Uji Gain Faktor N-Gain

61

3. Uji Gain Faktor N-Gain

Pengolahan dan analisis data secara garis besar dilakukan dengan menggunakan bantuan pendekatan hirarki statistik. Data hasil tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan aplikasi pembelajaran berbasis budaya lokal dianalisa dengan cara membandingkan skor pretest dan posttest. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain faktor N-Gain. pre maks pre post S S S S g − − = Meltzer, 2002 Keterangan: S post : Skor posttest S pre : Skor pretest S maks : Skor maks ideal Kriteria tingkatan gain adalah jika g 0,7, maka tingkatan gain dinyatakan dalam kategori tinggi, jika 0.3 ≤ g ≤ 0.7 maka tingkatan gain dinyatakan dalam kategori sedang dan jika g 0.3 maka tingkatan gain dinyatakan dalam kategori rendah. Jika data tidak homogen dan tidak berdistribusi normal, maka sebaiknya data diuji dengan statistik non parametrik, yaitu dengan menggunakan Uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon memperhalus uji tanda dengan cara menyertakan selisih hasil pengukuran berpasangan X i , Y i sesuai dengan tandanya. Selanjutnya memberi rangking terhadap selisih pasangan X i , Y i , sesuai dengan urutan masing-masing. Harga mutlak selisih X i , Y i , yang terkecil diberi skor 1, 62 berikutnya diberi skor dua, demikian selanjutnya sampai skor ke-n. Untuk harga mutlak yang sama besar diberi skor rata-rata rangkingnya. Setelah pemberian skor berdasarkan rangking, kembalikan tanda pada tiap skor tersebut. Jumlah rangking bertanda positif + dan rangking bertanda negatif -. Nilai besaran statistik yang diperoleh dari analisis data Wilcoxon adalah statistik j, yaitu dengan jumlah harga mutlak terkecil Siregar, 2005. Pengujian dilakukan dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut: H : θ = θ i ; tidak ada perbedaan pengaruh kedua perlakuan H A : θ = θ i ; terdapat pengaruh kedua perlakuan Pengujian selanjutnya dapat digunakan dengan menggunakan tabel pengujian Wilcoxon. 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang aplikasi pembelajaran sains berbasis budaya lokal untuk meningkatkan minat dan pemahaman konsep siswa SD, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1 Proses pembelajaran sains dengan menggunakan penerapan budaya lokal dapat mendorong siswa lebih aktif dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran, berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, karena guru pada awal pembelajaran dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang dapat mengundang keikutsertaan siswa pada pembelajaran. Selanjutnya pada tahap menyajikan informasi, materi yang dikembangkan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami siswa sehari-hari, kemudian pada tahap mengelompokan, siswa dilibatkan secara langsung dalam melakukan praktikum, selanjutnya pada tahap evaluasi, siswa melakukan diskusi dan tanya jawab tentang hasil kerja kelompok. Disamping itu munculnya rasa ingin tahu siswa semakin tinggi yang berimplikasi pada meningkatnya minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Selanjutnya pada akhir pembelajaran guru melakukan pemantapan konsep dan penghargaan kepada siswa yang bertujuan agar dapat meluruskan konsep dalam pembelajaran dan memberi semangat belajar siswa.