Cara Kerja KCKT Analisa Kualitatif dan Kuantitatif

Maksud dan tujuan analisis dengan KCKT hanya ada dua hal yaitu didapatnya pemisahan yang baik dalam waktu proses yang relatif singkat.

2.4 Cara Kerja KCKT

Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solute-solut ini diatur oleh distribusi dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair membutuhkan penggabungan secara tepat dari berbagai macam kondisi operasional seperti jenis kolom, fase gerak, panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan ukuran sampel Gandjar san Rohman, 2007.

2.5 Jenis-jenis Kromatografi

Menurut Gandjar dan Rohman 2007 jenis-jenis kromatografi yaitu :

2.5.1 Kromatografi Padatan Cair LSC

Teknik ini tergantung pada teradsorpsinya zat padat pada adsorben yang polar seperti silikagel atau alumina.Kromatografi Lapisan Tipis TLC adalah salah satu bentuk dari LSC.dalam KCKT kolom dipadati atau dipak dengan partikel-partikel micro or macro particular.sebagian besar dari KCKT sekarang ini dibuat untuk mencapai partikel-partikel microparticulate. lebih kecil dari 20µ. Teknik ini biasanya digunakan untuk zat padat yang mudah larut dalam pelarut organik dan tidak terionisasi.teknik ini terutama sangat kuat untuk pemisahan isomer-isomer. Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Kromatografi Partisi

Partisi merupakan proses adsorpsi yang analog dengan proses ekstraksi pelarut. Fase diam cair diikatkan pada padatan lapis tipis yang lemban inert.teknik ini tergantung pada partisi zar padat diantara dua pelarut yang tidak dapat bercampur salah satu diantaranya bertindak sebagai fase diam dan yang lainnya sebagai fase gerak. Pada keadaan awal dari kromatografi cair LSC, fase diamnya dibuat dengan cara yang sama dengan pendukung pada kromatografi gas GC. fase diam polar atau non polar dilapisi suatu pendukung inert dan dipak dalam suatu kolom. kemudian fase gerak dilewatkan melalui kolom. bentuk kromatogram partisi ini disebut kromatografi cair-cair LLC. Untuk memenuhi kebutuhan akan kolom-kolom yang dapat lebih tahan lama, telah dikembangakan pengepakan fase diam yang berikatan secara kimia dengan pendukung inert. bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi fase terikat BPC= Bonded Phase Chromatography. BPC dapat dengan cepat menjadi salah satu bentuk yang paling popular dari KCKT. Kromatografi partisi LLC dan BPC, disebut “fase normal” Bila fase diam lebih polar dari fase gerak dan “fase terbalik” bila fase gerak lebih polar dari pada fase diam.

2.5.3 Kromatografi penukar ion

Pertukaran ion merupakan proses yang mana solut-solut ion dalam fase gerak dapat bertukar dengan ion-ion yang bermuatan sama ang terikat secara kimiawi pada fase diam. fase diam dapat berupa padatan polimer yang permeable seperti resin organik yang tidak larut atau silika yang dimodifikasi secara kimiawi. fase diam yang mengandung gugus-gugus dengan muatan yang tetap dan ion-ion lawannya. Universitas Sumatera Utara

2.5.4 Kromatografi eksklusi

Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasigel dan dapat digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul 2000 dalton.fase diam yang digunakan dapat berupa silica atau polimar yang bersifat porus sehingga solute dapat melewati porus lewat diantara partikel, atau berdifusi lewat fase diam. molekul solute yang mempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. hal ini disebabkan solute dengan BM yang jauh lebih besar, tidak melewati porus, akan tetapi lewat diantara fase diam. dengan demikian, dalam pemisahan dengan ekslusi ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solute dan fase diam seperti tipe kromatografi yang lain. 2.5.5 Kromatografi Pasangan Ion IPC Kromatografi pasangan ion sebagai penyesuaian terhadap KCKT termasuk baru, pemakaian pertama sekali pada pertengahan tahun 1970.Diterimanya IPC sebagai metode baru KCKT merupakan hasil kerja schill dan kawan-kawan dan dari beberapa keuntungan yang unik. Kadang-kadang IPC disebut juga kromatografi ekstraksi, kromatografi dengan suatu cairan penukar ion dan paired ion chromatografhi PIC. Setiap teknik-teknik ini mempunyai dasar yang sama. popularitas IPC muncul terutama sekali dari keterbatasan IEC dan dari sukanya menangani sampel-sampel tertentu dengan metode-metode LC lainnya seperti senyawa yang sangat polar, senyawa yang terionisasi secara kompleks dan senyawa basa kuat. Universitas Sumatera Utara

