Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan Pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan

(1)

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI TERHADAP PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN PADA BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

NONFORMAL DAN INFORMAL (BPPNFI) REGIONAL I MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sosial)

Dalam Bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH

ANGGI PUTRI KRISTIANI 070709037

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN STUSI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STRATA – 1 MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Anggi Putri Kristiani Nim : 070709037

Departemen : Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi S-1

Judul : Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan Pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan

Tanggal : ...

Dosen Pembimbing


(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya ini adalah hasil kerja saya sendiri melalui penelitian yang saya lakukan. Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi saya ini telah saya tampilkan sebagaimana mestinya.

Medan, April 2011-03-18

Anggi Putri Kristiani 070709037


(4)

ABSTRAK

Kristiani, Anggi Putri. 2011. Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan Pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan oleh pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan. Lokasi penelitian ini di Jalan Kenanga Raya No.64 Tanjung Sari Medan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan yaitu sebesar 208 orang yang secara otomatis terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Penentuan besarnya sampel berpedoman pada tabel Krejcie dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, dapat diketahui banyaknya sampel adalah 56 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan metode Proportionate Stratified Random Sampling. Pengukuran variabel dilakukan dengan skala Likert.

Pengujian validitas instrument dilakukan dengan pendekatan koefisien korelasi dan pengujian reliabilitas instrument dengan uji Cronbach Alpha. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan digunakan teknik regresi linier sederhana sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan Uji - t pada tingkat

kepercayaan 95% ( α = 0,05). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak PASW (Predictive Analytics Software) Versi 18.0

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan oleh pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan. Koefisien determinasi (R Square) hasil regresi adalah 0,829, hal ini menunjukkan bahwa 82,9% tingkat pemanfaatan perpustakaan BPPNFI Regional I Medan dipengaruhi oleh ketersediaan koleksi perpustakaan, sedangkan 17,1% dipengaruhi oleh variabel lain.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1 Pengertian Balai Pendidikan Nonformal dan Informal ... 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Pendidikan Nonformal dan Informal ... 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Pendidikan Nonformal dan Informal ... 6

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Pendidikan Nonformal dan Informal ... 8

2.1.4 Tugas Perpustakaan Pendidikan Nonformal dan Informal ... 10

2.2 Koleksi Perpustakaan ... 12

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan ... 12

2.2.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan ... 13

2.2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan ... 14

2.3 Ketersediaan Koleksi ... 15

2.3.1 Pengertian Ketersediaan Koleksi ... 15

2.3.2 Tujuan Ketersediaan Koleksi ... 15

2.3.3 Pengadaan Koleksi ... 16

2.3.4 Pengolahan Koleksi ... 18

2.3.5 Pengembangan Koleksi ... 19

2.4 Koleksi Dasar Perpustakaan Khusus ... 22

2.5 Pengguna Perpustakaan ... 23

2.5.1 Pengertian Pengguna Perpustakaan ... 23

2.5.2 Pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan ... 23

2.6 Pemanfaatan Perpustakaan ... 24

2.6.1 Tujuan Pemanfaatan ... 26

2.6.2 Frekuensi Pemanfaatan ... 26

2.6.3 Tingkat Kunjungan ... 26

2.6.4 Tujuan Kunjungan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1 Populasi ... 28

3.3.2 Sampel ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 30


(6)

3.7 Kisi-Kisi Angket ... 31

3.8 Defenisi Operasional Variabel ... 31

3.9 Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.10 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.10.1 Uji Validitas Instrumen ... 33

3.10.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 34

3.11 Analisis Data ... 34

3.12 Uji Parsial (t) ... 34

3.12 Koefisien Determinasi (R2) ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Analisis Deskriptif ... 36

4.1.1 Penjelasan Responden Terhadap Ketersediaan Koleksi (Variabel X) ... 36

4.1.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Koleksi ... 36

4.1.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Relevansi ... 38

4.1.2 Penjelasan Responden Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan (Variabel Y) ... 40

4.1.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Frekuensi Kunjungan ... 40

4.1.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Tujuan Pemanfaatan ... 42

5.1 Pengolahan Data ... 44

5.1.1 Deskripsi Data ... 44

5.1.1.1 Variabel Ketersediaan Koleksi ... 44

5.1.1.2 Variabel Pemanfaatan Perpustakaan ... 46

5.2 Pengujian Pesyaratan Analisis ... 48

5.2.1 Uji Normalitas ... 48

5.3 Analisis Statistik ... 50

5.3.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 50

5.3.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 52

5.3.3 Analisis Regresi Linear ... 52

5.3.4 Pengujian Hipotesis ... 53

5.3.5 Pengujian Koefisien Determinasi ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

6.1 Kesimpulan ... 55

6.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Penentuan Sampel ... 30

Tabel 2 : Kisi-Kisi Angket ... 32

Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Jumlah Koleksi Perpustakaan ... 37

Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Keragaman Koleksi ... 38

Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi ... 38

Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Kondisi Fisik Koleksi ... 39

Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Kemutakhiran Koleksi ... 40

Tabel 8 : Distribusi Frekuensi Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan ... 40

Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Rata-Rata Waktu Kunjungan ... 41

Tabel 10 : Distribusi Frekuensi Rata-Rata Waktu Mengunjungi Perpustakaan ... 42

Tabel 11 : Distribusi Frekuensi Rata-Rata Jumlah Buku Yang Dipinjam ... 42

Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Indikator Tujuan Pemanfaatan Perpustakaan ... 43

Tabel 13 : Statistik Ketersediaan Koleksi ... 45

Tabel 14 : Distribusi Frekuensi Data Variabel Ketersediaan Koleksi ... 46

Tabel 15 : Statistik Pemanfaatan Perpustakaan ... 47

Tabel 16 : Distribusi Frekuensi Data Variabel Ketersediaan Koleksi ... 47

Tabel 17 : Hasil Pengujian Validitas Variabel Ketersediaan Koleksi (Variabel X) ... 51

Tabel 18 : Hasil Pengujian Validitas Variabel Pemanfaatan Perpustakaan (Variabel Y) ... 52

Tabel 19 : Uji Realibilitas Instrumen ... 53

Tabel 20 : Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi Linear Coefficients Regression (a) ... 53


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Sebaran Data Ketersediaan Koleksi ... 47

Gambar 2 : Sebaran Data Pemanfaatan Perpustakaan ... 49

Gambar 3 : Uji Normalitas Data ... 50


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ... 62

Lampiran 2 : Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 65

Lampiran 3 : Rekapitulasi Jawaban Responden ... 68

Lampiran 4 : Distribusi Frekuensi Responden ... 72

Lampiran 5 : Analisis Koefisien Regresi dan Koefisien Determinasi (r2) ... 76

Lampiran 6 : Tabel Distribusi Responden (t) ... 78

Lampiran 7 : Tabel Nilai-nilai r Product Moment ... 83 Lampiran 8 : Surat Izin Observasi


(10)

ABSTRAK

Kristiani, Anggi Putri. 2011. Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan Pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan oleh pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan. Lokasi penelitian ini di Jalan Kenanga Raya No.64 Tanjung Sari Medan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan yaitu sebesar 208 orang yang secara otomatis terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Penentuan besarnya sampel berpedoman pada tabel Krejcie dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, dapat diketahui banyaknya sampel adalah 56 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan metode Proportionate Stratified Random Sampling. Pengukuran variabel dilakukan dengan skala Likert.

Pengujian validitas instrument dilakukan dengan pendekatan koefisien korelasi dan pengujian reliabilitas instrument dengan uji Cronbach Alpha. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan digunakan teknik regresi linier sederhana sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan Uji - t pada tingkat

kepercayaan 95% ( α = 0,05). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak PASW (Predictive Analytics Software) Versi 18.0

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan oleh pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan. Koefisien determinasi (R Square) hasil regresi adalah 0,829, hal ini menunjukkan bahwa 82,9% tingkat pemanfaatan perpustakaan BPPNFI Regional I Medan dipengaruhi oleh ketersediaan koleksi perpustakaan, sedangkan 17,1% dipengaruhi oleh variabel lain.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan berperan penting dalam pemeliharaan dan pengembangan budaya masyarakat, dalam pembangunan intelektual masyarakat, dan juga dalam pemeliharaan dan pengembangan mental spiritual masyarakat. Upaya untuk meningkatkan kecerdasan bangsa tidak harus selalu melalui jalur pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan nonformal dan informal. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana komunikasi informasi ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat yaitu perpustakaan. Perpustakaan merupakan pusat terkumpulnya berbagai informasi dan ilmu pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan rekaman lainnya yang diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pemakai perpustakaan.

Pentingnya perpustakaan diorganisasikan dengan baik agar memudahkan pemakai dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya, karena bahan-bahan yang ada di perpustakaan pada hakikatnya adalah himpunan ilmu pengetahuan yang diperoleh umat manusia dari masa ke masa.

Tugas pokok perpustakaan adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Untuk mendukung tugas pokok tersebut, perpustakaan melaksanakan fungsinya antara lain pendidikan, informatif, penelitian, dan rekreatif.

Setiap perpustakaan mempunyai tujuan, organisasi, anggota, dan kegiatan yang berlainan. Oleh karena adanya perbedaan dalam tujuan, organisasi induk, anggota dan kegiatan maka timbul berbagai jenis perpustakaan, salah satunya adalah perpustakaan khusus.

