Penghitungan Pajak Penghasilan Badan

menurut pajak lebih besar dari komersial maka selisihnya adalah koreksi fiskal negatif yang mengakibatkan laba menurut pajak menjadi lebih kecil. • Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya. Penyesuaian berdasarkan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 138 Tahun 2000, dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak dapat ditetapkan saat pengakuan penghasilan dalam hal-hal tertentu dan bagi Wajib Pajak tertentu sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah. Contohnya adalah penangguhan penghasilan dari pendapatan bunga macet diakui pada saat bunga tersebut berhasil ditagihdibayar. • Penyesuaian fiskal negatif lainnya. Penyesuaian berdasarkan ketentuan umum Pasal 6 UU PPh beserta peraturan pelaksanaannya, dalam hal terdapat biaya-biaya perusahaan lainnya atau kerugian yang tidak diakui secara komersial akan tetapi dapat diakui secara fiskal.

2.1.4.5 Penghitungan Pajak Penghasilan Badan

Pajak penghasilan badan yang harus dihitung terbagi dua yaitu : 1. Pajak Kini Pajak kini merupakan pajak penghasilan terhutang selama periode tertentu. Dimana pajak kini merupakan gabungan dari kredit pajak termasuk PPh 25 PPh terhutang yang telah dicicil, dan PPh 29. PPh 29 merupakan pajak penghasilan kurang bayar akhir tahun yang akan disetorkan pada SPT Tahunan. Universitas Sumatera Utara Ketika badan menghitung PPh 29 atau disebut PPh Kurang Bayar, rumusnya adalah : PPh 29 PPh Kurang Bayar = Pajak Kini – Kredit Pajak 2. Pajak Tangguhan Pada dasarnya pajak tangguhan tidak diperlukan bagi perpajakan. Pajak tangguhan dibuat hanya untuk kepentingan akuntansikomersial. Pajak tangguhan timbul pada laporan keuangan disebabkan adanya koreksi fiskal akibat perbedaan temporer. Pajak tangguhan dapat dijadikan sebagai pendapatan atau sebagai beban. Pajak tangguhan dijadikan sebagai pendapatan dalam laporan keuangan yaitu akibat terjadinya koreksi fiskal positif. Dimana koreksi fiskal positif mengakibatkan beban pajak PPh menurut fiskal dapat menjadi lebih besar daripada beban pajak penghasilan komersial. Perusahaan menganggap selisih perbedaan temporer itu sebagai kelebihan bayar sehingga perusahaan menganggap pajak kini yang telah disetor bukanlah Beban PPh menurut komersial, selisih Beban PPh Kini dengan Pendapatan Pajak Tangguhan adalah Beban PPh komersial yang sesungguhnya. Timbulnya akun pendapatan pajak tangguhan diikuti timbulnya akun aktiva pajak tangguhan. Pajak tangguhan dijadikan sebagai beban dalam laporan keuangan yaitu akibat terjadinya koreksi fiskal negatif. Dimana koreksi fiskal negatif mengakibatkan beban pajak PPh menurut fiskal dapat menjadi lebih kecil daripada beban pajak penghasilan komersial. Perusahaan menganggap selisih perbedaan temporer itu sebagai kekurangan bayar sehingga perusahaan menganggap pajak kini yang telah Universitas Sumatera Utara disetor bukanlah Beban PPh menurut komersial yang sesungguhnya, penjumlahan Beban PPh Kini dengan Kewajiban Pajak Tangguhan adalah Beban PPh komersial yang sesungguhnya. Timbulnya akun beban pajak tangguhan diikuti timbulnya akun kewajiban pajak tangguhan. Contoh perhitungan pajak penghasilan badan adalah sebagai berkut : PT. RAFI bergerak dalam bisnis perdagangan Kain Batik yang merupakan Wajib Pajak Badan yang berdomisili di Pekalongan. Informasi yang diperoleh adalah sbb : • Penyusutan fiskal menggunakan metode garis lurus • Persediaan akhir dinilai dengan metode LIFO, sedangkan apabila dinilai dengan metode FIFO sebesar Rp. 700,000,000 • Membayar PPh pasal 22 sebesar 1,5 x Rp. 200,000,000 = Rp. 3,000,000 • Membayar PPh pasal 23 sebesar 1,5 x Rp. 10,000,000 = Rp. 150,000 • Membayar PPh pasal 25 selama 12 bulan untuk setiap masa pajak Rp. 5,000,000 selama tahun 2009 Pertanyaan : • Hitunglah Penghasilan Kena pajak • Tentukan Beban Pajak Penghasilan Badan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan • Hitunglah PPh Lebih bayarKurang bayar tahun 2010 Universitas Sumatera Utara • Hitunglah PPh pasal 25 untuk tahun 2011 • Buatlah jurnal dan penyajiannya. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 PT. X Laporan Laba Rugi 31 Desember 2009 Ribuan Rupiah Keterangan Menurut Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Menurut Fiskal Penjualan termasuk penjualan kepada instansi pemerintah sebesar Rp. 200.000 harga belum termasuk PPN 1,250,000 1,250,000 Persediaan, 1 Januari 2009 200,000 200,000 Pembelian 1,000,000 1,000,000 Persediaan, 31 Desember 2009 720,000 20,000 700,000 HPP 480,000 500,000 Pendapatan 770,000 750,000 Beban Operasional : Gaji 55,000 55,000 Tunjangan transport karyawan 45,000 45,000 Beban makan kantor 6,000 6,000 Beban pengobatan ditanggung perusahaan 20,000 20,000 Beban training karyawan 15,000 15,000 Beban seragam satpam 12,000 12,000 Beban sanksi administrasi pajak 10,000 10,000 Beban bunga pinjaman 7,000 7,000 Cadangan penghapusan piutang 5,000 5,000 Beban jamuan tamu tanpa daftar nomatif 10,000 10,000 Beban listrik dan telepon kantor 24,000 24,000 PBB dan Bea Materai 3,000 3,000 Universitas Sumatera Utara Penyusutan asset tetap 40,000 5,000 35,000 Premi asuransi kebakaran pabrik 10,000 10,000 Bantuan untuk panitia HUT RI 5,000 5,000 Sumbangan ke Panti Asuhan Rizky 8,000 8,000 Total Beban Operasional 275,000 212,000 Laba Bruto 495,000 538,000 Pendapatan Lain-lain : Sewa kendaraan boks kepada Fa. Maju setelah PPh 9,850 150 10,000 Keuntungan selisih kurs 5,000 5,000 Penerimaan kembali PBB yang telah dibebankan 5,000 5,000 Jasa giro Bank JAYA sebelum PPh 2,000 2,000 Penghasilan bunga deposito sebelum PPh 1,000 1,000 Laba neto penjualan dari Singapura sebelum dipotong PPh Negara sumber sebesar 20 200,000 200,000 Total Pendapatan Lain-lain 222,850 220,000 Laba sebelum PajakPKP 717,850 758,000 Universitas Sumatera Utara Tarif PPh 2010 25 x 758,000,000 Beban Pajak Kini Tarif PPh 2010 25 x 5,000,000 Pendapatan Pajak Tangguhan Beban Pajak Kini Kredit Pajak : PPh 22 PPh 23 PPh 24 200jt : 758jt x 106,120,000 PPh 25 Total Kredit Pajak PPh Kurang Bayar PPh 29 tahun 2010 Beban Pajak Kini Kredit Pajak : PPh 22 PPh 23 PPh 24 200jt : 758jt x 106,120,000 Total kredit pajak PPh 25 tahun 2011 PPh 25 tahun 2011 setiap bulan Jurnal : Aktiva Pajak Tangguhan Beban Pajak Kini Pendapatan Pajak Tangguhan PPh dibayar di muka PPh Kurang Bayar PPh 29 Penyajian dalam Laporan Laba Rugi : Laba Sebelum Pajak Pajak Kini Pajak Tangguhan Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih Universitas Sumatera Utara

