Pengembangan Koleksi Ketersediaan Koleksi .1 Pengertian Ketersediaan Koleksi

penyerahan perlu diperiksa kesahihannya seperti adanya kartu buku, stempelcap, nomor registrasi, nomor punggung dan perlengkapan lain. Menurut Standar Nasional Indonesia 2009 “Penambahan koleksi buku sekurang- kurangnya 2 dari jumlah judul per tahun atau minimal 100 judul per tahun dipilih mana yang paling besar”. Berdasarkan uraian diatas pengolahan koleksi perpustakaan adalah perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan koleksi perpustakaan haruslah segera diproses sesuai dengan aturan pengolahan koleksi perpustakaan.

2.3.5 Pengembangan Koleksi

Menurut Perpustakaan Nasional dikutip dalam Kurniawati 2007 : 4 “Pengembangan koleksi perpustakaan adalah kegiatan awal dari pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan, bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan keperluan masyarakat pengguna, dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi”. Pengembangan koleksi meliputi kegiatan pemilihan bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka, inventarisasi bahan pustaka, stock opname, dan wedding. Pada kegiatan pengembangan koleksi ini akan dijelaskan siapa yang berwenang untuk memilih, mempertimbangkan yang akan dipakai dan siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan pengadaan bahan pustaka. Koleksi perlu dibina dan dikembangkan secara terus menerus agar terjaga ketersediaan dan kemutakhirannya. Untuk membina koleksi yang tangguh dan dapat dipertanggungjawabkan perpustakaan hendaknya memiliki pedoman tertulis pengembangan koleksi perpustakaan. Pedoman ini biasanya disebut dengan Kebijakan Pengembangan Koleksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi adalah sebagai berikut: a Sumber alat seleksi Untuk mendukung proses pemilihan bahan pustaka secara baik dan optimal perpustakaan perlu memupuk alat bantu seleksi bahan pustaka seperti katalog penerbit, bibliografi nasional maupun manca negara misal books in print, bibliografi subyek, timbangan resensi buku, katalog penerbit, daftar majalah yang terbit di dalam negeri maupun luar negeri dan usulan dari pimpinan atau pengguna perpustakaan. Sumber alat bantu seleksi tersebut harus selalu diperbaharui atau mutakhir. Judul- judul buku terpilih dipindahkan dalam lembarkartu isian yang disebut desiderata dan selanjutnya disimpan menurut tata penjajaran tertentu. b Tim seleksi bahan pustaka Untuk memperoleh koleksi perpustakaan yang komprehensif dan memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan, penseleksian dan penetapan bahan pustaka yang akan diadakan dilakukan oleh Tim seleksi bahan pustaka. Tim seleksi terdiri dari Universitas Sumatera Utara unsur pustakawan senior, pengguna potensial, pejabat struktural terkait dan unsur lain yang peduli perpustakaan. Tim seleksi dibentuk oleh pejabat tertinggi atau yang berwenang di perpustakaan atau menurut ketentuan lembaga induk. c Kebijakan pemilihan bahan pustaka Langkah awal dari pengadaan koleksi adalah melakukan pemilihan atau seleksi. Dalam melakukan pemilihan hendaknya perpustakaan mempunyai kebijaksanaan tertulis. Kebijaksanaan ini dalam kurun waktu tertentu selalu disempurnakan yang dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan umum dan program perpustakaan sesuai dengan perkembangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas dan kemampuan perpustakaan oleh pihak yang diberi wewenang memilih bahan pustaka. b Pengadaan bahan pustaka disesuaikan dengan misi dan program – program perpustakaan. c Komposisi cakupan subyek jenis koleksi hendaknya proporsioanal dan diupayakan mencukupi kebutuhan dan memuaskan penggunanya internal atau target pelayanan d Bahan pustaka yang diusahakan hendaknya dipilih yang mutakhir atau edisi terakhir. e Pemilihan bahan pustaka didasarkan atas azas manfaat dan efisiensi. Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus 1999 : 21 – 23 Dalam kegiatan pengembangan koleksi suatu perpustakaan didasarkan pada profil koleksi dan kebutuhan pengguna akan bahan pustaka tersebut. Dimana kegiatan untuk mengetahui bagaimana profil koleksi suatu perpustakaan yang merupakan kegiatan pengumpulan data yang jumlah koleksinya menurut subjek yang sesuai dengan subjek yang dicakup disebut ”Stock Opname” Stock Opname mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Mengetahui keadaan koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan. b. Mengetahui jumlah buku judul eksemplar koleksi bahan pustaka menurut golongan klasifikasi dengan tepat. c. Menyediakan jajaran katalog yang tersusun rapi yang menandakan koleksi bahan pustaka d. Untuk mengetahui dengan tepat bahan pustaka yang tidak ada katalognya. e. Untuk mengetahui pustaka yang dinyatakan hilang. f. Untuk mengetahui dengan tepat kondisi bahan pustaka, apakah dalam keadaan rusak atau tidak lengkap. Keuntungan diadakan Stock Opname yaitu: 1. Dapat disusun dari daftar bahan pustaka yang disiangi karena sudah tidak sesuai dengan subjek, tahun, kondisi bahan pustaka dan susunan bahan pustaka yang mutakhir. 2. Mengetahui bahan pustaka yang paling banyak dinikmati oleh pengguna informasi. Hal ini berarti stock opname digunakan sebagai petunjuk pemilihan bahan pustaka. 3. Mengetahui tingkat hilangnya bahan pustaka di perpustakaan. 4. Dapat diperolehnya susunan bahan pustaka yang rapi dan baik. 5. Mudah membersihkan bahan pustaka dari debu dan kotoran lain. Universitas Sumatera Utara Stock Opname memiliki beberapa prosedur dan metode: 1. Daftar Pengadaan Accessories List Daftar pengadaan dicocokkan dengan buku dalam rak. Dibutuhkan 2 orang petugas dimana seorang memeriksa buku satu persatu kemudian menyebutkan nomor induknya, dan petugas lainnya memeriksa dari memberi tanda pada daftar pengadaan. 2. Buku inventaris melalui daftar register bahan pustaka, memberi tanda pada register, untuk bahan-bahan yang sedang dipajang, diperbaiki, atau tidak diketahui. 3. Lembar lepas yang berasal dari buku induk. Lembar lepas ini berisi nomor induk yang dibatasi sampai 100 nomor. 4. Menghitung bahan pustaka. Buku-buku dalam rak langsung dihitung dan ditambahkan dengan buku yang sedang dipinjam, dijilid, dan diperbaiki kemudian dikurangi dengan jumlah koleksi yang didasarkan pada buku. Selisih kedua angka merupakan jalan buku yang tidak diketahui atau hilang. 5. Jajaran Katalog yang disusun berdasarkan nomor kelas self list Self list disebut sebagai daftar pergerakan karena susunan kartu katalog sama dengan susunan buku-buku dalam rak. 6. Kartu Uji Check Card Kartu ujian ini menggunakan kartu katalog dimana tiap rak berisi buku yang diberi nomor atau simbol. Kemudian tiap buku dibuatkan satu kartu uji yang berisi nomor induk atau simbol lokasi. Kartu ini dibuat untuk buku-buku yang dipinjam, dijilid atau diperbaiki. 7. Bantuan Komputer Metode ini membandingkan nomor-nomor induk yang ada di buku dalam jajaran rak, dengan nomor induk buku yang terdaftar dalam buku induk. Tetapi perbandingan nomor induk dilakukan dengan bantuan komputer yaitu dengan lebih dulu memasukkan data-data nomor induk buku yang terdapat dalam rak, dan nomor induk buku yang ada dalam buku induk. 8. Stock Opname berdasarkan contoh sampel akan didapatkan angka laju kehilangan buku per tahun berdasarkan perhitungan rata-rata. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pustakawan pengembangan koleksi juga harus secara berkala memeriksa data pinjam antar perpustakaan. Bila koleksi yang tidak dimiliki perpustakaan, tetapi sering diminta melalui pinjam antar perpustakaan, berarti buku atau jurnal itu mempunyai peminat yang tinggi, sehingga sewajarnya koleksi tersebut dimiliki oleh perpustakaan.

2.4 Koleksi Dasar Perpustakaan Khusus