Quasi Experimental EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH.

Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM PAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas b. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi c. Ingin diketahui pengaruh perlakuantreatment tertentu terhadap yang lain d. Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian e. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur f. Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validasi pengetahuan, teori dan produk tertentu.

2. Metode Eksperimen

Metode Penelitian Eksperimen menurut Sugiyono 2012: 72 dapat diartikan sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Sedangkan penelitian eksperimen menurut Arikunto 2009: 207 adalah sebagai berikut; Penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan. Eksperimen atau percobaan atau pemberian perlakuan treatment ini diterapkan pada kelas terkendali atau kelas eksperimen, dan kelas yang tidak diberikan perlakuan disebut kelas pembanding atau kelas kontrol.

3. Quasi Experimental

Quasi Experimental atau quasi eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Menurut Sugiyono 2012: 77 desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre- experimental design . Quasi experimental digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM PAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Masih menurut Sugiyono 2012: 77 terdapat dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu Time Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Sedangkan yang digunakan peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design. Design ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain yang digunakan peneliti ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen diberikan treatment perlakuan berupa penggunaan media audio visual selama dua kali pertemuan sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment media audio visual selama dua kali pertemuan pula. Kemudian dalam pelaksanaannya, baik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan posttest yang dilakukan satu kali. Pretest dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi tata cara pengurusan jenazah sebelum dimulai pembelajaran, sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan pengetahuan siswa setelah dilakukan pembelajaran. Pengukuran keberhasilan penerapan media audio visual ini dilakukan dengan menghitung perbedaan nilai antara pretest dan posttest. Skema desain ini dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.2 Nonequivalent Control Group Design Sumber: Sugiyono 2012: 79 Keterangan : X adalah treatment atau perlakuan O 1 adalah nilai pretest kelompok eksperimen O 2 adalah nilai posttest kelompok eksperimen O 3 adalah nilai pretest kelompok kontrol O 4 adalah nilai posttest kelompok kontrol O 1 X O 2 ........................................ O 3 O 4 Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM PAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jika dilihat dari gambar di atas dapat dijabarkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendapatkan keefektifan perlakuan media audio visual terhadap pemahaman tentang tata cara pengurusan jenazah siswa. O 1 dan O 3 merupakan pemahaman siswa sebelum ada perlakuan media audio visual. O 2 adalah pemahaman siswa setelah menggunakan media audio visual selama dua kali pertemuan. O 4 adalah pemahaman siswa yang tidak diberikan perlakuan media audio visual selama dua kali pertemuan pula. Keefektifan media audio visual terhadap pemahaman siswa tentang tata cara pengurusan jenazah adalah O 2 – O 1 – O 4 – O 3 . D. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami konteks permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian, yaitu: 1. Efektivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI 2008: 352 efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti “ada efeknya akibatnya, pengaruhnya, kesannya; manjur atau mujarab; dapat membawa hasil; berhasil guna; mangkus; mulai berlaku”. Sedangkan efektivitas artinya keefektifan Depdiknas, 2008: 352. Efektivitas bisa diartikan sebagai keberhasilan suatu kegiatan atau aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi, maksud efektivitas dalam penelitian ini adalah seberapa berpengaruh dan berhasilnya penerapan media audio visual terhadap peningkatan pemahaman siswa pada materi pengurusan jenazah dalam pembelajaran PAI. 2. Media Pembelajaran Menurut Susilana dan Riyana 2009: 6 “kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata „medium‟. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar”. Masih menurutnya 2009: 1 media pembelajarn merupakan “suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanf aatkan berbagai sumber untuk belajar”. Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM PAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jadi media pembelajaran menurut peneliti yaitu seperangkat perlengkapan sumber belajar untuk memudahkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran menyenangkan dan bervariatif. Namun perangkat yang difokuskan dan digunakan peneliti dalam eksperimen dalam bentuk perangkat lunak software. 3. Media Audio Visual Media Audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Sesuai pernyataan Sadiman 2008: 49 mengenai media audio bahwa “media audio adalah pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ke dalam kata- katabahasa lisan maupun non verbal”. Sedangkan media visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera penglihatan. Jadi, Media Audio Visual ialah media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Media audio visual yang digunakan peneliti adalah berupa video, dimana ketika proses pembelajaran berlangsung, dengan penggunaan video ini siswa dapat melihat dan mendengar tata cara pengurusan jenazah yang ditampilkan. 4. Pendidikan Agama Islām Pendidikan Agama Islām di sekolah menurut Syahidin 2009: 1 adalah “suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islām disingkat PAI”. Sedangkan dalam GBPP PAI di sekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan agama Islām adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islām melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional Muhaimin, 2004: 75. PAI yang dimaksud peneliti disini yaitu mata pelajaran pendidikan agama Islām di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA. Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM PAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham, menurut KBBI 2008: 998 yang artinya “1 pengertian: pengetahuan banyak; 2 pendapat, pikiran; 3 aliran, haluan, pandangan; 4 mengerti benar akan, tahu benar akan; 5 pandai dan mengerti benar ”. Sedangkan pemahaman diartikan sebagai proses, perbuatan memahami atau memahamkan Depdikbud, 2008: 998. Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses dan cara memahami, cara mempelajari sesuatu dengan baik-baik supaya mengerti benar atas perolehan pengetahuan. 6. Pengurusan Jenazah Tata cara pengurusan jenazah ini merupakan materi pelajaran PAI semester genap untuk kelas XI SMA. Materi ini merupakan objek yang diajarkan peneliti dalam peneltian eksperimen. Dimana hukum mengurusi jenazah adalah Far ḍu Kifāyaħ. Artinya kewajiban yang apabila telah ada sekelompok orang yang mengerjakan pengurusan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, men ṣalatkan sampai menguburkan, maka gugurlah kewajiban muslim yang lainnya. Namun bila tidak ada yang mengerjakan, maka semua berdosa. Adapun urutan tata cara pengurusan jenazah menurut Margiono, dkk. 2007: 126 mulai dari memandikan jenazah, mengafani jenazah, menyalatkan jenazah, dan menguburkan jenazah. Namun dalam pembahasan pengurusan jenazah ini terdapat pula pembahasan mengenai perlakuan terhadap orang yang baru meninggal dunia Syukur dan Susanti, 2010: 190. Maka, urutan tata cara pengurusan jenazah adalah sebagai berikut. a. Perlakuan terhadap Orang yang Baru Meninggal Dunia, meliputi: 1 Menutup mata dan mendoakan mayat 2 Menutup mayat dengan kain hingga menyelimuti seluruh tubuh 3 Menyegerakan penyelenggaraan jenazah 4 Menyembunyikan rahasia mayat 5 Meyegerakan pelunasan hutang-hutang mayat 6 Mengqaḍa nażar mayat oleh walinya Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM PAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Memandikan Jenazah, maksudnya seluruh badan dan anggota tubuh mayat disiram oleh tiga macam air dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sebelum memandikan jenazah harus mempersiapkan perlengkapan dan peralatan untuk prosesnya. Dalam memandikan jenazah juga terdapat tata cara proses memandikannya. Pembahasan selengkapnya telah dimuat pada kajian pustakabab dua. c. Mengkafani jenazah, maksudnya adalah membungkus atau memberi baju kepada mayat sehingga tertutup seluruh tubuhnya. Pembahasan lengkap telah dimuat pada kajian pustaka. d. Menyalatkan jenazah, maksdunya menyalatkan mayat dengan cara empat kali takbir diakhiri dengan salam. Tata cara menyalatkan jenazah telah dimuat pada kajian pustaka. e. Menguburkan jenazah, maksudnya menimbun mayat di liang lahat pada lubangan tanah yang telah diukur sesuai dengan ukuran jenazah. Tata cara menguburkan mayat telah dibahas pada kajian pustaka.