2.6 Komponen Kromatografi cair kinerja tinggi

Menurut Rohman 2009 Sistem peralatan KCKT pada dasarnya terdiri atas :

2.6.1 Wadah Fase gerak dan Fase gerak

Wadah fase gerak harus bersih dan lembam inert.Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak.Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut.Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari partikel- partikel kecil. Selain itu, adanya gas dalam fase gerak juga harus dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama dipompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis. 2.6.2 Pompa Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut, yakni pompa harus inert terhadap fase gerak. Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan.Ada 2 jenis pompa dalam KCKT yaitu pompa dengan tekanan konstan dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan.

2.6.3 Tempat penyuntikan sampel

Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung kedalam fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik. Universitas Sumatera Utara

2.6.4 Kolom

Ada 2 jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom merupakan bagian KCKT yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses pemisahan solutanalit. 2.6.5 Detektor Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu : detektor universalyang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif.

2.6.6 Pengolahan Data

Komponen yang terelusi mengalir kedetektor dan dicatat sebagai puncak- puncak yang secara keseluruhan disebut sebagai kromatogram Johnson dan Stevenson, 1991. Guna Kromatogram : 1. Kualitatif Waktu retensi selalu konstan dalam setiap kondisi kromatogram yang sama dapat digunakan untuk identifikasi 2. Kuantitatif Luas puncak proporsional dengan jumlah sampel yang diinjeksikan dan dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi Johnson dan Stevenson, 1991. Universitas Sumatera Utara

2.7 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif

1. Analisa Kualitatif Ada tiga pendekatan untuk analisis kualitatif yaitu : a. Perbandingan antara data retensi solute yang tidak diketahui dengan data retensi baku yang sesuai senyawa yang diketahui pada kondisi yang sama. Waktu retensi atau volume retensi senyawa baku dan senyawa yang tidak diketahui dibandingkan dengan cara kromatografi dengan cara berurutan dalam kondisi alat yang stabil dengan perbedaan waktu pengoperasian antara keduanya sekecil mungkin. b. Dengan cara spiking Untuk Kromatografi yang melibatkan kolom, spiking dilakukan dengan menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan diselidiki dengan senyawa baku pada kondisi kromatografi yang sama. Hal ini dilakukan dengan cara : pertama, dilakukan proses kromatografi sampel yang tidak di spiking. kedua, sampel yang telah di spiking dengan senyawa baku dilakukan proses kromatografi. Jika pada puncak tertentu yang diduga mengandung senyawa yang diselidiki terjadi peningkatan tinggi puncakluas puncak setelah di spiking dibandingkan dengan tinggi puncakluas puncak yang tidak dilakukan spiking maka dapat diidentifikasi bahwa sampel mengandung senyawa yang kita selidiki. c. Menggabungkan alat kromatografi dengan spektrometer massa Pada pemisahan dengan menggunakan kolom kromatografi, cara ini akan memberikan informasi data spektro massa solute dengan waktu retensi tertentu. Spektro solute yang tidak diketahui dapat dibandingkan dengan Universitas Sumatera Utara spektro yang ada di database computer atau diinterupsi sendiri. Cara ini dapat dilakukan untuk solute yang belum ada baku murninya Rohman, 2009. 2. Analisa Kuantitatif Untuk menjamin kondisi yang digunakan dalam analisis kuantitatif stabil dan reprodusible, baik pada penyiapan sampel atau proses kromatografi, berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam analisa kuantitatif : a. Analit solut harus telah diketahui dan terpisah sempurna dari komponen- komponen lain dalam kromatogram b. Baku dengan kemurnian yang tinggi dan telah diketahui harus tersedia c. Prosedur kalibrasi yang sudah diketahui harus digunakan Sementara Kromatografi yang melibatkan kolom, kuantifikasi dapat dilakukan dengan cara : Luas puncak atau dengan tinggi puncak. Tinggi puncak atau luas puncak berbanding langsung dengan banyaknya solute yang dikromatografi, jika dilakukan pada kisaran detektor yang linear.

2.8 Validasi Metode