jalan umum, tidaklah perlu suatu jalan itu harus dibuat atas nama pemerintah, akan tetapi juga dapat merupakan jalan kepunyaan seseorang atau yang terdapat di atas tanah hak milik seseorang, yang pemiliknya telah diperuntukkan sebagai jalan umum. Maksud dengan tempat yang terbuka untuk umum itu ialah, tempat yang dapat didatangi oleh setiap orang yang ingin datang ke tempat tersebut. Kenyataan bahwa, pada suatu saat tertentu, tempat tersebut sedang ditutup untuk umum, tidak menghilangkan sifatnya sebagai tempat yang terbuka untuk umum. 33 Pasal 303 bis ayat 2 : Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dau tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran-pelanggaran ini, dapat dikenakan pidana penjara, selama-lamamya enam tahun atau denda setinggi-tingginya lima belas juta rupiah. Penjelasanya : Sebelum adanya Undang-undang penertiban perjudian tanggal 6 Nopember 1974, orang yang mempergunakan kesempatan main judi yang diadakan dengan melanggar pasal 303, dikenakan pasal 542 KUHP. Tetapi sejak adanya Undang-undang penertiban perjudian ini, maka orang yang mempergunakan kesempatan main judi yang diadakan dengan melanggar pasal 303 tersebut dikenakan 33 Ibid.., h. 351-355. pasal 303 bis. Sedang orang yang membuka perusahaan perjudian diancam pidana dalam pasal 303 KUHP.

C. Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Perjudian