Analisis Text Pada Pemberitaan Mengenai Partai Politik Nasional

33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Wacana Pemberitaan Partai Politik Nasional Demokrat di

Kolom “Indonesia Memilih” Harian Umum Media Indonesia Hasil penelitian ini dilakukan menggunakan teknik analisis Teun A. Van Dijk. Dimana menurut Van Dijk analisis wacana itu bukan hanya teks saja, tapi terdiri dari tiga dimensi yang penting, yaitu teks, kognisi sosial dan analisi sosial atau konteks sosial. Yang pertama, struktur teks. Dalam struktur teks ini dijelaskan menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan suatu peristiwa tertentu. Yang kedua kognisi sosial akan mempelajari bagaimana proses produksi suatu teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Dan dimensi yang ketiga adalah konteks sosial dimana akan dipelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat terhadap suatu masalah. 1 Peneliti akan membahas mengenai pembertiaan partai politik Nasional Demokrat di kolom “Indonesia Memilih” harian Media Indonesia. Disini peneliti akan melihat bagaimana Media Indonesia mewacanakan pemberitaan partai politik Nasional Demokrat di kolom “Indonesia Memilih” yang dilihat dari teks, kognisi sosial dan analisis sosial.

1. Analisis Text Pada Pemberitaan Mengenai Partai Politik Nasional

Demokrat di Kolom “Indonesia Memilih” Peneliti akan membahas analisis wacana pemberitaan mengenai partai politik Nasional Demokrat pada kolom “Indonesia Memilih” harian 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h 274-275 Media Indonesia yang dimulai dengan analisis dari teks berita tersebut. Dalam menganalisis teks Van Dijk membagi teks kedalam tiga tingkatan atau struktur. Struktur yang pertama, struktur makro. Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks. Kedua, superstruktur yang merupakan kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan. Dan yang ketiga, struktur mikro adalah makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. 2 Dalam menganalisis teks menurut Van Dijk peneliti akan menjelaskannya sebagai berikut: Analisis Teks Berita 1 : Rabu, 15 Januari 2014 “Partai NasDem Paling Positif”

a. Makro

Struktur makro ini diamati dengan melihat tema atau topik pemberitaan. Tema atau topik pada teks pertama: “Partai NasDem menjadi partai yang mendapat pemberitaan bernada positif dalam hasil survei yang dilakukan Pol-Tracking. ”

