Keterangan Ket Perilaku Fungsi Gramatikal Frasa Verba Bahasa Pakpak Dairi

‘Paman menanam’ Frasa Verba pada contoh 1 s. d. 4 dapat direpresentasikan pada skema X-Barberikut. FV Verba + Nomina 1 FV 2 FV V’ V’ V N V N Kitambariukurku Kitangkihneur ‘Mengobati hatiku Memanjatkelapa’ 3 FV 4 FV V’ V’ V N V N Mengembah berru Menuan gadong ‘Membawa perempuan Menanam ubi’ Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa komplemen dalam frasa verba bahasa Pakpak Dairi bersifat wajib dan hadir hanya setelah inti leksikal yaitu di sebelah kanan inti leksikal frasa verba bahasa Pakpak Dairi.

4.1.2 Keterangan Ket

Dalam frasa verba bahasa Pakpak Dairi, keterangan bisa terletak di kiri dan di kanan inti leksikal. Kehadiran keterangan dalam frasa verba bahasa Pakpak Dairi bersifat opsional tidak wajib. Artinya, meskipun keterangan dilesapkan atau dipindahkan letak strukturnya, frasa yang terbentuk masih gramatikal. Contohnya sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 1 [pellen mangan] ia. Hanya makan dia ‘Dia hanya makan’ 2 [Lako sohisapo] bapa. Akan sampai di rumah ayah. ‘Ayah akan sampaitiba di rumah.’ 3 [Lalap merengut]abena. Selalu cemberut wajahnya ‘Wajahnya selalu cemberut’ 4 [nggatitertunduhi sikkola] ia. Sering mengantuk di sekolah dia ‘Dia sering mengantuk di sekolah’ Pada contoh-contoh di atas, inti leksikal dari FV pellen mangan ‘hanya makan’, lako soh i sapo‘akan sampai di rumah’, lalap merengut abena‘selalu cemberut wajahnya’, dan nggati tertunduh i sikkola ‘sering ngantuk di sekolah’ masing-masing adalah makan ‘makan’, soh‘sampai’, merengut‘cemberut’, dan tertunduh‘mengantuk’. Aspek pellen‘hanya’, lako‘akan’, lalap‘selalu’,dan nggati‘sering’ berperan sebagai keterangan. Aspek tersebut hadir di awal inti frasa verba bahasa Pakpak Dairi. Apabila keempat aspek tersebut dilesapkan, kalimat yang dihasilkan masih gramatikal karena inti leksikal dapat berdiri sendiri. 5 [mangan]ia. Makan dia ‘Dia makan.’ Universitas Sumatera Utara 6 [Soh] i sapo bapa. Sampai di rumah ayah. ‘Ayah sampai di rumah.’ 7 [Merengut abena.] Cemberut wajahnya ‘Wajahnya cemberut’ 8 [tertunduh] i sikkola ia. Mgantuk di sekolah dia ‘Dia mengantuk di sekolah’ Sebaliknya, apabila inti leksikalnya yang dilesapkan, maka kalimat yang terbentuk tidak gramatikal karena keterangan tidak dapat berdiri sendiri. 9 Pellen ia. Hanya dia ‘Dia hanya.’ 10 Lakobapa. Akan ayah ‘Ayah akan’ 11 Lalap abena. Selalu wajahnya ‘Wajahnya selalu’ 12 Nggati ia. Sering dia Universitas Sumatera Utara ‘Dia sering’ Frasa verba 5 s.d. 8 di atas dapat disajikan dalam diagram pohon pohon X-Bar sebagai berikut. 5 FV 6 FV V’ V’ Asp V’ Asp V’ V V PellenmanganLako soh ‘Hanyamakan’‘Akan sampai’ 7 FV 8 FV V’ V’ Asp V’ Asp V’ V V Lalap merengut Nggati tertunduh ‘Selalu cemberut’‘Sering mengantuk’ Kehadiran keterangan dalam membentuk frasa verba bahasa Pakpak Dairi tidak hanya di sebelah kiri inti leksikal atau sebelum inti leksikal, tetapi juga dapat hadir di sebelah kanan inti leksikal frasa verba bahasa Pakpak Dairi. Contoh: 9 [Itadingkenrebbakpopungna] si Fitri. Ditinggalkan bersama neneknya si Fitri ‘Si Fitri ditinggalkan bersama neneknya’ Universitas Sumatera Utara 10 [Rohmi sapona] perengge-rengge . Datang ke rumahnya pedagang ‘Pedagang datang ke rumahnya.’ 