EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH.

(1)

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH

(Studi Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām

oleh

Anis Khoerunnisa 0906074

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH

(Studi Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Anis Khoerunnisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Anis Khoerunnisa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH

(Studi Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh

Anis Khoerunnisa 0906074

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing: Pembimbing I,

Drs. Udin Supriadi, M.Pd. NIP. 19590617 198601 1 001

Pembimbing II,

Saepul Anwar, S.Pd.I, M.Ag. NIP. 19811109 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 00


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

Dr. H. A. Syamsu Rizal, M.Pd. NIP. 19551002 198601 1 001

Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. NIP. 19650917 199001 1 001

Dr. Wawan Hermawan, M.Ag. NIP. 19740209 200501 1 001


(5)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH

(Studi Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Penelitian ini dilatarbelakangi suatu permasalahan yang berkenaan dengan minimnya pemanfaatan dan penggunaan media oleh pendidik dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga peserta didik merasa jenuh dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang cenderung hanya mendengar dan mencatat, akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dari latar belakang tersebut peneliti mencoba menggunakan media audio visual (video) dalam pembelajaran PAI pada materi tata cara pengurusan jenazah. Fokus masalah

penelitian ini adalah “Seberapa besar efektivitas penggunaan media audio visual

dalam pembelajaran PAI dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang materi ajar pengurusan jenazah?”

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan media audio visual akan meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperimen jenis nonequivalent control group design, dimana design ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Pengambilan sampel yang dilakukan adalah nonprobablty sampling jenis purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama bagi tiap anggota populasi. Teknik pengumpulan data diperoleh dari tes tulis pilihan ganda, lembar pengamatan dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik dengan menguji normalitas, homogenitas, hipotesis dan efektivitas melalui bantuan program software SPSS 21.

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa pretest teori dan praktik siswa sebelum diberikan treatment masih dalam kategori rendah dengan rata-rata masing-masing 54 dan 74. Hasil posttest teori dan praktik meningkat setelah

tretament, perolehan masing-masing menjadi 82 dan 111. Berdasarkan hasil uji t

pretest diketahui thitung < ttabel atau 1,537 < 2,093, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Sedangkan uji t posttest diketahui thitung > ttabel atau 4,783 > 2,093, maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Setelah diuji dengan perhitungan indeks gain, maka diperoleh

hasil dengan kategori tinggi sebesar 0,75 dengan uji t thitung > ttabel atau 4,260 >

2,093, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya media audio visual sangat efektif

diterapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi pengurusan jenazah.


(6)

ii

ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF AUDIO VISUAL MEDIA IN ISLAMIC EDUCATION LEARNING (PAI) TO IMPROVE UNDERSTANDING OF

STUDENTS IN MATERIAL OF HANDLING BODY

(Quasi-Experimental Study for XI Grade of Pilot Laboratory Senior High School UPI Bandung Period of Studies 2012/2013)

The background of this research is motivated by issues regarding the utilization and the use of media by educators in learning process at schools, so that students feel bored and less enthusiastic to participate of studies that tended to listen and record only, eventually objectives of learning are not achieved. From it, researcher try to use audio-visual media (video) at material of handling body in PAI learning. The focus of this research is "How big is the effectiveness of the use audio-visual media to improve students' understanding of the handling body material in PAI learning?"

The hypothesis of this study is the use of audio-visual media will improve student comprehension significantly. The approach of research is quantitative approach with quasi-experimental methods, is kinds of nonequivalent control group design, which the design almost the same as the pretest-posttest control group design, but this design not only the experimental group but also the control group was not chosen at random. Sampling was conducted is purposive sampling, is the kind of nonprobablty sampling, which sampling technique that does not provide equal opportunities to all members of the population. Techniques of data collection is derived from multiple-choice written test, observation sheets and literature. While the technique of analysis data is use descriptive analysis and statistical analysis to test the normality, homogeneity, hypothesis and effectiveness through the help of SPSS 21 software program.

The data processing is known that the theory and practice of student pretest before the treatment is given in the low category with an average of respectively 54 and 74. Posttest results of the theory and practice increased after tretament, acquisition respectively to 82 and 111. Based on the test results are known pretest thitung < ttable or 1.537 < 2.093, then Ho is accepted and Ha rejected .

While the t-test posttest known thitung > ttable or 4.783 > 2.093 , then Ho is rejected

and Ha accepted. Having tested the index gain calculation, the obtained results

with high category at 0.75 by the t-test thitung > ttabel or 4,260 > 2,093, then Ho

rejected dan Ha accepted. Meaning that audio-visual media very effectively

applied to enhance students' understanding the material of handling bodies. Keywords: Effectiveness, Audio Visual Media, Procedures for Handling bodies.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. BAB II PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM DI SMA DAN MEDIA AUDIO VISUAL ... Error! Bookmark not defined.

A. Konsep Pendidikan Agama Islām di Sekolah . Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendidikan Agama Islām (PAI)Error! Bookmark not defined.

2. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islām ... Error! Bookmark not defined.

3. Tujuan Pelaksanaan PAI di Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

4. Standar Kompetensi PAI di SMA ... Error! Bookmark not defined. 5. Kompetensi PAI SMA ... Error! Bookmark not defined.


(8)

6. Kompetensi PAI dalam Pengajaran Pengurusan Jenazah ... Error! Bookmark not defined.

B. Media Pembelajaran Audio Visual ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Media ... Error! Bookmark not defined.

2. Posisi Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

3. Fungsi Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

4. Landasan Penggunaan Media PembelajaranError! Bookmark not defined.

5. Klasifikasi Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

6. Ciri-Ciri Media Pendidikan... Error! Bookmark not defined.

7. Teknik Pemilihan Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

8. Manfaat Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

9. Media Audio Visual ... Error! Bookmark not defined.

10. Proses Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

C. Konsep Efektivitas Media Audio Visual ... Error! Bookmark not defined.

D. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

E. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

F. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Pendekatan Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.

2. Metode Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.


(9)

D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

E. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

H. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Kondisi Awal Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

2. Kondisi Awal Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

3. Perbedaan Rerata antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol sebelum Dilakukan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

4. Proses Pembelajaran Pengurusan Jenazah Menggunakan Media .... Error! Bookmark not defined.

5. Kondisi Kelas Eksperimen setelah Dilakukan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

6. Kondisi Kelas Kontrol setelah Dilakukan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

7. Perbedaan Rerata antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol setelah Dilakukan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

8. Efektivitas Media Audio Visual terhadap Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Pengurusan Jenazah dalam Pembelajaran PAIError! Bookmark not defined.

B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.


(10)

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Surat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Instrumen Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

C. Instrumen Tes ... Error! Bookmark not defined.

D. Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.

E. Daftar Bimbingan Skripsi ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR RALAT ... Error! Bookmark not defined.


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Satu hal yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia adalah pendidikan. Karena pendidikan mengandung unsur interaksi antara manusia satu dengan manusia lainnya. Setiap insān yang bernyawa pasti mendapatkan pendidikan tanpa terkecuali, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Berangkat dari pernyataan tersebut pendidikan menurut Kementrerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) (2009: 98) menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlāq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pernyataan di atas menyatakan bahwa kekuatan spiritual merupakan salah satu aspek dalam pengembangan potensi diri peserta didik. Memiliki kekuatan spiritual keagamaan tidak mudah didapat secara instan, melainkan harus melalui proses belajar untuk mencapai berbagai macam kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selaras dengan Kemendiknas (2009: 109) mengenai Pendidikan Keagamaan Pasal 30 ayat (2) menuturkan pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhlūq hidup lainnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Ramayulis (2010: 235) “hakikat belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan”.