b. Superstruktur

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan. Skema pemberitaan pada teks pertama sebagai berikut: 1 Bagian awal ada berita mengenai hasil survei dari Pol-Tracking mengenai partai-partai yang mendapat pemberitaan positif. 2 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 228 “…pemberitaan bernada positif tertinggi selama 2013 dengan meraih 34,54.” paragraf 1. “Posisi kedua ditempati dengan Partai Hanura dengan 31,9, selanjutnya PDIP 26,26, dan Gerindra 26,19.” paragraf 2. 2 Bagian tengah diisi dengan hasil survei mengenai partai yang mendapat proporsi pemberitaan negatif tertinggi dan hasil elektabilitas. Adapula pernyataan-pernyataan dari Hanta Yuda. “…dalam hal pemberitaan bernada negatif, PKS mendapat proporsi terbesar dengan 23,87, diikuti Demokrat 20,35, dan Golkar 19,1.” paragraf 4. “…tingkat elektabilitas PDIP pada Desember 2013 naik menjadi 22,44 dari 18,5 pada Oktober 2013. Elektabilitas Gerindra juga mengalami kenaikan dari 6,6 pada Oktober menjadi 8,6 pada Desember. Elektabilitas PPP dan Hanura pun mengalami peningkatan.” paragraf 5. “…Hanta mengingatkan bahwa parpol yang mendapatkan tone pemberitaan positif harus menjaga dan menghindari hal-hal yang bisa memunculkan potensi pemberitaan negatif.” paragraf 6. 3 Bagian akhir ditutup dengan pernyataan dari Wasekjen PKS, Ketua Balitbang Golkar dan Ketua Umum Partai NasDem. “…Wasekjen PKS Fahri Hamzah mengatakan sentiment negatif terhadap pemberitaan negatif parpol, khususnya bagi PKS, tidak manageble .”paragraf 10. “…Ketua Balitbang Golkar Indra J Piliang mengatakan pemberitaan parpol di media bisa sangat mengganggu dan bisa juga membantu .”paragraf 11. “Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh optimistis partainya mampu meraih 12 lebih suara bila melihat pergerakan para kader NasDem di Pulau Jawa dan di luar Jawa.”paragraf 12. c. Mikro Semantik 1 Latar Latar pada teks berita pertama terdapat dalam paragraf 1. Paragraf 1 : “NasDem menjadi partai politik yang memiliki proporsi pemberitaan bernada positif tertinggi selama 2013 dengan meraih 34,54. „Partai yang paling banyak memiliki tone pemberitaan positif tidak terlepas dari perannya sebagai oposisi dalam merespons kebijakan pemerintah,’ jelas Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda saat merilis hasil survei yang mereka lakukan sejak 1 Februari hingga 24 Desember 2013. ” 2 Detil Detil pada teks berita pertama terdapat dalam paragraf 8 dan 9. Paragraf 8 : “menurut Hanta Yuda, ada tiga hal yang harus dijaga parpol yang mendapatkan tone pemberitaan positif. Pertama, menjaga dan menghindari hal-hal yang bisa menyebabkan pemberitaan negatif. Misalnya yang berkaitan dengan kasus hukum. Kedua, parpol itu selalu membuat kebijakan politik atau gagasan baru, kreatif dan inovatif segar sehingga diberitakan positif.” Paragraf 9 : “Ketiga, selalu berpihak kepada keinginan publik, apa yang publik inginkan selalu sama dengan keinginan partai. Misalnya jika partai itu merupakan oposisi, terus memantau dan mengawal kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan keinginan publik.” 3 Maksud Maksud dari pemberitaan teks pertama ada pada paragraf 3. Paragraf 3 : “Hanta menjelaskan pemberitaan di media mengenai partai politik sangat penting dalam memberikan persepsi bagi masyarakat terhadap parpol. „Sebenarnya media sendiri yang mendapatkan sumber pemberitaan itu dari parpol. Jadi parpol perlu berhati-hati dalam kasus dan isu hukum yang sedang dihadapi,’ terangnya. ” 4 Pra-Anggapan Pra-anggapan teks berita pertama terdapat pada paragraf 12. Paragraf 12 : “Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh optimistis partainya mampu meraih 12 lebih suara bila melihat pergerakan para kader NasDem di Pulau Jawa dan di luar Jawa. ” Sintaksis 1 Koherensi Paragraf 5 : “elektabilitas PPP dan Hanura