Sebelum melaksanakan pernikahan ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Desa Pulau Legundi, yaitu:
1. Tahap Perkenalan
Bila seorang jejaka merasa tertarik pada seorang gadis maka si jejaka tersebut akan mencari cara agar dapat mendekati si gadis. Pada saat acara adatlah di jejaka
tersebut bersama keluarganya melakukan nyubuk, yakni menilai apakah gadis tersebut memang sesuai dengan pilihannya, dengan cara mengintip di balik sarung
yang dipakai, apabila gadis tersebut berkenan di hati si jejaka maka keluarganya langsung menanyakan bibit, bobot, dan bebet si gadis atau disebut dengan beulih-
ulihan .
46
2. Tahap Bekado
Tahap bekado yakni, keluarga si jejaka mengirim utusan untuk mendatangi rumah si gadis dengan membawa berbagai macam barang atau bahan makanan
sebagai rangkaian proses pendekatan. Bila pemberian itu diterima dengan baik maka tahapan selanjutnya si gadis sudah dapat dikatakan sebagai calon pengantin wanita
dan akan segera dilamar.
3. Lamaran
Setelah keduanya saling menyukai maka pihak orangtua pria datang untuk melamar yang disebut juga tahap nunang. Pada saat ini pihak mempelai pria juga
membawa oleh-oleh berupa uang, dodol, dan sekapur sirih. Setelah lamaran diterima maka menjelang hari berikutnya rombongan pihak pria tersebut akan datang lagi
46
Hasbullah Ismail, Wawancara Pribadi, 2009
57
untuk mengadakan nyeurik atau mengikat. Dewasa ini bisa dikatakan bahwa keduanya telah bertunangan. Sebagai tanda bahwa si gadis telah bertunangan, maka
sang ibu mengikat badan anaknya dengan benang. Kemudian selang beberapa hari maka akan diadakan manjau yakni merundingkan hari H. Maka sesuai dengan
perundingan sebelumnya, apakah perkawinan akan diadakan dengan cara terang- terangan atau begawi. Begawi adalah pesta adat Lampung pepadun, dengan
memotong kerbau di rumah pihak calon pengantin pria atau bisa juga di rumah calon pengantin wanita. Pesta adat ini biasa diadakan oleh kaum bangsawan, disebut
dengan munaek suntan berpangkat tinggi dalam adat.
47
4. Upacara Arak Pengantin
Selanjutnya keluarga pihak wanita mengajak calon mempelai wanita ke rumah tunangannya untuk dipertemukan dengan calon mempelai pria. Kemudian juru bicara
rombongan pihak pria menyatakan maksud kedatangan mereka ke rumah mempelai wanita. Pada saat pertemuan itu akan diadakan netak aping acara memotong kain,
kedua belah pihak rombongan memegang sepakat maka kain tersebut dipotongdibelah tengahnya sebagai pemecah hambatan.
Setelah itu calon pengantin wanita diarak terlebih dahulu, dalam proses arak ini diiringi oleh nyanyian shalawat yang dinyanyikan oleh para ibu-ibu dari
rombongan kedua belah pihak, sambil menabuh rebana dan proses arak ini pula diiringi oleh tarian-tarian adat, yang mana para penari adat tersebut adalah para
pemuda, dan menari didepan kedua calon pengantin.
47
Ibid
58
Sesampai di rumah pengantin pria lalu disambut dengan tabuhan talo balak dengan irama gembira dan tembakan meriam. Di depan rumah mempelai kedua
orangtua dan kerabat terdekat mempelai pria telah menanti untuk menyambut kedatangan kedua mempelai, dan para hadirin yang ada langsung menaburkan beras
yang dicampur kunyit dan uang logam saweran, proses saweran ini dilakukan berbarengan dengan dibacakannya yalilan oleh para bapak-bapak yang sudah
dipercayakan oleh para tokoh adat. Kemudian didudukkan di atas kasur usut yang tengah digelar di depan
penghulu. Setelah proses akad nikah selesai kedua mempelai didudukkan dengan bersila dengan posisi lutut kiri mempelai pria menindih lutut mempelai wanita,
bermakna agar kelak mempelai wanita selalu patuh dan setia terhadap suami kelak. Kemudian siger mempelai wanita dibuka dan diganti dengan handuk liling,
dilanjutkan dengan acara mosok dan makkuhken inai adek yakni pemberian gelar adat.
Pada saat makkuhken inai adek, istri dari kepala adat memberikan gelar dengan menekan telunjuk tangan kiri di atas dahi kedua mempelai kemudian
mengetuk kunci rumah di dahi kedua mempelai sebanyak tujuh kali hitungan lalu menyebutkan gelar apa yang didapatkan kedua mempelai. Acara mosok dan
makkuhken inai adek dilakukan oleh ibu atau nenek mempelai pria. Kemudian
mempelai pria membuka kalung yang dipakai oleh mempelai wanita lalu dipakaikan pada adik perempuannya agar kelak dimudahkan jodohnya. Kemudian kedua
mempelai bangun lalu menebarkan kacang goreng dan permen pada gadis-gadis yang
59
hadir menyaksikan acara tersebut. Seluruh gadis-gadis yang hadir bersama-sama merebut kacang dan permen serta memakannya dengan maksud agar cepat
mendapatkan jodoh.
5. Pelaksanaan Hiburan dalam walimah