Perpustakaan khusus merupakan bagian dari suatu organisasi induk sehingga pembinaannya harus disesuaikan dengan tugas dan fungsi organisasi. Perpustakaan khusus mempunyai tugas pokok melayani pengguna dari organisasi atau lembaga, koleksinya berkaitan dengan visi, misi dan tujuan dari organisasi atau lembaga yang bersangkutan.

Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan merupakan salah satu jenis perpustakaan khusus yang berfungsi memenuhi kebutuhan informasi penggunanya yaitu staf pegawai, pamong belajar, tutor Pendidikan Usia Dini (PAUD), mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dan masyarakat umum.


(12)

Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan mempunyai visi menjadi perpustakaan pembina dan pengembangan perpustakaan yang profesional di tingkat regional I, misi mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam, karya tulis, dan naskah-naskah/ dokumen hasil karya budaya bangsa, meningkatkan promosi dan gemar membaca masyarakat, meningkatkan pelayanan bagi pemustaka guna mendukung kegiatan menulis, meneliti, berdiskusi, dan wisata baca, serta meningkatkan pembinaan dan pengembangan perpustakaan pada lembaga BPPNFI Regional I, sedangkan tujuan Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan memberikan layanan kepada pemustaka di lingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya.

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam sebuah perpustakaan. Besar atau kecilnya suatu perpustakaan haruslah memiliki koleksi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Koleksi perpustakaan bukan saja tergantung banyaknya jumlah namun juga harus ditinjau dari kebutuhan pemakainya dan kemutakhirannya.

Koleksi perpustakaan pada masa kini tidak hanya berupa bacaan tercetak, tetapi termasuk semua media yang memuat nilai pengetahuan dan informasi yang di koleksi perpustakaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi perpustakaan tersebut. Media yang dimaksud antara lain adalah materi informasi terekam seperti film, mikrofilm, disket data, CD, CD – ROM, dan media lain yang dapat diakses melalui saluran terpasang.

Ketersediaan koleksi bahan pustaka cukup tinggi akan mampu mendorong pemanfaatan perpustakaan yang cukup tinggi juga. Selain itu, juga dapat mendorong pengguna berkunjung ke perpustakaan.

Koleksi Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan lebih didasarkan pada nilai informasi dan pengetahuan yang berkaitan langsung dengan visi dan misi dari Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan. Koleksinya antara lain koleksi buku standar, buku referensi atau buku rujukan, dan buku modul/model untuk proses pembelajaran. Oleh sebab itu ketersediaan koleksinya memerlukan suatu kebijakan yang tepat.

Adapun rincian jumlah koleksi yang dimiliki Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan pada tahun 2008 sebanyak 3040 judul dengan total 8417 eksemplar. Koleksi judul tersebut terdiri dari 2328 judul buku teks standar dengan jumlah 6170 eksemplar, 118 judul buku referensi dengan 883 eksemplar, dan 594 judul buku modul/ model dengan 1364 eksemplar.


(13)

Untuk tahun 2009 koleksi yang dimiliki mulai meningkat 3453 judul dengan total 10.206 eksemplar. Koleksi judul tersebut terdiri dari 2663 judul buku teks standar dengan jumlah 7739 eksemplar, 164 judul buku referensi dengan 1055 eksemplar, dan 626 judul buku modul/ model dengan 1412 eksemplar.

Sedangkan frekuensi kunjungan pengguna, dimana pada tahun 2008 jumlah pengunjung perpustakaan sebanyak 1107 orang dengan siklus naik turun setiap bulannya. Begitu juga halnya pada tahun 2009 mengalami siklus yang tidak rata, akan tetapi pada tahun 2009 tersebut jumlah pengunjung mulai meningkat mencapai 1195 orang.

Penulis menggunakan data tahun 2008 dan 2009 dikarenakan penulis mulai melakukan penelitian yaitu pada akhir tahun 2010, perpustakaan belum dapat membuat memberikan data laporan akhir untuk keseluruhan dari jumlah koleksi dan tingkat kunjungan pengguna yang mana digunakan oleh penulis untuk penelitian. Sedangkan alasan penulis memilih lokasi ini untuk diteliti karena sebelumnya lokasi penelitian ini belum pernah diteliti.

Berdasarkan uraian diatas, penulis memilih judul “Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan Pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah, ”Apakah Terdapat Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan Pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan perpustakaan pada Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

a) Bagi Institusi : sebagai masukan dan sebagai bahan pertimbangan kepada Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan koleksi dan layanan informasi perpustakaan terhadap pemanfaatan perpustakaan.


(14)

b) Bagi Penulis : untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan perpustakaan oleh pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan, dan juga diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian pada topik yang sama.

c) Bagi Pembaca : sebagai bahan referensi untuk membahas masalah penelitian yang sama dan menambah pengetahuan pembaca mengenai kebutuhan informasi dan ketersediaan koleksi perpustakaan khusus.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis ini adalah, ”Adanya pengaruh yang signifikan antara ketersediaan koleksi dengan pemanfaatan Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan”.


(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal

Reitz (2004 : 673) mendefinisikan Perpustakaan Khusus (Special Library), ”A library established and funded by a commercial firm, private association, goverment agency, non profit organization, or special interest group to meet organization’s mission and goals. The scope of collection is usually limited to the interest of is host organization”. Defenisi ini menyatakan bahwa perpustakaan khusus adalah suatu perpustakaan yang dibangun dan didanai oleh suatu perusahaan komersial, assosiasi swasta, badan pemerintah, organisasi nirlaba atau kelompok interes khusus dalam rangka memenuhi atau mencapai misi dan tujuan organisasi tersebut.

Dalam Undang – Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 27 dan 28 tentang Pendidikan Nonformal dan Informal adalah:

Pendidikan Nonformal Pasal 26:

(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/ atau pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta sikap dan kepribadian profesional.

(3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

(4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta pendidikan yang sejenis.

(5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(6) Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. (7) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.


(16)

Pendidikan Informal Pasal 27:

(1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

(2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui sama dengan

pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

(3) Ketentuan mengenai pengakuan hasil pendidikan informal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Menurut Combs yang dikutip oleh Amien (2010 : 2) menyatakan bahwa:

“Pendidikan Informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa. Pendidikan Nonformal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya”.

Dari ketiga pendapat di atas memberikan pengertian bahwa Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal adalah perpustakaan khusus yang dibangun dan didanai oleh badan pemerintah dalam rangka memenuhi atau mencapai visi, misi dan tujuan lembaga tersebut yakni bidang pendidikan nonformal guna mendukung pendidikan sepanjang hayat dan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Menurut Surachman (2005 : 1) “Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi sebagai pusat informasi khusus terutama berhubungan dengan penelitian dan pengembangan”.

Perpustakaan khusus biasanya berada di bawah badan, institusi, lembaga atau organisasi bisnis, industri, ilmiah, pemerintah, dan pendidikan misalnya perguruan tinggi, perusahaan, departemen, asosiasi profesi, instansi pemerintah dan lain sebagainya.

Pendidikan Nonformal ialah salah satu pendidikan yang berbasis kepada kepentingan masyarakat. Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 16 arti dari pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.


(17)

Sedangkan dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 55 (2003) tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat disebutkan sebagai berikut :

1. Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.

2. Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.

3. Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber-dari penyelenggara, masyarakat, Pemerintah, pemerintah daerah dan/ atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis,

subsidi dana, dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

5. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Untuk itu tujuan dari pendidikan nonformal berbasis masyarakat dapat mengarah pada masyarakat yang khusus seperti pelatihan karir, perhatian terhadap lingkungan, budaya dan sejarah etnis, kebijakan pemerintah, pendidikan politik dan kewarganegaraan, pendidikan keagamaan, pendidikan bercocok tanam dan sejenisnya yang mana lembaga yang memberikan pendidikan ke masyarakat dapat dari kalangan bisnis dan industri, lembaga-lembaga berbasis masyarakat, perhimpunan petani, organisi kesehatan, organisasi pelayanan kemanusiaan, organisasi buruh, perpustakaan, museum, lembaga-lembaga keagamaan dan lain-lain.

Smith (2005 : 2) berpendapat tujuan pendidikan informal, "At one level, the purpose of informal education is no different to any other form of education. In one situation we may focus on, say, healthy eating, in another family relationships. However, running through all this is a concern to build the sorts of communities and relationships in which people can be happy and fulfilled”.

Pendapat ini menyatakan bahwa pada satu tingkat, tujuan dari pendidikan informal tidak berbeda dengan bentuk pendidikan yang lain. Dalam hal ini pendidikan informal berfokus pada tutur kata, makanan kesehatan, di dalam hubungannya dengan pendidikan informal yang lain. Namun, sejalan dengan semuanya ini menjadi perhatian untuk membangun macam komunitas dan hubungan dimana orang dapat bahagia dan merasa terpenuhi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal ialah untuk membantu tugas lembaga pendidikan nasional sebagai lembaga induk yang menaunginya dalam proses penelitian dan


(18)

pengembangan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan nonformal dan proses pembelajaran seumur hidup pada pendidikan informal.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Standar Nasional Indonesia (2007 : 7) menyebutkan Fungsi Perpustakaan Khusus adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya b.Menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga induknya c. Menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya

d.Menjadi pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembaga induknya e. Mengorganisasi materi perpustakaan

f. Mendayagunakan koleksi

g. Menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga induknya, baik cetak maupun elektronik

h.Menyelenggarakan pendidikan pengguna

i. Menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk pengembangan kompetensi sumber daya manusia lembaga induknya

j. Melestarikan materi perpustakaan, baik preventif maupun kuratif k. Ikut serta dalam kerja sama perpustakaan serta jaringan informasi l. Menyelenggarakan otomasi perpustakaan

m. Melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan n. Menyajikan layanan koleksi digital

o. Menyediakan akses informasi pada tingkat lokal, nasional, regional dan global

Menurut Herman M. Weisman yang dikutip oleh Kumar (2003 : 23) menyebutkan juga fungsi dari perpustakaan khusus (functions of special library) :

1) Selection of documents and sources of data/ information 2) Acquisition of documents and data/ information

3) Processing of documents and data/ information 4) Storage of documents and data/ information 5) Retrieval of documents and data/ information

6) Publication or reproduction of documents and data/ information

Pendapat ini menyatakan bahwa fungsi dari perpustakaan khusus adalah: 1) Seleksi dokumen dan sumber data / informasi

2) Akuisisi dokumen dan data / informasi 3) Pengolahan dokumen dan data / informasi 4) Penyimpanan dokumen dan data / informasi 5) Pengambilan dokumen dan data / informasi

6) Publikasi atau reproduksi dari dokumen dan data / informasi

Suharsaputra (2008 : 2) berpendapat bahwa ”Pendidikan Nonformal berfungsi mengembangkan pengetahuan potensi peserta didik dengan penekanan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian fungsional”.