Muhaimin, Suti'ah, dan Ali (2004: 29) menuturkan pengertian pendidikan

Islām“pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan

nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumbernya, yaitu al-Qur`ān dan


(12)

dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber tersebut. Sedangkan Majid dan Andayani (2006: 132) menyatakan Pendidikan Agama Islām sebagai berikut:

Pendidikan Agama Islām merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islām melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendidikan yang didasari ajaran Islām akan senantiasa terarah dan diharapkan Pendidikan Agama Islām dapat mewarnai kepribadian seseorang, sehingga agama akan menjadi pengendali dalam kehidupan sehari-hari. UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 memuat tujuan Pendidikan Nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berīmān dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlāq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Majid dan Andayani, 2006: 68).

Dalam penjelasan lain, kurikulum PAI memaparkan tujuan Pendidikan Agama Islām di sekolah/Madrasaħ. Tujuannya yaitu untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islām, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Hal ini menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islām tidak lain pengamalan apa yang telah diperoleh, berupa ilmu dan atau pengetahuan baik melalui tutor/guru maupun pengalaman langsung sehingga kelak menjadi insān

kāmil. Namun apabila dilihat dari keadaan empiris saat ini, yang mana pelajar mudah terpancing emosi sehingga terjadi tawuran, kekurangpekaan terhadap lingkungan dan sosial sekitar, bahkan sampai terjadinya krisis moral yang marak dibicarakan sangat menghawatirkan. Dari pemaparan tersebut, tujuan pendidikan agama Islām belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Keadaan ini menjadi pertanyaan dari berbagai kalangan, sehingga guru yang posisinya sangat berperan


(13)

di lingkungan sekolah untuk membantu siswa menjadi individu yang lebih baik, memutar otak dan mengevaluasi tugasnya. Dalam hal ini, guru PAI sering kali menjadi sorotan masyarakat, karena masyarakat menganggap akhlāq dan perilaku pelajar tergantung apa, siapa dan bagaimana guru mengajarkan pendidikan agama. Padahal, pekerjaan ini bukan hanya tugas guru, namun keluarga terutama orang tua dan masyarakatpun berperan serta membantu para generasi untuk menjadi manusia yang berguna bagi dirinya, agama, dan negara.

Untuk mencapai tujuan di atas maka, ruang lingkup PAI di sekolah pada dasarnya mencakup lima unsur pokok, yaitu al-Qur`ān, Keīmānan, Akhlāq, Fiqh/’Ibādaħ, dan Tārīkh (Majid dan Andayani, 2006: 154). Dari kelima unsur pokok tersebut, fiqh merupakan pembahasan yang tidak pernah lepas dalam kehidupan muslim sehari-hari. Fiqh atau biasa disebut syarī’ah ini mencakup dua persoalan pokok yaitu ‘Ibādaħ khusus (maḥḍ) dan ‘Ibādaħ umum (gair maḥḍ), dimana hubungannya menyangkut diri sendiri dengan Tuhan dan diri

sendiri dengan sesama. Kedua „ibādaħ tersebut harus dijalankan secara seimbang agar tugas sebagai manusia sempurna tercapai. Namun jika dilihat kenyataan sekarang ini, tugas tersebut telah dilupakan oleh kebanyakan individu. Salah satu contohnya yaitu kepedulian terhadap jenazah, dimana individu kurang peka dan kurang mengikutsertakan dirinya dalam pengurusan jenazah, minimal ikut menyalatkannya.

Salah satu kewajiban muslim satu dengan yang lainnya ketika ada yang meninggal dunia adalah mengurusi jenazah tersebut. Hukum mengurusi jenazah adalah faru kifāyaħ, artinya kewajiban yang apabila telah ada sekelompok orang yang mengerjakan pengurusan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menṣalatkan sampai menguburkan, maka gugurlah kewajiban muslim yang lainnya (Margiono, Anwar, dan Latifah, 2007: 125). Namun jika tidak ada yang mengerjakan, maka semua berdosa. Meskipun hukum pengurusan jenazah farḍu kifāyaħ, namun tiap individu muslim harus mengetahui kepengurusan jenazah ini. Bayangkan jika setiap orang berpikiran masalah ini sudah ada orang tertentu yang menanganinya, dan tidak berkewajiban lagi bagi dirinya untuk mengurus. Lambat


(14)

laun para generasi yang mengurus jenazah ini sedikit jumlahnya, sedangkan orang yang meninggal dunia sebaiknya harus secepatnya diurus.

Untuk membina generasi ini, dapat dimulai dari pembelajaran PAI di sekolah. Karena di sekolah terutama tingkat SMA terdapat aspek fiqh yang membahas mengenai tata cara pengurusan jenazah sehingga ketika mereka berada di lingkungan mayarakat mampu mempraktikannya. Ketika mempelajari tata cara pengurusan jenazah di SMA ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakpekaan individu dalam masalah ini, yaitu faktor internal (dari diri individu) dan faktor eksternal (dari luar diri individu). Faktor internal ini bisa karena kurangnya motivasi diri untuk melakukannya dan kurangnya rasa kepedulian terhadap sesama, sedangkan faktor eksternal bisa dilihat dari kredibilitas guru, proses pembelajaran, alokasi waktu yang disediakan serta fasilitas terutama media yang terbatas. Padahal apabila guru lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran, materi ini akan mudah dipahami. Apalagi tidak dapat dipungkiri zaman canggih sekarang ini, ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi interaksi pelajar, segala informasi dapat diperoleh cepat melalui teknologi. Begitupula dengan pembelajaran di sekolah, seyogyanya media teknologi yang telah tersedia dapat dimanfaatkan sehingga dapat membantu proses pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam pemahaman materi. Namun sesuai pra peneltian yang dilakukan di sekolah, media sering tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran. Jika ditinjau, media ini mempunyai posisi penting untuk tercapainya tujuan materi tertentu dalam pembelajaran. Namun pendidik cenderug menggunakan metode ceramah dengan tanpa bantuan media, sehingga peserta didik tidak sedikit yang kurang fokus dan merasa jenuh.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, pendidik dituntut untuk menggunakan media/alat bantu agar mempermudah pemahaman siswa terhadap materi tertentu. Sesuai dengan perkembangan zaman, media pembelajaran semakin berkembang dan bervariatif. Tetapi seiring dengan berkembang dan bervariatifnya media, seringkali pendidik hanya menggunakan media yang cenderung tidak berubah-ubah dan kurang memanfaatkan media yang telah disediakan oleh sekolah. Hal ini timbul karena beberapa sebab, diantaranya


(15)

pengetahuan pendidik yang terbatas mengenai media, terbatasnya biaya dalam pembuatan media, dan kurang motivasi dari pihak sekolahnya sendiri. Selain itu, pendidik masih dibingungkan dengan pemilihan media yang tepat dengan materi ajar tertentu serta pendidik membutuhkan waktu dalam pemutusan penggunaan media ini, sehingga media yang se-ada-nya saja yang digunakan. Kemendiknas (2009: 6) menyatakan bahwa “guru yang profesional memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.

Kemendiknas (2009: 11) menyatakan bahwa “memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran

tugas keprofesionalan”. Media ini tidak hanya membantu peserta didik untuk mempermudah dalam pemahaman materi tertentu, pendidik pun terbantu oleh adanya media ini. Media dapat mengefektifkan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dan mengefisiensikan waktu dan tenaga pendidik. Tentunya penggunaan media ini harus sesuai dengan karakter materi yang akan diajarkan. Tidak semua materi ajar dapat menggunakan media, apalagi media audio visual.

