51
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, alat tes pemahaman konsep, dan alat non tes berupa angket untuk mengukur minat
siswa dan tangapan guru.
1. Tes Pemahaman Konsep
Tes Pemahaman Konsep digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep pengetahuan siswa dari materi yang sedang dipelajari.
Test dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada materi “Bumi dan Alam Semesta“. Tes ini dirancang berdasarkan standar isi mata
pelajaran IPA sekolah dasar. Tes pemahaman konsep dikonstruksi dalam bentuk tes obyektif pendekatan pilihan ganda multiple choice dengan jumlah pilihan
option sebanyak empat pilihan a, b, c dan d.
Tabel 3.1 Acuan Indikator Kompetensi Kognitif dan Minat Siswa.
Variabel Aspek
Nomor Soal
Kemampuan Kognitif
Pemahaman Konsep
Pengetahuan Knowledge 11, 13, 26, 27
Pemahaman Comprehension
1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 24,
25, 30
Penerapan Application 4, 7, 23, 28
Analisis Analisys 21
Syntesis Syntesis 12, 18, 29
Evaluasi Evaluation -
Minat Siswa Perasaan
1, 5, 7, 8, 9, 10, 11,13, 14 Sikap
3, 12, 18, 19, 21, 22 Perhatian
2, 4, 15, 20 Manfaat
6, 16, 17
52
Dari empat pilihan jawaban hanya ada satu jawaban yang benar atau paling benar. Pensekoran untuk soal pilihan berganda adalah nilai 1 untuk jawaban
yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Pengembangan instrumen soal pemahaman konsep didasarkan pada ranah kognitif pada taksonomi Bloom yang terdiri
dari Pengetahuan Knowledge, Pemahaman Comprehension, Penerapan Application, Analisis Analisys, Sintesis Syntesis, dan Evaluasi Evaluation.
Selanjutnya untuk pengembangan isntrumen minat didasarkan pada aspek minat yang terdiri dari perasaan, sikap, perhatian dan manafaat. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.1. Untuk keperluan pengumpulan data pemahaman konsep, dibutuhkan suatu
tes yang baik berupa soal pilihan berganda. Tes soal pilihan berganda yang baik biasanya memenuhi kriteria tingkat kesukaran yang layak, daya pembeda yang
baik, validitas tinggi, dan reliabitas tinggi. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan tersebut, maka sebelum dipergunakan seyogyanya tes
tersebut diuji coba untuk mendapatkan gambaran validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Langkah-langkah pengujian instrumen adalah
sebagai berikut:
1 Validitas Tes
Alat tes instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Akdon, 2008. Validitas setiap butir soal yang digunakan dalam penelitian, diuji dengan menggunakan
korelasi Pearson Product Moment.
53
Untuk mengetahui
tingkat validitas
dapat dilakukan
dengan membandingkan antara t
hitung
dan t
tabel
dengan berpedoman pada kaidah penafsiran, jika t
hitung
t
tabel
, berarti data valid, dan jika t
hitung
t
tabel
berarti data tidak valid. Dari 60 item soal pilihan ganda yang direncanakan sebagai alat
pengukuran pemahaman konsep siswa, setelah dilakukan uji coba diperoleh hasil uji validitas seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil perhitungan Validitas alat ukur pemahaman konsep
Tingkat Validitas
No. Soal Total
Valid 1, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23,
24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 42, 45, 46, 47, 48, 51, 52, 53, 54, 55, 56,
57, 58, 59 44
73.33
Tidak Valid
2, 7, 8, 9, 13, 14, 17, 19, 25, 26, 34, 41, 44, 49, 50, 60
16 26.67
Total
60 100
Dari Tabel 3.2 yang diujicoba dengan menggunakan bantuan ANATES diperoleh validitas tes sebesar 0,95 dan tingkat korelasi 0,91. Dari 60 item soal
yang diujicoba diperoleh 44 soal yang valid atau sebesar 73,33. Sedangkan 16 soal lainnya tidak valid atau sebesar 26,67. Untuk melihat hasil uji validitas per
item soal dapat dilihat pada Lampiran C1. Berdasarkan hasil uji validitas soal pilihan ganda dapat disimpulkan, bahwa
soal pilihan berganda yang dapat digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data pemahaman konsep adalah soal-soal yang valid yaitu sebanyak 44 item soal atau
73,33 dari jumlah soal yang diujicobakan.
54
2 Reliabilitas Tes
Menurut Arikunto 2005, asumsi untuk menggunakan rumus KR-20 adalah: 1 Butir-butir soal evaluasi harus homogen, dan 2 Jenis evaluasi tes
harus merupakan “power test” dan bukan “speed test”. Perhitungan realibilitas tes dilakukan dengan menggunakan metode Kuder Richardson-20 KR-20.
