2.1.3.4 Keterbatasan Rasio Keuangan
Kasmir 2010:117 “J. Fred Weston menyebutkan kelemahan rasio keuangan adalah sebagai berikut” :
1. Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian data tersebut ditafsirkan dengan berbagai macam cara, misalnya masing-masing
perusahaan menggunakan: • Metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan
terhadap aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusutan setiap periode juga berbeda ; atau
• Penilaian sediaan yang berbeda. 2. Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan
berbeda pula dapat naik atau turun, tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut.
3. Adanya manipulasi data, artinya dalam menyusun data, pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka
buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesungguhnya.
4. Penggunaan tahun fiskal yang bebeda juga dapat menghasilkan perbedaan.
1.1.4 Pajak Penghasilan Badan
2.1.4.1 Pengertian Pajak Penghasilan Badan
Yang dimaksud badan di sini adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas PT, perseroan komanditer CV, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan
dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, organisasi lainnya,
lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap UU Nomor 28 tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
Pajak Penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap penghasilan badan, penghasilan disini yaitu penghasilan menurut peraturan perpajakan. Penghitungan
pajak penghasilan badan dimulai dengan penghitungan penghasilan bersih dengan menggunakan pembukuan. Di dalam akuntansi penghasilan tersebut disebut sebagai
laba sebelum pajak, sedangkan laba sebelum pajak yang telah dikoreksi fiskal akan menjadi penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak ini lah yang akan di
kenakan pajak penghasilan dengan tarik efektif yang telah ditentukan pada pasal Pasal 17 dan Pasal 31 E Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan. Tarif PPh Pasal 17 dan Pasal 31 E UU No. 36 Tahun 2008, telah dirangkum
sebagai berikut :
•
Tarif Pajak untuk tahun pajak 2009 adalah sebesar 28
•
Tarif Pajak untuk tahun pajak 2010, 2011, 2012 dan seterusnya adalah sebesar 25
•
Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40 empat puluh persen dari jumlah keseluruhan saham yang
disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5 lima persen lebih
rendah daripada tarif tersebut yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
•
Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50 lima puluh persen dari tarif tersebut 28 atau 25 yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian
peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah.
•
Untuk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
2.1.4.2 Pajak Penghasilan yang Dapat Dikreditkan Kredit Pajak