(19)

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Menurut Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara (2010) Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal mempunyai fungsi:

1. Melaksanakan pembinaan dan pengurusan pendidikan anak usia dini; 2. Melaksanakan pembinaan dan pengurusan pendidikan anak usia dini;

3. Melaksanakan pembinaan dan pengurusan pendidikan kesetaraan, pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan nonformal;

4. Melaksanakan pembinaan dan pengurusan pendidikan masyarakat, pendidikan perempuan/PUG, pengembangan budaya baca, kemitraan dan kursus;

Dari uraian diatas menjelaskan bahwa fungsi Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal ialah sebagai tempat mengumpulkan, mengolah, melestarikan dan menyebarkan informasi kepada penggunanya guna mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian fungsional.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Perpustakaan Nasional RI (1999 : 8) menjelaskan ”Tugas pokok perpustakaan khusus adalah melakukan kegiatan pengumpulan/ pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan pendayagunaan bahan pustaka bidang ilmu pengetahuan tertentu untuk memenuhi misi lembaga yang harus diemban dalam rangka mendukung organisasi induknya dan masyarakat yang berminat mengkaji/ mempelajari disiplin ilmu bidang yang menjadi misi perpustakaan”. Menurut Standar Nasional Indonesia (2007) menjelaskan tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah:

a) Menunjang terselanggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya dalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi

b) Mengumpulkan terbitan dari dan tentang lembaga induknya c) Memberikan jasa perpustakaan informasi

d) Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang tugas perpustakaan

e) Meningkatkan literasi informasi

Dalam Dinas Pendidikan Kota Bandung (2010) menyebutkan rincian tugas bidang pendidikan nonformal dan informal sebagai berikut:


(20)

1) Menyusun rencana program bidang pendidikan nonformal dan informal berdasarkan kebijakan umum daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mengkaji bahan rumusan penetapan kebijakan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

3) Mengkaji bahan penetapan kebijakan pemberian izin pendirian serta pencabutan izin pada jenjang pendidikan nonformal dan informal berbasis keunggulan lokal; 4) Mengkaji bahan penetapan kebijakan penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan

berbasis keunggulan lokal pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

5) Mengkaji bahan penetapan kebijakan koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

6) Melaksanakan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

7) Malaksanakan sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan pendidikan pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

8) Melaksanakan pembinaan dan sosialisasi serta fasilitasi implementasi kurikulum pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

9) Melaksanakan pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

10)Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

11)Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penggunaan buku pelajaran pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

12)Mengkaji, membina dan merencanakan kebutuhan, pengangkatan, penempatan, pemindahan, peningkatan kesejahteraan, penghargaan, perlindungan, pembinaan, pengembangan, pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

13)Melaksanakan koordinasi / kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja / instansi / lembaga atau pihak ketiga di bidang pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan nonformal dan informal;

14)Pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan nonformal dan informal;

15)Membantu pemerintah dalam akreditasi pendidikan nonformal;

16)Membuat telaahan staf sebagai bahan perumusan kebijakan di bidang pendidikan nonformal;

17)Melakukan hubungan kerja fungsional dengan Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program.

18)Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pendidikan non formal sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan; 19)Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.


(21)

Dari uraian di atas menjelaskan bahwa tugas Perpustakaan Balai Pendidikan Nonformal dan Informal adalah untuk melayani kebutuhan informasi lembaga pendidikan nonformal dan informal dalam melaksanakan visi, misi dan tujuan kepada penggunanya masyarakat khusus yang bersangkutan.

2.2 Koleksi Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan titik tolak untuk memberikan dan mengarahkannya kepada pengguna yang akan dilayani demi terlaksananya visi, misi, dan tujuan lembaga yang bersangkutan.

Menurut Perpustakaan Nasional RI (1999 : 19), ”Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam rangka memenuhi informasi yang dibutuhkan”.

Sedangkan menurut Darmono (2001 : 48), ”Koleksi Perpustakaan adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan tidak tercetak (buku mikro, bahan audio-visual, peta)

Untuk mengadakan koleksi harus berpedoman kepada kebijakan pengembangan koleksi yang dilakukan untuk mempermudah proses kerja pengembangan koleksi dan kebijakan ini diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan, dan mampu memenuhi kebutuhan pemakai.

Untuk Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal kebijakan pengembangan koleksi didasari oleh:

1. Kerelevanan

Koleksi hendaknya relevan dengan program kerja Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal.

2. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna

Koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna perpustakaan. 3. Kelengkapan

Koleksi hendaknya tidak hanya terdiri dari atas materi-materi yang akan diajarkan tetapi juga yang berkaitan erat dengan kemajuan informasi secara lengkap.

4. Kemutakhiran

Koleksi perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal mencerminkan kemutakhiran yaitu koleksi selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

5. Kerja Sama

Koleksi merupakan hasil kerja sama antara semua pihak yang bersangkutan yaitu antara pustakawan dan pengguna perpustakaan yang meliputi staf pegawai, pamong belajar, tutor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dan masyarakat umum.


(22)

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang terkumpul dalam perpustakaan yang menjadi sumber informasi dan juga penelitian dan pengembangan bagi pengguna untuk mendukung visi, misi dan tujuan lembaga yang menaunginya.

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Khusus

Pada perpustakaan khusus pengguna pada umumnya mencari informasi yang dibutuhkan ke perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan khusus harus dapat dikelola dengan baik, agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik. Dengan pengelolaan yang baik dan koleksi yang memadai maka perpustakaan akan dikunjungi oleh pengguna, sehingga perpustakaan sudah bekerja secara optimal akan memenuhi kebutuhan penggunanya.

Di suatu perpustakaan koleksi menjadi faktor utama yang mempengaruhi perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik atau tidak oleh penggunanya. Karena koleksi perpustakaan adalah menjadi tolak ukur pengguna untuk datang mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan layanannya. Koleksi perpustakaan yang baik adalah koleksi perpustakaan yang berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999 : 19-20) Bahan pustaka di perpustakaan dapat dibedakan dalam bentuk karya cetak (seperti buku, majalah, poster, pamflet) dan karya rekam (seperti film, kaset, piringan hitam, mikrofis, disket, CD ROM).

Jenis koleksi perpustakaan khusus menurut wujud fisik dibedakan: a. Buku teks biasa (dipublikasikan dan tidak dipublikasikan)

b. Buku rujukan / referensi (seperti ”Hand Book”, ensiklopedi, direktori, kamus, peta, statistik)

c. Literatur sekunder (seperti bibliografi khusus, indeks dan abstrak)

d. Bukan buku (majalah, surat kabar, mikrofilm/fish, audio visual, CD ROM dll) e. Dokumen lain: standar, paten, pamflet, brosur, kliping, dll).

Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia (2009) Jenis koleksi perpustakaan khusus instansi pemerintah sekurang-kurangnya meliputi:

a) Buku yang terkait di bidangnya b) Serial

c) Koleksi Referensi d) Laporan

Semua permasalahan yang dibutuhkan pengguna perpustakaan dapat terselesaikan dengan keragaman koleksi perpustakaan yang mutakhir atau selalu mengikuti perkembangan


(23)

ilmu pengetahuan. Terkait dengan beragamnya koleksi perpustakaan, pustakawan harus bijak memilih bahan pustaka mana yang layak dijadikan koleksi perpustakaan.

Keragaman koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan maksimal. Keragaman koleksi dapat memberikan alternatif lain bagi pengguna untuk mendapatkan informasi yang dicari. Perpustakaan sebaiknya mengoleksi bahan pustaka yang ”up to date” atau yang terbaru. Koleksi yang seperti itu dapat membantu pengguna perpustakaan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan terdiri dari bermacam-macam jenis mulai dari yang tercetak sampai terekam yang telah melalui proses kajian, pengolahan, dan penataan menurut kebijakan dan ketentuan perpustakaan . Akan tetapi koleksi yang bersifat tidak ”up to date” dan sudah sering di baca menjadi kurang menarik.

2.2.3 Fungsi Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan khusus haruslah menyediakan informasi yang disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan lembaga yang menaunginya. Koleksi bahan pustaka yang baik adalah dapat memenuhi selera, keinginan dan kebutuhan pembaca. Semakin lengkap dan banyak koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam, akan semakin ramai perpustakaan dikunjungi.