Pemilihan media harus benar-benar perlu mendapat perhatian karena fungsi media sangat strategis dalam pelaksanaan pembelajaran, karena akan lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembelajar bila pendidik merancang media secara cermat dan tepat sesuai dengan fungsinya. Adapun beberapa pengelompokkan media menurut Susilana dan Riyana (2009: 14), diantaranya

Kesatu: Media Grafis, Bahan Cetak, dan Gambar Diam; Kedua: Media Proyeksi Diam; Ketiga: Media Audio; Keempat: Media Audio Visual Diam; Kelima: Film (Motion Pictures); Keenam: Televisi; Ketujuh: Multimedia.

Sesuai pengelompokkan media di atas, peneliti memilih karakteristik kelompok yang keenam, dimana media tersebut memiliki karakteristik dengan melibatkan panca indera pendengaran dan penglihatan (audio-visual). Dimana karakter ini lebih berpengaruh dibandingkan dengan hanya melibatkan panca indera penglihatan atau pendengaran saja. Hal ini sesuai dengan Baugh (Arsyad,

2011: 10) menyatakan „kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar


(16)

dan 5% lagi dengan indera lainnya‟. Sedangkan menurut Dale (Arsyad, 2011: 10)

memperkirakan “pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%,

melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%”.

Semakin banyak melibatkan panca indera dalam pembelajaran, semakin baik untuk proses dan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran selesai.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk mewujudkan pembelajaran PAI, dalam hal ini untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar, pendidik harus menggunakan media yang lebih variatif guna ketercapaian tujuan PAI. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji sejauh mana efektivitas media audio visual apabila diterapkan pada pembelajaran PAI khususnya mengenai materi pengurusan jenazah, yang dikemas dalam sebuah judul Efektivitas Media Audio Visual dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islām (PAI) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Materi Ajar Pengurusan Jenazah sebagai suatu Studi Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas dan untuk memudahkan proses penelitian sehingga tidak akan terjadi kesimpangsiuran, maka secara umum masalah yang akan diteliti dirumuskan secara khusus sebagai berikut:

1. Bagaimana Kondisi Awal Kemampuan Siswa Kelas Eksperimen dalam Memahami Teori dan Praktik Pengurusan Jenazah?

2. Bagaimana Kondisi Awal Kemampuan Siswa Kelas Kontrol dalam Memahami Teori dan Praktik Pengurusan Jenazah?

3. Bagaimana Perbedaan Rerata antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol sebelum dilakukan Pembelajaran?

4. Bagaimana Proses Pembelajaran Pengurusan Jenazah pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol?

5. Bagaimana Kemampuan Siswa Kelas Eksperimen mengenai Teori dan Praktik Pengurusan Jenazah setelah dilakukan Pembelajaran?


(17)

6. Bagaimana Kemampuan Siswa Kelas Kontrol mengenai Teori dan Praktik Pengurusan Jenazah setelah dilakukan Pembelajaran?

7. Bagaimana Perbedaan Rerata antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol setelah dilakukan Pembelajaran?

8. Bagaimana Efektivitas Media Audio Visual terhadap Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Pengurusan Jenazah dalam Pembelajaran PAI?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama Penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan media audio visual terhadap peningkatan pemahaman siswa tentang pengurusan jenazah di kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

Adapun secara khusus dan operasioanal, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi awal kemampuan siswa kelas eksperimen dalam memahami teori dan praktik pengurusan jenazah

2. Mengetahui kondisi awal kemampuan siswa kelas kontrol dalam memahami teori dan praktik pengurusan jenazah

3. Mengetahui perbedaan rerata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan pembelajaran

4. Mengetahui proses pembelajaran pengurusan jenazah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

5. Mengetahui kemampuan siswa kelas eksperimen mengenai teori dan praktik pengurusan jenazah setelah dilakukan pembelajaran

6. Mengetahui kemampuan siswa kelas kontrol mengenai teori dan praktik pengurusan jenazah setelah dilakukan pembelajaran

7. Mengetahui perbedaan rerata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan pembelajaran

8. Mengetahui efektivitas media audio visual terhadap peningkatan pemahaman siswa tentang pengurusan jenazah dalam pembelajaran PAI


(18)

D. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini telah dicapai, diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat dari penelitian ini agar dapat memberikan inovasi baru terhadap keilmuan dan pendidikan, khususnya dalam hal pengembangan media pembelajaran tentang disiplin ilmu yang ditekuni peneliti yaitu Pendidikan Agama Islām (PAI).

2. Manfaat Praktis a. Guru/Pendidik

1) Meningkatkan keterampilan dan kompetensi yang memenuhi standar pendidikan nasional dengan media yang solutif untuk menghadapi berbagai keterbatasan

2) Membantu guru dalam menciptakan media pembelajaran yang variatif

3) Untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran, serta untuk melakukan ketepatan dalam menggunakan media belajar khususnya pada bidang studi PAI

4) Mendorong guru dalam melakukan inovasi dalam media pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif

5) Mendorong guru dalam mengembangkan kiat-kiat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI.

b. Siswa/Peserta Didik

1) Untuk menghilangkan kejenuhan siswa ketika belajar, khususnya pembelajaran PAI.

2) Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI 3) Meningkatkan semangat belajar siswa pada mata pelajaran PAI


(19)

c. Sekolah

1) Sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Percontohan UPI, khususnya dalam optimalisasi pengembangan media pembelajaran PAI.

2) Dapat menjadi acuan bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah menengah atas lainnya.

d. Prodi IPAI

Dengan adanya skripsi ini, membuktikan bahwa IPAI ikut serta dalam menangani masalah pendidikan, khususnya mengenai media pembelajaran PAI.

e. Pengembang Kurikulum Pendidikan Agama Islām baik di pusat (Direktorat Pendidikan Agama Islām untuk Sekolah, Direktorat Jendral Pendidikan Islām Kementrian Agama RI) maupun di daerah (MGMP).

f. Peneliti

Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang diterapkan sudah efektif dan efisien, atau sebaliknya.

E. Struktur Organisasi

Dalam penulisan karya ilmiah ini urutan penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, meliputi: 1. Latar Belakang Masalah; 2. Identifikasi dan Perumusan Masalah; 3. Tujuan Penelitian; 4. Manfaat Penelitian; 5. Metode Penelitian dan Struktur Organisasi.

Bab II Kajian Pustaka, yang meliputi: 1. Media Pembelajaran; 2. Media Audio Visual; 3. Proses Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran; 4. Konsep Pemahaman; 5. Konsep Pendidikan Agama Islām di Sekolah; 6. Standar Kompetensi PAI di SMA; 7. Kompetensi PAI dalam Pengajaran Pengurusan


(20)

Jenazah; 8. Konsep Efektivitas; 9. Kerangka Pemikiran; 10. Hasil Penelitian Terdahulu; 11. Hipotesis Penelitian.

Bab III Metode Penelitian, yang meliputi: 1. Lokasi Penelitian; 2. Populasi dan Sampel Penelitian; 3. Metode Peneltian; 4. Definisi Operasional; 5. Instrumen Penelitian; 6. Teknik Pengumpulan Data; dan 7. Teknik Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan mengenai kondisi awal pemahaman siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam memahami teori dan praktik pengurusan jenazah, proses pembelajaran pengurusan jenazah dengan menggunakan media audio visual dan non media audio visual, pemahaman siswa mengenai teori dan praktik pengurusan jenazah setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada kelas eksperimen dan non audio visual pada kelas kontrol, efektivitas media audio visual terhadap peningkatan pemahaman siswa tentang pengurusan jenazah dalam pembelajaran PAI.

