BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan suatu agama yang di dalamnya terdapat usaha untuk menyebar luaskan kebenaran yang diyakini datang hanya dari
Tuhan, sikap mengajak atau menyeru kepada orang banyak untuk mempercayaai dan menganut agama Isalam adalah suatu tugas suci serta
pengabdian kepada Tuhan. Usaha memperjuangkan dan menyebar luaskan kebenaran atas ajaran Islam telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad
SAW, yang kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, para Tabi’in, serta para pengikutnya. Setiap muslim berkewajiban untuk menyampaikan ajaran
Islam tersebut, walaupun pengetahuan yang dimilikinya tentang agama Islam tersebut masih sedikit. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS.
An-Nahal ayat 125, yang artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. An-nahal : 125
Dakwah dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan, dakwah bersifat persuasif, edukatif atau yang lainnya. Di dalam dakwah harus
dihindarkan yang sifatnya pemaksaan, karena hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Dakwah dapat dilaksanakan dalam
berbagai bentuk, seperti kegiatan pengajian, pendidikan, forum atau kajian ilmiah, kegitan social, pencerminan pribadi seorang pendakwah atau
kelompok untuk menjadi contoh yang mencakup watak, sikap dan tingkah laku. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif
dalam rangka perubahan situasi dalam ajaran yang diusahakan dengan dakwah.sikap dan tingkah laku.
Dari berbagai bentuk kegiatan untuk melakukan dakwah, salah satunya melalaui sarana pendidikan. Dan diantara sarana pendidikan yang
bergerak dibidang dakwah adalah pesantren. Pada Bab II Paragraf 3 Pasal 26 Ayat 1 Menurut Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan Agama Dan
Pendidikan Keagamaan, pesantren menyelenggarakan pendidikn dengan tujuan mennanmkn keimana dan ketakwaan kepada Allah SWT, akhlak
mulia, serta tradisi pesantren untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik santri untuk menjadi ahli ilmu
agama Islam mutafaqqih fiddin atau menjadi muslim yang memiliki keterampilan atau keahlian untuk membangun kehiupan yang Islami di
masyarakat.
1
Pesantren merupakan salah satu tempat untuk menuntut ilmu setelah siswa melewati jenjang SD Sekolah Dasar, status pesantren tidak beda
halnya dengan SLTP Sekolah lanjutan Tengah Pertama atau SMP Sekolah Menengah Pertama. Bahkan ada yang sampai pada tingkat yang setara
dengan SLTA Sekolah Lanjutan Atas atau SMA Sekolah Menengah Atas, yaitu MTS Madrasah tsanawiyah dan MA Madrasah Aliyah. Yang
1
Direktorat Jendral pendidikan Islam, Kumpulan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan Jakarta: Departemen Agama Ri, 2007 Bab II, Paragraf3,
Pasal 26 Ayat 1, h. 241
membedakannya adalah hanya penambahan waktu belajar, yang sekolah- sekolah umum lainnya belum tentu memilki program waktu seperti yang
dimiliki pondok pesantren. Kata pondok pesantren terdiri dari dua kata, yaitu pondok dan
pesantren. Kata pondok berasal dari bahasa Arab Funduqun, yang artinya hotel atau penginapan.
2
Sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Ridawan Lubis
yang mengatakan pondok ialah tempat tinggal para santri selama menuntut ilmu.
3
Sedangkan Menurut Mastuhu, yang dimaksud
dengan pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
Islam degan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku sehari-hari.
4
Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa pengertian pondok pesantren adalah tempat orang-orang atau para pemuda menginap
bertempat tinggal yang di dalamnya terdapat suatu kegiatan untuk mempelajari, memahami, mendalami, mengkhayati, dan mengamalkan
ajaran agama Islam. Suatu kebanggan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang agamis
bahwa penduduknya beragama Islam terbesar di dunia, begitu pula halnya dengan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Untuk tetap mempertahankan prestasi tersebut diperlukan sarana pendidikan agama dan juga pendidikan umum,
2
Ahmad Warsan Munawar, Al-Munir, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h.1073
3
M. Ridwan Lubis, Pemikiran Soekarno Tentang Islam, Jakarta: CV. Masagung, 1997, h. 23
4
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994, h. 55
salah satu sarana pendidikan tersebut tidaklah lain adalah sarana pendidikan di lingkungan pondok pesantren.
Ironisnya sesuai fakta bahwa mayoritas penduduk Jakarta yang beragam Islam khususnya di wilayah Jakarta Utara sangat rendah perhatian dan
minatnya terhadap pondok pesantren, hal ini dapat dibuktikan dari sedikitnya kuota santri yang bermukim di pondok pesantren khususnya pondok pesantren
Al-Muhajirin dibandingkan dengan anak-anak yang masuk ke sekolah-sekolah umum. Karena pada umumnya kebanyakan orag tua murid lebih senang
memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah umum negeri, mulai dari tingkat pendidikan dasar seperti SD, SMP, SMA, sampai dengan perguruan tinggi.
Apabila tidak diterima di sekolah negeri tersebut, maka alternatif selanjutnya memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah umum suwasta. Terlebih lagi bagi
orang tua yang memiliki ekonomi yang memadai, mereka sangat senang dan bangga bila anaknya diterima di sekolah-sekolah favorit seperti : Tarakanita,
Santa Ursula, PSKD, dan lain-lain. Sehingga tidak lagi memperhatikan apakah pemilik sekolah tersebut beragama Islam atau di luar Islam.
Kondisi ini yang menarik bagi peneliti untuk mengangkat masalah ini, salah satu penyebab kurang berminatnya para orang tua memasukkan anaknya
ke dalam lingkungan pondok pesantren dikarenakan masih banyak para orang tua yang memandang pondok pesantren hanya dari sisi negatifnya.
Untuk itu peneliti perlu melakukan pengamatan langsung pada pondok pesantren Al-Muhajirin yang peneliti jadikan sebagai objek penelitian.
Harapan peneliti dapat memberikan gambaran umum tentang pondok pesantren, sehingga para orang tua bisa lebih berminat untuk memasukkan
anaknya ke dalam pondok pesantren khususnya pondok pesantren Al- Muhajirin. Karena dengan banyaknya orang tua yang memasukkan anaknya
ke pondok pesantren, diharapkan semaikin banyak orang-orang yang perduli terhadap kemajuan agama Islam di masa depan guna mempertahankan adab
dan akhlak orang-orang Islam. Melihat kondisi yang demikian, peneliti berniat mengadakan penelitian
di pondok pesantren Al-Muhajirin Pejagalan Penjaringan Jakarta utara, serta
mencoba mengangkat topic skripsi ini dengan judul: “Persepsi Santri terhadap Pondok Pesantren Al-Muhajirin Penjaringan Jakarta Utara”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah