berdasarkan keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan jenis kegiatan yang diajukan masyarakat.
e. Tim Pemantau
Tim pemantau adalah warga desa yang secara sukarela menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang
ada di desa. Keangotaannya berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa. Jumlah anggota tim pemantau sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah. Hasil pemantauan kegiatan disampaikan saat musywarah desa dan atar desa jika diperlukan.
I.5.2.7 Kegiatan Pokok Program PNPM Mandiri Pedesaan
Lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan pada prinsipnya adalah peningkatan kesehjateraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin pedesaan
secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat terutama masyarakat miskin, kelompok perempuan dan komunitaskelompok yang terpinggirkan ,
meningkatnya kapsitas kelembagaaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
Usulan kegiatan yang dapat didanai dalam PNPM Mandiri Pedesaan dapat diklasifikasikan atas 4 jenis kegiatan yang meliputi :
1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat
memberikan jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.
2. Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk
kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3. Kegiatan peningkatan kapasitasketrampilan kelompok usaha ekonomi
terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan
produksi berbasis sumber daya lokal. 4.
Penambahan Modal Simpan Pinjam untuk kelompok Perempuan SPP .
1.5.2.8 Indikator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Pedesaan
Edi Suharno 2008:38 mengungkapkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Pedesaan sebagai gerakan dalam perwujudan capital
building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya manusia melalui pengembangan kelembagaan, sarana dan prasarana, serta pengembangan
masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dilihat dari keberdayaan mereka
yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesehjateraan, dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut
dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan yaitu kekuasaan didalam, kekuasaan untuk, kekuasaan atas dan kekuasaan dengan yakni sebagai berikut:
1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar rumah
atau wilayah tempat tinggalnya, seperti kepasar, fasilitas medis, bioskop, rumah ibadah, kerumah tetangga. Tingkat mobilitas ini
dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian. 2.
Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari beras, minyak
tanah, minyak goreng, bumbu: kebutuhan dirinya minyak rambut,
Universitas Sumatera Utara
sabun mandi, rokok, bedak, sampo. Individu dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika dia dapat membuat keputusan
sendiri tanpa meminta izin pasangannya: terlebih jika dia dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya
sendiri. 3.
Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk membeli barang-barang sekunder dan tersier, seperti lemari pakaian,
tv, radio, Koran, majalah pakaian keluarga. Seperti halnya indikator diatas, poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat membuat
keputusan sendiri tanpa meminta izin pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli barang-barang tersebut dengan mengunakan uangnya
sendiri. 4.
Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga; mampu membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suamiistri
mengenai keputusan keluarga. Misalnya mengenai renovasi rumah, pembelian hewan ternak, memperoleh kredit usaha
5. Kebebasan Relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya
mengenai apakah dalam satu terakhir ada seseorang suami, istri, anak-anak yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa
izinnya; yang melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja diluar rumah
6. Kesadaran hokum dan politik: mengetahui nama salah seorang
pegawai pemerintahan desakelurahan; seorang anggota DPRD
Universitas Sumatera Utara
setempat; nama presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hokum-hukum waris.
7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes; seorang dianggap
berdaya jika ia terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain melakukan protes.
8. Jaminan ekonomi dalam kontribusi terhadap keluarga; memiliki
rumah, asset, tanah, tabungan, seseorang dianggap memiliki poin tinggi jika ia memilki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah
dari pasangannya.
1.5.3 Pembangunan Desa 1.5.3.1