Bab V Penutup, meliputi: Kesimpulan yang merupakan penyajian penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti dan Saran.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Terletak di jalan Senjayaguru kompleks kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Lokasi sekolah bagian depan berseberangan dengan kampus FPIPS UPI dan di belakang terdapat sekolah SMP, SD, dan TK Laboratorium Percontohan UPI. Adapun denah lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber: Google Map Gambar 3.1 Denah Lokasi Penelitian

Keterangan :

= Lokasi Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah SMA Laboratorium Percontohan


(22)

UPI Bandung Kelas XI IPS Tahun Pembelajaran 2012/2013. Adapun anggota populasi penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Anggota Populasi Penelitian

No. Kelas Program Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 XI IPA 1 17 18 35

2 XI IPA 2 5 24 29

3 XI IPA 3 15 19 34

4 XI IPS 1 16 5 21

5 XI IPS 2 7 20 27

6 XI IPS 3 17 7 24

Jumlah 77 93 170

Dok. SMA Laboratorium UPI

Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2012: 81) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Namun teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah melalui teknik Nonprobability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012: 84). Nonprobability Sampling yang digunakan peneliti jenis Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 84). Hal ini dilakukan karena, peneliti mengetahui kondisi sampel penelitian sebelumnya ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di tempat tersebut. Kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen sebanyak 27 siswa dan XI IPS 3 sebagai kelas kontrol sebanyak 24 siswa di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun pembelajaran 2012/2013.


(23)

Tabel 3.2 Anggota Sampel Penelitian

No. Kelas Program Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 XI IPS 2 7 20 27

2 XI IPS 3 17 7 24

Dok. SMA Laboratorium UPI Dikarenakan terdapat siswa nonmuslim dan siswa tidak hadir saat peneliti melakukan penelitian, maka kelas XI IPS 2 yang berjumlah 27 siswa menjadi 23 siswa, dan kelas XI IPS 3 yang berjumlah 24 siswa menjadi 20 siswa.

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

“cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Quasi Eksperimen desain Nonequivalent Control Group Design.

1. Pendekatan Kuantitatif

Sugiyono (2012: 7) berpendapat “metode kuantitatif sebagai metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu

konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis”. Metode ini juga

disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Sedangkan Syahidah (2012: 74) menyatakan pengertian pendekatan kuantitatif adalah sebagai berikut:

Pendekatan kuantitatif adalah metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris.

Sugiyono (2012: 23) menyatakan bahwa metode kuantitatif digunakan apabila:


(24)

a. Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas

b. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi c. Ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang

lain

d. Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian

e. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur

f. Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validasi pengetahuan, teori dan produk tertentu.

2. Metode Eksperimen

Metode Penelitian Eksperimen menurut Sugiyono (2012: 72) dapat diartikan

sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Sedangkan penelitian eksperimen menurut Arikunto (2009: 207) adalah sebagai berikut;

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain

penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.

Eksperimen atau percobaan atau pemberian perlakuan (treatment) ini diterapkan pada kelas terkendali atau kelas eksperimen, dan kelas yang tidak diberikan perlakuan disebut kelas pembanding atau kelas kontrol.

3. Quasi Experimental

Quasi Experimental atau quasi eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Menurut Sugiyono (2012: 77) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi experimental digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.


(25)

Masih menurut Sugiyono (2012: 77) terdapat dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu Time Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Sedangkan yang digunakan peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design. Design ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Desain yang digunakan peneliti ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen diberikan treatment

(perlakuan) berupa penggunaan media audio visual selama dua kali pertemuan sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment media audio visual selama dua kali pertemuan pula. Kemudian dalam pelaksanaannya, baik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan posttest yang dilakukan satu kali. Pretest

dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi tata cara pengurusan jenazah sebelum dimulai pembelajaran, sedangkan posttest

dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan pengetahuan siswa setelah dilakukan pembelajaran.

Pengukuran keberhasilan penerapan media audio visual ini dilakukan dengan menghitung perbedaan nilai antara pretest dan posttest. Skema desain ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2 Nonequivalent Control Group Design

Sumber: Sugiyono (2012: 79) Keterangan : X adalah treatment atau perlakuan

O1 adalah nilai pretest kelompok eksperimen

O2 adalah nilai posttest kelompok eksperimen

O3 adalah nilai pretest kelompok kontrol

O4 adalah nilai posttest kelompok kontrol

O1 X O2

...


(26)

Jika dilihat dari gambar di atas dapat dijabarkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendapatkan keefektifan perlakuan media audio visual terhadap pemahaman tentang tata cara pengurusan jenazah siswa. O1

dan O3 merupakan pemahaman siswa sebelum ada perlakuan media audio visual.

O2 adalah pemahaman siswa setelah menggunakan media audio visual selama dua

kali pertemuan. O4 adalah pemahaman siswa yang tidak diberikan perlakuan

media audio visual selama dua kali pertemuan pula. Keefektifan media audio visual terhadap pemahaman siswa tentang tata cara pengurusan jenazah adalah (O2– O1) – (O4– O3).

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami konteks permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian, yaitu:

1. Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 352) efektivitas

berasal dari kata efektif yang berarti “ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,

kesannya); manjur atau mujarab; dapat membawa hasil; berhasil guna; mangkus;

mulai berlaku”. Sedangkan efektivitas artinya keefektifan (Depdiknas, 2008: 352). Efektivitas bisa diartikan sebagai keberhasilan suatu kegiatan atau aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi, maksud efektivitas dalam penelitian ini adalah seberapa berpengaruh dan berhasilnya penerapan media audio visual terhadap peningkatan pemahaman siswa pada materi pengurusan jenazah dalam pembelajaran PAI.

2. Media Pembelajaran

Menurut Susilana dan Riyana (2009: 6) “kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata „medium‟. Secara harfiah kata tersebut

mempunyai arti perantara atau pengantar”. Masih menurutnya (2009: 1) media pembelajarn merupakan “suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar”.


(27)

Jadi media pembelajaran menurut peneliti yaitu seperangkat perlengkapan sumber belajar untuk memudahkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran menyenangkan dan bervariatif. Namun perangkat yang difokuskan dan digunakan peneliti dalam eksperimen dalam bentuk perangkat lunak (software).

3. Media Audio Visual

Media Audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Sesuai pernyataan Sadiman (2008: 49)

mengenai media audio bahwa “media audio adalah pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal”. Sedangkan media visual adalah media

yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera penglihatan. Jadi, Media Audio Visual ialah media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan.

Media audio visual yang digunakan peneliti adalah berupa video, dimana ketika proses pembelajaran berlangsung, dengan penggunaan video ini siswa dapat melihat dan mendengar tata cara pengurusan jenazah yang ditampilkan. 4. Pendidikan Agama Islām

Pendidikan Agama Islām di sekolah menurut Syahidin (2009: 1) adalah

“suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islām disingkat PAI”. Sedangkan dalam GBPP PAI di sekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan agama Islām adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islām melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2004: 75). PAI yang dimaksud peneliti disini yaitu mata pelajaran pendidikan agama Islām di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).


(28)

5. Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham, menurut KBBI (2008: 998) yang artinya “(1) pengertian: pengetahuan banyak; (2) pendapat, pikiran; (3) aliran, haluan, pandangan; (4) mengerti benar (akan), tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar”. Sedangkan pemahaman diartikan sebagai proses, perbuatan memahami atau memahamkan (Depdikbud, 2008: 998).

Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses dan cara memahami, cara mempelajari sesuatu dengan baik-baik supaya mengerti benar atas perolehan pengetahuan.

6. Pengurusan Jenazah

Tata cara pengurusan jenazah ini merupakan materi pelajaran PAI semester genap untuk kelas XI SMA. Materi ini merupakan objek yang diajarkan peneliti dalam peneltian eksperimen. Dimana hukum mengurusi jenazah adalah Farḍu Kifāyaħ. Artinya kewajiban yang apabila telah ada sekelompok orang yang mengerjakan pengurusan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menṣalatkan sampai menguburkan, maka gugurlah kewajiban muslim yang lainnya. Namun bila tidak ada yang mengerjakan, maka semua berdosa.

