Landasan Teori KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Bahasa Pakpak terbagi dalam beberapa dialek yaitu dialek simsim, dialek keppas, dialek klasen, dialek boang, dan dialek pegagan. Kelima dialek bahasa Pakpak ini tersebar diseluruh daerah penutur bahasa Pakpak. Namun, bahasa Pakpak yang masih terjaga keasliannya adalah bahasa Pakpak dialek simsim yang ada di kabupaten Pakpak Barat.

2.2 Landasan Teori

Setiap penelitian pasti membutuhkan landasan teori sebagai kerangka dasar. Landasan teori yang digunakan adalah sesuatu yang berkaitan dan diharapkan mampu menjadi acuan semua pembahasan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan teori X-Bar yang dipelopori oleh Noam Chomsky. Teori X- Bar menjelaskan struktur frasa secara umum dalam bentuk diagram pohon. Dalam teori X-Bar, semua frasa memiliki sebuah inti leksikal. Inti adalah simpul akhir yang mendominasi kata atau proyeksi leksikal dari sebuah kategori kata Napoli,1996 dalam Mulyadi, 2008:23. Maksudnya, inti dari Frasa Nomina FN ialah Nomina, inti dari Frasa Ajektiva FA ialah Ajektiva, inti dari Frasa Verba FV ialah Verba, dan begitu seterusnya. Dalam hierarki X-Bar,inti terletak satu level lebih rendah daripada konstituen yang menjadi inti tersebut. Jadi, dalam hierarki X-Bar, Verba sebagai inti dari Frasa Verba terletak satu level lebih rendah dari frasanya. Misalnya, adik [makan nasi] Universitas Sumatera Utara FV V’ V’ V N Makan nasi Kata ‘makan’ merupakan inti verba atau kategori leksikal dari kategori frasa verba ‘makan nasi’. Hubungan antara kategori leksikal dan kategori frasa dapat digambarkan dalam dua tataran proyeksi, yaitu proyeksi X kategori Bar dan proyeksi maksimal X kategori Bar tertinggi.Diantara kedua kategori tersebut terdapat proyeksi menengah intermediate projection. Proyeksi menengah proyeksi antara tersebut lebih besar daripada kategori leksikal, tetapi lebih kecil daripada kategori frasa. Artinya, antara kategori leksikal [V] dan kategori frasa [FV] terdapat [V’] sebagai penengah atau perantara keduanya. Kategori inilah yang menjadi dasar munculnya teori X-Bar. Kedua proyeksi tersebut bertalian erat dengan tiga fungsi gramatikal yang membangun suatu frasa, yakni komplemen, keterangan, dan spesifier. Komplemen komp. adalah sebuah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh X-Bar pertama kategori leksikal Mulyadi,2002:22. Contoh: Universitas Sumatera Utara a.[ Memalbal pola]i juma ia. Memukul aren di ladang dia ‘Dia memukul aren di ladang’ b. [Menabi dukut] i juma jehe. Menyabit rumput di ladang hilir ‘Menyabit rumput di ladang hilir’ c. [Mendedah dedahenna] genep ari. Menjaga adiknya setiap hari ‘Menjaga adiknya setiap hari’ Ketiga contoh frasa verba di atas, memalbal pola‘memukul aren’; menabi dukut‘menyabit rumput’; dan mendedah dedahenna‘menjaga adiknya’ terdiri atas inti frasa memalbal‘memukul’, menabi‘menyabit’, dan mendedah‘menjaga’ ditambah dengan nomina pola‘aren’, dukut‘rumput’, dan dedahenna‘adiknya’. Ketiga nomina tersebut berperilaku sebagai komplemen. Keterangan ket. adalah sebuah argumen yang bersifat periferal pilihan yang dibawahi langsung oleh X-Bar, tetapi posisinya setingkat di atas komplemen. Contoh : a.[ Lako mulak] mi sapo. Mau pulang ke rumah ‘Mau pulang ke rumah’ b.[ Nggo laus]cegeni kalaki. Sudah pergi pagi tadi mereka ‘Mereka sudah pergi tadi pagi’ Universitas Sumatera Utara c. [Tangis lalap] sedarien ia. Menangis terus sehari ini dia ‘Dia terus menangis seharian’ Frasa verba di atas terdiri dari inti frasa mulak‘pulang’, laus‘pergi’, dan tangis‘menangis’ ditambah dengan aspek lako‘mau’, nggo‘sudah’, dan lalap‘terus’. Aspek pada frasa verba di atas bertindak sebagai keterangan. Specifier spec. adalah sebuah argumen yang sifatnya eksternal dan posisinya setingkat di atas keterangan, yakni langsung dibawahi oleh X-Bar ganda atau frasa X FX. Contoh: [Karina mengurupi bahanna bari]. Semua membantu pestanya kemarin. ‘Semua membantu pestanya kemarin’ Kata karina‘semua’ pada frasa verba di atas bertindak sebagai specifier. Lebih lanjut, hubungan kategori leksikal dengan komplemen, keterangan, dan spesifier diterangkan sebagai berikut. Setiap kategori leksikal seperti N,V,A, dan P, yang di dalam teori ini disimbolkan dengan X, dibentuk oleh sebuah komplemen, keterangan, dan spesifier, maka komplemen yang berkombinasi dengan X akan membentuk proyeksi X-Bar, keterangan yang berkombinasi dengan X-Bar akan membentuk proyeksi X-Bar yang lebih tinggi, dan pada level tertinggi spesifier yang berkombinasi dengan X- Bar akan membentuk proyeksi maksimal X. Dengan demikian, kategori Baradalah sebuah proyeksi X dan frasa dengan Bar tertinggi adalah proyeksi maksimal dari kategori X Mulyadi,2008:23. Hubungan hierarkis dari struktur frasa tersebut dapat digambarkan di bawah ini. Universitas Sumatera Utara X’’ FX │ … X’ … │ … X … Dan, apabila skema itu dilengkapi dengan komplemen, keterangan, dan specifier, maka strukturnya akan menjadi skema berikut. X” FX Spec X’ X’ Ket. X Komp. X” = Spec : X’ X” = X’ :Ket. X” = X : Komp. Dalam skema di atas, setiap kategori tidak perlu direpresentasikan tersendiri sebab sudah dicakup oleh kaidah yang sudah ada. Dengan cara ini, struktur frasanya menjadi lebih sederhana Mulyadi,2008:23. Selanjutnya, dalam teori X-Bar,frasa adalah suatu konstruksi yang dibentuk dengan atau tanpa atribut sebagai pendamping dan memiliki inti leksikal Radford,1988 dalam Asmira, 2010:8. Artinya, sebuah inti leksikal dari suatu kategori kata seperti verba, nomina, ajektiva, dan preposisi, yang belum diubah atau dilekatkan dengan kata lain, yaitu elemen-elemen yang menjadi pewatasnya, maka kedudukannya sama dengan kategori frasanya apabila didstribusikan. Universitas Sumatera Utara Contohnya: a. Andi [ makan.] b. Andi [sedang makan roti.] Verba [makan] pada contoh di atas sama distribusinya dengan frasa verba FV [sedang makan roti]. Status kedua kategori ini sama. Kesimpulannya, sebuah FV dapat dibatasi sebagai sebuah frasa yang memuat inti verba dengan atau tanpa elemen-elemen lain sebagai pewatasnya.

2.3 Tinjauan Pustaka