Tinjauan Pusataka LANDASAN TEORI

commit to user 6

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pusataka

1. Pembangunan Partanian Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya sadar dan terencana untuk melaksanakan perubahan-perubahan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan perbaikan mutu hidup atau kesejahraan seluruh warga masyarakat untuk jangka panjang yang dilaksanakan pemerintah dan didukung oleh partisipasi masyarakatnya dengan menggunakan teknologi yang terpilih Departemen Kehutanan, 1996. Sumberdaya pertanian meliputi masukan input atau keluaran output yang dibutuhkan dan dihasilkan dari proses usahatani. Input dalam usahatani adalah segala sesuatu yang diikutsertakan di dalam proses produksi, meliputi: lahan, tenaga kerja, sarana produksi pertanian benih, pupuk, pestisidaherbisida, alat-alat pertanian, irigasi dan sebagainya. Out-put dalam usahatani terdiri dari: produk dan hasil tanaman atau ternak. Usahatani the farm merupakan lahan dimana seorang petani, sebuah keluarga tani atau badan usaha lain melakukan usaha bercocok tanam atau memelihara ternak Mosher, 1969. Pembangunan pertanian adalah proses berkelanjutan dari upaya pengembangan kemampuan atau keberdayaan petani di dalam mengelola usahataninya agar selalu mempunyai posisi, produktifitas, efisiensi dan daya saing yang menjamin pendapatan dan kesejatraan hidup keluarga secara berkelanjutan dan berkeadilan. Pada level makro, pembangunan pertanian akan dimanifestasikan dalam kemajuan ekonomi dan distribusi yang merata dari kemajuan ekonomi dan distribusi yang merata dari kemajuan ekonomi tersebut serta produktivitas pertanian dan konsisi sosial yang lebih baik Yayasan Pengembangan Sinar Tani, 2001 Pembangunan pertanian merupakan bagian itegral dari pembangunan ekonomi dan masyarakat keseluruhan. Pertanian memberikan sumbangan 6 commit to user 7 pada aspek ekonomi yang jumlahnya besar untuk tahun-tahun mendatang ini diberbagai negara dan terus hidup dari berusahatani Mosher, 1991 “ Agriculture is the production of food and goods through farming. Agriculture was the key development that led to the rise of human civilization, with the husbandry of domesticated animals and plants i.e. crops creating food surpluses that enabled the development of more densely populated and stratified societies. The study of agriculture is known as agricultural science. Central to human society, agriculture is also observed in certain species of ant and termite Wikipedia, 2010.” Pertanian adalah produksi makanan dan barang melalui usahatani. Pertanian merupakan kunci perkembangan yang muncul di dalam peradaban manusia melalui pemeliharaan binatang peternakan dan tumbuhan, menciptakan surplus makanan yang memungkinkan pengembangan masyarakat yang lebih padat penduduknya dan bertingkat. Studi tentang pertanian dikenal sebagai ilmu pertanian Wikipedia, 2010. Menurut Goutlet dalam Mardikanto 1993, adanya tiga inti nilai- nilai yang terkandung dalam pengertian pembangunan, yaitu: a. Tercapainya swasembada dalam arti kemampuan petani untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar yang mencakup: pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan dasar, dan keamanan. b. Peningkatan harga diri dalam arti berkembangnya rasa percaya diri untuk dapat hidup mandiri terlepas dari penindasan dan tidak dimanfaatkan oleh pehak lain untuk kepentingan mereka. c. Diperolehnya kebebasan dalam arti kemampuan untuk memenuhi alternatif yang dapat dilakukan untuk mewujudkan perbaikan mutu- hidup atau kesejahteraan secara terus-menerus bagi setiap individu maupun seluruh warga petani. Menurut Mosher 1991 membagi unsur–unsur pembangunan pertanian dalam dua bagian, yaitu: a. Syarat-syarat pokok atau mutlak pembangunan pertanian, meliputi ; pasaran untuk hasil usahatani, teknologi yang senantiasa berubah, commit to user 8 tersedianya sarana produksi secara lokal, perangsang produksi bagi petani dan pengangkutan. b. Faktor–faktor pelancar pembangunan pertanian, meliputi; pendidikan pembangunan, kredit produksi, kerjasama kelompok tani, memperbaiki dan memperluas tanah pertanian serta perencanaan nasional. Unsur–unsur dalam bagian pertama disebut syarat–syarat pokok atau mutlak karena dianggap mutlak agar pembangunan pertanian dapat berlangsung. Unsur–unsur dalam bagian kedua disebut sebagai faktor– faktor pelancar karena sifatnya tidak mutlak dan merupakan penujang bagian unsur–unsur dalam bagian pertama. Menurut Khairuddin 1992 menerangkan bahwa terdapat faktor penghambat dan pendorong dalam pembanguan. Faktor pendorong adalah kondisi-kondisi fisik maupun non-fisik yang dapat membantu dan mendorong terciptanya pembangunan yang lebih baik serta merupakan tujuan dari masyarakat. Faktor pendorong dalam pembangunan, meliputi: 1 Kondisi Fisik berupa letak geografis, klimatologi dan sumber-sumber alam wilayah tersebut. 