Adapun urutan tata cara pengurusan jenazah menurut Margiono, dkk. (2007: 126) mulai dari memandikan jenazah, mengafani jenazah, menyalatkan jenazah, dan menguburkan jenazah. Namun dalam pembahasan pengurusan jenazah ini terdapat pula pembahasan mengenai perlakuan terhadap orang yang baru meninggal dunia (Syukur dan Susanti, 2010: 190). Maka, urutan tata cara pengurusan jenazah adalah sebagai berikut.

a. Perlakuan terhadap Orang yang Baru Meninggal Dunia, meliputi: 1) Menutup mata dan mendoakan mayat

2) Menutup mayat dengan kain hingga menyelimuti seluruh tubuh 3) Menyegerakan penyelenggaraan jenazah

4) Menyembunyikan rahasia mayat

5) Meyegerakan pelunasan hutang-hutang mayat 6) Mengqaḍa nażar mayat oleh walinya


(29)

b. Memandikan Jenazah, maksudnya seluruh badan dan anggota tubuh mayat disiram oleh tiga macam air dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sebelum memandikan jenazah harus mempersiapkan perlengkapan dan peralatan untuk prosesnya. Dalam memandikan jenazah juga terdapat tata cara proses memandikannya. Pembahasan selengkapnya telah dimuat pada kajian pustaka/bab dua.

c. Mengkafani jenazah, maksudnya adalah membungkus atau memberi baju kepada mayat sehingga tertutup seluruh tubuhnya. Pembahasan lengkap telah dimuat pada kajian pustaka.

d. Menyalatkan jenazah, maksdunya menyalatkan mayat dengan cara empat kali takbir diakhiri dengan salam. Tata cara menyalatkan jenazah telah dimuat pada kajian pustaka.

e. Menguburkan jenazah, maksudnya menimbun mayat di liang lahat pada lubangan tanah yang telah diukur sesuai dengan ukuran jenazah. Tata cara menguburkan mayat telah dibahas pada kajian pustaka.

E. Instrumen Penelitian

Purwanto (2010: 183) menjelaskan pengertian instrumen sebagai berikut: Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula.

Sedangkan Arikunto (2009: 101) menyatakan instrumen pengumpulan data

adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya”. Adapun instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes,

pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner (Sugiyono, 2012: 222). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dan lembar observasi/lembar pengamatan. Tes objektif pilihan ganda bertujuan untuk mengukur kemampuan teori siswa tentang pengurusan jenazah pada aspek kognitif. Selain tes, instrumen yang digunakan peneliti adalah lembar pengamatan. Meskipun dalam penelitian ini mengukur pemahaman siswa,


(30)

dimana menurut paham Bloom (Arikunto, 2009: 121) aspek tersebut berada pada ranah kognitif bagian C2, namun peneliti perlu untuk mendapatkan data pada

ranah psikomotornya dengan cara pengamatan dari praktek jenazah. Karena menurut peneliti sendiri, pemahaman terjadi jika siswa telah mempraktikkan dan atau mengaplikasikan suatu objek dalam kehidupannya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Arikunto (2009: 182) bahwa pengukuran ranah psikomotor biasanya disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.

F. Pengembangan Instrumen 1. Instrumen Tes

Sebagaimana telah disampaikan di atas bahwa tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan teori siswa pada aspek kognitif. Tes yang digunakan berupa tes tulis objektif pilihan ganda, dimana tersedia satu jawaban yang paling tepat dan empat pilihan lainnya sebagai pengecoh.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes adalah sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PAI SMA kelas XI Standar Kompetensi tentang memahami ketentuan hukum

Islām tentang pengurusan jenazah. RPP terlampir di lembar lampiran B. b. Membuat dan menghitung tabel spesifikasi Tujuan Instruksional Khusus

(TIK) dan aspek tingkah laku sesuai indikator dalam RPP. Tabel spesifikasi dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.3 TIK dan Aspek Tingkah Laku

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) Sub Bahasan Hukum Islām tentang Pengurusan Jenazah Perte

muan

Aspek yang Diukur Pokok Materi

Ingatan (I)

Pemahaman (P)

Aplikasi (A)

Jml.

Fiqh:

Pengurusan Jenazah 3/18(26)x100= 17 % 1 1. Menerangkan perlakuan terhadap

orang yang baru meninggal dunia


(31)

2. Menyebutkan hukum pengurusan jenazah

X

3. Menyebutkan syarat-syarat jenazah yang harus dimandikan

X

4. Menerangkan tata cara

memandikan jenazah

X X

5. Menunjukkan cara memandikan jenazah

X X

6. Menyebutkan ketentuan jumlah kain kafan untuk jenazah

X

7. Menerangkan tata cara mengkafani jenazah

X X

8. Menunjukkan cara mengkafani jenazah

X X

2 1. Menjelaskan pengertian salat janazah

X

2. Menyebutkan syarat sah salat jenazah

X

3. Menerangkan tata cara pelaksanaan salat jenazah

X X

4. Menunjukkan cara melaksanakan salat jenazah

X X

5. Menjabarkan tata cara

menguburkan jenazah

X X

6. Menunjukkan cara menguburkan jenazah

X X

10 9 4 23

Jumlah 10/23x

100= 44

9/23x100=

39

4/23x100 = 17


(32)

c. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran PAI materi SMA kelas XI tentang materi tata cara pengurusan jenazah.

d. Menyusun 60 draft soal tes pilihan ganda dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi dan tabel spesifikasi untuk diujicobakan. Draft soal tes terlampir di bagian lampiran C.

e. Mengkonsultasikan draft soal yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi soal berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

f. Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni kepada:

1) Dr. Munawar Rahmat, M. Pd. 2) Dr. Abas Asyafah, M. Pd. 3) Dr. Aam Abdussalam, M. Pd.

g. Melakukan perbaikan instrumen soal atas saran-saran dosen pakar.

h. Melakukan uji coba soal kepada 17 siswa di luar sampel penelitian, yaitu siswa kelas XI Multimedia SMK Daarut Tauhid yang telah mempelajari materi tata cara pengurusan jenazah di awal semester. Uji coba soal dilakukan pada hari Sabtu, 09 Maret 2013, berlokasi di Jalan Gegerkalong Bandung.

i. Menganalisis hasil uji coba soal yang meliputi: 1. Uji Validitas

Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009: 65), dengan kata lain sesuai dan tepat. Untuk menguji kevaliditasan instrumen soal harus menempuh dua tahap, yaitu validitas tes dan validitas item.

a) Validitas Tes. Ada dua macam validitas tes, yaitu validitas logis dan validitas empiris.

1) Validitas Logis, sesuai dengan penalaran (Arikunto, 2009: 67). Maksudnya instrumen tes disebut valid secara logis, jika instrumen tersebut disusun dan dibuat sesuai dengan teori dan ketentuan TIK dan Aspek Tingkah Laku. Ada dua macam yang


(33)

dapat dicapai suatu instrumen dikatakan logis, yaitu dilihat dari validitas isi (instrumen disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang di evaluasi) dan validitas konstruk (instrumen disusun berdasarkan TIK dan aspek tingkah laku). Dalam hal validitas isi, peneliti mengacu pada buku PAI SMA kelas XI karya Syukur dan Susanti, PAI SMK kelas XI karya Margiono, dkk., dan beberapa referensi lain mengenai tata cara pengurusan jenazah untuk memperkuat materi tersebut (terlampir dalam RPP), sedangkan mengenai validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.8. Kedua validitas tersebut telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, guru PAI SMA Labschool dan dosen pakar. Sehingga instrumen yang telah dibuat peneliti memenuhi kriteria valid secara logis.

