8
2. Pemahaman Konsep
Dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampuan siswa memahami konsep bumi dan alam semesta melalui pembelajaran sains berbasis budaya lokal,
baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilihat dari hasil tes pemahaman konsep atau jawaban siswa melalui pretest
dan posttest.
3. Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal
Pembelajaran berbasis budaya lokal dalam konteks penelitian ini adalah
suatu bentuk pembelajaran yang mengaitkan materi dan bahan ajar pembelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari.
F. Asumsi Penelitian
Asumsi atau anggapan dasar harus harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini diasumsikan
bahwa: 1
Keterkaitan antara materi yang diajarkan di kelas dengan kehidupan sehari- hari siswa akan meningkatkan minat siswa dalam belajar Jegede
Okebukola dalam Wahidin, 2006. 2
Pembelajaran berbasis budaya lokal membantu siswa dalam memahami konsep karena materi yang diajar dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
siswa Suastra, 2005.
9
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1 Terdapat peningkatan minat siswa tentang bumi dan alam semesta setelah
penerapan pembelajaran sains berbasis budaya lokal. 2
Terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep bumi dan alam semesta antara siswa yang mendapatkan pembelajaran sains berbasis budaya lokal
dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran sains secara biasa.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuasi eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan berbentuk desain kelompok
acak pretest dan posttest dengan kelompok kontrol ”A randomized pretest-posttest control group design” Arikunto, 2006. Dalam pelaksanaanya, terlebih dahulu
dipilih secara acak kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah didapat dua kelompok, kemudian dilakukan test awal pemahaman konsep terhadap kedua
kelompok, sedangkan angket minat siswa hanya diteskan terhadap kelas eksperimen. Selanjutnya, kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda yaitu
kelas eksperimen diberikan pembelajaran berbasis budaya lokal sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran biasa.
Setelah selesai kedua kelompok tersebut mendapatkan perlakuan, selanjutnya dilakukan tes akhir pemahaman konsep, sedangkan angket minat akhir
dilakukan terhadap kelas eksperimen. Karena penelitian ini berhubungan dengan penelitian deskriptif komparasi, maka kesimpulannya perlu ditindaklanjuti
dengan perlakuan treatment. Perlakuan yang diterapkan adalah berupa penerapan pembelajaran berbasis budaya lokal
dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.
Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1