Stts Sosek Petani X1

commit to user 60 Tabel 19. Faktor Internal Petani yang Mempengaruhi Partisipasi Petani dalam Kegiatan Prima Tani No. Faktor internal petani yang mempengaruhi partisipasi petani Partisipasi Petani Terhadap Kegiatan Prima Tani Lahan Sawah Intensif Rata-Rata N Y1 Y2 Y3 Y4 Y tot

1. Stts Sosek Petani X1

Rendah 13 7.60 9.20 5.90 6.60 29.30 10 25.0 Sedang 13-16 9.57 10.29 6.38 7.24 33.48 21 52.5 Tinggi 16 12.00 10.89 7.78 7.33 38.00 9 22.5 1.a X1.1 Umur Rendah 50 tahun 9.25 9.88 6.63 6.50 32.25 8 20.0 Sedang 25-35 tahun 8.40 9.40 6.00 7.00 30.80 5 12.5 Tinggi 36-50 tahun 9.96 10.37 6.67 7.30 34.30 27 67.5 1.b X1.2 Pendidikan Formal Rendah Tdk sklh dan tdk tamattamat SD 8.95 10.14 6.29 7.19 32.57 21 52.5 Sedang Tidak tamattamat SMP dan tidak tamattamat SMA 10.28 10.17 6.83 7.06 34.33 18 45.0 Tinggi Tamat Diploma dan tamat Sarjana 12.00 10.00 8.00 6.00 36.00 1 2.5 1.c. X1.3 Pend. Non-Formal Rendah 4 7.75 9.00 6.25 6.50 29.50 4 10.0 Sedang 4 8.00 10.00 6.09 7.55 31.64 11 27.5 Tinggi 4 10.64 10.40 6.84 7.00 34.88 25 62.5 1.d X1.4 Tingkat Pendapatan Rendah 4 7.933 9.733 6.13 7.27 31.07 15 37.5 Sedang 4 10.428 10.29 6.67 6.95 34.33 21 52.5 Tinggi 4 11.75 11.00 7.75 7.25 37.75 4 10.0 1.e X1.5 Pengalaman Petani Rendah 5 9.00 10.00 6.86 7.43 33.29 7 17.5 Sedang 5-6 9.04 9.92 6.32 6.92 32.20 25 62.5 Tinggi 6 12.00 11.00 7.13 7.38 37.50 8 20.0 1.f X1.6 Tingkat Keaktifan Keanggotaan Tani Rendah 4 7.50 8.67 8.00 6.50 28.67 6 15.0 Sedang 4 8.23 9.62 5.92 6.92 30.69 13 32.5 Tinggi 4 11.00 10.90 7.14 7.38 36.52 21 52.5 1.g X1.7 Luas Penguasaan Lahan Rendah 0,25 Ha 9.64 10.36 6.27 7.27 33.55 11 27.5 Sedang 0,25-0,75 Ha 8.86 9.86 6.36 7.05 32.14 22 55.0 Tinggi 0,75 Ha 12.00 10.71 7.71 7.00 37.43 7 17.5 Rata-Rata Total 9.93 10.78 6.70 7.30 34.71 40 100 Kategori Y Rendah 9 9 6 6 31 Sedang 9-12 9-11 6-7 6-7 31-37 Tinggi 12 10 7 7 37 Sumber : Analisis Data Primer 2010 Keterangan: Y1 : Partisipasi dalam Tahap Perencanaan Y2 : Partisipasi dalam Tahap Pelaksanaan Kegiatan Y3 : Partisipasi dalam Tahap Evaluasi dan Monitoring Y4 : Partisipasi dalam Tahap Pemanfaatan Hasil Y Tot : Partisipasi dalam Kegitan Prima Tani commit to user 61 1. Status Sosial Ekonomi Petani Status sosial ekonomi petani adalah peringkat atau stratifikasi dalam masyarakat secara ekonomi dan sosial yang melekat pada diri petani bersangkutan. Data yang tersaji pada Tabel 19 menunjukkan sebagian besar responden 52.5, status sosial ekonominya termasuk dalam kategori sedang skor 13-16. Artinya petani didalam masyarakat secara sosial dan ekonomi memiliki peringkat yang cukup baik. Status sosial ekonomi dalam kategori sedang memiliki pontensi yang cukup baik dalam pengembangan usahatani melalui kegiatan Prima Tani. a. Umur Umur yaitu satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan hidup petani yang bersangkutan mulai dari lahir sampai pada saat dilakukan penelitian. Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 67,5 berumur antara 36 – 50 tahun. Rata-rata umur responden 45 tahun. Umur petani antara 36-50 tahun, dimana petani sedang bersemangat untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya dan mereka telah memiliki modal untuk mengembangkan usahataninya. Sedangkan petani dengan umur 25 – 35 tahun umumnya adalah petani muda yang belum begitu matang dan biasanya terbentur dengan masalah modal dalam mengembangkan usahataninya. Sedangkan pada umur lebih dari 50 tahun merupakan petani berusia lanjut dan masih produktif dalam melaksanakan kegiatan usahatani namun jam kerjanya lebih pendek daripada umur 36-50 tahun. Hal ini dikarenakan kondisi dan kemampuan fisik petani yang berumur lebih dari 50 tahun sudah menurun. b. Pendidikan Formal Pendidikan formal responden yang diperoleh responden dari bangku sekolah dengan kurikulum yang terorganisir. Berdasarkan data yang tersaji dalam Tabel 19 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 52,5 memiliki pendidikan formal kategori rendah yaitu tidak sekolah maupun tidak atau tamat SD. Tingkat pendidikan yang commit to user 62 rendah dapat disebabkan oleh keadaan ekonomi responden yang kurang mampu dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dan manfaat bersekolah. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan biasanya pola berpikir juga akan semakin maju sehingga mempengaruhi penerimaan terhadap hal-hal baru atau keterbukaan terhadap kegiatan Prima Tani. c. Pendidikan Non-Formal Pendidikan non formal merupakan jenjang pendidikan yang pernah ditempuh petani diluar pendidikan formal. Data yang tersaji pada Tabel 19 menunjukkan mayoritas responden 62.5 termasuk dalam kategori tinggi skor 4 dalam arti sebagian besar petani sering mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Hal ini akan berdampak baik bagi kelancaran penyebaran informasi-informasi penting yang berhubungan dengan kegiatan Prima Tani. Agar lebih jelasnya mengenai frekuensi responden mengikuti penyuluhan dan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengikuti Penyuluhan dan Pelatihan No Pendidikan Non Formal N Jiwa Persentase 1. 2. Frekuensi responden mengikuti penyuluhan Rendah tidak pernah Sedang mengikuti 1-4 kalitahun Tinggi mengikuti 5-9 kalitahun Frekuensi responden mengikuti pelatihan Rendah tidak pernah Sedang mengikuti 1 kalitahun Tinggi mengikuti 1 kalitahun - 4 36 15 21 4 10,0 90,0 37,5 52,5 10,0 jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis Data Primer 2010 Dari Tabel 20 dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengikuti kegiatan penyuluhan sebesar 36 orang atau 90 dalam kategori tinggi dan sisanya 4 orang atau 10 dalam kategori sedang. Frekuensi responden dalam mengikuti kegiatan dapat dikatakan tinggi commit to user 63 yaitu petani rata-rata mengikuti kegiatan penyuluhan sebanyak 7-8 kali dalam satu tahun. Petani yang selalu aktif dalam kegiatan penyuluhan umumnya mendapatkan lebih banyak informasi penting dari Dinaspenyuluh dibandingkan petani yang kurang aktif dalam penyuluhan. Frekuensi petani yang tinggi dalam mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan petani dapat semakin aktif dalam setiap tahap kegiatan Prima Tani. Dari data pada Tabel 20 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 52,5 mengikuti pelatihan setiap tahun. Ketidakhadiran petani dalam mengikuti pelatihan dikarenakan terbentur dengan keperluan lain dan petani lebih mementingkan kegiatan atau pekerjaan di sawah. Petani yang aktif dalam pelatihan umumnya memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam budidaya padi yang baik sehingga dapat menunjang kegiatan Prima Tani. Seharusnya pendidikan non-formal tidak sebatas pada pelatihan dan penyuluhan, tetapi lebih dari itu yaitu kursus-kursus atau ketrampilan-ketrampilan yang dirasa dapat mendukung pelaksanaan kegiatan Prima Tani. d. Tingkat Pendapatan Pendapatan adalah pendapatan rumah tangga petani dari kegiatan usahatani dan non usahatani dinyatakan secara ekonomis dan kemampuan kecukupan dalam memenuhi kebutuhan keluarga dalam satu musim tanam. Data yang tersaji pada Tabel 19 dapat diketahui bahwa mayoritas petani 52,5 memiliki tingkat pendapatan petani dalam kategori sedang skor 4 yaitu petani memiliki jumlah pendapatan antara Rp 5.000.000,00 – Rp 10.000,00 dalam satu musim tanam dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga petani. Agar lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi jumlah pendapatan dan kemampuan responden mencukupi kebutuhan keluarga dapat dilihat pada Tabel 21. commit to user 64 Tabel 21. Distribusi Frekuensi Jumlah Pendapatan dan Kemampuan Responden Mencukupi Kebutuhan Keluarga No Tingkat Pendapatan N Jiwa Persentase 1. 