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999 : 20) disebutkan koleksi perpustakaan menurut fungsinya dibedakan sebagai: koleksi umum (Lending Collection), koleksi referens/ rujukan, koleksi majalah dan koleksi khusus.

Semua bahan pustaka yang akan menjadi koleksi perpustakaan harus melalui proses kajian, pengolahan, dan penataan menurut kebijakan dan ketentuan umum perpustakaan.

Berdasarkan uraian diatas jelas menggambarkan bahwa koleksi perpustakaan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan khusus tersebut dan untuk mendukung perkembangan lembaga dibidang penelusuran informasi.

2.3 Ketersediaan Koleksi

2.3.1 Pengertian Ketersediaan Koleksi

Perpustakaan Nasional RI (1999 : 20) menyatakan, ”Koleksi dasar perpustakaan adalah koleksi yang minimal harus dimiliki oleh perpustakaan tersebut agar tugas pokok dan misi perpustakaan dapat terpenuhi, meskipun tidak tercapai optimal.”

Ketersediaan berasal dari kata sedia yang artinya siap atau kesiapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 1009), ”Ketersediaan adalah kesiapan suatu alat, tenaga,


(24)

barang, modal, dan siap untuk digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Dari kedua pendapat diatas menjelaskan bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan adalah kesiapan bahan pustaka pada suatu perpustakaan untuk digunakan, dimanfaatkan, dan didayagunakan untuk pengguna perpustakaan.

2.3.2 Tujuan Ketersediaan Koleksi

Ketersediaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam bentuk tercetak maupun media rekam lainnya.

Menurut Perpustakaan Nasional RI (1999 : 25), “Tujuan ketersediaan koleksi pada perpustakaan khusus adalah menyiapkan agar seluruh bahan pustaka yang ada di perpustakaan siap diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat pemakai”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan perpustakaan dalam menyediakan koleksi harus sesuai dengan kebutuhan informasi penggunanya yaitu bidang pendidikan.

2.3.3 Pengadaan Koleksi

Dalam pengadaan koleksi, perpustakaan perlu membina hubungan kerja dengan berbagai mitra kerja agar perpustakaan memperoleh informasi yang selalu mutakhir dan cepat.

Untuk mengurangi kesalahan dan kegagalan dalam pengadaan, perpustakaan sebelumnya perlu mencatat dengan benar tentang data bibliografi bahan pustaka dan melakukan verifikasi pada katalog perpustakaan, daftar perpustakaan yang sedang dalam proses pembelian dan daftar bahan pustaka yang sedang diolah.

Pengadaan koleksi dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu:

a. Pembelian meliputi: pembelian langsung atau pemesanan kepada penerbit toko buku, atau agen, baik pemesanan secara tetap (standing order) atau sesuai kebutuhan.

b. Tukar menukar biasanya dilakukan dengan perpustakaan atau lembaga lain. Untuk melakukan cara ini perpustakaan harus mempunyai bahan pustaka yang dapat dipertukarkan, seperti terbitan perpustakaan, terbitan institusi induk, atau diambil dari koleksi yang jumlah kopinya berlebih.


(25)

c. Hadiah dari lembaga lain: penambahan melalui cara ini lebih ekonomis, namun sering tidak sesuai dengan kebutuhan dan bahkan kadang-kadang sudah kadaluarsa. Karena itu perpustakaan harus selektif secara ketat agar tidak terjadi peledakan koleksi tidur.

d. Titipan: perpustakaan kadang-kadang memperoleh titipan bahan pustaka dari perorangan atau lembaga lain agar bisa dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan sekedar menjaga keberadaannya tanpa memikul resiko. e. Terbitan sendiri: perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan pustaka seperti

majalah, buku, brosur, laporan direktori yang diterbitkan baik oleh perpustakaan atau lembaga.

Yang perlu diperhatikan dalam pengadaan koleksi adalah: a. Buku dan pustaka sejenis

Pembelian bahan pustaka sejenis ini dapat dilakukan langsung ke toko buku secara kontan. Apabila buku tersebut tidak ada di pasar, perpustakaan dapat memesan langsung ke penerbit dan membayar dimuka sesuai tagihan yang diterima. Pengadaan sistem ini disarankan dalam jumlah tertentu (sistem paket/tidak satu) agar lebih ekonomis.

b. Majalah dan terbitan berkala lainnya

Pengadaan bahan pustaka jenis ini biasanya dilakukan dalam bentuk langganan untuk periode tertentu. Pengadaannya dapat dilakukan langsung ke Penerbit atau melalui keagenan.

Untuk memudahkan pembayaran, pemantauan dan klaim, perpustakaan dianjurkan menggunakanpola keagenan.

c. Media elektronik CD ROM (Compact Disk Read Only Memory)

Media ini pengadaannya agak berbeda dengan bahan pustaka tercetak. Pengadaan CD ROM dilakukan dengan cara langganan (untuk pembaharuan) atau cara beli (untuk sekali terbit)

d. Bahan pustaka khusus (film, mikrofis/film, A/V, standar, paten, terbitan pemerintah atau badan internasional, dll). Pengadaan bahan pustaka jenis ini biasanya dilakukan langsung ke penerbit atau perpustakaan yang bersangkutan.

Menurut Eva Philips yang dikutip dalam Tobing (2009 : 25) Kebijakan Pengadaan Koleksi adalah sebagai berikut:

a) Angggaran organisasi, suatu organisasi harus menyisihkan dananya untuk pembelian buku dan majalah dari anggaran tahunan.

b) Tujuan dan prioritas dari organisasi bidang apa saja yang menjadi koleksi perpustakaan karena tidak semua buku dapat dibeli.

c) Jenis pemakai dan kebutuhan apakah pemakai memerlukan bahan ilmiah atau informasi yang sederhana dan praktis.

d) Staf perpustakaan dalam membeli buku harus diputuskan jumlah tenaga yang diperlukan atau kemampuannya.


(26)

e) Hubungan perpustakaan dengan perpustakaan lain dan pusat dokumentasi lain, kemanakah pengguna akan mencari yang ia inginkan.

f) Kemampuan bahasa dalam menentukan koleksi perpustakaan. Kebijakan harus mengenai pemilihan koleksi berdasarkan bahasa pengantarnya.

Berdasarkan uraian diatas pengadaan koleksi suatu perpustakaan adalah melalui pembelian, tukar menukar, hadiah, titipan, terbitan sendiri, dan banyak hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh informasi yang up to date atau mutakhir.

2.3.4 Pengolahan Koleksi

Untuk menyiapkan agar seluruh koleksi yang ada di perpustakaan diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat pemakai maka koleksi haruslah segera diproses menurut aturan pengolahan bahan pustaka yang pada umumnya dilakukan di perpustakaan.

Perpustakaan Nasional RI (1999 : 26 - 27) menyebutkan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengolahan bahan pustaka yaitu:

1. Semua bahan pustaka yang akan menjadi koleksi perpustakaan harus terdaftar dalam buku induk dan diberi nomor induk satu eksemplar satu nomor.

2. Apabila perpustakaan memiliki suatu judul bahan pustaka dalam koleksi lebih dari satu eksemplar, maka bahan pustaka tersebut cukup diproses satu kali dan lainnya diikutkan sebagai catatan tambahan.

3. Kegiatan pemrosesan bahan pustaka antara lain meliputi: pendeskripsian bahan pustaka, penentuan tajuk subyek dan klasifikasi, membubuhi nomor panggil, label dan kartu buku, pembuatan dan penggandaan kartu katalog.

4. Pendeskripsian bahan pustaka disarankan menggunakan pedoman yang umum digunakan di perpustakaan seperti sistem “Anglo American Cataloguing Rules II” (AACR II) dan “International Standart Bibliography Description” (ISBD).

5. Penentuan penulisan tajuk subjek bahan pustaka dapat menggunakan/ mengacu pada buku “Library Congress Subject Headings” atau Tajuk Subjek terbitan Perpustakaan Nasional RI atau tajuk subyek lain yang dipublikasikan oleh badan sejenis.

6. Klasifikasi bahan pustaka dapat menganut sistem “Dewey Decimal Classification” (DDC) edisi terbaru atau “Universal Decimal Classification” (UDC) edisi terbaru atau sistem klasifikasi lain yang diterbitkan oleh badan sejenis. Sistem UDC lebih disarankan penggunanya karena untuk memberi keleluasaan dalam memunculkan/menampung beberapa topik sekaligus.

7. Kartu Katalog yang dibuat perlu digandakan sebanyak pola akses yang dosediakan (seperti pengarang, judul subyek, dan jejakan lain). Serta dijajarkan dalam katalog menurut ketentuan sistem “filling”.

8. Perpustakaan yang telah menggunakan teknologi komputer dalam proses ini, dianjurkan secara berkala melakukan “back-up” data dan sistem pangkalan data, serta tetap membuat data bibliografi dalam bentuk cetak kertas atau kartu katalog sebagai alternatif sistem akses apabila komputer tidak berfungsi/ difungsikan.

9. Bahan pustaka yang telah selesai diproses secepatnya diserahkan kebagian/ unit pengelolaan koleksi untuk kepentingan pelayanan perpustakaan. Sebelum transaksi


(27)

penyerahan perlu diperiksa kesahihannya seperti adanya kartu buku, stempel/cap, nomor registrasi, nomor punggung dan perlengkapan lain.