2) Validitas Empiris, maksudnya sebuah instrumen dapat dikatakan valid secara empiris jika sudah diuji dari pengalaman, tidak hanya valid logis saja. Validitas empiris pun

terbagi menjadi dua, yaitu validitas „ada sekarang/bandingan‟ (concurrent validity) ialah apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama (= jangka pendek) dengan secara tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes pertama dengan tes berikutnya (Sudijono, 2009: 177). Selanjutnya validitas prediksi (predictive validity) maksudnya suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauh sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa mendatang (Sudijono, 2009: 168). Namun peneliti tidak melakukan validitas secara empiris untuk mengefisiensikan waktu.

b) Validitas Item/Butir Soal, yaitu sebuah item/butir soal mempunyai validitas tinggi jika skor tiap butir sejajar dengan skor total. Untuk


(34)

r

pbi

=

mengetahui validitas item dapat digunakan rumus berikut (Arikunto, 2009: 79).

Keterangan :

= koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item

yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar ( p = banyaknya siswa yang benar ) Jumlah seluruh siswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1 – p )

Dalam menghitung validitas item, peneliti menggunakan bantuan

microsoft excel, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Validitas Item Soal Bahasan Tata Cara Pengurusan Jenazah

No. Item Nilai Korelasi

Interpretasi Keterangan

1 0,202 Invalid Tidak digunakan

2 0,117 Invalid Tidak digunakan

3 0,172 Invalid Tidak digunakan

4 0,173 Invalid Tidak digunakan

5 -0,014 Invalid Tidak digunakan

6 0,204 Invalid Tidak digunakan

7 -0,204 Invalid Tidak digunakan

8 0,202 Invalid Tidak digunakan

9 0,774 Valid Digunakan

10 0,041 Invalid Tidak digunakan

11 -0,108 Invalid Tidak digunakan

12 0,378 Invalid Tidak digunakan

13 0,314 Invalid Tidak digunakan


(35)

15 0,774 Valid Digunakan

16 0,486 Valid Digunakan

17 0,581 Valid Digunakan

18 0,264 Invalid Tidak digunakan

19 -4,759 Invalid Tidak digunakan

20 -9,100 Invalid Tidak digunakan

21 0,283 Invalid Tidak digunakan

22 0,774 Valid Digunakan

23 0,774 Valid Digunakan

24 0,597 Valid Digunakan

25 0,484 Valid Digunakan

26 0,338 Invalid Tidak digunakan

27 -0,197 Invalid Tidak digunakan

28 0,599 Valid Digunakan

29 0,555 Valid Digunakan

30 -0,397 Invalid Tidak digunakan

31 0,652 Valid Digunakan

32 0,508 Valid Digunakan

33 0,774 Valid Digunakan

34 0,774 Valid Digunakan

35 0,774 Valid Digunakan

36 0,011 Invalid Tidak digunakan

37 0,552 Valid Digunakan

38 0,332 Invalid Tidak digunakan

39 0,512 Valid Digunakan

40 0,426 Invalid Tidak digunakan

41 0,842 Valid Digunakan

42 0,774 Valid Diguanakan

43 0,188 Invalid Tidak digunakan

44 0,719 Valid Digunakan

45 -0,038 Invalid Tidak digunakan

46 0,521 Valid Digunakan

47 0,552 Valid Digunakan

48 0,552 Valid Digunakan

49 0,842 Valid Digunakan

50 0,013 Invalid Tidak digunakan

51 0,493 Valid Digunakan

52 0,484 Valid Digunakan


(36)

54 0,547 Valid Digunakan

55 0,575 Valid Digunakan

56 -0,174 Invalid Tidak digunakan

57 -0,157 Invalid Tidak digunakan

58 -0,082 Invalid Tidak digunakan

59 0,127 Invalid Tidak digunakan

60 0,842 Valid Digunakan

Keterangan: Jika rpbi rt , maka Valid; dan jika rpbi rt , maka Invalid.

Maka diketahui (rt = N – 2 = 17 – 2 = 15) dengan taraf signifikansi 5%

= 0,482; 1% = 0,606 (Sudijono, 2009:479).

Dari 60 butir soal pilihan ganda yang telah diujikan kepada 17 siswa, hasilnya adalah 30 butir soal Valid, yaitu soal nomor 9, 15, 16, 17, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, dan 60. Dan soal Invalid berjumlah 30, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 30, 36, 38, 40, 43, 45, 50, 56, 57, 58, dan 59. Butir soal yang hasilnya valid akan digunakan untuk soal pretest dan posttest.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap (Purwanto, 2010: 196). Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya tetap atau mengikuti perubahan secara ajeg, maka tes tersebut dapat dipercaya. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan tepat/ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan/valid (Arikunto, 2009: 86). Dalam menghitung koefisien reliabilitas tes, peneliti mengunakan rumus Rulon Model Item Gasal Genap, yaitu sebagai berikut (Sudijono, 2009: 244).

Keterangan :

= koefisien reliabilitas tes

1 = bilangan konstan


(37)

= varians perbedaan antarskor yang dicapai oleh testee pada belahan I dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II

= varian total

Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mencari koefisien reliabilitas tes menurut Sudijono (2009: 244 – 249) adalah sebagai berikut: a) Mencari (menghitung) d, di mana d = (X – Y)

b) Menjumlahkan d sehingga diperoleh ∑d.

c) Menguadratkan d dan menjumlahkannya, sehingga diperoleh ∑d2. d) Mencari (menghitung) skor total (=Xt), yaitu skor X ditambah skor Y,

atau Xt = (X + Y), kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh ∑Xt.

e) Menguadratkan skor total (=Xt), kemudian dijumlahkan sehingga

diperoleh ∑Xt 2

, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Perhitungan Mencari r11 dengan Formula Rulon Model Item

Gasal Genap

No Nama Siswa Skor Item Bernomor: d =

(X – Y ) d

2 Xt =

(X + Y) Xt

2

Gasal (X) Genap (Y)

1 A. Karim 6 7 -1 1 13 169

2 A. Latif 6 7 -1 1 13 169

3 Adib 5 4 1 1 9 81

4 Fahmi I. 5 7 -2 4 12 144

5 Hendri 6 7 -1 1 13 169

6 Mario 6 6 0 0 12 144

7 M. Afif 7 8 -1 1 15 225

8 M. Aji 5 6 -1 1 11 121

9 M. Arief 4 6 -2 4 10 100

10 M. Zia 4 5 -1 1 9 81

11 Ryan 3 4 -1 1 7 49

12 Shally 6 6 0 0 12 144

13 Sukma 5 8 -3 9 13 169

14 Willy 6 6 0 0 12 144

15 Yayan 7 6 1 1 13 169

16 Yudhistira 3 5 -2 4 8 64

17 Z 5 8 -3 9 13 169

N = 17

∑X ∑Y ∑d ∑d2 ∑X

t ∑Xt 2


(38)

f) Mencari (menghitung) jumlah kuadrat perbedaan antarskor item gasal dengan skor genap (∑Xd2) dengan rumus:

∑ ∑ ∑

Jadi:

g) Mencari (menghitung) varian perbedaan antarskor item gasal dengan skor item genap (Sd2) dengan menggunakan rumus berikut:

Jadi:

h) Mencari (menghitung) jumlah kuadrat total skor item gasal dengan skor item genap (∑xt2), dengan menggunakan rumus:

∑ ∑ ∑

Jadi:

i) Mencari (menghitung) varian total (St2) dengan rumus:

Jadi:


(39)

j) Menghitung koefisien reliabilitas tes dengan rumus:

Jadi:

0,296 0,704

Kemudian memberikan interpretasi terhadap angka koefisien reliabilitas tes dengan ketentuan:

- Jika r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0.70 berarti tes hasil

belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).