2 Kondisi Non-fisik terdiri atas aspek-aspek sosial, budaya, politi dan religi. Sedangkan faktor penghambat merupakan masalah yang menggangu jalannya pembangunan dan bertentangan dengan keinginan pembangunan. Faktor penghambat dalam pembangunan, meliputi: 1 Hambatan sosial budaya, dimana kebiasaan-kebiasaan dan tatanan hubungan masyarakat tidak sesuai dengan pembangunan. 2 Hambatan yang bersifat politis diakibatkan oleh struktur politik yang berubah-ubah dan mempengaruhi kesetabilan politik. Pembangunan pertanian adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh manusia untuk memperbesar atau menggiatkan turutnya campur tangan manusia di dalam proses pertumbuhan tanaman dan atau hewan dengan tujuan untuk selalu dapat memperbaiki kesejahteraan atau kualitas hidup petani pengelolanya Mardikanto, 2007. commit to user 9 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan pertanian adalah upaya sadar dan terencana dalam meningkatkan dan mengembangkan bidang pertanian dalam arti luas pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kesejateraan kualitas hidup petani. 2. Partisipasi Pembangunan a. Pengertian Partisipasi Istilah partisipasi sering diartikan dalam kaitannya dengan pembangunan sebagai pembangunan masyarakat yang mandiri, perwakilan, mobilitas sosial, pembagian sosial yang merata terhadap hasil-hasil pembangunan, penetapan kelembagaan khusus, demokrasi politik dan sosial, reformasi sosial atau bahkan yang disebut revolusi rakyat Slamet, 1994. ”Participation is the generally accepted term referring to supported participation in processes involved in government and governance. Processes may concern administration, service delivery, decision making and policy making. Participation is hence closely related to government and governance participation. The need for the term has emerged as citizen benefits and values have often received less attention in government development than those of the service providers, and the need to distinguish the roles of citizen and customer has become clearer Wales, 2010.” Partisipasi adalah istilah yang berlaku umum, merujuk pada partisipasi yang didukung proses keterlibatan seseorang yang bersangkutan dalam pemerintahan. Proses menyangkut kepentingan administrasi, jasa pengiriman, pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan. Partisipasi berkaitan erat dengan pemerintah dan partisipasi pemerintahan. Maksud dari istilah ini telah muncul untuk memberikan manfaat dan kekurangan warga negara dalam mendapatkan perhatian di dalam pengembangan pemerintah daripada mendapatkan pelayanan dan kebutuhan, untuk membedakan peran warga negara sebagai pelanggan menjadi lebih jelas Wales, 2010. commit to user 10 Partisipasi adalah pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan oleh kelompok-kelompok petani dengan melibatkan peran aktif petani dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program serta pemanfaatan hasil. Partisipasi melalui pengikutsertaan petani dapat menjadi cara yang lebih efisien untuk mencapai tujuan program penyuluhan yang telah dirumuskan Hawkins dan Van Den Ban, 1999. Menurut Daniel et al. 2006, partisipatif adalah pengambilan bagian atau keikutsertaan petani yang terlibat langsung dalam setiap tahapan proses pembangunan, mulai dari perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pelaksanaan actuating sampai kepada monitoring dan evaluasi controlling Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang baik fisik, emosi dan materi yang secara aktif dalam suatu kegiatan tertentu yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil. b. Partisipasi dalam Pembangunan Menurut Tjokroamidjojo 1984 menjelaskan bahwa pembangunan merupakan suatu proses pembaharuan yang kontinue dan terus menerus dari suatu keadaan tertentu kepada suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Pembangunan yang meliputi segala segi kehidupan politis, ekonomi dan sosial buadaya itu akan berasil, apabila merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi dari seluruh rakyat didalam suatu negara. Terdapat empat aspek penting dalam rangka partisipasi dalam pembangunan, yaitu: 1 terlibatnya dan keikut sertaan rakyat sesuai dengan mekanisme proses politik dalam suatu negara turut menentukan arah, strategi dan kebijakan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, 2 meningkatkan artikulasi kemampuan untuk merumuskan tujuan-tujuan, terutama cara-cara dalam merencanakan tujuan itu dengan baik, 3 partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten dengan arah, strategi dan commit to user 11 rencana yang telah ditentukan dalam proses politik dan 4 adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipasi dalam pembangunan yang berencana. Strategi pembangunan di negara-negara berkembang memerlukan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaannya karena berbagai pertimbangan, yaitu: a meningkatkan integritas, b meningkatkan hasil dan merangsang penerimaan yang lebih besar, c membantu menghadapi permasalahan nyata dari kesenjangan tanggapan dari perasaan, kebutuhan, masalah dan pandangan komunitas local, d membawa kualitas hasil output lebih tinggi dan berkualitas, e meningkatkan jumlah dan ketepatan informasi dan f memberikan