Ahmad Jufri Harahap : Kebijakan Tax Planning Untuk Menyes uaikan Pendapatan D an Beban D alam Perhitungan Pajak Penghasilan Pada PT. Sofara Cipta Kirana Medan, 2009.
USU Repository © 2009
27
1. Penyusutan
Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto
adalah sebagai berkut : a.
Untuk dapat dibebankan sebagai biaya, pengeluaran- pengeluaran tersebut harus mempunyai hubungan langsung
dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.
b. Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud
dan harta tidak berwujud serta pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun, pembebanannya
dilakukan melalui penyusutan atau amortisasi. Hal ini diatur dalam Pasal 9 ayat 2 dan Pasal 11 Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.17 tahun 2000.
Misalnya penyusutan aktiva, PT. MAJU JAYA membeli aktiva berupa mobil truk pada tanggal 10 Januari 2004 senilai
Rp 100.000.000. Maka menurut akuntansi aktiva tersebut terserah kebijakan manajemen untuk menentukan masa
manfaatnya. Jika manajemen menggunakan metode garis lurus dengan masa manfaat 4 tahun, penyusutan tersebut adalah 25
pertahun, namun menurut pajak aktiva tersebut harus dimasukkan dalam kelompok II, dimana penyusutannya adalah
12,5 sehingga masa manfaatnya lebih lama yakni 8 tahun. Pada dasarnya beban tersebut jumlahnya sama, namun timbul
perbedaan karena waktu alokasi yang berbeda. Contoh lainnya : Pengeluaran untuk pembangunan sebuah
gedung adalah sebesar Rp 100.000.000. Pembangunan dimulai pada tanggal 1 Oktober 2002 dan selesai pada tanggal 25 Maret
2004. Misalnya menurut akuntansi gedung dikelompokkan dalam masa manfaat sepuluh tahun. Metode penyusutan yang
dipakai akuntansi garis lurus. Maka, perhitungan pajak dan akuntansi adalah sebagai berikut.
Penyusutan menurut akuntansi adalah sebagai berikut : Nilai Perolehan
Rp 100.000.000 Penyusutan 10 x 912 x Rp 100.000.000
Mulai April 2004 Rp 7.500.000
Nilai buku fiskal awal tahun 2005 Rp 92.500.000
Sementara itu, penyusutan menurut perpajakan adalah 1012 x Rp 100.000.000 x 5 asumsi bangunan permanen masa
manfaat 20 tahun = Rp 4.166.667 Mulai Maret 2004. Dengan demikian, tahun 2004 terdapat biaya yang berbeda
menurut perpajakan dan akuntansi Menurut akuntansi
Rp 7.500.000 Menurut perpajakan
Rp 4.166.667 Koreksi Positif
Rp 3.333.333
Ahmad Jufri Harahap : Kebijakan Tax Planning Untuk Menyes uaikan Pendapatan D an Beban D alam Perhitungan Pajak Penghasilan Pada PT. Sofara Cipta Kirana Medan, 2009.
USU Repository © 2009
28
Koreksi positif menimbulkan laba menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut akuntansi.
Namun pada tahun ke 11, penyusutan menurut akuntansi menjadi
Rp 0 Sementara itu, menurut perpajakan adalah
5 x Rp 100.000.000 =
2. Beban sewa lebih dari satu tahun