Menurut Standar Nasional Indonesia (2009) “Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul per tahun atau minimal 100 judul per tahun dipilih mana yang paling besar”.

Berdasarkan uraian diatas pengolahan koleksi perpustakaan adalah perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan koleksi perpustakaan haruslah segera diproses sesuai dengan aturan pengolahan koleksi perpustakaan.

2.3.5 Pengembangan Koleksi

Menurut Perpustakaan Nasional dikutip dalam Kurniawati (2007 : 4) “Pengembangan koleksi perpustakaan adalah kegiatan awal dari pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan, bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan keperluan masyarakat pengguna, dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi”.

Pengembangan koleksi meliputi kegiatan pemilihan bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka, inventarisasi bahan pustaka, stock opname, dan wedding. Pada kegiatan pengembangan koleksi ini akan dijelaskan siapa yang berwenang untuk memilih, mempertimbangkan yang akan dipakai dan siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan pengadaan bahan pustaka.

Koleksi perlu dibina dan dikembangkan secara terus menerus agar terjaga ketersediaan dan kemutakhirannya. Untuk membina koleksi yang tangguh dan dapat dipertanggungjawabkan perpustakaan hendaknya memiliki pedoman tertulis pengembangan koleksi perpustakaan. Pedoman ini biasanya disebut dengan Kebijakan Pengembangan Koleksi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi adalah sebagai berikut: a) Sumber/ alat seleksi

Untuk mendukung proses pemilihan bahan pustaka secara baik dan optimal perpustakaan perlu memupuk alat bantu seleksi bahan pustaka seperti katalog penerbit, bibliografi nasional maupun manca negara (misal books in print), bibliografi subyek, timbangan/ resensi buku, katalog penerbit, daftar majalah yang terbit di dalam negeri maupun luar negeri dan usulan dari pimpinan atau pengguna perpustakaan. Sumber/ alat bantu seleksi tersebut harus selalu diperbaharui atau mutakhir. Judul-judul buku terpilih dipindahkan dalam lembar/kartu isian yang disebut desiderata dan selanjutnya disimpan menurut tata penjajaran tertentu.

b) Tim seleksi bahan pustaka

Untuk memperoleh koleksi perpustakaan yang komprehensif dan memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan, penseleksian dan penetapan bahan pustaka yang akan diadakan dilakukan oleh Tim seleksi bahan pustaka. Tim seleksi terdiri dari


(28)

unsur pustakawan senior, pengguna potensial, pejabat struktural terkait dan unsur lain yang peduli perpustakaan. Tim seleksi dibentuk oleh pejabat tertinggi atau yang berwenang di perpustakaan atau menurut ketentuan lembaga induk.

c) Kebijakan pemilihan bahan pustaka

Langkah awal dari pengadaan koleksi adalah melakukan pemilihan atau seleksi. Dalam melakukan pemilihan hendaknya perpustakaan mempunyai kebijaksanaan tertulis. Kebijaksanaan ini dalam kurun waktu tertentu selalu disempurnakan yang dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan umum dan program perpustakaan sesuai dengan perkembangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

a) Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas dan kemampuan perpustakaan oleh pihak yang diberi wewenang memilih bahan pustaka.

b) Pengadaan bahan pustaka disesuaikan dengan misi dan program – program perpustakaan.

c) Komposisi cakupan subyek & jenis koleksi hendaknya proporsioanal dan diupayakan mencukupi kebutuhan dan memuaskan penggunanya (internal atau target pelayanan)

d) Bahan pustaka yang diusahakan hendaknya dipilih yang mutakhir atau edisi terakhir.

e) Pemilihan bahan pustaka didasarkan atas azas manfaat dan efisiensi. Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999 : 21 – 23)

Dalam kegiatan pengembangan koleksi suatu perpustakaan didasarkan pada profil koleksi dan kebutuhan pengguna akan bahan pustaka tersebut. Dimana kegiatan untuk mengetahui bagaimana profil koleksi suatu perpustakaan yang merupakan kegiatan pengumpulan data yang jumlah koleksinya menurut subjek yang sesuai dengan subjek yang dicakup disebut ”Stock Opname”

Stock Opname mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Mengetahui keadaan koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan.

b. Mengetahui jumlah buku (judul/ eksemplar) koleksi bahan pustaka menurut golongan klasifikasi dengan tepat.

c. Menyediakan jajaran katalog yang tersusun rapi yang menandakan koleksi bahan pustaka

d. Untuk mengetahui dengan tepat bahan pustaka yang tidak ada katalognya. e. Untuk mengetahui pustaka yang dinyatakan hilang.

f. Untuk mengetahui dengan tepat kondisi bahan pustaka, apakah dalam keadaan rusak atau tidak lengkap.

Keuntungan diadakan Stock Opname yaitu:

1. Dapat disusun dari daftar bahan pustaka yang disiangi karena sudah tidak sesuai dengan subjek, tahun, kondisi bahan pustaka dan susunan bahan pustaka yang mutakhir.

2. Mengetahui bahan pustaka yang paling banyak dinikmati oleh pengguna informasi. Hal ini berarti stock opname digunakan sebagai petunjuk pemilihan bahan pustaka. 3. Mengetahui tingkat hilangnya bahan pustaka di perpustakaan.

4. Dapat diperolehnya susunan bahan pustaka yang rapi dan baik. 5. Mudah membersihkan bahan pustaka dari debu dan kotoran lain.


(29)

Stock Opname memiliki beberapa prosedur dan metode: 1. Daftar Pengadaan (Accessories List)

Daftar pengadaan dicocokkan dengan buku dalam rak. Dibutuhkan 2 orang petugas dimana seorang memeriksa buku satu persatu kemudian menyebutkan nomor induknya, dan petugas lainnya memeriksa dari memberi tanda pada daftar pengadaan.

2. Buku inventaris melalui daftar register bahan pustaka, memberi tanda pada register, untuk bahan-bahan yang sedang dipajang, diperbaiki, atau tidak diketahui.

3. Lembar lepas yang berasal dari buku induk.

Lembar lepas ini berisi nomor induk yang dibatasi sampai 100 nomor. 4. Menghitung bahan pustaka.

Buku-buku dalam rak langsung dihitung dan ditambahkan dengan buku yang sedang dipinjam, dijilid, dan diperbaiki kemudian dikurangi dengan jumlah koleksi yang didasarkan pada buku. Selisih kedua angka merupakan jalan buku yang tidak diketahui atau hilang.

5. Jajaran Katalog yang disusun berdasarkan nomor kelas (self list)

Self list disebut sebagai daftar pergerakan karena susunan kartu katalog sama dengan susunan buku-buku dalam rak.

6. Kartu Uji (Check Card)

Kartu ujian ini menggunakan kartu katalog dimana tiap rak berisi buku yang diberi nomor atau simbol. Kemudian tiap buku dibuatkan satu kartu uji yang berisi nomor induk atau simbol lokasi. Kartu ini dibuat untuk buku-buku yang dipinjam, dijilid atau diperbaiki.

7. Bantuan Komputer

Metode ini membandingkan nomor-nomor induk yang ada di buku dalam jajaran rak, dengan nomor induk buku yang terdaftar dalam buku induk. Tetapi perbandingan nomor induk dilakukan dengan bantuan komputer yaitu dengan lebih dulu memasukkan data-data nomor induk buku yang terdapat dalam rak, dan nomor induk buku yang ada dalam buku induk.

8. Stock Opname berdasarkan contoh/ sampel akan didapatkan angka laju kehilangan buku per tahun berdasarkan perhitungan rata-rata.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pustakawan pengembangan koleksi juga harus secara berkala memeriksa data pinjam antar perpustakaan. Bila koleksi yang tidak dimiliki perpustakaan, tetapi sering diminta melalui pinjam antar perpustakaan, berarti buku atau jurnal itu mempunyai peminat yang tinggi, sehingga sewajarnya koleksi tersebut dimiliki oleh perpustakaan.

2.4 Koleksi Dasar Perpustakaan Khusus

Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999 : 20 - 21) disebutkan bahwa, ”Koleksi dasar perpustakaan adalah koleksi yang minimal harus dimiliki oleh perpustakaan tersebut agar tugas pokok dan misi perpustakaan dapat terpenuhi, meskipun tidak tercapai optimal”.


(30)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi dasar perpustakaan yaitu:

1. Koleksi dasar perpustakaan yang perlu dikembangkan berupa buku referensi (hand book, kamus, ensiklopedi, direktori, guide books), majalah ilmiah, dan buku teks yang terkait langsung dengan subyek yang menjadi lingkup misi perpustakaan dan lembaga induk perpustakaan, serta semua pustaka baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan oleh institusi dimana peprustakaan didirikan.

2. Jumlah koleksi dasar minimal 70% dari ketentuan jumlah koleksi minimal pada saat perpustakaan didirikan (minimal 1000 judul), dan atau 60% dari jumlah koleksi yang dikembangkan.

3. Koleksi dasar harus mendukung penuh kebutuhan pengguna internal institusi/ perusahaan dimana peprustakaan bernaung tanpa mengabaikan kebutuhan pustaka dari masyarakat di luar institusi/ perusahaan.

4. Jenis, cakupan subyek dan kriteria bahan pustaka koleksi dasar harus tertuang dalam pedoman umum pengembangan koleksi peprustakaan.

5. Penanggung jawab pengembangan koleksi dasar harus diberikan kepada pustakawan senior dan atau pejabat struktural perpustakaan yang terkait.

