4. Bantuan sosial bagi keluarga anak yang miskin 5. Menyediakan informasiasuhan
e. Pelayanan bagi anak-anak dalam situasi krisis, darurat dan kerusuhan sosial. Baik dalam bentuk trauma center, konseling, penyediaan kebutuhan pokok,
dan kebutuhan tumbuh kembang anak.
2.5. Kerangka Berpikir
Dalam menjalani hidup, setiap individu baik disadari atau tidak disadari akan melakukan penilaian atau evaluasi terhadap seluruh pengalaman hidupnya, baik yang
menyenangkan maupun tidak menyenangkan, yang selanjutnya akan mengakibatkan kebahagiaan atau ketidakbahagiaan.
Tinggal di panti asuhan adalah salah satu pengalaman dari sekian banyak pengalaman yang dapat terjadi pada anak panti asuhan. Pengalaman ini pada akhirnya
juga dapat mempengaruhi dan membentuk kebahagiaan seseorang, melalui evaluasi dan penghayatan terhadap kehidupannya dipanti asuhan. Sebagai seorang remaja
yang merupakan bagian dari masa depan bangsa, dan remaja panti asuhan juga memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki kebahagiaan hidup.
Menurut Seligman 2002, happiness adalah perasaan positif dan kegiatan positif tanpa unsur paksaan sama sekali dari kondisi dan kemampuan seseorang untuk
merasakan emosi positif di masa lalu, masa depan dan masa sekarang.
52
Carlson 1984, dalam Manz,2003 kebahagiaan lebih mengarah pada meniadakan ketidakbahagiaan daripada berusaha untuk bahagia. Seligman 2002
mengatakan bahwa, Hanya terdapat sedikit korelasi negatif antara emosi positif dan emosi negatif. Ini berarti, jika memiliki banyak emosi negatif, seseorang mungkin
memiliki lebih sedikit emosi positif dibandingkan dengan rata-rata. Meskipun demikian, tidak berarti seseorang menjauh dari kehidupan yang senang dan tidak
berarti pula seseorang terlindungi dari kesedihan.
Salah satu faktor yang menentukan happiness seseorang adalah religiusitas atau agama. Karena agama adalah penuntun jalan hidup individu agar selalu berada
pada jalan yang benar. Orang yang religius akan lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan.
Glock Stark dalam Anchok, 2004 mengatakan bahwa agama adalah sistem simbol, keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang
semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi ultimate meaning.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengasuh panti asuhan, mereka memberikan berbagai program panti untuk membantu anak meningkatkan perilaku
religiusitas pada remaja. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dibuat memiliki tujuan yang sangat baik, yaitu untuk mendekatkan diri anak kepada Tuhannya, melatih anak
53
secara dini untuk mengamalkan ilmu agama, serta untuk menghindari dari kegiatan yang tidak bermanfaat, atau masalah-masalah yang membuat anak sedih baik masa
lalu maupun yang sedang dijalaninya. Sehingga kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi anak untuk mencapai kebahagiaan hidup. Berdasarkan fenomena dan
teori yang telah diuraikan diatas, maka kerangka berfikirnya:
RELIGIUSITAS
1. Keyakinan 2. Praktek Agama
3. Pengetahuan 4. Pengalaman
5. Konsekuensi
HAPPINESS
1. Emosi Positif : masa lalu, masa depan, dan
masa sekarang
2.6. HIPOTESIS