Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan metode cakap dalam pengumpulan data. Metode cakap adalah melakukan percakapan atau kontak antara peneliti dengan penutur bahasa yang diteliti Sudaryanto:1993:139. Metode tersebut dilakukan dengan teknik pancing, yaitu dengan berbagai cara agar beberapa orang mau berbicara. Hal ini karena penulis merupakan penutur bahasa Pakpak. Selanjutnya, penelitimemakai teknik catat untuk lebih melengkapi pengumpulan data, yaitu pencatatan data yang dianggap penting pada kartu data atau disket sudaryanto, 1993:139.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul adalah menganalisis data tersebut atau disebut dengan tahap analisis data. Dalam tahap ini, peneliti menggunakan metode agih Sudaryanto, 1993:31. Metode agih ialah metode analisis data-data bahasa dengan teknik bagi unsur langsung, yaitu membagi-bagi unsur inti bahasa yangmenjadi objek kajian peneliti, yaitu bahasa Pakpak Dairi, dengan unsur lainnya. Contoh: a. [Enggo roh] bapa. Sudah datang ayah ‘Ayah sudah datang’ b. [Tertaba] kaka. Tertawa kakak ‘Kakak tertawa’ c. [Kitasak nakanpengurupi] berrungku. Memasak nasi pekerja putriku ‘Putriku memasak nasi untuk pekerja’ Universitas Sumatera Utara Kemudian, teknik bagi unsur langsung tersebut akan dilanjutkan dengan teknik lesap. Yaitu, teknik melesapkan unsur yang menjadi pokok perhatian dalam proses analisis untuk mengetahui kadar keintian unsur yang dilesapkan terebut. Contohnya, pada frasa enggo roh‘sudah datang’, inti frasanya adalah roh‘datang’. Bila inti ini dilesapkan, enggo bapa‘sudah ayah’, artinya menjadi tidak gramatikal. Demikian halnya dengan frasa verba kitasak nakan pengurupi‘memasak nasi pekerja’. Apabila inti leksikal kitasak‘memasak’ dihilangkan, maka kalimat tersebut tidak gramatikal. nakan pengurupi berrungku‘nasi pekerja putriku’. Selanjutnya, peneliti menggunakan teknik ganti, yaitu teknik mengganti satuan lingual yang menjadi pokok perhatian peneliti dengan satuan lingual pengganti. Contohnya, frasa enggo roh‘sudah datang’, apabila inti frasa roh‘datang’ diganti dengan laus‘pergi’ menjadienggo laus ‘sudah pergi’, maka hasilnya masih tetap berterima atau gramatikal. Sama halnya dengan frasa verba kitasak nakan‘memasak nasi’, apabila inti leksikal kitasak‘memasak’ diganti dengan kipangan‘memakan’ menjadi kipangan nakan pengurupi berrungku‘memakan nasi pekerja putriku’ maka kalimat ini juga masih berterima. Peneliti juga menggunakan teknik perluas, yaitu suatu teknik memerluas satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu. Contohnya, frasa enggo roh‘sudah datang’ diperluas menjadi enggo naing roh‘sudah mau datang’ masih tetap berterima secara gramatikal. Frasa verba kitasak nakan‘memasak nasi’ dapat diperluas menjadi lako kitasak nakan ‘ingin memasak nasi’, maka kalimatnya tetap masih berterima.

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data