- Jika r11 lebih kecil daripada 0.70 berarti tes hasil belajar yang sedang

diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable)

Jadi, tes yang telah diujikan memiliki reliabilitas yang tinggi karena r11

lebih besar dari 0,70 yaitu 0, 704.

3. Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai/berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh/berkemampuan rendah (Arikunto, 2009: 211).

Adapun cara menentukan daya pembeda itu ada 2 cara menurut Arikunto (2009: 212), yakni:

- untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang). Caranya ialah seluruh kelompok testee dibagi 2 sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes dideretkan mulai dari nilai teratas sampai terbawah, lalu dibagi dua.


(40)

- untuk kelompok besar (100 orang ke atas). Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas dan 27% skor terbawah

Karena peneliti mendapatkan testee kurang dari 50, maka menggunakan kelompok kecil, yaitu 17 testee di bagi dua maka, 8 kelompok atas dan 8 kelompok bawah, 1 diabaikan. Rumus untuk menentukan indeks daya beda adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009: 213).

Keterangan:

D = Daya Pembeda J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB =

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Versi I

Indeks Daya Beda Klasifikasi

0,40 ke atas 0,21 – 0,39 0,20 ke bawah

Baik Kurang Baik

Jelek

(Sumber: Arikunto, 2009: 218) Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009: 207). Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran.

D =

-


(41)

Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009:208).

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,29 ke bawah 0,30 – 0,69 0,70 ke atas

Sukar Sedang Mudah

(Sumber: Arikunto, 2009: 210) Untuk menghitung daya beda dan tingkat kesukaran, peneliti menggunakan bantuan microsoftexcel, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.8 Analisis Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

No.

Soal BA BB BA + BB BA - BB N

Daya Pembeda (DP) Tingkat Kesukaran (TK)

Indeks DP Kualifikasi Angka TK Kualifikasi

Baik Kurang

Baik Jelek Sukar Sedang Mudah

1 3 7 10,00 -4,00 17 -0,47 - -  0,59 -  -

2 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,76 - - 

3 5 6 11,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,65 -  -

4 5 5 10,00 0,00 17 0,00 - -  0,59 -  -

5 7 6 13,00 1,00 17 0,12 - -  0,76 - - 

6 2 3 5,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,29  - -

7 7 7 14,00 0,00 17 0,00 - -  0,82 - - 

8 5 5 10,00 0,00 17 0,00 - -  0,59 -  -

9 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - - 

10 7 7 14,00 0,00 17 0,00 - -  0,82 - - 

11 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,76 - - 

12 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

13 4 1 5,00 3,00 17 0,35 -  - 0,29  - -

14 5 3 8,00 2,00 17 0,24 -  - 0,47 -  -

15 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - - 

P =


(42)

16 7 8 15,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,88 - - 

17 7 3 10,00 4,00 17 0,47  - - 0,59 -  -

18 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,76 - - 

19 4 4 8,00 0,00 17 0,00 - -  0,47 -  -

20 7 6 13,00 1,00 17 0,12 - -  0,76 - - 

21 4 4 8,00 0,00 17 0,00 - -  0,47 -  -

22 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - - 

23 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - - 

24 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

25 8 5 13,00 3,00 17 0,35 -  - 0,76 - - 

26 5 1 6,00 4,00 17 0,47  - - 0,35 -  -

27 2 1 3,00 1,00 17 0,12 - -  0,18  - -

28 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - - 

29 6 1 7,00 5,00 17 0,59  - - 0,41 -  -

30 1 0 1,00 1,00 17 0,12 - -  0,06  - -

31 8 3 11,00 5,00 17 0,59  - - 0,65 -  -

32 7 8 15,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,88 - - 

33 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - - 

34 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - - 

35 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - - 

36 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - - 

37 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - - 

38 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,76 - - 

39 5 2 7,00 3,00 17 0,35 -  - 0,41 -  -

40 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - - 

41 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

42 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - - 

43 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - -  0,29  - -

44 8 6 14,00 2,00 17 0,24 -  - 0,82 - - 

45 6 4 10,00 2,00 17 0,24 -  - 0,59 -  -

46 6 3 9,00 3,00 17 0,35 -  - 0,53 -  -

47 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - - 

48 7 3 10,00 4,00 17 0,47  - - 0,59 -  -

49 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

50 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

51 8 6 14,00 2,00 17 0,24 -  - 0,82 - - 

52 8 5 13,00 3,00 17 0,35 -  - 0,76 - - 

53 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

54 7 4 11,00 3,00 17 0,35 -  - 0,65 -  -

55 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

56 3 1 4,00 2,00 17 0,24 -  - 0,24  - -

57 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - -  0,29  - -

58 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - -  0,29  - -

59 6 5 11,00 1,00 17 0,12 - -  0,65 -  -

60 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

Berdasarkan tabel 3.13 terlihat bahwa dari 60 butir soal pilihan ganda yang diujicobakan terdapat daya pembeda dalam kualifikasi baik berjumlah 5 butir,


(43)

yaitu nomor 17, 26, 29, 31, dan 48; sedangkan dalam kualifikasi kurang baik berjumlah 16 butir yaitu nomor 13, 14, 25, 28, 36, 37, 39, 40, 44, 45, 46, 47,51, 52, 54, dan 56; serta dalam kualifikasi jelek berjumlah 39 butir, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 30, 32, 33, 34, 35, 38, 41, 42, 43, 49, 50, 53, 55, 57, 58, 59, dan 60. Hal ini sesuai kriteria pada tabel 3.11. Sedangkan pada tingkat kesukaran dari 60 butir soal terdapat 8 butir pada kualifikasi sukar, yaitu nomor 6, 13, 27, 30, 43, 56, 57, dan 58; sedangkan pada kualisifikasi sedang terdapat 17 butir, yaitu nomor 1, 3, 4, 8, 14, 17, 19, 21, 26, 29, 31, 39, 45, 46, 48, 54, dan 59; serta pada kualifikasi mudah terdapat 35 butir, yaitu nomor 2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 44, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 55, dan 60. Hal ini pun sesuai kriteria pada tabel 3.12.

Idealnya sebuah soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, pun daya bedanya sesuai kriteria, namun membuat soal merupakan pekerjaan yang tidak mudah, sehingga butir soal yang sudah valid namun tingkat kesukaran dan daya beda masih belum memenuhi kriteria, maka butir soal tersebut tidak dibuang, hanya perlu diperbaiki. Kemungkinan kekurangannya hanya terletak pada rumusan kalimatnya sehingga hanya perlu ditulis kembali, dengan perubahan seperlunya (Arikunto, 2009: 220).

j. Menata dan memperbaiki kembali instrumen soal yang masih perlu dihaluskan untuk dijadikan instrumen final, sehingga peneliti mendapati 30 soal instrumen tes pilihan ganda.