operasi yang lebih ekonomis dengan penggunaan lebih banyak sumberdaya manusia lokal dan membatasi transportasi dan manajemen yang mahal Claude dan Zamor, 1985. Aspek-aspek penting partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan menurut Cary 1970, meliputi: a prasyarat partisipasi b tipe-tipe partisipasi c tipe-tipe partisipan d hubungan partisipan dengan lokalitas e tahapan pengorganisasian yang berhubungan dengan partisipasi. Menurut Tjokromidjodjo 1984 mengemukakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam rangka partisipasi masyarakat yaitu : 1 masalah kepemimpinan, 2 komunikasi, dan 3 pendidikan. Peranan kepemimpinan sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu pembangunan karena pemimpin dapat menggerakkan partisipasi masyarakat. Komunikasi merupakan sarana yang memungkinkan gagasan, kebijakan dan rencana kepada masyarakat luas. Komunikasi dimaksudkan untuk menumbuhkan berbagai perubahan nilai dan sikap didalam proses pembaharuan. Selain itu, kesadaran dan pendidikan memberikan kemampuan dalam mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang berguna untuk memperbaiki mutu hidup seseorang. commit to user 12 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pembangunan merupakan suatu proses terencana dan terus menerus yang melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh atau sebagian dalam pembangunan. Partisipasi dalam pembangunan dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat, peranserta masyarakat dan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan program pembangunan. c. Bentuk atau Tahapan Partisipasi Howard, Baker dan Forest 1994 membedakan keterlibatan dalam tiga tipe, yaitu: 1 Keterlibatan fisik physical involvement jika sekelompok kecil orang berkumpul di suatu ruangan, 2 Keterlibatan social social involvement jika mereka berdiskusi, bertukar pikiran mengungkapkan perasaan, kebutuhan dan harapan, 3 Keterlibatan psikologis psychological involvement jika mereka terlibat diskusi aktif, mendalami pilihan-pilihan program, hingga menjadi disepakati sebagai rumusan dan pemecahan masalah. Menurut Daniel, et al. 2006 membedakan bentuk-bentuk partisipasi dalam pembangunan kedalam lima bentuk, yaitu: 1 Inisiatif atau spontan yaitu petani secara sepontan malakukan aksi bersama. Bentuk pasrtisipasi spontan ini sering terjadi karena termotivasi oleh suatu keadaan yang tiba-tiba. 2 Fasilitasi yaitu suatu partisipasi petani disengaja yang dirancang dan didorong sebagai proses belajar dan berbuat petani untuk membantu menyelesaikan masalah bersama. 3 Induksi yaitu petani dibujuk berpartisipasi propaganda atau mempengarui melalui emosi dan partiotisme. 4 Koptasi yaitu petani dimotivasi untuk berpartisipasi untuk keuntungan-keuntungan materi dan pribadi yang telah disediakan untuk mereka. 5 Dipaksa yaitu petani berpartisipasi di bawah tekanan atau sangsi- sangsi yang diberikan penguasa. commit to user 13 Menurut Yadav dalam Mardikanto 2003 mengemukakan tentang adanya empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi petani dalam kegiatan pembangunan, yaitu: 1 Partisipasi dalam pengambilan keputusan Partisipasi petani dalam pembangunan perlu ditumbuhkan melalui dibukanya forum yang memungkinkan petani banyak berpartisipasi langsung didalam proses pengambilan keputusan tentang program-program pembangunan di wilayah setempat atau di tingkat lokal. 2 Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Partisipasi dalam pelakasanaan pembangunan harus diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai dan beragam bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang diterima. 3 Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan Partisipasi petani untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan perkembangan kegiatan serta prilaku aparat pembangunan sangat diperlukan. 4 Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan Pemanfaatan hasil pembangunan akan merangsang kemauan dan kesukarelaan petani untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program pembangunan yang akan datang. Sedangkan menurut Slamet 1994 menyatakan bahwa terdapat tiga tahapan kegiatan partisipasi dalam pembangunan, yaitu: 1 Partisipasi pada tahap perencanaan Keterlibatan seseorang dalam perencanaan pembangunan sekaligus membawa dalam proses pembentukan keputusan, mencakup empat tingkatan yang pertama ialah mendefinisikan situasi yang menghendaki adanya keputusan. Pembuatan keputusan dalam arti yang sesungguhnya sama dengan perencanaan. Dalam commit to user 14 hal partisipatif perencanaan pembangunan mencakup merumuskan tujuan, maksud dan target. 2 Partisipasi pada tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, pengukuran bertitik tolak pada sejauh mana masyarakat secara nyata terlibat dalam aktivitas- aktivitas riil yang merupakan perwujudan program-program yang telah digariskan di dalam kegiatan-kegiatan fisik. Dalam hal ini, ada faktor yang menyebabkan anggota masyarakat kurang berpartisipasi dikarenakan mereka tidak mempunyai kepentingan khusus yang mempengaruhinya secara langsung. 