11 [Merdalan hanjar-hanjar] popung. Berjalan pelan-pelan nenek ‘Nenek berjalan pelan-pelan’ 12 [Ngutnguten sambing] mbu. Menggerutu saja bibi ‘Bibi menggerutu saja’ Dalam frasa verba di atas, frasa nomina rebbak popungna‘bersama neneknya’ dan frasa preposisi mi sapona ‘ke rumahnya’, hadir setelah inti leksikal itadingken‘ditinggalkan’ dan roh‘datang’. Kemudian, frasa adjektiva hanjar-hanjar‘pelan-pelan’ dan aspek sambing ‘saja’ juga hadir di sebelah kanan inti leksikal merdalan ‘berjalan’, dan ngutnguten‘menggerutu’. Kehadiran FN, FP, FA, dan aspek dalam frasa verba Pakpak Dairi tersebut berfungsi sebagai keterangan. Walaupun aspek tersebut hadir setelah inti leksikal, perannya sama dengan aspek yang hadir sebelum inti leksikal. Artinya, struktur frasa verba bahasa Pakpak Dairi tetap gramatikal tanpa kehadiran FN, FP, FA, dan aspek tersebut di akhir inti leksikal. Contoh struktur frasa verba 9 s.d. 12 di atas akan terlihat sebagai berikut jika digambarkan dalam pohon X-Bar. Universitas Sumatera Utara 9 FV 10 FV V’ V’ V’ FN V’ FP V V Itadingken rebbak popungna Roh mi sapona ‘Ditinggalkan bersama neneknya’‘Datang ke rumahnya’ 11 FV 12 FV V’ V’ V’ FA V’ Asp. V V Merdalan hanjar-hanjar Nngutnguten sambing ‘Berjalan pelan-pelan’‘Menggerutu saja’ Jadi, dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa frasa verba bahasa Pakpak Dairi dapat dibentuk oleh inti leksikal ditambah frasa preposisi, frasa nomina, frasa adjektiva, dan aspek yang berperan sebagai keterangan, yang mana keterangan tersebut dapat hadir di awal dan di akhir inti leksikal. 4.1.3 Specifier Spec Specifier Spec adalah sebuah argumen yang sifatnya eksternal dan posisinya langsung dibawahi V-Bar ganda FV. Specifier juga berperan membentuk frasa verba bahasa Pakpak Dairi. Specifier yang melengkapi FV bahasa Pakpak Dairi berkategori penjumlah dan penunjuk iniitu. Contoh: Universitas Sumatera Utara 13 [Karina mengembah dukakna mella lot bahan i kuta.] Semua membawa anaknya kalau ada pesta di kampung ‘Semua membawa anaknya kalau ada pesta di kampung’ 14 [Situk rohkakadena.] Sedikit datang saudaranya ‘Sedikit datang saudaranya’ 15 [Mbue turah dukut.] Banyak tumbuh rumput ‘Banyak tumbuh rumput’ Pada kalimat 13-15, FV karina mengembah dukakna mella lot bahan i kuta‘semua membawa anaknya kalau ada pesta di kampung’, situk roh kakadena ‘sedikit datang keluarganya’, dan mbue turah dukut ‘banyak tumbuh rumput’; terdiri dari inti leksikal mengembah ‘membawa’, roh ‘datang’, dan turah ‘tumbuh’. Kemudian kata karina‘semua’, situk ‘sedikit’, dan mbue ‘banyak’ hadir di awal frasa sebagai specifier. Specifier ini berfungsi menerangkan frasa verba di depannya. Jika diaplikasikan dalam pohon X-Bar, maka hasilnya sebagai berikut. 13 FV Spec V’ V’ Klausa V N Karina mengembah dukakna mella lot bahan i kuta ‘Semua membawa anaknya kalau ada pesta di kampung’ Universitas Sumatera Utara 14 FV Spec V’ V N Situkrohkakadenana ‘Sedikitdatang kelurganya’ 15 FV Spec V’ V N Mbue turah dukut ‘Banyak tumbuh rumput’ Dari contoh di atas, terlihat jelas bahwa kata yang berkategori penjumlah seperti karina ‘semua’, situk ‘sedikit’, dan mbue ‘banyak’ sebagai specifier dapat hadir di awal FV bahasa Pakpak Dairi Selain contoh di atas, specifier juga hadir di akhir FV bahasa pakpak dairi. Artinya, specifier hadir sebagai penutup frasa verba bahasa Pakpak Dairi. Contoh: 16 [Pitakken i] 17 [Jemput i] Buang itu Pungut itu ‘Buang itu’ ‘Pungut itu’ 18 [Pangan en] 19 [Embah en] Makan ini Bawa ini ‘Makan ini’ ‘Bawa ini’ Universitas Sumatera Utara Contoh frasa verba bahasa Pakpak di atas terdiri dari inti leksikal pitakken‘buang’, jemput‘pungut’, pangan‘makan’, dan embah‘bawa’. Penunjuk en‘ini’ dan i‘itu’ hadir di akhir frasa sebagai specifier. Posisi specifier tersebut berfungsi menutup frasa verba di depannya. Contoh-contoh struktur frasa verba 16 s.d. 19 di atas akan terlihat sebagai berikut dalam skema X-Bar. 16 FV 17 FV V’ Spec. V’ Spec. V’ V’ V V Pitakken i Jemput i ‘Buang itu’‘Pungut itu’ 18 FV 19 FV V’ Spec. V’ Spec. V’ V’ V V PanganenEmbahen ‘Makan ini’‘Bawa ini’ Dari contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa frasa verba bahasa Pakpak Dairi dapat dibentuk oleh specifier yang hadir di awal dan di akhir frasa.

4.2 Kaidah Struktur Frasa Verba dalam Bahasa Pakpak Dairi