penelitian, lebih dari 90 kanker mulut adalah karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skuamosa. Diseluruh dunia diperkirakan 378.000 kasus baru kanker mulut yang
didiagnosa pertahun. Dinegara tertentu, seperti Sri Lanka, India, Pakistan dan Bangladesh kanker mulut merupakan kanker yang paling sering. Di India kanker
mulut dapat mencapai lebih dari 50 dari semua jenis kanker. Pria mempunyai tingkatan kanker mulut yang lebih tinggi daripada wanita di dunia yaitu pada laki-laki
4 dan wanita 2. Di Singapura, insiden kanker rongga mulut tertinggi pada wanita sebesar 5.8 per 100.000 populasi, sedangkan pada laki-laki yang tertinggi berada di
Perancis yaitu 17.9 per 100.000 populasi.
24
2.1.1 Gambaran Histopatologi Sel Skuamosa Rongga Mulut
Menurut World Health Organization WHO, kode klasifikasi histologi tumor pada kavitas rongga mulut dan oro-faring pada tahun 2005 dibagi seperti tabel bawah:
Tabel 1. Klasifikasi WHO tumor pada kavitas rongga mulut.
25
Malignant epithelial tumours Kode
Squamous cell carcinoma Verrucous carcinoma
Basaloid squamous cell carcinoma Papilarry squamous cell carcinoma
Spindle cell carcinoma Acantholytic squamous cell carcinoma
Adenosquamous carcinoma Carcinoma cuniculatum
Lymphoepiteal carcinoma 80703
80513 80833
80523 80743
80753 85603
80513 80823
Universitas Sumatera Utara
Menurut kode morfologi dari International Classification of Diseases for Oncology ICD-O 821 dan Systematized Nomenclature of Medicine dimana
jenisnya diberi kode 0 untuk tumor jinak, 3 untuk tumor ganas dan 1 untuk kasus borderline atau ragu-ragu. KSS rongga mulut secara umum mempunyai gambaran
histopatologi yang tidak berbeda dari KSS kulit maupun organ tubuh lainnya. KSS rongga mulut ada yang berdiferensiasi baik dimana menyerupai epitel skuamosa
berlapis normal dan menghasilkan keratin dan ada juga KSS rongga mulut yang berdiferensiasi buruk.
25
Berdasarkan derajat diferensiasi KSS rongga mulut, dapat dibagi kepada tiga, yaitu diferensiasi baik, sedang dan buruk. Gambaran KSS yang berdiferensiasi baik
adalah mengandung sel berkeratin, gambaran keratin seperti tanduk mutiara pearl horn formation dengan ukuran yang bervariasi, pertumbuhan yang lambat, tidak
cepat bermetastase dan mempunyai prognosa yang baik. Pada lesi tipikal, kelompok sel ganas ini dapat ditemukan secara aktif menginvasi jaringan konektif dengan
bentuk yang tidak teratur Gambar 1.
21,25
Gambar 1. Gambaran histopatologi KSS berdiferensiasi baik dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin HE x100.
Anak panah: A. Mutiara keratin B. Nukleus sel.
25
A B
Universitas Sumatera Utara
Gambaran KSS untuk yang diferensiasi sedang, berbeda dari satu dengan yang lainnya, dimana tersusun secara tipikal, sehingga epitel skuamosa juga kurang jelas.
Laju pertumbuhan sel individu lebih cepat dengan pembelahan mitosis yang lebih meningkat dan bahkan ukuran bentuknya yang lebih bervariasi Gambar 2.
21,25
Gambar 2. Gambaran histopatologi KSS berdiferensiasi sedang dengan pewarnaan HE x400. A. Nukleus sel
anak panah merah.
25
Untuk gambaran KSS yang berdiferensiasi buruk, sering sekali menghasilkan
petunjuk sel-sel yang tidak jelas sehingga menimbulkan kesulitan dalam mendiagnosis. Sel-sel ini menunjukkan kurangnya daya kohesif yang sangat tidak
teratur, pembentukan sel tumor raksasa, adanya anaplasia, peningkatan mitosis, serta tidak adanya pembentukan keratin Gambar 3.
21,25
A
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Gambaran histopatologi KSS berdiferensiasi buruk dengan pewarnaan HE x400. A. Nukleus sel
anak panah merah.
25
KSS rongga mulut memiliki kecenderungan besar untuk menghasilkan metastasis pada kelenjar getah bening. Pada praktek klinis, rencana pengobatan dan
prognosis KSS rongga mulut terutama didasarkan pada tumor primer, metastasis kelenjar getah bening regional dan sistem pementasan metastasis TNM. Namun,
sistem ini tidak menyediakan informasi tentang karakteristik biologi dan tingkat keagresifan klinis tumor yang jelas, dan ini telah menimbulkan suatu sistem penilaian
keganasan KSS rongga mulut yang multifaktorial dikembangkan. Sistem penilaian pertama KSS rongga mulut telah dikembangkan oleh Broder pada tahun 1927 dan
yang baru-baru ini merupakan sistem penilaian Bryne 1989. Berdasarkan sistem penilaian Bryne Tabel 2, terdapat empat parameter yang diperlihatkan untuk menilai
derajat diferensiasi KSS rongga mulut, yaitu derajat keratinisasi, pleomorphism inti, infiltrasi limfosit dan bentuk invasi tumor. Derajat diferensiasi KSS rongga mulut
akan dinilai dengan memperhitungkan skor dari empat parameter tersebut, yaitu skor 4-8 diferensiasi baik, skor 9-12 diferensiasi sedang, dan skor 13-16 diferensiasi
buruk.
21
A
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Sistem penilaian derajat diferensiasi KSS rongga mulut dengan parameter Bryne.
21
Parameter morfologi
Skor 1
2 3
4
Derajat keratinisasi
50 berkeratinisasi
20-50 berkeratinisasi
5-20 berkeratinisasi
0-5 berkeratinisasi
Pleomorphisme inti
Sedikit Sedang
Banyak Sangat
banyak
Bentuk invasi
Mendorong, berbatas tegas
Berinfiltrasi, bentuk
benang padat Kumpulan
sel-sel kecil yang
berinfiltrasi Kumpulan
sel-sel kecil tersebar luas
dan berinfiltrasi
Infiltrasi limphoplas-
masistik
Berat Sedang
Ringan Tidak ada
2.1.2 Etiologi