Metodelogi Pengembangan Sistem LANDASAN TEORI

4. Bentuk Normal Ketiga 3NF Third Normal Form Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi harus sudah termasuk dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan transitif. Dengan kata lain, setiap atribut yang bukan kunci haruslah bergantung pada primary key dan pada primary key secara keseluruhan. http: library.gunadarma.ac.id

2.5 Metodelogi Pengembangan Sistem

Untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan menggunakan suatu metodologi yang disebut metodelogi pengembangan sistem. Yang dimaksud dengan metodologi ini adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi utuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalis, meracang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi Hoffer dkk, 1998 Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses, pengembangan sistem informasi juga memiliki daur hidup. Daur hidupnya disebut daur pengembangan sistem informasi O’Brien, 2001 atau secara lebih umum dinamakan SDLC System development life cycle atau daur hidup pengembangan sistem. SDLC merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk pengembangan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Kadir, 2003: 398. 39 Secara umum siklus hidup pengembangan sistem terdiri atas lima tahap, yaitu : a. Analisis sistem b. Desain Sistem c. Implementasi system d. Operasi dan Pemeliharaan Gambar 2.23 Tahapan-Tahapan Dalam SDLC Kadir, 2003:399 2.5.1 Analisis Sistem Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Permintaan dapat datang dari seorang manajer diluar departemen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau menemukan adanya peluang baru. Namun, adakalanya inisiatif pengembangan sistem baru berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan 40 sistem informasi, yang bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau mengatasi masalah-masalah yang belum tertangani. Untuk melaksanakan hal tersebut, dibentuklah proyek baru yang ditangani dalam bentuk tim, yang melibatkan pemakai, analisis sistem, dan para spesialis sistem informasi yang lain. Tujuan utama anlisis sistem adalah untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan . a. Studi Kelayakan Studi Kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahap ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling. Tabel 2.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Aspek Pertimbangan Teknologi Apakah sistem dapat dikembangkan dan Dioperasikan dengan teknologi yang tersedia? Ekonomi Apakah manfaat sistem lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan termasuk untuk memenuhi kebutuhan Non-Ekonomi Apakah sistem yang diusulkan memiliki keuntungan yang tak dapat diukur dengan uang? Organisasi atau Operasional Apakah level keahlian yang digunakan dalam sistem baru sesuai dengan pegawai yang akan mengoperasikannya? Jadwal Mungkinkah menerapkan sistem tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan? Kendala Hukum, etika, dan yang lain Apakah sistem yang diusulkan tidak bertentangan dengan etika atau hukum? Sumber : Kadir, 2003: 403 41 b. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan disebut juga spesifikasi fungsional. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yan akan yang dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Spesifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepakatan antara pengembang sistem, pemakai yang kelak menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang lain. Untuk melakukan analisis kebutuhan, analisis sistem biasanya melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Wawancara Cara ini merupakan cara yang paling umum dilakukan. Kebutuhan diperoleh dengan mewawancarai para pemakai dan manajer. 2. Riset terhadap sistem sekarang Informasi tentang sistem dapat diperoleh dengan mempelajari formulir pemasukan data atau layar pemasukan data, laporan-laporan yang tersedia, serta dokumentasi sistem yang berjalan. 3. Observasi lapangan Untuk memahami sistem yang sedang berjalan, analisis sistem dapat melakukan kunjungan ke lapangan dan mengamati segala hal yang sedang berlangsung. 42 4. Kuis Informasi dari pemakai atau manajer bisa diperoleh melalui lembar- lembar pertanyaan dan mereka diminta untuk mengisi. 5. Pengamatan terhadap sistem serupa Menggali informasi dari pemakai yang menggunakan sistem serupa pada tempat lain terkadang bisa dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan dalam membangun sistem yang baru. 6. Protipe Protipe sangat bermanfaat manakala kebutuhan sangat sulit untuk diidentifikasi. Dengan membuat protipe dan menunjukkan kepada pemakai, analisis sistem dapat meminta pemakai untuk memberikan komentar atau pandangan. 2.5.2 Desain Sistem Desain sistem dibagi menjadi dua tahapan, yakni Perancangan Konseptual dan Perancangan Fisik. Target akhir tahapan ini adalah menghasilkan rancangan yang memenhi kebutuhan yang ditentukan selama tahapan analisis sistem. Hasil akhirnya berupa spesifikasi rancangan yang sangat rinci sehingga mudah diwujudkan pada saat pemograman. 43 a. Perancangan Konseptual Perancangan konseptual sering kali disebut perancangan logis. Pada perancangan ini, kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah yang teridentifikasi selama tahapan analisis sistem mulai dibuat untuk diimplementasikan. Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam perancangan konseptual, yaitu : 1. Evaluasi alternatif rancangan Digunakan untuk menentukan alternatif-alternatif rancangan yang bisa digunakan dalam sistem. Tabel 2.2 Beberapa Bahan Pertimbangan Evaluasi Aternatif Rancangan Pertimbangan Rancangan Alternatif Rancangan Topologi Jaringan Bus, binatang, cincin, dll Saluran Komunikasi Jalur telepon, kabel koaksial, serat optik, mikrogelombang, atau satelit Jaringan Komunikasi Sentralisasi, desentralisasi Media Penyimpanan Data Tape, floppy disk, hard disk, atau cetakan Operasi Ditangani sendiri atau outsourcing Frekuensi Keluaran Seketika, harian, mingguan, dsb Komputer Mainframe, minikomputer, atau mikrokomputer Pemrosesan Transaksi Batch atau Online Sumber : Kadir, 2003: 407-408 2. Spesifikasi rancangan konseptual Spesifikasi rancangan ini mencakup elemen-elemen berikut: 44 a Keluaran Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan harian, mingguan, dan sebagainya, isi laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup ditampilkan pada layar atau perlu dicetak b Penyimpanan Data Semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan ditentukan lebih detail, termasuk ukuran data misalnya, nama barang makimal terdiri dari 25 karakter dan letaknya dalam berkas. c Masukan Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam sistem d Prosedur Pemrosesan dan operasi Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukan diproses dan disimpan dalam rangka untuk menghasilkan laporan. 3. Menyiapkan laporan rancangan sistem konseptual. Berdasarkan laporan inilah, prancangan sistem secara fisik dibuat b. Perancangan Fisik Pada perancangan fisik, rancangan yang bersifat konseptual diterjemahkan 45 dalam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka antarmodul, serta basis data secara fisik. Berikut adalah hasil akhir setelah perancangan fisik berakhir : 1. Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen 2. Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data 3. Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi antara pemakai dan sistem menu, ikon, dan lain-lain 4. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan 5. Rancangan basis data, berupa rancangan-racangan berkas dalam basis data, termasuk penetuan kapasitas masing-masing 6. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem Gambar 2.24 Desain Sistem Sumber : Kadir, 2003: 398-415 46 2.5.3 Implementasi Sistem Pada tahap ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud berupa : a. Pemograman dan pengujian b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak c. Pelatihan kepada pemakai 2.5.4 Operasi dan Pemeliharaaan Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem lama, sistem memasuki pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Selama sistem beroperasi, pemeliharaan sistem tetap diperlukan karena beberapa alasan. Pertama, mungkin sistem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama masa pengujian sistem . Kedua, pemeliharaan diperlukan karena perubahan bisnis atau lingkungan. Dan ketiga, pemeliharaan juga bisa dipicu karena kinerja sistem yang menjadi menurun sehingga barangkali perubahan-perubahan dalam penulisan program.Kadir, 2003: 400-415

2.6. Basis Data