pun mengalami peningkatan.” Paragraf 7 : “lebih lanjut Hanta mengingatkan bahwa parpol yang mendapatkan tone pemberitaan positf harus menjaga dan menghindari hal-hal yang bisa memunculkan potensi pemberitaan negatif.” Paragraf 8 : “pertama, menjaga dan menghindari hal-hal yang bisa menyebabkan pemberitaan negatif. Misalnya, yang berkaitan dengan kasus hukum. Kedua, parpol itu selalu membuat kebijakan politik atau gagasan baru, kreatif dan inovatif segar sehingga diberitakan positif.” Paragraf 9 : “…apa yang publik inginkan selalu sama dengan keinginan partai. Misalnya, jika partai itu merupakan oposisi, terus memantau dan mengawal kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan keinginan publik” Paragraf 12 : “kalau kenaikannya dapat mengimbangi, atau sekitar 6 lagi…” 2 Bentuk Kalimat Paragraf 1 : “NasDem menjadi partai politik yang memiliki proporsi pemberitaan bernada positif tertinggi…” Paragraf 2 : “posisi kedua ditempati Partai Hanura dengan 31,9, selanjutnya PDIP 26,26, dan Gerindra 26,19. „wacana pencapresan jokowi bisa mengimbangi munculnya pemberitaan negatif soal kasus korupsi di PDIP’…” Paragraf 4 : “sementara itu, dalam hal pemberitaan negatif, PKS mendapat proporsi terbesar dengan 23,87...” Paragraf 8 : “…kedua, parpol itu selalu membuat kebijakan politik atau gagasan baru,…” Paragraf 9 : “ketiga, selalu berpihak kepada keinginan publik,…” Paragraf 11 : “…pemberitaan parpol di media bisa sangat mengganggu dan bisa juga membantu .” 3 Kata Ganti Paragraf 3 : “…’jadi parpol perlu berhati-hati dalam kasus dan isu hukum yang sedang dihadapi,’ terangnya.” Paragraf 10 : “…’sentimen negatif terhadap pemberitaan parpol, khususnya berita untuk PKS, tidak manageable,’ tuturnya.” Stilistik 1 Leksikon Paragraf 1 : tertinggi, Paragraf 3 : berhati-hati, Paragraf 7 : potensi , Paragraf 10 : sentiment, Paragraf 12 : optimistis Retoris 1 Grafis Pada teks berita pertama ini adanya penonjolan pemberitaan mengenai Partai NasDem yang mendapatkan proporsi pemberitaan positif tertinggi dan Partai NasDem adalah partai yang berjalan sesuai dengan keinginan rakyat. Tabel 2 Kesimpulan Analisis Teks Berita 1 Struktur Elemen Analisis Makro TemaTopik Partai NasDem menjadi partai yang mendapat pemberitaan bernada positif dalam hasil survei yang dilakukan Pol- Tracking. Superstruktur SkemaAlur Awal : mengenai hasil survei Pol-Tracking dari partai-partai politik yang mendapat pemberitaan bernada positif, dan Partai NasDem mendapat proporsi pemberitaan bernada positif tertinggi. Tengah : hasil survei pemberitaan bernada negatif tertinggi dan hasil elektabilitas partai politik. Dan didukung oleh pernyataan Hanta Yuda. Akhir : pernyataan pendukung dari Wasekjen PKS, Ketua Balitbang Golkar dan Ketua Umum Partai NasDem yang optimis NasDem meraih 12 suara. Mikro Semantik, Sintaksis, Stilistik Semantik Latar : terdapat pada paragraf 1 yang menunjukkan Partai NasDem mendapat proporsi pemberitaan bernada positif tertinggi dengan meraih 34,54 dan Hanta Yuda yang mengatakan itu tak terlepas dari perannya sebagai oposisi dalam merespon kebijakan pemerintah. Detil : terdapat pada paragraf 8 dan 9 dalam pernyataan Hanta Yuda bahwa ada tiga hal yang harus dijaga parpol yang mendapatkan tone pemberitaan positif. Maksud : terdapat pada paragraf 3 pernyataan Hanta Yuda yang menjelaskan bahwa pemberitaan di media mengenai parpol sangat penting dalam memberikan persepsi bagi masyarakat terhadap parpol. Pra-anggapan : terdapat pada paragraf 12 dalam pernyataan Surya Paloh yang optimis NasDem akan meraih 12 suara. Sintaksis Koherensi : berita ini banyak jalinan kata yang menunjukkan sebab akibat serta maksud dan tujuan, seperti kata „bahwa‟, „menyebabkan‟, „sehingga‟, „dan‟, „atau‟, „jika‟. Bentuk kalimat : berita ini banyak menggunakan kalimat yang menunjukkan bahwa kalimat itu aktif seperti „menjadi‟, „mengimbangi‟, „membuat‟, membantu‟ dan kalimat pasif seperti „ditempati‟ Kata ganti : banyak menunjuk pada narasumber dan narasumber sebagai orang kedua seperti „terangnya‟, „tuturnya‟ Stilistik Leksikon : adanya kata „tertinggi‟, „berhati-hati‟, „potensi‟, „sentimen‟, „optimistis‟. Analisis Pada analisis teks berita ini bila melihat dari struktur makro yang dilihat dari unsur tematik, Media Indonesia ingin menunjukkan bahwa Partai NasDem adalah partai yang paling banyak mendapatkan proporsi pemberitaan bernada positif pada survei tersebut, karena Partai NasDem memiliki peran sebagai partai oposisi atas kebijakan- kebijakan pemerintah. Judul berita ini dibentuk untuk membuat opini masyarakat mengarah pada Partai NasDem yang mendapat proporsi pemberitaan positif tertinggi. Pada tingkatan superstruktur dilihat dari unsur skematik, Media Indonesia lebih mengedepankan kepada pemberitaan Partai NasDem yang mendapat proporsi pemberitaan bernada positif tertinggi. Dilanjutkan pada pernyataan Hanta Yuda yang mengingatkan agar parpol yang mendapat proporsi pemberitaan positif harus bisa menjaga dan menghindari hal-hal yang bisa memunculkan pemberitaan negatif. Dan akhir berita ini juga didukung oleh ke-optimisan dari Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem. Pada struktur mikro, dilihat dari elemen semantik menunjukkan berita mengenai hasil survei yang dilakukan oleh Pol- Tracking diberitakan secara implisit seperti hasil survei mengenai parpol dengan pemberitaan negatif dan hasil elektabilitas parpol. Namun, pada pemberitaan mengenai Partai NasDem dan pernyataan Hanta Yuda mengenai parpol yang mendapat pemberitaan bernada positif diberitakan secara eksplisit. Pada elemen sintaksis, dalam berita ini ditemukan bentuk kalimat dan koherensi yang menunjukkan kalimat aktif, hubungan adanya sebab dan akibat serta yang menerangkan maksud dan tujuan bahwa Partai NasDem adalah partai yang memiliki proporsi pemberitaan positifi tertinggi dan ini dikarenakan Partai NasDem sebagai partai oposisi yang merespon semua kebijakan-kebijakan pemerintah. Pada elemen stilistik pilihan kata yang dipakai oleh Media Indonesia dalam memberitakan Partai NasDem lebih menunjukkan adanya pemberitaan positif terhadap Partai NasDem dengan tujuan untuk mengontrol opini masyarakat, dimana pada hasil survei itu menunjuk Partai NasDem sebagai partai dengan proporsi pemberitaan tertinggi. Dari berita pertama ini, Media Indonesia terlihat begitu mengarahkan pemberitaan mengenai Partai NasDem yang memiliki pemberitaan positif tertinggi kepada arah yang begitu membentuk pencitraan Partai NasDem. Dalam berita ini Partai NasDem terlihat sebagai partai yang sejalan dengan keinginan rakyat. Dengan berita ini Media Indonesia mencoba untuk menciptakan persepsi masyarakat terhadap Partai NasDem sebagai partai baru dalam Pemilu 2014. Hal ini terlihat dari hasil survei yang melihatkan dan diperkuat dengan pernyataan dari Hanta Yudha yang begitu diarahkan. Dalam berita ini melihatkan bahwa NasDem yang sejalan dengan keinginan rakyat, selalu membuat gagasan yang kreatif dan inovatif serta diuntungkan dengan kenyataan bahwa NasDem sebagai partai baru masih terhindar dari kasus korupsi. Ini menunjukkan bagaimana Media Indonesia mencoba melihatkan bahwa Partai NasDem adalah partai politik baru yang diinginkan oleh rakyat, karena NasDem merupakan partai politik baru dalam pemilu 2014. Analisis Teks Berita 2 : Kamis, 13 Februari 2014 “Partai NasDem Dinilai Properubahan” a. Makro Struktur makro ini diamati dengan melihat tema atau topik pemberitaan. Tema atau topik pada teks keenam adalah : “Lembaga Survei Jakarta LSJ mengeluarkan hasil survei yang dilakukan atas penelitian terhadap partai yang dinilai paling properubahan dan Partai NasDem menjadi partai yang paling dinilai properubahan.”

