Dari data, diketahui bahwa terjadinya penurunan kadar abu untuk arang sebelum dan setelah aktivasi. Hasil sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dengan
batasan 10 untuk arang aktif serbuk. Adanya abu berlebih dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pori-pori karbon aktif sehingga luas permukaan karbon
aktif semakin berkurang.
4.1.5 Analisa Morfologi Permukaan Arang aktif dengan Scanning Electron
Microscopy SEM
Analisa morfologi permukaan arang aktif dilakukan untuk melihat pori-pori arang yang dihasilkan dari proses karbonisasi dan aktivasi. Dari foto SEM pada gambar
4.2 untuk arang hasil karbonisasi memperlihatkan bahwa permukaan arang masih ditutupi oleh deposit hidrokarbon sehingga dapat menutupi pori – pori dan
mengakibatkan luas permukaan arang berkurang serta daya adsorpsi menurun. Sedangkan untuk arang aktif yang telah diaktivasi dengan H
2
SO
4
10, dari foto SEM pada gambar 4.8 memperlihatkan bahwa bagian permukaan arang aktif
relatif bebas dari deposit hidrokarbon dan permukaannya lebih luas serta pori- porinya terbuka sehingga memiliki daya adsorpsi yang tinggi.
Hasil foto Scanning Electron Microscopy SEM dapat dilihat pada gambar 4.2 dan 4.3 dibawah ini :
Gambar 4.2 Morfologi permukaan arang hasil karbonisasi dengan perbesaran 10000 kali
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Morfologi permukaan arang aktif setelah diaktivasi dengan perbesaran 10000 kali
4.1.6
Particle Size Analyzer PSA
Ukuran pori arang aktif dilakukan dengan menggunakan Particle Size Analyzer PSA dengan membandingkan nilai refraktif indeks dari fase pendispersi dan fase
terdispersinya. Nilai refraktif indeks untuk arang aktif dilakukan dengan menggunakan alat refraktometer ABBE. Dari grafik yang dilampirkan
menunjukkan distribusi rata-rata partikel sebelum aktivasi sebesar 152,95915 �m
dengan nilai transmitansi 82,7 sedangkan setelah aktivasi sebesar 104,43677 �m
dengan nilai transmitansi 91,7. Hasil menunjukkan bahwa arang aktif setelah aktivasi memiliki ukuran pori yang lebih besar dari arang sebelum aktivasi, Hal
ini karena dengan penambahan aktivator H
2
SO
4
10 dapat membuka permukaan arang yang semula tertutup oleh deposit hidrokarbon dan volume kontraksi pada
proses karbonisasi sehingga memberikan pengaruh yang besar untuk ukuran pori yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.7 Karakterisasi Penentuan Mutu Minyak Goreng Bekas