2.2 Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina 2007:41, “Hipotesis adalah hubungan yang diduga secara logis antara dua variable atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah disusun maka pnelitian hipotesisnya adalah sebagai berikut : 1. H 1 : Gross profit margin berpengaruh secara parsial terhadap pajak penghasilan perusahaan. 2. H 2 : Operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap pajak penghasilan perusahaan. 3. H 3 : Earning power of total investment berpengaruh secara parsial terhadap pajak penghasilan perusahaan. 4. H 4 : Operating Ratio berpengaruh secara parsial terhadap pajak penghasilan perusahaan. 5. H 5 : Gross profit margin, operating profit margin, earning power of total investment dan operating ratio berpengaruh secara simultan terhadap pajak penghasilan perusahaan.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan Universitas Sumatera Utara Pajak Penghasilan Y Current Liability to Inventory X1 Operating Profit Margin X2 Earning Power of Total Investment X3 Operating Ratio X4 untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis Jurusan Akuntansi, 2004:13. Kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah Current Liability to Inventory, Operating Profit Margin, Earning Power Of Total Investment Dan OperatingRatio sedangkan variabel dependen atau variabel terikatnya adalah pajak penghasilan perusahaan. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual H1 H2 H3 H4 Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan desain kausal. Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya Umar, 2006:63. Jadi, ada variabel independen variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini dilihat bagaimana kinerja keuangan variabel independen mempengaruhi pajak penghasilan variabel dependen.

3.2 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional penelitian ini adalah hanya untuk melihat pengaruh rasio profitabilitas yang terdiri dari Current Liability to Inventory CLI, Operating Profit Margin OPM, Earning Power of Total Investment EPTI, dan Operating Ratio OPERA sebagai variabel independent terhadap pajak penghasilan sebagai variabel dependent pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI Bursa Efek Indonesia dengan memakia laporan keuangan pada periode 2009 sampai 2011 yang telah diaudit. Universitas Sumatera Utara

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Merupakan penjelasan suatu variabel-variabel ke dalam indikator yang lebih terperinci, sehingga variabel tersebut dapat diketahui ukurannya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan penulis adalah :

3.3.1 Variabel Dependent

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 72 99

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap pajak Penghasilan Sebagai Salah Satu Sumber Penerimaan Negara Studi Empiris: Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2009 sampai dengan 2011)

2 71 132

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi dan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

4 72 105

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

8 104 89

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2010-2012

0 6 6

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

1 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap pajak Penghasilan Sebagai Salah Satu Sumber Penerimaan Negara Studi Empiris: Perusahaan Makanan dan Minuman yang

0 0 34

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap pajak Penghasilan Sebagai Salah Satu Sumber Penerimaan Negara Studi Empiris: Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2009 sampai dengan 2011)

0 0 8

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja - Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi dan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 1 27