b. Superstruktur

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan. Skema pemberitaan pada teks keenam adalah sebagai berikut: 1 Bagian pembuka diawali dengan pernyataan bahwa menurut hasil survei Lembaga Survei Jakarta LSJ partai NasDem ada diurutan ke-4 dalam tingkat keelektabilitasan dan urutan pertama pada partai yang dinilai properubahan. “…elektabilitas Partai NasDem berada di posisi ke-4, mengalahkan Partai Hanura dan Partai Demokrat. Selain itu, partai besutan Surya Paloh tersebut dianggap sebagai partai yang properubahan…”paragraf 1. 2 Bagian tengah berisi tentang pernyataan-pernyataan dari manager riset LSJ yang memperkuat bahwa partai NasDem partai properubahan yang diikuti dengan hasil survei partai politik yang properubahan dan elektabilitas partai politik. “…belum masuknya kader Partai NasDem ke lembaga legislatif karena sebagai partai baru juga menguntungkan partai tersebut karena terhindar dari berbagai kasus korupsi yang saat ini menjerat sejumlah partai politik…”paragraf 4. “…hasilnya Partai NasDem berada di posisi teratas dengan 15,3, disusul Partai Gerindra 14,9, dan Hanura 12,8...”paragraf 7. 3 Bagian akhir ditutup dengan data tentang pelaksanaan survei yang dilakukan oleh LSJ yang dilakukan dengan wawancara tatap muka dan kuesioner. “…pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dan kuesioner.”paragraf 12. c. Mikro Semantik 1 Latar Latar pada teks berita keenam ada pada paragraf 6. Paragraf 6 : “…ia melanjutkan, sejumlah parpol yang dalam mengedepankan isu perubahan seperti halnya NasDem akan diminati masyarakat. Adanya komitmen yang kuat terhadap rakyat kecil juga sangat memengaruhi peningkatan elektabilitas parpol…” 2 Detil Detil pada teks berita keenam ada pada paragraf 4 dan paragraf 5. Paragraf 4 : “…ia menambahkan, belum masuknya kader Partai NasDem ke lembaga legislatif karena sebagai partai baru juga menguntungkan partai tersebut karena terhindar dari berbagai kasus korupsi yang saat ini m enjerat sejumlah partai politik…” Paragraf 5 : “…’situasi memberikan insentif elektoral bagi NasDem. Publik sudah jenuh terhadap partai-partai lama yang terlibat berbagai kasus korupsi,’ papar rendy…” 3 Maksud Maksud pada teks berita keenam ada pada paragraf 3. Paragraf 3 : “…’konsep restorasi Indonesia dipersepsikan publik sebagai jawaban atas tuntutan perubahan dalam berbagai bidang. Saat ini populer saja tidak cukup. Buat apa pilih yang populer, tapi tidak berkualitas,’ ujar rendy…” 4 Pra-Anggapan Pra-anggapan pada teks berita keenam terdapat pada paragraf 8. Paragraf 8 : “…’NasDem dipersepsikan sebagai partai yang paling punya komitmen terhadap perubahan. Konsep restorasi Indonesia dimaknai publik sebagai jawaban atas tuntutan perubahan dalam berbagai bidang ,’ ujarnya…” Sintaksis 1 Koherensi Paragraf 2 : “…partai NasDem diprediksi bakal bersinar dalam pemilu tahun ini karena partai itu dipersepsikan sebagai partai yang paling punya komitmen terhadap peruabahan.” Paragraf 3 : “…buat apa pilih yang populer, tapi tidak berkualitas.” Paragraf 4 : “…belum masuknya kader partai NasDem ke lembaga legislatif karena sebagai partai baru juga menguntungkan partai tersebut karena terhindar dari berbagai kasus korupsi yang saat ini menjerat sejumlah partai politik” Paragraf 6 : “…sejumlah parpol yang dalam sosialisasinya mengedepankan isu perubahan seperti halnya NasDem akan diminati masyarakat.” 2 Bentuk Kalimat Paragraf 1 : “…selain itu, partai besutan Surya Paloh tersebut dianggap sebagai partai yang properubahan” P aragraf 2 : “…partai NasDem diprediksi bakal bersinar dalam pemilu tahun ini …” Paragraf 3 : “…buat apa pilih yang populer, tapi tidak berkualitas ” Paragraf 4 : “…terhindar dari berbagai kasus korupsi yang saat ini menjerat sejumlah partai politik” Paragra f 5 : “situasi ini memberikan insentif elektoral bagi NasDem…” Paragraf 6 : “…sejumlah parpol yang dalam sosialisasinya mengedepankan isu perubahan…” 3 Kata Ganti Paragraf 4 : “ia menambahkan, …” Paragraf 6 : “ia melanjutkan, …” Paragraf 8 : “…’dimaknai publik sebagai jawaban atas tuntutan perubahan dalam berbagai bidang,’ujarnya” Stilistik 1 Leksikon Paragraf 1 : besutan, Paragraf 2 : bakal, komitmen, Paragraf 6 : diminati Retoris 1 Grafis Berita ini menekankan bahwa Partai NasDem dinilai sebagai partai yang properubahan. Partai NasDem dinilai properubahan karena belum adanya kader partai ini yang masuk dalam ke lembaga legislatif dan ini menguntungkan bagi Partai NasDem. Tabel 