2. Jumlah pendapatan petani dalam 1 MT Rendah Rp 5.000.000,00 Sedang Rp5.000.000,00–Rp10.000.000,00 Tinggi Rp 10.000.000,00 Kemampuan petani mencukupi kebutuhan keluarga dalam 1MT Rendah cukup dan bisa menabung Sedang cukup dan tidak bisa menabung Tinggi tidak cukup 15 16 9 8 23 9 37,5 40,0 22,5 20,0 57,5 22,5 Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis Data Primer 2010 Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui jumlah pendapatan responden kategori sedang Rp 5.000.000,00 – Rp 10.000.000,00 yaitu sebanyak 40 persen atau 16 responden. Rata-rata jumlah pendapatan petani sebesar Rp 7.149.156,00. Jumlah pendapatan tersebut diperoleh dari pendapatan usahatani dan pendapatan non- usahatani atau luar usahatani. Rata-rata pendapatan petani dari usahatani padi sebesar Rp 5.980.656.00 dengan produktivias padi sebesar 8,47 TonHa. Pendapatan usahatani diperoleh dari usahatani padi pada musim tanam 1 oktober 2008 sd februari 2009, dimana usahatani dalam keadaan normal atau tidak gagal panen. Pendapatan usahatani padi diperoleh dari penerimaan usahatani padi dikurangi total biaya produksi tanaman padi. Tingkat pendapatan yang tergolong dalam kriteria sedang disebabkan sebagian petani tidak hanya berpendapatan dari usahatani saja melainkan dari luar usahatani juga. Rata-rata pendapatan non-usahatani sebesar 1.168.500,00. Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden 57,5 dapat mencukupi kebutuhan keluarga namun tidak bisa menabung. Kebutuhan petani dapat tercukupi karena jumlah pendapatan responden tergolong sedang. Walaupun jumlah pendapatan tergolong sedang, sebagian besar petani tidak bisa menabung dikarenakan kebutuhan sehari-hari keluarga yang semakin mahal dan commit to user 65 jumlah anggota keluarga yang banyak. Selain itu, pendapatan petani yang diperoleh sebagian dipergunakan untuk membayar kredit atau hutang akibat kerugian gagal panen. e. Pengalaman Petani Pengalaman petani adalah pengalaman terhadap sesuatu yang ditangkap oleh pancaindra berdasarkan peristiwa yang pernah dialami pada masa lalu yang sama atau mirip konsepnya dengan kegiatan Prima Tani dan pengalaman petani dalam budidaya padi. Berdasarkan Tabel 19 mayoritas responden 62,5 memiliki pengalaman dalam kategori sedang skor 5-6. Pengalaman petani dalam kategori sedang dikarenakan mayoritas petani belum merasakan sepenuhnya tentang manfaat dan tujuan program-program yang telah ada serta petani hanya berorentasi pada manfaat yang diperoleh dari program tersebut. Hal ini akan menimbulkan dampak buruk karena petani kurang terbuka dalam ikutserta kegiatan sehingga dapat menghambat kelancaran Prima Tani tersebut. Agar lebih jelasnya mengenai indikator pengalaman petani dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Distribusi Frekuensi Indikator Pengalaman Petani No Pengalaman Petani N Jiwa Persentase 1. 2. 