Sedangkan Standar Nasional Indonesia (2009) menyebutkan koleksi dasar pada perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah:

a. Perpustakaan khusus instansi pemerintah memiliki koleksi buku sekurang-kurangnya 1000 judul dalam bidang kekhususannya.

b. Sekurang-kurangnya 80% koleksinya terdiri dari subyek/ disiplin ilmu sesuai dengan kebutuhan instansi induknya.

c. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan dari dan tentan instansi induknya. d. Perpustakaan melanggan minimal 10 judul majalah yang berkaitan dengan

kekhususan instansi induknya.

Dari uraian diatas jelas menggambarkan koleksi dasar perpustakaan khusus adalah terkait langsung dengan subyek yang menjadi lingkup misi perpustakaan dan lembaga induk perpustakaan, serta semua koleksi baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan oleh institusi dimana perpustakaan didirikan dan koleksi dasar harus mendukung penuh kebutuhan pengguna internal institusi/ perusahaan dimana perpustakaan bernaung tanpa mengabaikan kebutuhan pustaka dari masyarakat di luar institusi/ perusahaan.

2.5 Pengguna Perpustakaan

2.5.1 Pengertian Pengguna Perpustakaan

Reitz (2004 : 527) mendefinisikan bahwa, ”User is any person who the resources and services of library”. Yang artinya Pengguna Perpustakaan ialah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan.


(31)

Sedangkan menurut Djunaidi & Mulkan (2010), ”Pengguna adalah semua pengunjung perpustakaan baik pengunjung internal maupun eksternal”. Semua memerlukan perhatian dan pelayanan yang baik dari pihak perpustakaan guna memenuhi semua kebutuhan akan informasi baik tercetak maupun elektronik. Termasuk kebutuhan akan bimbingan dan konsultasi baik tentang perpustakaan secara teknis maupun kepustakawanan dan lain –lain.

Dari kedua pendapat menjelaskan bahwa setiap orang yang berkunjung, menggunakan layanan bidang jasa baik jasa informasi bentuk tercetak ataupun elektronik dan juga fasilitas perpustakaan adalah pengguna perpustakaan.

2.5.2 Pengguna Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan

Sebagaimana layaknya perpustakaan lain, perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan memberi layanan pengguna, jasa referensi, dan jasa sirkulasi bahan pustaka.

Adapun pengguna perpustakaan BPPNFI Regional I Medan adalah terdiri dari: a. Staf Pegawai

Staf pegawai yang dimaksud ialah semua orang yang bekerja di lingkungan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Reg. I Medan.

b. Pamong Belajar

Pamong belajar adalah orang yang uraian tugas pokoknya melakukan proses pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran.

c. Tutor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Tutor PAUD adalah orang yang mempunyai tugas untuk memberikan pendidikan pengajaran untuk anak usia dini.

d. Mahasiswa

Mahasiswa yang dimaksud ialah mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) di Universitas Negeri Medan (UNIMED)

e. Masyarakat Umum

Masyarakat umum adalah orang – orang yang bertempat tinggal disekitar perpustakaan BPPNFI Regional I.

Pada sebuah perpustakaan pengguna merupakan faktor yang mempengaruhi perpustakaan tersebut berhasil atau tidaknya, karena sebuah perpustakaan dikatakan berhasil apabila perpustakaan tersebut banyak dikunjungi dan dimanfaatkan seluruh fasilitas dan layanannya.

2.6 Pemanfaatan Perpustakaan

Proses pemanfaatan perpustakaan dapat dilihat dari pengguna perpustakaan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan berbagai cara yaitu membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan momfotokopi koleksi perpustakaan.


(32)

1. Membaca koleksi perpustakaan

Dalam kaitan pemanfaatan koleksi perpustakaan dengan membaca di perpustakaan, maka perpustakaan menyediakan ruangan yang dapat digunakan pengguna untuk membaca dan belajar atau mencari informasi.

2. Meminjam koleksi perpustakaan

Peminjaman koleksi perpustakaan memiliki batasan waktu yang diatur oleh masing-masing perpustakaan. Kegiatan peminjaman koleksi perpustakaan dilakukan dibagian layanan sirkulasi. Pada layanan sirkulasi koleksi yang dapat dipinjam untuk dibawa pulang memiliki pengecualian pada koleksi referensi yang pemakainya hanya boleh di dalam perpustakaan.

3. Memfotokopi koleksi perpustakaan

Memfotokopi koleksi perpustakaan berarti membuat salinan dari suatu koleksi perpustakaan dengan mempergunakan mesin fotokopi.

Julianda (2009) menyebutkan secara umum manfaat perpustakaan adalah :

1. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.

2. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.

3. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya. 4. Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan

dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

5. Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.

6. Penyediaan program layanan informasi yang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh customer, baik sivitas akademika maupun masyarakat umum.

7. Pengembangan SDM melalui penumbuhan budaya kerja dan sikap profesional.

8. Penyediaan sumber informasi di bidang Seni, Sains, Teknologi, manajemen dan bisnis serta humaniora sebagai rujukan sivitas akademika dan umum menuju masyarakat produsen informasi.

9. Penyediaan media penyebarluasan informasi.

10. Mengkaji dan mengaplikasikan bentuk-bentuk kerjasama dengan berbagai instansi baik dari dalam maupun luar negeri, yang memungkinkan untuk memperoleh informasi bagi sivitas akademika dan masyarakat umum.

Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005 : 711) mendefinisikan bahwa, ”Pemanfaatan mengandung arti, proses, cara, perbuatan memanfaatkan”.

Sebuah perpustakaan dapat dikatakan bermanfaat atau tidak bagi penggunanya berkaitan dengan upaya pembinaan koleksi serta layanannya agar dapat dikenal dan dimanfaatkan oleh penggunanya.


(33)

Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah ketika kita menggunakan koleksi dan layanan perpustakaan sebagai informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi kita.

2.6.1 Tujuan Pemanfaatan

Perpustakaan sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus mampu menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan koleksi perpustakaan akan tercapai.

Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2005 : 1216 ), ”Tujuan bermakna arahan, haluan (jurusan), yang dituju, maksud, tuntutan (yang dituntut)”. Sedangkan menurut Salim ( 2002 : 89 ), “Pengertian pemanfaatan sebagai proses, cara atau perbuatan pemanfaatan.

Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pemanfaatan adalah sebagai proses, cara dan perbuatan pengguna dalam kegiatan pemanfaatan koleksi perpustakaan.

2.6.2 Frekuensi Pemanfaatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 322), ”Arti dari frekuensi pengguna adalah kekerapan”.

Sedangkan menurut Salim (2010 : 93), dijelaskan bahwa ”Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”.

Dari kedua pendapat menjelaskan bahwa frekuensi pemanfaatan perpustakaan adalah proses pengulangan seorang pengguna perpustakaan untuk menggunakan atau memanfaatkan koleksi perpustakaan dan layanan perpustakaan.

2.6.3 Tingkat Kunjungan

Tingkat kunjungan adalah tingkat berkunjung atau juga dapat disebut dengan frekuensi berkunjung. Setiap pengguna perpustakaan pasti memiliki frekuensi kunjungan yang berbeda-beda dalam memanfaatkan koleksi dan layanan perpustakaan.

Pada perpustakaan tingkat kunjungan adalah faktor penentu keberhasilan perpustakaan. Seperti halnya yang kita ketahui bahwa perpustakaan yang berhasil adalah perpustakaan yang


(34)

dikunjungi dengan baik perpustakaan haruslah menyediakan fasilitas dan layanan yang baik kepada pengguna, misalnya dengan koleksi yang memadai dan mutakhir atau up to date.

2.6.4 Tujuan Kunjungan

Pengguna perpustakaan pada umumnya berkunjung ke perpustakaan karena memiliki tujuan. Namun, tentu saja tujuan tersebut tidak sama, akan tetapi kebanyakan pengguna perpustakaan mengunjungi perpustakaan karena ingin memanfaatkan layanan yang tersedia di perpustakaan.

Tujuan kunjungan dimaksudkan tindakan berkunjung pengguna ke perpustakaan yang mana semakin tinggi tingkat kunjungan maka kemungkinan pemanfaatan perpustakaanpun semakin tinggi


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah penelitian diperlukan suatu cara atau metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif asosiatif/ kausal. Metode ini dimana hubungannya bersifat kausal (sebab-akibat), penelitian ini dilakukan dengan menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti namun peneliti memfokuskan kepada beberapa variabel saja.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan. Jalan Kenanga Raya No. 64 Tanjung Sari - Medan.

Alasan pemilihan lokasi penelitian karena sebelumnya lokasi ini belum pernah dilakukan penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2006 : 130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (1999 : 57) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri; atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang terdiri atas objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi pada penelitian ini adalah pengguna Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional I Medan yang terdiri staf pegawai, pamong belajar, tutor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dan masyarakat umum. Pengguna perpustakaan yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan sebanyak 208 orang (sumber: Perpustakaan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional I Medan).