3 Kesimpulan Analisis Teks Berita 2 Struktur Elemen Analisis Makro TemaTopik Lembaga Survei Jakarta mengeluarkan hasil survei yang dilakukan terhadap partai yang dinilai paling properubahan dan Partai NasDem menjadi partai yang paling dinilai properubahan. Superstruktur SkemaAlur Awal : menurut hasil survei itu elektabilitas Partai NasDem ada diurutan ke-4 dan urutan pertama pada survei partai yang dinilai properubahan Tengah : pernyataan yang menguatkan bahwa Partai NasDem paling properubahan, diikuti dengan hasil survei partai politik yang properubahan dan elektabilitas partai politik Akhir : data mengenai pelaksanaan survei yang dilakukan Lembaga Survei Jakarta. Mikro Semantik, Sintaksis, Stilistik Semantik Latar : terdapat pada paragraf 6 partai politik yang mengedepankan isu perubahan seperti halnya NasDem akan diminati masyarakat. Adanya komitmen kuat terhadap rakyat kecil juga mempengaruhi peningkatan elektabilitas. Detil : terdapat pada paragraf 4 dan 5 belum masuknya kader NasDem menjadi keuntungan sendiri karena sebagai partai baru dan terhindar dari korupsi. Maksud : terdapat pada paragraf 3 konsep restorasi Indonesia dipersepsikan publik sebagai jawaban atas tuntutan perubahan. Pra-Anggapan : terdapat pada paragraf 8 bahwa NasDem dipersepsikan sebagai partai yang paling punya komitmen. Sintaksis Koherensi : menunjukkan adanya sebab akibat serta maksud dan tujuan seperti „karena‟, „yang‟, „tapi‟, „seperti‟. Bentuk kalimat : menunjukkan adanya kalimat aktif seperti „bersinar‟, „berkualitas‟, „menjerat‟, „memberikan‟, „mengedepankan‟. Kata ganti : menunjukkan narasumber sebagai orang kedua seperti „ia‟, „-nya‟. Stilistik Leksikon : adanya pilihan kata seperti „besutan‟, „bakal‟, komitmen‟, „diminati‟. Analisis Analisis teks pada struktur makro yang dilihat dari unsur tematik, berita ini menjelaskan bahwa dalam hasil survei yang dikeluarkan oleh Lembaga Survei Jakarta, Partai NasDem merupakan partai yang dinilai properubahan. Judul diatas mengindikasikan adanya pencitraan positif yang diberikan Media Indonesia terhadap Partai NasDem. Pada superstruktur yang dilihat dari unsur skematik, awal berita ini terlihat menunjukkan bahwa Partai NasDem adalah partai yang dinilai properubahan, tapi dalam elektabilitas Partai NasDem masih menempati posisi keempat. Alasan Partai NasDem menjadi partai yang dinilai properubahan karena belum masuknya kader Partai NasDem kedalam lembaga legislatif dan ini juga keuntungan dari partai baru. Pada struktur mikro unsur yang pertama unsur semantik, pada berita ini berita mengenai Partai NasDem yang dinilai properubahan diberitakan secara implisit. Tetapi berita mengenai hasil keseluruhan survei yang dilakukan secara eksplisit oleh Media Indonesia. Yang kedua unsur sintaksis, bentuk kalimat dan koherensi menjelaskan adanya kalimat aktif, adanya hubungan sebab akibat serta maksud dan tujuan dari konsep restorasi Indonesia yang dipersepsikan publik sebagai jawaban atas tuntutan perubahan dalam berbagai bidang, dan populer saja tidak cukup jika tidak berkualitas. Dan yang ketiga unsur stilistik, pilihan kata dari berita ini menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, populer saja tidak cukup tapi juga musti memiliki komitmen dan berkualitas. Analisis secara keseluruhan berita ini menunjukkan adanya pencitraan positif terhadap pemberitaan Partai NasDem dengan mengkonstruk judul berita. Judul yang dipilih terlalu melihatkan bahwa Media Indonesia mencoba untuk mengontrol opini masyarakat untuk dapat mempercayai bahwa Partai NasDem akan membawa Indonesia pada perubahan yang lebih baik. Berita ini semakin menunjukkan bahwa Media Indonesia ingin menunjukkan bahwa partai NasDem adalah partai politik yang memiliki komitmen dan konsep restorasi Indonesia. Dan juga Media Indonesia melihatkan bagaimana NasDem sebagai partai baru yang ingin membawa perubahan bangsa, ini diperkuat dengan belum adanya kader partai NasDem yang masuk dalam lembaga legislatif. Namun, sayangnya Partai NasDem belum bisa menaikkan elektabilitas partainya dengan penilaian masyarakat bahwa partai NasDem adalah partai politik yang properubahan. Selain itu, proporsi pemberitaan positif yang diterima NasDem pun belum bisa menaikkan elektabilitas. Walaupun selalu mendapatkan pemberitaan positif di media massa ini tidak menjamin bahwa akan menaikkan elektabilitas partainya. Analisis teks berita 3 : Sabtu, 29 Maret 2014 “NasDem tidak Haus Kekuasaan”

1. Makro