Reliabilitas soal dihitung dengan menggunakan soal yang dianalisis dengan menggunakan metode Kuder Richardson-20 KR-20. Dari hasil perhitungan
didapatkan reliabilitas instrumen adalah: r
11
= 0,93 lebih besar dari r
tabel
= 0,20, maka semua item soal yang dianalisis dengan menggunakan metode Kuder
Richardson-20 KR-20 adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat Lampiran C4
3 Daya Pembeda
Daya pembeda soal digunakan untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh yang berkemampuan
rendah. Tanda negatif pada indeks diskriminasi D digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee, yaitu anak pandai memperoleh nilai
rendah dan anak bodoh memperoleh nilai tinggi. Hal ini diukur dengan rumus daya pembeda.
Dari hasil uji coba soal pilihan berganda, setelah dilakukan uji beda diperoleh data seperti pada Tabel 3.4.
Berdasarkan hasil uji daya pembeda seperti pada Tabel 3.5 diperoleh jumlah soal dengan kategori jelek adalah sebanyak 15 soal atau 25 dari jumlah
seluruh soal. Daya pembeda dengan kategori cukup sebanyak 7 soal atau 11,67,
55
kategori baik sebanyak 16 soal atau 26,67 dan kategori baik sekali sebanyak 22 soal atau 36,67 dari jumlah keseluruhan soal yang diujicobakan. Dengan
demikian jumlah soal yang dapat dipakai berdasarkan kategori daya pembeda adalah sebanyak 45 soal, yaitu jumlah seluruh soal dengan kategori cukup, baik
dan baik sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran C2.
Tabel 3.3 Hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap alat ukur pemahaman
konsep Kategori
Batasan Nomor Soal
Jumlah
Jelek 0.00 ≤ D
≤ 0.20 2, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 17,
19, 25, 34, 41, 49, 50, 60 15
25,00 Cukup
0.20 ≤ D ≤
0.40 12, 15, 22, 26, 44, 47, 58 7
11,67 Baik
0.40 ≤ D ≤
0.70 1, 4, 18, 21, 23, 28, 30, 31, 35, 36, 37, 39, 42, 43,
52, 59 16
26,67
Baik sekali 0.70 ≤ D
≤ 1.00 3, 5, 10, 11, 16, 20, 24,
27, 29, 32, 33, 38, 40, 45, 46, 48, 51, 53, 54, 55, 56,
57 22
36,67
Jumlah 60
100 4
Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk membedakan jumlah soal yang sukar, sedang dan mudah. Untuk mengukur taraf kesukaran butir soal dalam
menentukan apakah butir soal itu termasuk dalam kelompok soal mudah, soal sedang, atau soal sukar.
Dari 60 butir soal yang diujicobakan, setelah dilakukan uji tingkat kesukaran, maka diperoleh data seperti Tabel 3.5.
56
Hasil uji tingkat kesukaran sebagaimana pada tabel 3.5 menunjukkan jumlah soal dengan kategori sukar adalah sebanyak 40 item soal atau 66,67 dan
jumlah soal dengan kategori sedang adalah sebanyak 20 item soal atau 33,33. Sedangkan untuk soal dengan kategori mudah adalah tidak ada nol. Dengan
demikian dari 60 item soal yang diujicobakan terdiri dari soal dengan kategori sukar dan kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran C3.
Tabel 3.4 Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran terhadap alat ukur pemahaman
konsep
Kategori Batasan
No. Soal Jumlah
Soal sukar 0.00 ≤ P
≤ 0.30 2, 3, 5, 6, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 32,
34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50, 51, 52, 57, 58, 60
40 66,67
Soal sedang 0.30 ≤ P
≤ 0.70 1, 4, 7, 8, 9, 10, 21, 23,
24, 28, 29, 30, 31, 33, 40, 53, 54, 55, 56, 59
20 33,33
Soal mudah 0.70 ≤ P
≤ 1.00
-
Jumlah 60
100
Berdasarkan hasil pengujian terhadap instrumen baik soal pilihan berganda maupun angket pernyataan minat siswa dapat disimpulkan bahwa soal pilihan
berganda yang dapat dipakai baik dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran adalah sebanyak 44 soal. Namun karena dianggap terlalu
banyak untuk ukuran anak sekolah dasar, maka jumlah soal yang dipakai adalah sebanyak 30 soal dari 44 soal yang memenuhi standar pengujian. Alasan lain
57
adalah dengan jumlah soal 30 butir tersebut telah mewakili indikator dan kompetensi dasar materi pembelajaran.
2. Angket Minat Siswa