Desain Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuasi eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan berbentuk desain kelompok acak pretest dan posttest dengan kelompok kontrol ”A randomized pretest-posttest control group design” Arikunto, 2006. Dalam pelaksanaanya, terlebih dahulu dipilih secara acak kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah didapat dua kelompok, kemudian dilakukan test awal pemahaman konsep terhadap kedua kelompok, sedangkan angket minat siswa hanya diteskan terhadap kelas eksperimen. Selanjutnya, kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen diberikan pembelajaran berbasis budaya lokal sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran biasa. Setelah selesai kedua kelompok tersebut mendapatkan perlakuan, selanjutnya dilakukan tes akhir pemahaman konsep, sedangkan angket minat akhir dilakukan terhadap kelas eksperimen. Karena penelitian ini berhubungan dengan penelitian deskriptif komparasi, maka kesimpulannya perlu ditindaklanjuti dengan perlakuan treatment. Perlakuan yang diterapkan adalah berupa penerapan pembelajaran berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 45 Gambar 3.1. Desain Control Group Pretest-Posttest Keterangan: O = Pretest dan posttest tentang pemahaman konsep. X 1 = Penerapan pembelajaran biasa konvensional dalam Pembelajaran IPA pada materi “Bumi dan Alam Semesta“ X 2 = Penerapan pembelajaran berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPA pada materi “Bumi dan Alam Semesta“. Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh dua orang guru yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Seperti pada umumnya di sekolah dasar SD, kedua guru tersebut adalah wali kelas yang mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan PKn di kelas masing-masing. Ditinjau dari kualifikasi guru, kedua guru tersebut berlatarbelakang dari sarjana pendidikan. Disamping itu, kedua guru tersebut juga belum mempunyai sertifikat profesi guru belum mendapat sertifikasi guru. Persamaan lainnya adalah kedua guru tersebut adalah satu grup dalam Kelompok Kerja Guru KKG dan sama-sama aktif dalam aktifitas KKG. Hal ini memungkinkan adanya kedua kelas yang diuji memiliki kesamaan dan dapat dikatakan homogen. Perbedaannya terletak pada pengalaman mengajar, guru yang mengajar di kelas eksperimen, Kelompok Kontrol Eksperimen Pretestt Perlakuan Posttest O 1 O 3 X 1 X 2 O 2 O 4 46 pengalaman mengajarnya 8 tahun, sedangkan guru yang mengajar di kelas kontrol pengalaman mengajarnya 9 tahun. Berdasarkan uraian kualifikasi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kedua guru tersebut mempunyai kualifikasi yang sama atau mendekati sama.

B. Subjek Penelitian