Ahmad Jufri Harahap : Kebijakan Tax Planning Untuk Menyes uaikan Pendapatan D an Beban D alam Perhitungan Pajak Penghasilan Pada PT. Sofara Cipta Kirana Medan, 2009.
USU Repository © 2009
45
b. Buat Satu Model atau Lebih Rencana Besarnya Pajak
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih atas
tindakan-tindakan berikut :
1. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.
Pada hampir semua sistem perpajakan internasional, paling tidak ada dua negara yang ditentukan lebih dahulu. Dari sudut pandang perpajakan, proses
perencanaan tidak bisa berada di luar dari tahapan pemilihan transaksi, operasi, dan hubungan yang paling menguntungkan.
2. Pemilihan negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi
residen dari negara tersebut.
c. Evaluasi Atas Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan strategik perusahaan, oleh karena itu perlu
dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak tax burden, perbedaan laba kotor dan
pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan. Variabel-variabel tersebut akan dihitung seakurat mungkin dengan hipotesis sebagai berikut :
a. Bagaimana jika rencana tersebut tidak dilaksanakan.
b. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik.
c. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tetapi gagal.
Dari ketiga hipotesis tersebut akan memberikan hasil yang berbeda. Dari Hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan pajak tersebut layak
Ahmad Jufri Harahap : Kebijakan Tax Planning Untuk Menyes uaikan Pendapatan D an Beban D alam Perhitungan Pajak Penghasilan Pada PT. Sofara Cipta Kirana Medan, 2009.
USU Repository © 2009
46
untuk dilaksanakan atau tidak. Sebagai contoh, misalnya perusahaan A menghitung apabila :
1. Ia tidak melaksanakan perencanaan pajak, pajak yang harus ditanggung
Rp.100.000.000 2.
Ia melaksanakan perencanaan pajak dan berhasil, maka pajak yang harus ditanggung Rp. 75.000.000
3. Ia melaksanakan perencanaan pajak tetapi gagal, maka pajak yang harus
ditanggung Rp. 125.000.000 Perusahaan tentu akan memilih untuk melaksanakan tax planning
perencanaan pajak karena ia bisa menghemat pajak sebesar Rp.25.000.000 jika tax planning perencanaan pajak tersebut berhasil sesuai sasaran. Namun perlu
diperhatikan bahwa ada tambahan biaya hukum dan lain-lainnya yang mungkin terjadi apabila pihak otoritas pajak tidak setuju dengan deductible items sehingga
menjadi satu kasus ke pengadilan. Begitu juga mengenai waktu nilai uang time value of money. Bila tax planning perencanaan pajak yang dilaksanakan
semata-mata hanya untuk menunda pembayaran bukan untuk mengurangi beban pajak, maka seharusnya ditarik kembali terhadap nilai sekarang dan dibandingkan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sekarang. Dengan kata lain dilihat dari nilai sekarang present value atas penghematan penundaan pajak berbagai tahun
dikemudian hari dikurangi nilai sekarang atas biaya yang dikeluarkan untuk suatu perencanaan pajak.
Adapun rumus untuk menghitung laba dan rugi atas suatu perencanaan pajak dan aplikasinya yaitu :
Ahmad Jufri Harahap : Kebijakan Tax Planning Untuk Menyes uaikan Pendapatan D an Beban D alam Perhitungan Pajak Penghasilan Pada PT. Sofara Cipta Kirana Medan, 2009.
USU Repository © 2009
47
A = Estimasi laba kotor suatu proyek jika tidak dilaksanakan perencanaan pajak.
B = Estimasi laba kotor suatu proyek jika dilaksanakan perencanaan pajak. C = Estimasi beban pajak jika perencanaan pajak tidak dilaksanakan.
D = Estimasi beban pajak jika perencanaan pajak dilaksanakan dengan baik. E = Estimasi beban pajak jika perencanaan pajak dilaksanakan tetapi gagal.
F = Estimasi biaya selain pajak dari proyek jika perencanaan pajak tidak dilaksanakan.
G = Estimasi biaya selain pajak dari proyek jika perencanaan pajak dilaksanakan.
Formulasi ini dapat dipakai dengan kombinasi berikut : a.
Jika A-F lebih besar dari B-G rencana tersebut jangan dilaksanakan, kecuali jika perbedaan lebih kecil dari C-D.
b. Jika E dianggap lebih material dari C, maka keputusan untuk
melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu perencanaan pajak tergantung pada kemungkinan keberhasilan dari perencanaan tersebut. Jika
tidak ada perbedaan material A-F dan B-G maka bandingkan antara C- D dan E-C untuk memutuskan dilaksanakan atau tidak perencanaan
pajak tersebut. c.
Jika terdapat perbedaan material antara A-F dan B-G maka keputusan untuk dilaksanakan atau tidaknya perencanaan adalah dengan
membandingkan antara : {B-D+G}-{A-C+F} dengan {A-C+F}- {B-E+G}.
Ahmad Jufri Harahap : Kebijakan Tax Planning Untuk Menyes uaikan Pendapatan D an Beban D alam Perhitungan Pajak Penghasilan Pada PT. Sofara Cipta Kirana Medan, 2009.
USU Repository © 2009
48
Dengan menghitung dan membandingkan laba kotor gross profit, pajak maupun pengeluaran bukan pajak non tax expenditure yang ditetapkan pada
berbagai hipotesis, dapat diputuskan implikasi yang terbaik bagi si pembayar pajak jika rencana tersebut berhasil dilaksanakan atau posisi terburuk jika gagal.
d. Mencari Kelemahan dan Kemudian Memperbaiki Kembali Rencana Pajak Debugging The Tax Plan