3. Penilaian petani terhadap program-program yang pernah ada selain Prima Tani Rendah tidak meningkatkan pendapatan Sedang meningkatkan pendpt. hanya sedikit Tinggi meningkatkan pendapatan secara drastis Peran keterlibatan petani dalam program tersebut Rendah anggota pasifpendengar saja Sedang pengurus dan anggota aktif Tinggi pemimpin Lamanya petani dalam budidaya tanaman padi Rendah 10 tahun Sedang 10-20 tahun Tinggi 20 10 23 7 26 9 5 9 14 17 25,0 52,5 17,5 65,0 22,5 12,5 22,5 35,0 42,5 Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis Data Primer 2010 Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui sebagian besar responden 60 menyatakan penilaian terhadap program yang pernah ada selain Prima Tani dalam kategori sedang skor 5-6 dimana petani commit to user 66 menilai program yang pernah ada hanya sedikit saja dapat meningkatkan pendapatan petani. Program yang pernah ada antara lain: SL Sekolah Lapang, SLPHT Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu dan Penangkaran benih. Berdasarkan Tabel 22 yang tersaji dapat diketahui bahwa sebagian besar responden 65, peran keterlibatan terhadap program yang pernah ada selain Prima Tani kategori sedang skor 5 dalam arti petani terlibat sebagai anggota aktif atau pengurus. Keterlibatan petani dalam suatu program akan menambah pengalaman petani dan motivasi dalam mengikuti kegiatan yang sejenis atau lainnya sehingga diharapkan dapat aktif juga di dalam kegiatan Prima Tani. Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa lama petani dalam budidaya padi kategori tinggi sebanyak 17 responden 42,5 yaitu lama responden dalam melakukan budidaya padi lebih dari 15 tahun. Hal itu dikarenakan sebagian besar responden menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian sebegai petani. f. Tingkat Keaktifan Keanggotaan Tani Tingkat keaktifan keanggotaan tani adalah frekuensi keikutsertaan petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani dan frekuensi keterlibatan petani dalam memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan kelompok tani dalam satu kali musim tanam. Berdasarkan Tabel 19 menunjukkan mayoritas responden 52.5 memiliki tingkat keaktifan keanggotaan tani kategori tinggi skor 4 dalam arti petani sering mengikuti kegiatan kelompok dan memberikan sumbangan materiil uang, makanan, fasilitas tempat untuk kegiatan kelompok. Anggota yang aktif dalam kelompok cenderung memiliki motivasi untuk mencapai tujuan kelompok maupun pribadi sehingga dapat memperlancar kegiatan Prima Tani. Hal itu dikarenakan petani yang aktif akan memperoleh informasi penting berhubungan dengan Prima Tani melalui kegiatan kelompok tani. Indikator tingkat keaktifan keanggotaan tani terdiri dari frekuensi keikutsertaan petani dalam commit to user 67 mengikuti kegiatan kelompok tani dalam 1 kali musim tanam dan frekuensi kesediaan petani memberi sumbangan materiil uang, makanan, tenaga, fasilitas tempat untuk kegiatan kegiatan kelompok tani dalam 1 kali musim tanam. Agar lebih jelasnya mengenai indikator tingkat keaktifan keanggotaan tani dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Distribusi Frekuensi Indikator Tingkat Keaktifan Keanggotaan Tani No Keaktifan Keanggotaan Tani N Jiwa Persentase 1. 2. Frekuensi keaktifan petani dalam mengikuti pertemuan kelompok tani dalam 1 kali MT Rendah tidak pernah Sedang 1-2 kali Tinggi 3-5 kali Kesediaan petani memberi sumbangan materiil uang, makan, sarana trasportasi, fasilitas tempat untuk kegiatan kelompok tani dalam 1 tahun Rendah skor 6 Sedang skor 6-7 Tinggi skor 7 a. Kesedian petani memberikan sumbangan uang tidak pernah skor 1 3 kali setahun skor 2 3 setahun skor 3 b. Kesediaan petani memberikan sumbangan makanan tidak pernah skor 1 1 kali setahun skor 2 1 kali setahun skor 3 c. Kesediaan petani memberikan sumbangan fasilitas tempat tidak pernah skor 1 1 kali setahun skor 2 1 kali setahun skor 3 - 8 32 17 18 5 - - 40 30 6 4 18 16 4 - 20,0 80,0 42,5 45,0 12,5 - - 100,0 75,0 15,0 10,0 45,0 40,0 15,0 Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis Data Primer 2010 Berdasarkan Tabel 23 yang tersaji dapat diketahui bahwa mayoritas responden 80, tingkat keaktifan keanggotaan dalam pertemuan rutin kategori sedang skor 2 dalam arti petani mengikuti pertemuan rutin sebanyak 3-5 kaliMT. Materi yang dibahas pada setiap pertemuan kelompok tani berbeda-beda tergantung pada kebutuhan petani pada saat itu. Suasana pertemuan rutin kelompok tani dibuat santai agar petani lebih bebas mengemukakan gagasan mereka. Jika petani mempunyai masalah dapat dikemukakan dalam pertemuan itu dan secara bersama-sama akan dicarikan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pertemuan itu juga dijadikan sebagai commit to user 68 ajang bertukar informasi antara seorang petani dengan petani lainnya. Kesadaran keterlibatan petani dalam pertemuan rutin akan menambah informasi yang berguna bagi usahataninya dan menjadikan motivasi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Prima Tani. Berdasarkan Tabel 23 yang tersaji dapat diketahui bahwa kesediaan petani memberikan sumbangan materiil uang, makan, sarana trasportasi, fasilitas tempat untuk kegiatan kelompok tani kategori sedang skor 6-7 sebesar 18 responden atau 45, artinya anggota aktif dan pengurus sama-sama aktif dalam memberikan sumbangan materiil. Hal ini dapat berdampak baik bagi kelancaran di dalam kegiatan Prima Tani dikarenakan petani mempunyai kesadaran akan pentingnya suatu kegiatan sehingga secara tidak langsung dapat mendukung dalam kegiatan Prima Tani. g. Luas Penguasaan Lahan Luas penguasaan lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani untuk kegiatan usahatani padi baik milik sendiri, sewa maupun menyakap dinyatakan dalam satuan hektar Ha. Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 55 memiliki luas penguasaan lahan kategori sedang skor 2 yaitu luas penguasaan lahan antara 0,25–0,75 Ha. Rata-rata luas penguasaan lahan sebesar 0,54 Ha. Hal ini mengakibatkan 16 responden 40 termasuk dalam petani yang berpenghasilan sedang sehingga petani memberikan sumbangan secara maksimal dalam melaksanakan usahatani padi yang merupakan tanaman unggulan Prima Tani. Adanya Prima Tani diharapkan baik petani yang memiliki luas lahan garapan sempit maupun tinggi tetap dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan petani. Faktor ekternal petani meliputi lingkungan ekonomi sarana prasaranan produksi usahatani padi, permodalan, inovasi teknologi dan pemasaran hasil dan lingkungan sosial pihak yang mendukung, informasi dan interaksi sosial. Tabel 24 menunjukkan kecenderungan rata-rata antara faktor ekternal petani yang diduga mempengaruhi partisipasi petani dalam kegiatan Prima Tani. commit to user 69 Tabel 24. Faktor Ekternal Petani yang Mempengaruhi Partisipasi Petani dalam Kegiatan Prima Tani No. Faktor internal petani yang mempengaruhi partisipasi petani Partisipasi Petani Terhadap Kegiatan Prima Tani Lahan Sawah Intensif Rata-Rata N Y1 Y2 Y3 Y4 Y tot 2 . Lingkungan Ekonomi X2 Rendah 8 8.14 9.71 6.86 6.57 31.29 7 17.5 Sedang 8-9 9.11 10.00 6.30 7.15 32.56 27 67.5 Tinggi 9 13.67 11.33 7.50 7.50 40.00 6 15.0 2.a X2.1 Sarana Prasarana Produksi Usaha Tani Padi Rendah 1 - - - - - - - Sedang 2 9.35 10.12 6.50 6.84 32.81 26 65.0 Tinggi 3 10.14 10.21 6.71 7.57 34.64 14 35.0 2.b X2.2 Lembaga Permodalan Rendah 1 - - - - - - - Sedang 2 8.89 10.06 6.42 7.15 32.52 33 82.5 Tinggi 3 13.14 10.57 7.28 6.86 37.86 7 17.5 2.c X2.3 Inovasi Teknologi Rendah 1 - - - - - - - Sedang 2 8.44 9.67 6.67 6.67 31.64 9 22.5 Tinggi 3 9.97 10.29 6.55 7.23 34.03 31 77.5 2.d X2.4 Saluran Pemasaran Hasil Rendah 1 9.29 10.00 6.56 7.09 32.94 34 85.0 Sedang 2 11.50 11.00 6.67 7.17 36.33 6 15.0 Tinggi 3 - - - - - - -

3. Lingkungan Sosial X3