2. Instrumen Lembar Observasi/Pengamatan

Instrumen lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati kemampuan siswa dalam mempraktekkan tata cara pengurusan jenazah, tidak lain merupakan aspek psikomotor, sebelum dan sesudah dilakukan treatment. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen lembar observasi adalah sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PAI SMA kelas XI Standar Kompetensi tentang memahami ketentuan


(44)

hukum Islām tentang pengurusan jenazah. RPP terlampir di lembar lampiran B.

b. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran PAI materi SMA kelas XI tentang materi tata cara pengurusan jenazah.

c. Menyusun 52 draft lembar pengamatan berdasarkan kisi-kisi.

d. Mengkonsultasikan draft lembar pengamatan yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan pembimbing 2.

e. Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni kepada

1) Dr. Munawar Rahmat, M. Pd. 2) Dr. Abas Asyafah, M. Pd. 3) Dr. Aam Abdussalam, M. Pd.

f. Melakukan perbaikan instrumen lembar pengamatan atas saran-saran dosen pakar, sehingga peneliti mendapati 57 draft instrumen lembar pengamatan. Draft lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran C. Secara keseluruhan instrumen tes dan lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran C. Instrumen lembar pengamatan ini tidak dilakukan uji coba dikarenakan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah tidak banyak sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk menguji draft tersebut kepada satu per satu siswa. Maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dengan memberikan tes sesuai dengan desain penelitian yang telah dibuat oleh peneliti.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012: 137) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara melalui interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk


(45)

mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Tes Tulis Pilihan Ganda

Tes tulis yang digunakan peneliti adalah berupa tes objektif pilihan ganda, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa mengenai tata cara pengurusan jenazah pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan treatment.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan peneliti berupa lembar cecklist, hal ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman teori siswa dengan cara mengukur kemampuan aplikasi (praktik) siswa mengenai tata cara pengurusan jenazah pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan treatment. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menggunakan non participant observation (observasi tidak berperan serta). Non participant observation adalah peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Sedangkan segi instrumentasi yang digunakan peneliti adalah observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2012:

146) observasi terstruktur adalah “observasi yang telah dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya”. Dengan mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran maka dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi.

3. Studi Pustaka

Hal ini bertujuan untuk melengkapi dan memperkuat materi penelitian melalui referensi-referensi buku, dokumen, dan ataupun bacaan lainnya yang relevan mengenai media audio visual, Pendidikan Agama Islām, hukum dan tata cara pengurusan jenazah, dan analisis data.


(1)

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH

penyampaian materi tata cara pengurusan jenazah tidak melalui bantuan media audio visual.

5. Kondisi kelas eksperimen setelah dilakukan teratment dengan menggunakan media audio visual mengalami peningkatan dengan kategori baik sekali, ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82. Sedangkan hasil posttest praktik pengurusan jenazah pun mengalami peningkatan dengan kategori tinggi, ini ditunjukkan dengan skor rata-rata kelas lebih dari 90,5 yaitu dengan rata-rata 111.

6. Kondisi kelas kontrol setelah dilakukan pembelajaran mengalami peningkatan pula dari sebeleumnya, yaitu dengan kategori baik sekali, ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82. Sedangkan hasil posttest praktik pengurusan jenazah pun mengalami peningkatan dengan kategori tinggi, ini ditunjukkan dengan skor rata-rata kelas lebih dari 90,5 yaitu dengan rata-rata 111.

7. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual (video) dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media audio visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap tata cara pengurusan jenazah. Hal ini dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis posttest yang menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 4,783 > 2,093, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

8. Pembelajaran menggunakan media audio visual (video) terbukti efektif meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi tata cara pengurusan jenazah pada pembelajaran Pendidikan Agama Islām. Hal ini dilihat dari hasil uji perhitungan indeks gain diperoleh kategori tinggi sebesar 0,75 dengan uji t thitung > ttabel atau 4,260 > 2,093, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya media audio visual sangat efektif diterapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi pengurusan jenazah.


(2)

234

B. Saran

1. Kepada guru-guru SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung, hendaknya tetap memanfaatkan, meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana yang disediakan, terutama media pembelajaran, karena sesungguhnya siswa sangat senang dan termotivasi jika pembelajaran yang membutuhkan audio dan visualisasi diterapkan. 2. Bagi guru PAI, sebelum media audio visual (video) pengurusan jenazah

diterapkan kepada siswa hendaknya dilihat terlebih dahulu, sehingga guru dapat memilah milih materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini berlaku untuk media audio visual dengan pembahsan materi yang lain.

3. Kepada Asosiasi Guru PAI (AGPAI) hendaknya menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan jenjang pendidikan. 4. Kepada peneliti selanjutnya, sebaiknya bagian praktik pengurusan

jenazah langsung dipraktikkan oleh siswa, baik saat pretest maupun posttest (tidak ditanya secara lisan); dan tidak sedikit media audio visual yang dapat diterapkan pada materi PAI yang lain jika ada kemuan untuk mencari, mengkombinasi, dan mengembangkan sesuai dengan tujuan materi PAI.


(3)

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH

DAFTAR PUSTAKA

______. (2009). Al-Ḥikmaħ: Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Penerjemah Departemen Agama RI, Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`ān. Bandung: Diponegoro.

Al-Markaz. (2005). DVD Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah. Depok. Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:

Referensi Jakarta.

Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Besral. (2010). Pengolahan dan Analisis Data-1 Menggunakan SPSS. Didapat

dari modul-belajar-spss-1.pdf.

Daradjat, Z. (2011). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Google Image. (t.thn). Tersedia:http://www.googleimage.com. [12 April 2013] Google Map. (t.thn.). Tersedia:http://www.googlemap.com. [12 April 2013] Hake, R. R. (1999, Maret 13). Analyzing Change/Gain Scores. [Online].

Tersedia:http://www.physics.indiana.edu/~sdi/. [18 September 2013] Hasan, I. (2009). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi


(4)

236

Heriadi, D. (2012). Penerapan Metode Belajar dengan Media Audio Visual pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan di SMK Negeri 1 Sumedang. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). (2009). Kompilasi Perundangan Bidang Pendidikan. Jakarta: Pustaka Yustisia.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). (2009). Peraturan Pemerintah tentang Guru (PP RI Nomor 74 Tahun 2008). Jakarta: Asa Mandiri.

Majid, A., & Andayani, D. (2006). Pendidikan Agama Islām Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Margiono, Anwar, J., & Latifah. (2007). Pendidikan Agama Islām Penuntun Hidup untuk SMK Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.

Muchtar, H. J. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhaimin, Suti'ah, & Ali, N. (2004). Paradigma Pendidikan Islām. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana. Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah). Jakarta: Bumi Aksara.

Munadi, Y. (2010). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press.

Prasojo, G. A. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Pemahaman dan Keterampilan Dribbling dalam Pembelajaran Bola Basket di SMA Negeri 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Program Software Qur`ān in Word. Ms. Word Menu Add-Ins Al-Qur`ān. (t.thn.). Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia. Riduwan. (2012). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.


(5)

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH

Sadiman, A. S., Rahardjo, Haryono, A., & Rahardjito. (2008). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

SMA Laboratorium Percontohan UPI. (2011). Profil: SMA Laboratorium Percontohan UPI. Tersedia: http://sma.labupi.sch.id/site/html/indeks.php. [12 Mei 2013].

Sudijono, A. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, D. (2010). Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penelitian). Bandung: CV. Wacana Prima.

Syahidah, N. Q. (2012). Efektivitas Metode Targhib Tarhib terhadap Peningkatan Disiplin Salat (Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran PAI terhadap Siswa Kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur`ān. Bandung: Alfabeta.

Syukur, A. P., & Susanti, E. (2011). Pendidikan Agama Islām untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendiknas.

Taufiqqurrahman, M. (2012). Penerapan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Warna Primer. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Universitas Pendidikan Indonesia. (t.thn.). Panduan Pencegahan Plagiat Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Dokumen yang terkait

Efektivitas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al-Hasra Tahun pelajaran 2013-2014

2 20 195

Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas Xi Ips Di Sma An-Najah Rumpin-Bogor

0 5 422

Peningkatan kemampuan pemahaman cerita melalui media audio visual di Kelas VII-D Madrasah Tsanawiyah Al-Alawiyah Kranji-Bekasi Barat Tahun pelajaran 2014/2015

1 3 177

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

1 17 151

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.

2 4 34

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH.

3 13 56

PENERAPAN MODEL JIGSAW DAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI PADA PEMBELAJARAN PKN.

0 1 7

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN TENTANG ROTASI BUMI DAN REVOLUSI BUMI DI KELAS VI SD NEGERI SINDANGPALA Cicih Nurnaningsih SDN Sindangpala ABSTRAK - PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMA

0 0 10