luar pondok pesantren, dan pada saat malam apresiasi santri yang biasa di lakukan setiap tiga semester atau yang biasa di sebut dengan malam
perpisahan kelas tiga aliyah yang sudah lulus dari pondok pesantren. Hal ini terbukti dari hasil angket yang tersebar untuk 66 responden,
adapun kategori bimbingan yang dipilih.
53
Dari hasil kategori bentuk latihan, yang paling banyak diminati oleh para santri baik santri laki-laki
maupun perempuan adalah latihan kepemimpinan dan muhadloroh. Sedangkan untuk latihan kesenian seperti latihan Qosidah, marawis,
Qiro’ah, dan latihan menari. Untuk latihan keterampilannya seperti latihan menjahit, menyulam, dan kaligrafi. Pada latihan-latihan tersebut yang
biasanya dilombakan atau ditampilkan pada malam perpisahan atau malam apresiasi santri adalah Ceramah Muhadloroh, Qosidah, Marawis,
Qiro’ah, dan Kaligrafi. Dari sekian banyak bimbingan dan pelatihan yang bisa mengasah
keterampilan para santri, tidaklah membuat kreatifitas anak menjadi hilang bila mereka di masukkan dalam pondok pesantren. Justru semakin terlihat
potensi yang dimiliki oleh masing-masing indinvidu.
4. Masa Depan Yang Suram Lulusan Pondok Pesantren
Pada umumnya lulusan pondok pesantren tidak mempunyai kepercayaan diri yang optimal untuk melamar disuatu perusahaan swasta
apa lagi sebagai PNS pegawai negeri sipil, dikarenakan selama ini
53
Tabel 4.1, Kategori Bimbingan Santri Untuk Melihat Bimbingan Yang Diminati, Lamp. 7
pondok pesantren jarang yang memperhatikan kemana saja para alumninya setelah lulus dari pondok pesantren, bidang pekerjaan apa yang
digeluti, dan sejauh mana mereka beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Sementara untuk tampil sebagai juru dakwah juga belum merasa siap
berkiprah di masyarakat, sehingga lulusan pesantren banyak yang menjadi pengangguran. Oleh karena itu para lulusan pondok pesantren tidak dapat
diterima bekerja dan tidak bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Akibatnya dapat membuat anak yang telah lulus dari pondok pesantren
tidak begitu siap menghadapi segala kehidupan dan tantangan yang ada di luar pondok pesantren.
Di dalam pondok pesantren selain bimbingan yang biasa dilakukan untuk melatih kretifitas santrinya, juga ada bimbingan karir. Guna untuk
mengasah lebih dalam lagi potensi yang dimiliki para santri, terutama bagi santri yang sebentar lagi lulus dari pondok pesantren. Agar sewaktu
mereka di luar pondok telah menguasai potensi yang dimilikinya, tidak hanya dalam bidang agam, melainkan pada keterampilan dan bidang yang
lain. Sehingga mereka siap menghadapi tantangan dari kehidupan yang dilewatinya.
Dan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan atau pondok pesantren, bahwa telah banyaknya lulusan pondok pesantren khusunya
pondok pesantren Al-Muhajirin Penjaringan Jakarta Utara yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi dan telah
banyak yang menjadi orang-orang berhasil. Dan untuk segi izajah di pondok pesantren tidaklah perlu diragukan, karena ijazah pondok
pesantren sudah sangat dihargai oleh pihak atau instansi manapun dan lulusan pondok pesantren sebenarnya sudah sangat siap untuk menghadapi
segala tantangan yang ada di luar dan cobaan kehidupan yang mereka hadapi.
Dari hasil penelitian terhadap persepsi santri yang digambarkan melalui perubahan image negatif menjadi image positif akan pondok pesantren yang
berurutan mulai dari kasih sayang orang tua yang hilang, masa bermain anak yang hilang, kreatifitas anak yang hilang, sampai pada masa depan yang suram bagi
lulusan pondok pesantren dapatlah dibuktikan dengan banyaknya santri yang bertahan masuk ke pondok pesantren selama 6 tahun atau sampai mereka lulus
dari pesantren walaupun kuota santri yang masuk masih lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum atau negeri lainnya. Hal ini tidak
terbukti dari hanya jumlah santri yang bertahan masik selama mereka sekolah di pesantren, tetapi juag dapat dibuktikan dari banyaknya para santri yang berprestasi
dan sudah menjadi alumni yang berhasil di kalangan masyarakatnya.
B. Hubungan Persepsi Santri Terhadap Aktifitas Dakwah di Pondok