Masing-masing rasa ini mempunyai daerah penerima rasa sendiri-sendiri pada lidah, sedangkan rasa-rasa lain merupakan
campuran dari rasa-rasa pokok ini.
34
e. Indera Kulit
Indera ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan dan temperature. Tatapi tidak semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-
rasa ini, dan pada bagian-bagian tertentu saja yang dapat menerima stimulus-stimulus tertentu. Dalam hal tekanan atau rabaan, stimulus
langsung mengenai bagian kulit bagian rabaan atau tekanan. Stimulus ini akan menimbulkan kesadaran akan lunak, keras, halus dan kasar.
Stimulus yang dapat menimbulkan rasa sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan sebangsanya yang pada pokoknya
stimulus itu cukup kuat menimbulkan kerusakan pada kulit, dan hal ini menimbulkan rasa sakit.
35
B. Santri
1. Pengertian Santri
Menurut Nurchalish Madjid ada dua pendapat tentang santri.
Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa “santri” berasal dari perkataan “cantrik”, sebuah kata yang berasal dari bahasa sansekerta
yang artinya “melek huruf”. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa dari kata
“cantrik”, berarti seseorang yang selalu mengikuti kemana gurunya pergi
34
Ibid, h. 128
35
Ibid, h. 129
menetap, tentunya dengan tujuan dapat belajar darinya mengenai suatu keahlian.
36
Dari sini dapat diasumsikan bahwa menjadi santri berarti juga menjadi tahu tentang agama, atau paling tidak seorang santri itu bisa
membaca Al-Qur’an yang dengan sendirinya membawa pada sikap yang lebih serius dalam memandang agamanya.
Disisi lain Zamakhsyari Dhofier berpendapat bahwa, santri dalam
bahasa India berarti “orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana Kitab Suci agama Hindu”.
37
Sedangkan dalam penelitiannya, Clifford Geertz berpendapat
bahwa kata santri mempunyai arti luas dan sempit. Dalam arti luas dan umum santri adalah bagian penduduk Jawa yang memeluk Islam secara
benar-benar, bersembahyang, pergi ke masjid, dan berbagi aktivitas lainnya.
38
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian santri adalah mereka yang berasal dari pondok pesantren, atau mereka yang
taat menjalankan ajaran agama Islam.
2. Macam-macam Santri
Santri merupakan elemen dari kultur pondok pesantren yang merupakan unsure pokok yang tidak kalah pentingnya dari elemen
lainnya yang ada di pondok pesantren, biasanya santri terdiri dari dua kelompok, yaitu:
36
Nurchalish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997, Cet Ke-1, h. 19-20
37
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyayi, Jakarta: LP3ES, 1994, Cet Ke-6, h. 18
38
Clifford Geertz, Abangan, Santri, priyayi Dalam Masyarakat Jawa, Jakarta: Dunia Pustaka jaya, 1983 Cet ke-2, h. 268
a. Santri Mukim
Santri Mukim adalah santri yang menetap, tinggal bersama Kyai dan secara aktif menuntut ilmu dari seorang Kyai. Dapat juga
secara langsyng sebagai pengurus pesantren yang ikut bertanggung jawab atas keberadaan santri lain. Setiap santri yang mukim telah
lama menetap dalam pondok pesantren secara tidak langsung bertindak sebagai wakil Kyai.
Ada dua motof seorang santri menetap sebagai santri mukim: 1.
Motif menurut ilmu artinya santri itu dating dengan maksud menuntut ilmu dari kyainya.
2. Motif menjunjung tinggi akhlak, artinya seorang santri belajar
secara tidak langsung agar santri tersebut setelag di pondok pesantren kan memiliki akhlak yang terpuji sesuai dengan akhlak
Kyainya.
39
b. Santri kalong
Santri Kalong adalah santri yang berasal dari daerah-daerah di sekitar pondok pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam
pondok pesantren, atau mereka pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pondok pesantren..
40
Santri mukim dengan kyayi atau pimpinan pondok pesantren serta anggota lainnya biasanya tinggal dalam suatu lingkungan
39
M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta: CV. Prasasti, 2003, h. 23
40
Nurchalish Madjid, Kaki Langit Peradaban Islam, Jakarta: Paramadina, 1997, Cet Ke-1, h.157
tersendiri yang disebut pondok, disinilah Kyayi dan santrinya bertempat tinggal.
41
3. Perkembangan Psikologis Santri