E. Instrumen Penelitian

Purwanto 2010: 183 menjelaskan pengertian instrumen sebagai berikut: Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula. Sedangkan Arikunto 2009: 101 menyatakan instrumen pengumpulan data adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Adapun instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner Sugiyono, 2012: 222. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dan lembar observasilembar pengamatan. Tes objektif pilihan ganda bertujuan untuk mengukur kemampuan teori siswa tentang pengurusan jenazah pada aspek kognitif. Selain tes, instrumen yang digunakan peneliti adalah lembar pengamatan. Meskipun dalam penelitian ini mengukur pemahaman siswa, Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM PAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dimana menurut paham Bloom Arikunto, 2009: 121 aspek tersebut berada pada ranah kognitif bagian C 2 , namun peneliti perlu untuk mendapatkan data pada ranah psikomotornya dengan cara pengamatan dari praktek jenazah. Karena menurut peneliti sendiri, pemahaman terjadi jika siswa telah mempraktikkan dan atau mengaplikasikan suatu objek dalam kehidupannya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Arikunto 2009: 182 bahwa pengukuran ranah psikomotor biasanya disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.

F. Pengembangan Instrumen

1. Instrumen Tes

Dokumen yang terkait

Efektivitas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al-Hasra Tahun pelajaran 2013-2014

2 20 195

Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas Xi Ips Di Sma An-Najah Rumpin-Bogor

0 5 422

Peningkatan kemampuan pemahaman cerita melalui media audio visual di Kelas VII-D Madrasah Tsanawiyah Al-Alawiyah Kranji-Bekasi Barat Tahun pelajaran 2014/2015

1 3 177

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

1 17 151

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.

2 4 34

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH.

3 13 56

PENERAPAN MODEL JIGSAW DAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI PADA PEMBELAJARAN PKN.

0 1 7

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN TENTANG ROTASI BUMI DAN REVOLUSI BUMI DI KELAS VI SD NEGERI SINDANGPALA Cicih Nurnaningsih SDN Sindangpala ABSTRAK - PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMA

0 0 10