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006 : 131) ”Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Ada beberapa cara yang digunakan dalam menentukan besarnya sampel, antara lain dengan menggunakan tabel Krejcie. Dalam melakukan perhitungan ukuran sampel Krejcie


(36)

didasarkan atas kesalahan 5%. Hal ini berarti bahwa tingkat kepercayaaan untuk sampel yang diperoleh dari besarnya populasi adalah 95% (Sugiyono, 2002 : 73)

Pada tabel Krejchie populasi 208 diperoleh sampel 25% x 208 = 56 orang. Sedangkan kriteria untuk menentukan sampel penulis menggunakan teknik Probability Sampling dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Menurut Sugiyono (2002 : 59), ”Teknik Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Adapun penentuan besarnya sampel berdasarkan strata secara proporsional yaitu pada tabel berikut :

Tabel 1 : Penentuan Sampel

No Pengguna Perpustakaan Sub Populasi Sampel

1 Staf Pegawai 69 69/208 x 56 = 19

2 Pamong Belajar 49 49/208 x 56 = 13

3 Tutor PAUD 14 14/208 x 56 = 4

4 Mahasiswa Jurusan PLS 68 68/208 x 56 = 18

5 Masyarakat Umum 8 8/208 x 56 = 2

Total Keseluruhan 208 56

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan.

b) Kuesioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang sedang menggunakan Perpustakaan BPPNFI Regional I Medan.

c) Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Data Primer


(37)

Data yang langsung diperoleh dari responden melalui kuisioner dan observasi peneliti.

b) Data Sekunder

Data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui buku, jurnal, majalah, serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Alat untuk pengumpulan data yang disebut dengan instrumen penelitian sangat dibutuhkan untuk setiap pengumpulan data.

Menurut Arikunto (2006 : 160), ”Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Penelitian ini menggunakan angket untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Menurut Arikunto (2006 : 151), ”Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui”.

Untuk penelitian ini angket disusun dalam bentuk pertanyaan yang menggunakan Skala-Likert dimana setiap pertanyaan akan berpedoman pada kisi-kisi angket.

3.7 Kisi-Kisi Angket

Agar dapat mengetahui berapa besar pengaruh ketersediaan koleksi terhadap tingkat pemanfaatan maka ditentukan indikator dari masing-masing variabel.

Tabel 2 : Kisi - Kisi Angket

Variabel Indikator No. Item Angket Jumlah Item Ketersediaan

Koleksi (X)

1. Koleksi 2. Relevansi

1,2,3,4 5,6

4 2


(38)

Pemanfaatan Perpustakaan

(Y)

1. Frekuensi Kunjungan 2. Tujuan

Pemanfaatan

7,8,9

10,11,12,13, 14, 15, 16

3

6

Jumlah 16

3.8 Defenisi Operational Variabel

Penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu ketersediaan koleksi sebagai variabel bebas/independent (X) dan pemanfaatan perpustakaan sebagai variabel terikat/dependent (Y). Lebih jelasnya defenisi dari masing-masing variabel penelitian ini adalah:

a) Variabel Ketersediaan Koleksi (X)

Ketersediaan koleksi adalah kesiapan bahan pustaka pada suatu perpustakaan untuk digunakan, dimanfaatkan, dan didayagunakan pengguna perpustakaan. Indikator variabel ini adalah:

a. Koleksi Perpustakaan b. Relevansi

b) Variabel Pemanfaatan Perpustakaan (Y)

Pemanfaatan perpustakaan adalah proses atau cara, perbuatan untuk menggunakan semua layanan dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan. Indikator dari variabel ini adalah:

a. Frekuensi Kunjungan b. Tujuan Pemanfaatan

3.9 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Skala-Likert. Menurut Sugiono (2002 : 96), ”Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekekompok orang tentang fenomena sosial”. Bobot untuk setiap jawaban responden akan digunakan sistem skor Skala Likert dengan ketentuan sebagai berikut:


(39)

a) Jawaban ”sangat baik” mempunyai Skor 4 b) Jawaban ”baik” mempunyai Skor 3 c) Jawaban ”kurang baik” mempunyai Skor 2 d) Jawaban ”tidak baik” mempunyai Skor 1

3.10 Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen 3.10.1 Uji Validitas Instrumen

Instrumen pengukuran dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur atau yang diinginkan. Validitas data penelitian dapat ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Menurut Arikunto (2006 : 168), ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.

Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu: 1. Validitas Eksternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.

2. Validitas Internal

Instrumen yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian - bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung ”misi” instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

Pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.

3.10.2 Uji Realibilitas Instrumen

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban - jawaban tertentu. Instrumen yang telah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Arikunto (2006 : 179) mengungkapkan bahwa, ”Instrumen harus reliabel sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang dapat dipercaya”. Secara garis besar ada dua jenis realibilitas, yaitu realibilitas eksternal dan realibilitas internal.

Pengujian realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan realibilitas internal atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian realibilitasnya digunakan uji Cronbach


(40)

Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.11 Analisa Data

Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu: 1. Persiapan

2. Tabulasi

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang lebih terarah, penulis menggunakan bantuan program software PASW (Predictive Analytic Software) versi 15.0. Model analisis data yang digunakan adalah menggunakan wujud statistik regresi linier antara tingkat pemanfaatan dengan ketersediaan koleksi. Model regresi linier sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Ý = a + bX

Ý = Tingkat Pemanfaatan a = Intercepp/ Konstanta b = Koefisien Regresi X = Ketersediaan Koleksi

Kriteria hipotesis kerja adalah sebagai berikut:

Ho : ρr1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ketersediaan koleksi terhadap tingkat pemanfaatan.

Ha : ρr2≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan dari ketersediaan koleksi terhadap tingkat pemanfaatan.

3.12 Uji Parsial (Uji-t)

Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan dilakukan pengujian secara parsial dengan Uji - t. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan dengan membandingkan nilai thitung

dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 0,05 artinya secara parsial dimensi ketersediaan


(1)

Lampiran 6

Tabel Distribusi Responden (t)

V Α

0,1 0,05 0,025 0,02 0,01 0,005

1 3,078 6,314 12,706 1,000 31,821 63,657

2 1,886 2,920 4,303 0,816 6,965 9,925

3 1,638 2,353 3,182 0,765 4,541 5,841

4 1,533 2,132 2,776 0,741 3,747 4,604

5 1,486 2,015 2,571 0,727 3,365 4,032

6 1,440 1,943 2,447 0,718 3,143 3,707

7 1,415 1,895 2,365 0,711 2,998 3,499

8 1,397 1,860 2,306 0,706 2,896 3,355

9 1,383 1,833 2,262 0,703 2,821 3,250

10 1,372 1,812 2,228 0,700 2,764 3,165

11 1,363 1,796 2,201 0,697 2,718 3,106

12 1,356 1,782 2,178 0,695 2,681 3,055

13 1,350 1,771 2,160 0,692 2,650 3,012

14 1,345 1,761 2,145 0,691 2,624 2,977

15 1,341 1,753 2,132 0,690 2,623 2,947

16 1,337 1,746 2,120 0,689 2,583 2,921

17 1,333 1,740 2,110 0,688 2,567 2,898

18 1,330 1,743 2,101 0,688 2,552 2,878

19 1,328 1,729 2,093 0,687 2,539 2,861

20 1,325 1,725 2,086 0,687 2,528 2,845

21 1,323 1,721 2,080 0,686 2,518 2,831

22 1,321 1,717 2,074 0,686 2,508 2,819

23 1,319 1,714 2,069 0,685 2,500 2,807

24 1,318 1,711 2,064 0,685 2,492 2,797

25 1,316 1,708 2,060 0,684 2,485 2,787

26 1,315 1,706 2,056 0,684 2,479 2,779

27 1,314 1,703 2,052 0,684 2,473 2,771

28 1,313 1,701 2,048 0,683 2,467 2,763

29 1,311 1,699 2,045 0,683 2,462 2,756

30 1,310 1,697 2,042 0,683 2,457 2,750

31 1.309 1.696 2040 2.144 2.453 2.744

32 1.309 1.694 2037 2.141 2.447 2.738

33 1.308 1.692 2035 2.138 2.445 2.733

34 1.307 1.691 2032 2.136 2.441 2.728

35 1.306 1.690 2030 2.133 2.438 2.724

36 1.306 1.688 2028 2.131 2.434 2.719

37 1.305 1.687 2026 2.129 2.431 2.715

38 1.304 1.686 2024 2.127 2.429 2.712

39 1.304 1.685 2023 2.125 2.426 2.708

40 1.303 1.684 2021 2.123 2.423 2.704

41 1.303 1.683 2020 2.121 2.421 2.701


(2)