3 Partisipasi pada tahap pemanfaatan Partisipasi masyarakat didalam fase penggunaan atau pemanfaatan hasil ialah sejauh mana anggota masyarakat memetik hasil dari kegiatan program pembangunan yang telah dilakukan. Berkaitan dengan berbagai tahap partisipasi, lebih lanjut Slamet 1994 menyatakan berbagai klasifikasi partisipasi dalam pembangunan, sebagai berikut: 1 Partisipasi berdasarkan derajat kesukarelaan terbagi menjadi dua jenis yaitu: partisipasi bebas dan partisipasi terpaksa. 2 Partisipasi berdasarkan pada cara keterlibatan terbagi menjadi dua jenis yaitu: partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung. 3 Partisipasi berdasarkan pada tingkat organisasi terbagi menjadi dua jenis yaitu partisipasi lengkap dan partisipasi sebagian. 4 Partisipasi berdasarkan pada tingkat intensitas dan frekuensi kegiatan terbagi menjadi dua jenis yaitu partisipasi efektif dan partisipasi intensif. 5 Partisipasi berdasarkan pada lingkup kegiatan terbagi menjadi dua jenis yaitu partisipasi tak terbatas dan partisipasi terbatas. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi merupakan kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap yang saling berurutan yang meliputi: 1 partisipasi dalam tahap perencanaan, commit to user 15 2 partisipasi dalam tahap pelaksanaan, 3 partisipasi dalam tahap pemantauan dan evaluasi serta 4 partisipasi dalam pemanfaatan hasil. d. Faktor Pembentuk Partisipasi Menurut Slamet 1994 menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya pertisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat ditentukan oleh tiga unsur pokok, yaitu: adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi, adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dan adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi. 1 Kesempatan Kesempatan yang diberikan kepada petani harus dapat dimanfaatkan dengan baik. Kesempatan-kesempatan yang ada merupakan suatu peluang petani untuk mengembangkan dirinya sendiri. Diperlukan usaha–usaha khusus untuk membuat petani mau memanfaatkan kesempatan yang timbul. 2 Kemauan Prilaku manusia tidak hanya terdiri dari tindakan-tindakan yang terbuka saja, melainkan berfikir, emosi, presepsi dan kebutuhan. Kemauan adalah awal terciptanya suatu partisipasi yang bersumber pada faktor psikologis individu yang menyangkut emosi dan perasaan yang kompleks, sulit diamati, tidak mudah dikomunikasikan dan diketahui dengan pasti. Partisipasi dalam suatu kegiatan tertentu dapat mucul apabila pelaku didalamnya mempunyai motivasi yang kuat untuk ikutserta. 3 Kemampuan Kemapuanan seseorang menunjukkan kualitas dalam dirinya untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan yang dihadapi. Partisipasi masyarakat dengan kemampuan mayarakat yang bersangkutan untuk berkembang secara mandiri terdapat kaitan yang erat sekali. Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi commit to user 16 merupakan tanda adanya kemampuan awal masyarakat itu untuk berkembang secara mandiri. Menurut Hawkins dan Van den Ban 1999 menyatakan bahwa ada beberapa alasan petani dianjurkan berpartisipasi dalam keputusan- keputusan yang berkaitan dengan program penyuluhan, sebagai berikut: 1 Mereka memiliki informasi yang sangat penting untuk merencanakan program yang berhasil, termasuk tujuan situasi, pengetahuan serta pengalaman mereka dengan teknologi dan penyuluhan serta setruktur sosial petani. 2 Mereka akan lebih termotivasi untuk bekerjasama dengan program penyuluhan jika ikut bertanggungjawab di dalamnya. 3 Petani yang demokratis secara umum menerima bahwa rakyat yang terlibat berhak berpartisipasi dalam keputusan mengenai tujuan yang ingin dicapai. 4 Banyak permasalahan pembangunan pertanian yang perlu diselesaikan dengan partisipadi kelompok sasaran dalam pengambilan keputusan bersama Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pembentuk partisipasi meliputi kemampuan, kemauan dan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Selain itu, juga ditunjang dengan adanya komunikasi yang memadai mengenai suatu program pembangunan yang ada. 3. Petani “A farmer is a person, engaged in agriculture, who raises living organisms for food or raw materials, generally including livestock husbandry and growing crops such as produce and grain. A farmer might own the farmed land or might work as a labourer on land owned by others; but in advanced economies, a farmer is usually a farm owner, while employees of the farm are farm workers, farmhands, etc wales, 2010.” commit to user 17 Seorang petani adalah orang yang bergerak dibidang pertanian dengan memelihara organisme hidup untuk bahan makanan atau mentah, umumnya termasuk hewan ternak dan tanaman seperti memproduksi biji-bijian. Seorang petani mungkin memiliki tanah untuk usahatani atau mungkin bekerja sebagai buruh di atas tanah milik orang lain tetapi di negara maju, petani biasanya seorang pemilik penggarap sementara karyawan dari pertanian adalah buruh tani, mandor dan lain-lain Wales, 2010. Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya dibidang pertanian dalam arti luas yang meliputi: pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut. Petani mempunyai banyak peran dimana peran tersebut dipengaruhi oleh faktor di dalam dan faktor di luar petani Hernanto, 1988 Menurut Soetriono et al. 2006 mengemukakan mengenai peran petani dalam kegiatan usahatani, peran petani antara lain: a. Petani sebagai penggarap Peranan pertama petani adalah memelihara tanaman dan hewan agar memperoleh hasil yang diperlukan untuk mencukupi kehidupannya. b. Petani sebagai manajer Ketrampilan sebagai penggarap adalah keterampilan tangan, otot dan mata. Ketrampilan sebagai manajer dalam menjalankan usahanya yang menyangkut kegiatan otak yang didorong keinginan dan pengambilan keputusan atau pemilihan alternatif tanaman atau ternak. c. Petani sebagai manusia Seorang petani bukan hanya sebagai penggarap dan manajer tetapi sebagai manusia. Petani merupakan anggota kelompok manusia lainnya, dimana petani sebagai anggota keluarga dan masyarakat atau tetangga yang selalu melakukan interaksi sosial. commit to user 18 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa petani adalah penduduk yang sementara atau tetap menguasai sebidang tanah yang digunakan untuk usahatani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. a. Faktor Internal Petani Petani sebagai orang yang menjalankan usahatani mempunyai peran yang jamak multiple role yaitu sebagai manager, sebagai juru tani dan juga sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga dituntut untuk dapat memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi kepada semua anggota rumah tangganya. Sebagai manager dan juru tani yang berkaitan dengan kemampuan mengelola usahatani akan sangat dipengaruhi oleh faktor di dalam dan di luar pribadi petani itu sendiri Slamet, 1994. Menurut Hernanto 1984 karakteristik sosial ekonomi petani, meliputi: 1 Umur Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usahataninya. Pembagian umur menurut Mantra 1995 dapat dibuat detail, yaitu: a Golongan muda umur 0 – 14 tahun b Golongan dewasa umur 15 – 64 tahun c Golongan jompo umur 64 tahun keatas yaitu merupakan golongan yang tidak mampu lagi untuk bekerja dalam lapangan Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahataninya maupun usaha-usaha pekerjaan tambahan lainnya. Semakin tinggi umur petani maka kemampuan kerjanya relatif menurun Prayitno dan Lincolin, 1986. Makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi commit to user 19 inovasi walaupun sebenarnya mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut Soekartawi, 1988. 2 Pendidikan Tingkat pendidikan petani baik formal maupun non formal akan mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahataninya yaitu dalam rasionalitas usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan ekonomi yang ada. Petani yang berpendidikan tinggi adalah relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya petani yang berpendidikan rendah, mereka agak sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat Soekartawi, 1988. 3 Pendapatan keluarga Secara umum pendapatan petani memang rendah, pada usahatani tanaman pangan dan tanaman tahunan, untuk petani di Jawa maupun diluar Jawa dan transmigran pendapatan relatif rendah. Sumber pendapatan keluarga petani miskin berasal dari beberapa jenis kegiatan, baik sektor pertanian, maupun dari luar pertanian Prayitno dan Lincolin, 1986. Sedangkan status sosial ekonomi lainnya, para peneliti terdahulu menambahkan: 1 Pengalaman Petani Pengalaman menunjukkan bahwa petani telah banyak memiliki pengetahuan yang berasal dari proses belajar. Petani juga telah mengembangkan cara-cara untuk mengklasifikasikan dan memandang beberapa hal yang lebih “unggul” dibanding dengan cara-cara yang digunakan sebelumnya bagi kepentingan petani sendiri sendiri Mardikanto, 1989. 2 Tingkat keaktifan keanggotaan tani Status keanggotaan petani dalam kelompok tani akan menentukan tingkat keaktifan keanggotaan tani dalam berpartisipasi. Anggota yang berperan aktif dalam kelompok tani commit to user 20 biasanya memiliki pendidikan serta pengalaman yang lebih daripada anggota pasif Rumlah, 2001. 3 Luas penguasaan lahan Faktor pemilikan tanah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan petani. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa petani bukan pemilik biasanya produksi lebih tinggi dibanding petani pemilik. Hal ini disebabkan oleh adanya perangsang berproduksi pada petani non-pemilik untuk menghasilkan pendapatan yang memadai. Apalagi dengan adanya kelangkaan tanah di pedesaan. Para petani pemilik biasanya mencari penyakap atau penyewa tanah yang mampu mengolah tanah, sehingga daripadanya didapat hasil sebaik mungkin Cahyono, 1983. Dalam penelitian ini yang dimaksud faktor internal petani yang mempengaruhi partisipasi petani dalam kegiatan Prima Tani Lahan Sawah Intensif yaitu: karakteristik sosial ekonomi petani dalam kegiatan Prima Tani Lahan Sawah Intensif, meliputi: umur, pendidikan formal, pendidikan non-formal, pendapatan, pengalaman, tingkat keaktifan