BAB 4 HASIL PENELITIAN
Blok parafin yang digunakan oleh peneliti, dikumpulkan dari RSUP Haji Adam Malik Medan dengan jumlah sampel 30 blok parafin. Sampel penelitian ini
adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
4.1 Karakteristik Umum Sampel yang diteliti
Sampel penelitian yang telah dikumpulkan diambil datanya melalui rekam medik. Data yang diambil menurut data rekam medis adalah umur, jenis kelamin dan
lokasi lesi Tabel 3. Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik umum sampel berdasarkan
data rekam medis sampel yang diteliti. Karakteristik
Frekuensi orang Persentase
Umur 20-39 tahun
40-59 tahun 60-79 tahun
Total
5 10
15 30
16,6 33,3
50,0
100,0
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Total
6 24
30 20,0
80,0 100,0
Lokasi Lesi Lidah
Maksilla Mandibula
Gingiva
Total
19 2
6 3
30
63,3 6,6
20,0 10,0
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 menunjukkan karakteristik umum berdasarkan data rekam medis KSS rongga mulut yang telah didiagnosa di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Berdasarkan umur, KSS rongga mulut tertinggi adalah pada kelompok umur 60 - 79 tahun 50,0, diikuti kelompok umur 40 - 59 tahun 33,3 dan terendah
ditemukan pada kelompok umur 20 - 39 tahun 16,6. Berdasarkan jenis kelamin, KSS rongga mulut pada wanita 80,0 lebih tinggi dari laki-laki 20,0. Lokasi
lesi yang paling tinggi ditemukan pada lidah 63,3, diikuti mandibula 20, dan
gingiva 10,0, sedangkan lokasi lesi terendah adalah maksila 6,6.
4.2 Distribusi Frekuensi Tampilan mAgNOR pada KSS Rongga Mulut
Berdasarkan Sub-tipe Keratinisasi, Jenis Diferensiasi, Umur, Jenis Kelamin dan Lokasi Lesi.
AgNOR ditemukan sebagai titik-titik hitam di dalam nukleus sel yang dihitung dalam 100 nukleus sel pada masing-masing 30 sampel KSS rongga mulut, dan
hitungan rata-rata mAgNOR dikelompokkan berdasarkan masing-masing kategori.
Tabel 4. Distribusi frekuensi tampilan mAgNOR pada KSS rongga mulut berdasarkan jenis sub-tipe keratinisasi.
Sub-tipe keratinisasi
n mAgNOR ± SD
P Berkeratin
Tidak berkeratin 21
9 4,11
±0,73 4,76±0,87
0,124 Total
30
Uji Kruskal-Wallis, signifikan p 0,05.
Tabel 4 menunjukkan hasil analisa statistik uji Kruskal-Wallis, dimana tidak ditemukan perbedaan yang signifikan mAgNOR antara KSS berkeratinisasi dan
tidak berkeratinisasi p=0,124. Ini berarti H diterima.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Distribusi frekuensi tampilan mAgNOR pada KSS rongga mulut berdasarkan jenis diferensiasi.
Jenis diferensiasi n
mAgNOR ± SD P
Baik Sedang
19 11
3,95
±0,64 5,15±0,53
0,000 Total
30
Uji Kruskal-Wallis, signifikan p 0,05.
Hasil analisa statistik uji Kruskal-Wallis Tabel 5 didapatkan adanya perbedaan yang signifikan mAgNOR antara KSS diferensiasi baik dan diferensiasi
sedang p=0,000. Ini berarti semakin menurun atau buruknya derajat diferensiasi KSS, nilai tampilan titik-titik hitam mAgNOR akan semakin meningkat. Dengan
demikian H ditolak.
Tabel 6. Distribusi frekuensi tampilan mAgNOR pada KSS rongga mulut berdasarkan umur.
Umur n
mAgNOR ± SD P
20-39 tahun 40-59 tahun
60-79 tahun 5
10 15
4,31
±0,98 4,34±1,01
4,42±0,86
0,964 Total
30
Uji Kruskal-Wallis, signifikan p 0,05.
Tabel 6 menunjukkan hasil analisa statistik uji Kruskal-Wallis tidak ditemukan perbedaan yang signifikan mAgNOR antara kelompok umur sampel
penelitian p=0,964. Ini berarti H diterima.
Tabel 7. Distribusi frekuensi tampilan mAgNOR pada KSS rongga mulut berdasarkan jenis kelamin.
Jenis kelamin n
mAgNOR ± SD p
Laki-laki Perempuan
6 24
4,94
±0,96 4,25±0,76
0,053 Total
30
Uji Kruskal-Wallis, signifikan p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa statistik uji Kruskal-Wallis Tabel 7, ditemukan bahwa tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan mAgNOR antara laki-laki dan perempuan
p=0,053. Ini berarti H diterima.
Tabel 8. Distribusi frekuensi tampilan mAgNOR pada KSS rongga mulut berdasarkan lokasi lesi.
Lokasi Lesi n
mAgNOR ± SD p
Lidah Maksila
Mandibula Gingiva
19 2
6 3
4,39
±0,75 4,10±0,80
4,86±1,07 3,67±0,55
0,195 Total
30
Uji Kruskal-Wallis, signifikan p 0,05.
Tabel 8 menunjukkan hasil analisa statistik uji Kruskal-Wallis dimana tidak ditemukan perbedaan yang signifikan mAgNOR antara masing-masing lokasi lesi di
rongga mulut p=0,195. Ini berarti H diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN