BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
4.1.1. Preparasi Tempurung Kemiri Menjadi Arang Aktif
Dari 150 gram tempurung kemiri didapatkan arang sebanyak 50 gram untuk hasil karbonisasi dan hasil akhir sebanyak 49,26 gram setelah diaktivasi dengan H
2
SO
4
10. Hasil preparasi arang tempurung kemiri hingga menjadi arang aktif dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini :
Tempurung kemiri arang hasil karbonisasi arang aktif setelah aktivasi Gambar 4.1. Hasil preparasi tempurung kemiri menjadi arang aktif
Aktivasi dengan H
2
SO
4
10 bertujuan untuk melarutkan tar dan mineral organik yang dihasilkan dari proses karbonisasi sehingga pori-pori arang aktif akan
terbuka dan daya adsorpsi akan semakin meningkat.
4.1.2 Rendemen Arang Tempurung Kemiri
Rendemen yang diperoleh hasil preparasi arang aktif sebesar 32,84 . Dari hasil dapat dilihat bahwa massa arang aktif yang diperoleh hanya sedikit. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena tingginya suhu karbonisasi dan tinggalnya arang pada proses penyaringan yang mempengaruhi hasil akhir arang aktif.
4.1.3 Kadar Air
Kadar air untuk arang sebelum diaktivasi dan setelah diaktivasi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1. Hasil analisa kadar air Jenis Arang
Kadar Air Sebelum aktivasi
Setelah Aktivasi Arang Tempurung Kemiri
8,79 6.88
Dari data, diketahui bahwa terjadinya penurunan kadar air tempurung kemiri untuk sebelum dan setelah aktivasi, menurut Standar Nasional Indonesia SNI
kualitas arang aktif baik apabila tidak lebih dari 15 untuk arang aktif serbuk. Hal ini menandakan bahwa arang yang dihasilkan sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia. Kadar air adalah faktor yang mempengaruhi proses penyerapan, jika kadar air yang dihasilkan besar maka daya serap arang aktif terhadap cairan
semakin kecil.
4.1.4 Kadar Abu
Pada penelitian yang dilakukan kadar abu arang aktif dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
Tabel 4.2 Hasil analisa kadar abu Jenis Arang
Kadar Abu Sebelum aktivasi
Sesudah Aktivasi Arang Tempurung Kemiri
3,93 0,49
Universitas Sumatera Utara
Dari data, diketahui bahwa terjadinya penurunan kadar abu untuk arang sebelum dan setelah aktivasi. Hasil sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dengan
batasan 10 untuk arang aktif serbuk. Adanya abu berlebih dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pori-pori karbon aktif sehingga luas permukaan karbon
aktif semakin berkurang.
4.1.5 Analisa Morfologi Permukaan Arang aktif dengan Scanning Electron