keanggotaan tani dan luas penguasaan lahan. b. Faktor Eksternal 1 Lingkungan Ekonomi Menurut Hernanto 1988 menyatakan bahwa faktor-faktor luar eksternal petani yang mempengaruhi keberhasilan usahatani, meliputi: a. Sarana transportasi dan komunikasi Pengangkutan merupakan bagian dari proses produksi pertanian sehingga perlu sarana transpotasi yang memadai. Pengangkutan dapat menjadi perangsang petani dalam melaksanakan usahatani, apabila pengangkutan dapat diusahakan semurah mungkin. Sehubungan dengan itu, commit to user 21 diperlukan informasi yang menyangkut jaringan perdagangan hasil pertanian Mosher, 1991. Menurut Reijntjes, et al. 1999 mengemukakan bahwa keterbatasan sarana komunikasi dengan kondisi yang berubah secara cepat dapat menghalangi petani memperoleh informasi yang diharapkan mampu memecahkan masalah pertanian dengan pengetahuan dan pengujicobaan serta jaringan komunikasi petani sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antara petani, penasehat pertanian dan peneliti dalam mengembangkan teknik-teknik yang khas bagi pertanian setempat. Tujuannya adalah memanfaatkan secara lebih pengetahuan petani tentang lingkungan dan masalah-masalah serta memperkuat kemampuan uji coba dan kreatif untuk mencari solusi masalah yang dihadapai. b. Aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil Pasaran hasil usahatani yang dimaksudkan yaitu pasar dalam negeri domestik dan pasar luar negeri ekspor. Pada dasarnya, tidak banyak petani yang dapat menjual sendiri hasil usahataninya ke pasar dikarenakan lokasi umumnya terlalu jauh. Petani sulit untuk menghubungi pembeli di pasar disebabkan tidak memiliki alat transportasi yang memadai dan kurangnya pengetahuan atau fasilitas pemasaran yang diperlukan seperti pengepakan, penyimpanan, dan pengolahan. Oleh karena itu, suatu sistem tata niaga hasil pertanian yang baik dan efisien sangat diperlukan dalam mendukung keberhasilan pasaran dari produk pertanian Mosher, 1991. c. Fasilitas kredit Badan-badan efisien yang memberikan kredit produksi kepada petani dapat merupakan faktor pelancar bagi pembangunan pertanian. Dalam meningkatkan produksi pertanian yang banyak memerlukan biaya dalam membeli input commit to user 22 produksi pertanian. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dapat berasal dari tabungan maupun pinjaman Mosher, 1991. d. Sarana penyuluhan bagi petani. Pembangunan pertanian terselenggara sebagai salah satu usaha untuk mendukung pembangunan pertanian di Indonesia. Mosher 1991 menempatkan penyuluh pertanian sebagai faktor pelancar pembangunan the accelerator of agricultural development. Penyuluh pertanian dianggap penting karena kemampuan petani dan keputusan-keputusan yang diambil mengenai pelaksanaan usaha tani akan sangat menentukan bagi tingkat pembangunan. 2 Lingkungan Sosial Petani sebagai pelaksana usahatani baik sebagai juru tani maupun sebagai pengelola adalah manusia yang setiap pengambilan keputusan untuk usahatani tidak selalu bebas dilakukannya sendiri tetapi sangat ditentukan oleh kekuatan- kekuatan disekelilingnya. Dengan demikian, jika petani ingin melakukan perubahan-perubahan untuk usahataninya, petani juga harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya Departemen Kehutanan, 1996. Saluran komunikasi dalam keputusan inovasi adalah alat yang dipergunakan untuk menyebarluaskan suatu inovasi yang mungkin berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan keputusanan inovasi. Saluran inovasi terdiri dari saluran interpersonal dan media massa serta saluran lokal dan saluran kosmopolit. Rogers,1983. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal petani merupakan faktor yang berasal dari luar sistem petani yang mempengaruhi prilaku terhadap suatu kegiatan tertentu. Faktor eksternal petani yang mempengaruhi partisipasi petani dalam kegiatan Prima Tani Lahan Sawah Intensif, yaitu: lingkungan ekonomi dan commit to user 23 lingkungan sosial. Lingkungan ekonomi, terdiridari: sarana prasarana produksi usahatani padi, lembaga permodalan, inovasi teknologi dan saluran pemasaran. Sedangkan lingkungan sosial yang terdiridari: pihak yang mendukung Prima Tani, informasi dan interaksi sosial. 4. Prima Tani Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian Prima Tani adalah suatu kegiatan rintisan yang berguna mempercepat proses adopsi inovasi teknologi dan membangun kelembagaan agrobisnis pedesaan. Prima Tani dilaksanakan dengan empat strategi, yaitu: a. Menerapkan teknologi inovatif tepatguna secara partisipatif berdasarkan paradigma peneliti untuk pembangunan. b. Membangun model percontohan sistem dan usaha agrobisnis berbasis teknologi inovatif yang mengintegritas sistem inovasi dan kelembagaan dengan sistem agrobisnis. c. Mendorong proses difusi dan replikasi model percontohan teknologi inovatif melalui expose dan demontrasi lapang, deseminasi informasi, advokasi serta memfasilitasi inovasi teknologi pertanian. d. Mengembangkan agroindustri pedesaan berdasarkan karakteristik wilayah agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi setempat. Departemen Pertanian, 2006. Tujuan utama Prima Tani adalah mempercepat desiminasi dan adopsi teknologi inovatif terutama yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, serta untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi. Umpan balik ini merupakan informasi ensensial dalam rangka mewujudkan dan memperbaiki penelitian serta pengembangan berorientasi kebutuhan pengguna. Prima Tani sebagai intrumen program pembangunan pertanian akan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Meningkatkan muatan inovasi baru dalam sistem dan usaha agrobisnis. commit to user 24 b. Meningkatkan efisiensi sistem produksi, perdagangan dan konsumsi komoditas pertanian Indonesia. c. Meningkatkan akuntabilitas Departemen Pertanian dalam pembangunan pertanian melalui percepatan permasyarakatan inovasi serta kelembagaan pertanian. Departemen Pertanian, 2006. Keluaran akhir Prima Tani adalah terbentuknya unit Agribisnis Industrial Pedesaan AIP dan Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi SUID yang merupakan representasi industri pertanian dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi di suatu kawasan pengembangan. Penggunaan Prima Tani diimplementasikan secara partisipatif dalam suatu desa atau laboratorium agribisnis dengan menggunakan lima pendekatan, yaitu: a agroekosistem, b agribisnis, c wilayah kelembagaan dan d pemberdayaan petani. Penggunaan pendekatan agroekosistem berarti Prima Tani diimplementasikan dengan memperhatikan kesesuaian dengan kondisi bio-fisik lokasi yang meliputi: aspek sumberdaya lahan, air, wilayah komoditas dan komoditas dominan. Pendekatan agrobisnis berarti dalam implementasi Prima Tani diperhatikan struktur dan keterkaitan subsistem penyedia input, usahatani, pasca panen, pemasaran dan penunjang dalam satu sistem. Pendekatan wilayah berarti optimasi penggunaan lahan untuk pertanian dalam satu kawasan Desa atau Kecamatan. Salah satu komoditas pertanian dapat menjadi perhatian utama sedangkan beberapa komoditas lainya sebagai pendukung. Pendekatan kelembagaan berarti pelaksanaan Prima Tani tidak hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi suatu organisasi ekonomi dan individu yang berkaitan dengan input dan output, tetapi juga menyangkut modal sosial, norma, dan aturan yang berlaku dilokasi Prima Tani. Pendekatan pemberdayaan masyarakat menekankan perlunya peumbuhan kemandirian petani dalam pemanfaatan potensi sumberdaya pedesaan Departemen Pertanian, 2006. commit to user 25 Kegiatan Prima Tani terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: a. Tahap perencanaan yang meliputi: penganggaran, penentuan lokasi, dan pelatihan bagi pelaksana. b. Tahap sosialisasi yang dilaksanakan ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten. c. Tahap pelaksanaan yang meliputi: 1 survei dan pemetaan sumber daya lahan, 2 pelaksanaan Participatory Rural Apprasial PRA, 3 survei pendasaran,4 penyusunan Rancangan Bangun Laboratorium Agrobisnis dan 5 implementasi inovasi teknologi dan kelembagaan Agribisnis Industrial Pedesaan AIP dengan prinsip partisipasif, pemberdayaan, dan sinergi antar pemangku kepentingan. d. Tahap monitoring dan evaluasi. e. Tahap koordinasi dan pembinaan. Departemen Pertanian, 2006. Prima Tani merupakan kegiatan khusus Departemen Pertanian mulai dari pusat sampai daerah. Oleh karena itu, organisasi pelaksanaan juga bersifat lintas institusi lingkup Departemen Pertanian yang bermitra dengan institusi terkait diluar Departemen Pertanian. Organisasi Prima Tani, terdiri dari : a. Organisasi Pusat, Provensi, dan Kabupaten atau Kota Organisasi di tingkat pusat ditetapkan dengan Keputusan Mentri Pertanian, organisasi tingkat provensi dan kabupaten atau kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati masing-masing dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP sebagai focal point. Pada intinya anggota organisasi ini adalah terdiri atas unsur Pemda, lembaga-lembaga tani, penyuluh, peneliti atau pengkaji, dan pengusaha agribisnis. b. Organisasi Laboratorium Agribisnis Kegiatan Prima Tani berjalan sepanjang waktu di Laboratorium Agribisnis. Oleh karena itu, diperlukan organisasi yang kuat dan commit to user 26 okomodatif serta personilnya senantiasa di lingkungan masyarakat tani, yang terdiri dari: 1 Manajer Laboratorium Agribisnis yang berasal dari BPTP. 2 Koordinator Tim Teknis, seorang peneliti senior atau menengah dari Balai Penelitian atau Balai Besar Penelitian. 3 Koordinator deseminasi, seorang penyuluh dari BPTP atau Dinas. 4 Ketua Klinik Agobisnis, seorang penelitipenyuluhapetani maju. 5 Koordinator kelembagaan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan. Indikator keberhasilan kinerja yang harus dipenuhi oleh masyarakat agribisnis industrial pedesaan desa agroindustri adalah: a. Mampu menyesuaikan dan menjamin kualitas mutu produk pertanian yang dipasarkan seperti yang diinginkan konsumen akhir quality assurance. b. Mampu mengadopsi teknologi paling mutakhir pada seluruh fungsi atau proses tranformasi produk pada alur vertikal mulai dari usahatani hingga industri pengolahan modernisasi. c. Mampu tumbuh-kembang secara berkelanjutan atas kemampuan sendiri kemandirian progresif. d. Mampu mengantisipasi, mengadopsi, dan menyesuaikan diri terhadap guncangan ekonomi tangguh. e. Mampu menghadapi persaingan yang ketat dipasar domestik ataupun internasional memiliki keunggulan konpetitif. Departemen Pertanian, 2006. Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan Prima Tani adalah suatu kegiatan rintisan yang berguna mempercepat proses adopsi inovasi teknologi dan membangun kelembagaan agrobisnis pedesaan. Tujuan Prima Tani adalah meningkatkan proses adopsi inovasi dan mengembangkan kelembagaan kelompok petani sehingga dapat mengelola usahataninya dengan baik dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. commit to user 27 5. Prima Tani Lahan Sawah Intensif Prima Tani di Kabupaten Grobogan berdasarkan agrosistemnya termasuk lahan sawah intensif dikarenakan telah memenuhi kreteria sebagai lahan sawah yang sudah mengikuti program intensifikasi sehingga produktivitasnya lebih dari 4,5 ton GKG gabah kering gilingHa dan beririgasi serta dapat ditanami lebih dari satu kali setahun Departemen Pertanian, 2006. Prima Tani yang dilaksanakan di Desa Kluwan, Kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan yang menempatkan tanaman padi sebagai komoditas unggulan utamanya sesuai dengan agroekosistem Lahan Sawah Intensif. Intensifikasi tanaman padi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan keuntungan usahatani. Secara rinci inovasi teknologi dan kelembagaan yang diintroduksi untuk mengembangkan usaha-usaha agribisnis di lokasi Prima Tani sebagai berikut: a. Intensifikasi usahatani padi dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi, produktivitas dan keuntungan usahatani. Komponen inovasi yang diintroduksi meliputi: 1 penggunaan benih berkualitas secara berkelanjutaan, 2 pemupukan N, P, dan K, sesuai dengan kebutuhan tanaman dan status hara spesifik lokasi, 3 Sistem tanam jajar legowo dua baris, dan 4 Percepatan dekomposisi bahan organik sebelum tanam MT-2. b. Untuk mngembangkan usahatani ternak domba ekor gemuk diintroduksikan inovasi-inovasi yang meliputi: 1 skla usaha 9 ekor per-unit usaha dengan rasio 1 jantan : 8 betina, 2 pengelolaan pakan berbasis bahan atau sumberdaya spesifik lokasi, 3 kandang panggung, dan 4 perbaikan pengelolaan reproduksi. c. Untuk pemanfaatan hasil ikutan usahatani padi yang berupa jerami dan hasil ikutan kacang hijau yang berupa brangkasan, diintroduksi inovasi-inovasi yang meliputi: 1 fermentasi dan pengemasan yang ditunjukan untuk meningkatkan efektifitas serapan nutrisi, commit to user 28 meningkatkan daya simpan bahan pakan serta dapat dipasarkan sebagai sumber penghasilan, 2 pembuatan formula pakan lengkap berbasis bahan lokal baik untuk pemenuhan kebutuhan sendiri maupun dipasarkan. d. Penumbuhan kelembagaan Gapoktan dan revitasisasi kelembagaan kelompok tani untuk mengembangkanb pelayanan iptek, saprotan, alsintan alat dan mesin pertanian, pengendalian OPT organisme penggangu tanaman, pemasaran dan permodalan. Departemen Pertanian, 2008 Prima Tani Lahan Sawah Intensif dilaksanakan secara partisipatif dalam suatu laboratorium agribisnis. Gambar 1. Rancang Bangun Laboratorium Agrobisnis Pedesaan Desa Kluwan Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Peningkatan kesejahteraan atau pendapatan petani diupayakan dapat tercapai secara bertahap, yang digambarkan dalam suatu ”road-map” masing-masing laboratorium agrobisinis. Masyarakat Prima Tani yang dituju memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a produk pertanian mempunyai kebutuhan mutu dalam jumlah yang cukup secara konsisten, b sebagaian besar petani mengadopsi inovasi teknologi, c munculnya petani progresif Bahan Pakan Bahan Baku Pupuk Kandang Kompos Produk Primer Perbaikan Prasarana Iptek, permodalan, alsintan, dan kelembagaan. Usaha Pengolahan : beras kemasan, sale pisang, manisan melon, kompos, pupuk cair, briket, dan bio arang Usahatani Tanaman : § Sawah: padi, kacang hijau, melon semangka § Pekarangan Tegal : sayuran, pisang, mangga, dan jamur merang Usaha Ternak : Pembibitan domba ekor gemuk PASAR Produk Olahan Produk Primer commit to user 29 sebagai agen pembeharu pertanian, d petani menikmati nilai tambah dan mampu memupuk modal untuk pembiayaan operasional, tabungan, dan investasi, e petani mampu mengatasi masalah fluktuasi hasil komoditas padi Deprov Jateng, 2008. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Prima Tani di Kabupaten Grobogan didasarkan pada agrosistem termasuk Lahan Sawah Intensif. Prima Tani Lahan menitikberatkan pada budidaya padi secara khusus. Petani dapat ikutserta dalam berbagai tahap kegiatan Prima Tani meliputi partisipasi dalam tahap perencanaan, partisipasi dalam tahap pelaksanaan, partisipasi dalam tahap pemantauan dan evaluasi serta partisipasi dalam tahap pemanfaatan hasil. Partisipasi petani dalam setiap tahap kegiatan merupakan salah satu indikator keberasilan dari program Prima Tani.

B. Kerangka Berpikir