43 1.302 1.681 2017 2.118 2.416 2.695

44 1.301 1.680 2015 2.116 2.414 2.692

45 1.301 1.679 2014 2.115 2.412 2.690

46 1.300 1.679 2013 2.114 2.410 2.687

47 1.300 1.678 2012 2.112 2.408 2.685

48 1.299 1.677 2011 2.110 2.407 2.682

49 1.299 1.677 2010 2.110 2.405 2.680

50 1.299 1.676 2009 2.109 2.403 2.678

51 1.298 1.675 2.008 2.108 2.402 2.676

52 1.298 1.675 2.007 2.107 2.400 2.674

53 1.298 1.674 2.006 2.106 2.399 2.672

54 1.297 1.674 2.005 2.105 2.397 2.670

55 1.297 1.673 2.004 2.104 2.396 2.668

56 1.297 1.673 2.003 2.103 2.395 2.667

57 1.297 1.672 2.002 2.102 2.394 2.665

58 1.296 1.672 2.002 2.101 2.392 2.663

59 1.296 1.671 2.001 2.100 2.391 2.662

60 1.296 1.671 2.000 2.099 2.390 2.660

61 1.296 1.670 2.000 2.009 2.389 2.659

62 1.295 1.670 1.999 2.098 2.388 2.657

63 1.295 1.669 1.998 2.097 2.387 2.656

64 1.295 1.669 1.998 2.096 2.386 2.655

65 1.295 1.669 1.997 2.096 2.385 5.654

66 1.295 1.668 1.997 2.095 2.384 2.652

67 1.294 1.668 1.996 2.095 2.383 2.651

68 1.294 1.668 1.995 2.094 2.382 2.650

69 1.294 1.667 1.995 2.093 2.382 2.649

70 1.294 1.667 1.994 2.093 2.381 2.648

71 1.294 1.667 1.994 2.092 2.380 2.647

72 1.293 1.666 1.993 2.092 2.379 2.646

73 1.293 1.666 1.993 2.091 2.379 2.645

74 1.293 1.666 1.993 2.091 2.378 2.644

75 1.293 1.665 1.992 2.090 2.377 2.643

76 1.293 1.665 1.992 2.090 2.376 2.642

77 1.293 1.665 1.991 2.089 2.376 2.641

78 1.293 1.665 1.991 2.089 2.375 2.640

79 1.292 1.664 1.990 2.088 2.374 2.640

80 1.292 1.664 1.990 2.088 2.374 2.639

81 1.292 1.664 1.990 2.087 2.373 2.638

82 1.292 1.664 1.989 2.087 2.373 2.637

83 1.292 1.663 1.989 2.087 2.372 2.636

84 1.292 1.663 1.989 2.086 2.372 2.636

85 1.292 1.663 1.988 2.086 2.371 2.635

86 1.291 1.663 1.988 2.085 2.370 2.634

87 1.291 1.663 1.988 2.085 2.370 2.634

88 1.291 1.662 1.987 2.085 2.369 2.633

89 1.291 1.662 1.987 2.084 2.369 2.632


(3)

91 1.291 1.662 1.986 2.084 2.368 2.631

92 1.291 1.662 1.986 2.083 2.368 2.630

93 1.291 1.661 1.986 2.083 2.367 2.630

94 1.291 1.661 1.986 2.083 2.367 2.629

95 1.291 1.661 1.985 2.082 2.366 2.629

96 1.290 1.661 1.985 2.082 2.366 2.628

97 1.290 1.661 1.985 2.082 2.365 2.627

98 1.290 1.661 1.984 2.081 2.365 2.627

99 1.290 1.660 1.984 2.081 2.365 2.626

100 1.290 1.660 1.984 2.081 2.364 2.626

101 1.290 1.660 1.984 2.081 2.364 2.625

102 1.290 1.660 1.983 2.080 2.363 2.625

103 1.290 1.660 1.983 2.080 2.363 2.624

104 1.290 1.660 1.983 2.080 2.363 2.624

105 1.290 1.659 1.983 2.080 2.362 2.623

106 1.290 1.659 1.983 2.079 2.362 2.623

107 1.290 1.659 1.982 2.079 2.362 5.623

108 1.289 1.659 1.982 2.079 2.361 2.622

109 1.289 1.659 1.982 2.079 2.361 2.622

110 1.289 1.659 1.982 2.078 2.361 2.621

111 1.289 1.659 1.982 2.078 2.360 2.621

112 1.289 1.659 1.981 2.078 2.360 2.620

113 1.289 1.658 1.981 2.078 2.360 2.620

114 1.289 1.658 1.981 2.078 2.360 2.620

115 1.289 1.658 1.981 2.077 2.359 2.619

116 1.289 1.658 1.981 2.077 2.359 2.619

117 1.289 1.658 1.980 2.077 2.359 2.619

118 1.289 1.658 1.980 2.077 2.358 2.618

119 1.289 1.658 1.980 2.077 2.358 2.618

120 1.289 1.658 1.980 2.076 2.358 2.617

121 1.289 1.658 1.980 2.076 2.358 2.617

122 1.289 1.657 1.980 2.076 2.357 2.617

123 1.288 1.657 1.979 2.076 2.357 2.616

124 1.288 1.657 1.979 2.076 2.357 2.616

125 1.288 1.657 1.979 2.075 2.357 2.616

126 1.288 1.657 1.979 2.075 2.356 2.615

127 1.288 1.657 1.979 2.075 2.356 2.615

128 1.288 1.657 1.979 2.075 2.356 2.615

129 1.288 1.657 1.979 2.075 2.356 2.614

130 1.288 1.657 1.978 2.075 2.355 2.614

131 1.288 1.657 1.978 2.074 2.355 2.614

132 1.288 1.656 1.978 2.074 2.355 2.614

133 1.288 1.656 1.978 2.074 2.355 2.613

134 1.288 1.656 1.978 2.074 2.354 2.613

135 1.288 1.656 1.978 2.074 2.354 2.613

136 1.288 1.656 1.978 2.074 2.354 2.612

137 1.288 1.656 1.977 2.073 2.354 2.612


(4)

139 1.288 1.656 1.977 2.073 2.353 2.612

140 1.288 1.656 1.977 2.073 2.353 2.611

141 1.288 1.656 1.977 2.073 2.353 2.611

142 1.288 1.656 1.977 2.073 2.353 2.611

143 1.288 1.656 1.977 2.073 2.353 2.611

144 1.287 1.656 1.977 2.073 2.353 2.610

145 1.287 1.655 1.976 2.072 2.352 2.610

146 1.287 1.655 1.976 2.072 2.352 2.610

147 1.287 1.655 1.976 2.072 2.352 2.610

148 1.287 1.655 1.976 2.072 2.352 2.609

149 1.287 1.655 1.976 2.072 2.352 5.609

150 1.287 1.655 1.976 2.072 2.351 2.609

151 1.287 1.655 1.976 2.072 2.351 2.609

152 1.287 1.655 1.976 2.072 2.351 2.609

153 1.287 1.655 1.976 2.071 2.351 2.608

154 1.287 1.655 1.975 2.071 2.351 2.608

155 1.287 1.655 1.975 2.071 2.351 2.608

156 1.287 1.655 1.975 2.071 2.350 2.608

157 1.287 1.655 1.975 2.071 2.350 2.608

158 1.287 1.655 1.975 2.071 2.350 2.607

159 1.287 1.654 1.975 2.071 2.350 2.607

160 1.287 1.654 1.975 2.071 2.350 2.607

161 1.287 1.654 1.975 2.071 2.350 2.607

162 1.287 1.654 1.975 2.070 2.350 2.607

163 1.287 1.654 1.975 2.070 2.349 2.606

164 1.287 1.654 1.975 2.070 2.349 2.606

165 1.287 1.654 1.974 2.070 2.349 2.606

166 1.287 1.654 1.974 2.070 2.349 2.606

167 1.287 1.654 1.974 2.070 2.349 2.606

168 1.287 1.654 1.974 2.070 2.349 2.605

169 1.287 1.654 1.974 2.070 2.349 2.605

170 1.287 1.654 1.974 2.070 2.348 2.605

171 1.287 1.654 1.974 2.070 2.348 2.605

172 1.286 1.654 1.974 2.069 2.348 2.605

173 1.286 1.654 1.974 2.069 2.348 2.605

174 1.286 1.654 1.974 2.069 2.348 2.604

175 1.286 1.654 1.974 2.069 2.348 2.604

176 1.286 1.654 1.974 2.069 2.348 2.604

177 1.286 1.654 1.973 2.069 2.348 2.604

178 1.286 1.653 1.973 2.069 2.347 2.604

179 1.286 1.653 1.973 2.069 2.347 2.604

180 1.286 1.653 1.973 2.069 2.347 2.603

181 1.286 1.653 1.973 2.069 2.347 2.603

182 1.286 1.653 1.973 2.069 2.347 2.603

183 1.286 1.653 1.973 2.068 2.347 2.603

184 1.286 1.653 1.973 2.068 2.347 2.603

185 1.286 1.653 1.973 2.068 2.347 2.603


(5)

187 1.286 1.653 1.973 2.068 2.346 2.602

188 1.286 1.653 1.973 2.068 2.346 2.602

189 1.286 1.653 1.973 2.068 2.346 2.602

190 1.286 1.653 1.973 2.068 2.346 2.602

191 1.286 1.653 1.972 2.068 2.346 2.602

192 1.286 1.653 1.972 2.068 2.346 2.602

193 1.286 1.653 1.972 2.068 2.346 2.602

194 1.286 1.653 1.972 2.068 2.346 2.601

195 1.286 1.653 1.972 2.068 2.346 2.601

196 1.286 1.653 1.972 2.068 2.346 2.601

197 1.286 1.653 1.972 2.067 2.345 2.601

198 1.286 1.653 1.972 2.067 2.345 2.601

199 1.286 1.653 1.972 2.067 2.345 2.601


(6)

Lampiran 7

Tabel Nilai-nilai r Product Moment

N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317

29 0,367 0,470 70 0,235 0,306

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 75 0,227 0,296

7 0,754 0,874

8 0,707 0,834 31 0,355 0,456 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,276 10 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270

34 0,339 0,436 95 0,202 0,263

11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 100 0,195 0,256

12 0,576 0,708

13 0,553 0,684 36 0,329 0,424 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194

39 0,316 0,408 200 0,138 0,181

16 0,497 0,23 40 0,312 0,403 300 0,113 0,148

17 0,482 0,606

18 0,468 0,590 41 0,308 0,398 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,088 0,115

20 0,444 0,561 43 0,301 0,389

44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097

22 0,423 0,537

23 0,413 0,526 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 24 0,404 0,515 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086

25 0,396 0,505 48 0,284 0,368

49 0,281 0,364 1000 0,062 0,081