commit to user 22
sipil sedang di pinjam maka harus di identifikasi dengan memberi tanda  pada  tempat  menyimpan  arsip  tersebut  atau  mencatat  pada
buku ekspedisi, pihak ekstern organisasi tidak diperbolehkan untuk meminjam  dikarenakan  arsip  akta  catatan  sipil  bersifat  rahasia.
Tujuan  dari  peminjaman  arsip  dipergunakan  sebagai  dasar penerbitan  akta.  Ida  Nuraida,2008:103  apabila  arsipdokumen
tidak  berada  pada  tempatnya,  maka  harus  ada  tanda  yang mengidentifikasi  bahwa  arsip  tersebut  sedang  dipinjam  dan  harus
di ketahui data peminjam arsip. f.
Pengembalian arsip akta catatan sipil Arsip akta catatan sipil apabila sudah selesai dipinjam oleh
pihak  intern  dinas,  maka  harus  segera  di  kembalikan  pada  sub bagian  arsip  Dinas  Kependudukan  dan  Pencatatan  Sipil  Kota
Surakarta  supaya  tidak  hilang,  Petugas  kearsipan  melakukan verifikasi  terhadap  arsip  akta  catatan  sipil  yang  hendak  di
kembalikan  dan  pada  akhirnya  mengembalikan  ke  tempat penyimpanan semula berdasarkan indeks arsip.
B. Metode Pengamatan
1. Lokasi Pengamatan
Dalam  pengamatan  ini  penulis  mengambil  lokasi  pengamatan  di  Dinas Kependudukan  dan  pencatatan  Sipil  Kota  Surakarta.  Alasan  pemilihan
lokasi adalah:
a. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta merupakan
Dinas yang berorientasi di bidang pelayanan masyarakat. b.
Memperoleh pengetahuan dan juga data mengenai pencatatan sipil. 2.
Jenis Pengamatan Berdasarkan  masalah  yang  diajukan  dalam  pengamatan  ini,  yang  lebih
menekankan  pada  masalah  proses,  maka  jenis  pengamatan  dengan  jenis strategi  yang terbaik  adalah pengamatan kualitatif deskriptif  HB. Sutopo
2002:183.
commit to user 23
Metode deskripsi bekerja berdasarkan anggapan bahwa dengan metode ini dapat digunakan untuk:
a. Pengumpulan data.
b. Melukiskan keadaan suatu obyek pada suatu saat.
3. Sumber Data
Pemahaman  mengenai  berbagai  macam  sumber  data  merupakan  bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketetapan dan kekayaan data atau
informasi  yang  diperoleh.  Pemilihan  berbagai  sumber  data  harus  tepat menyangkut  kelengkapan  data  dan  informasi  bahan  yang  akan  diteliti.
Adapun  sumber  data  menurut  HB.  Sutopo  2002:  49-54  secara menyeluruh dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Narasumber informan
Dalam  pengamatan  kualitatif  posisi  sumber  data  manusia narasumber  sangat  penting  perananya  sebagai  individu  yang
memiliki  informasinya.  Sumber  data  itu  dapat  disebut  sebagai informan.  Jadi,  data  yang  digunakan  dalam  metode  ini  berasal  dari
beberapa  sumber  diantaranya  adalah  sebagai  berikut:  Sub  Bagian Arsip  Dinas  Kependudukan  dan  Pencatatan  Sipil  Kota  Surakarta.
Penulis melakukan wawancara langsung dengan informan menayakan tentang masalah yang dikaji.
b. Peristiwa dan aktifitas
Data atau informasi juga dapat  dikumpulkan dari peristiwa, aktifitas, atau  perilaku  sumber  data  yang  berkaitan  dengan  sasaran
pengamatannya.  Dari  pengamatan  pada  peristiwa  atau  aktifitas, pengamat  bisa  mengetahui  yang  terjadi  secara  lebih  pasti  karena
menyaksikan  sendiri  secara  langsung.  Penulis  harus  mengetahui  dan memahami  kegiatan-kegiatan  dalam  manajemen  arsip  akta  catatan
sipil di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.
commit to user 24
c. Dokumen dan Arsip
Dokumen  dan  arsip  merupakan  bahan  tertulis  yang  bersangkutan dengan  suatu  peristiwa  atau  aktifitas  tertentu  yang  berupa  rekaman
tertulis gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktifitas  atau  peristiwa  tertentu.  Peristiwa-peristiwa  yang  telah  lama
dilakukan  dan  terjadi  pada  kantor  Dinas  Kependudukan  dan Pencatatan  Sipil  Kota  Surakarta  bisa  diteliti  dan  dipahami  atas  dasar
kajian  dari  dokumen  atau  arsip-arsip.  Sebagai  contoh  penulis  ingin mengetahui manajemen arsip akta catatan sipil pada tahun-tahun lalu
dapat  diketahui  melalui  arsip-arsip  atau  dokumen  serta  buku-buku penunjang  lainnya  yang  terdapat  pada  kantor  Dinas  Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Dengan demikian, penulis akan lebih mudah lagi untuk melakukan proses pengamatan.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara disini  maksudnya adalah  cara pengumpulan data dengan mengadakan  tanya  jawab  secara  langsung  dengan  responden.  Dalam
penelitian  ini  penulis  secara  langsung  mewawancarai  pejabat  atau pegawai  Dinas  Kependudukan  dan  Pencatatan  Sipil  Kota  Surakarta
yang  ditunjuk.  Wawancara  yang  dilakukan  adalah  wawancara  yang terarah, terpimpin dan mendalam sesuai dengan pokok permasalahan
yang  diteliti  guna  memperoleh  hasil  berupa  data  dan  informasi  yang lengkap dan seteliti mungkin.
b. Observasi
Observasi  atau  pengamatan  adalah  alat  pengumpulan  data  yang dilakukan  dengan  cara  mengamati  dan  mencatat  secara  sistematis
gejala-gejala yang diselidiki. Pengamatan lebih banyak menggunakan indra penglihatan, dengan maksud pengamat terjun langsung melihat
ke  lapangan.  Kegiatan  observasi  tersebut  antara  lain  melihat  dan mengamati  pegawai  arsip  dalam  melakukan  kegiatan  pengarsipan
akta catatan sipil.                   .
commit to user 25
c. Mengkaji Dokumen dan Arsip
Dokumen  tertulis  dan  arsip  merupakan  sumber  data  yang  sering memiliki  posisi  penting  dalam  pengamatan  kualitatf.  Melalui
dokumen dan arsip  yang terdapat   pada kantor  Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Dengan demikian, penulis akan
lebih mudah lagi untuk melakukan proses pengamatan. d.
Perekaman Alat  kamera  foto  sering  juga  digunakan  didalam  penelitian  kualitatif
karena  bisa  sangat  membantu  di  dalam  pengumpulan  data,  terutama untuk  memperjelas  deskripsi  berbagai  situasi  dan  subjek  yang
bersangkutan.  Perekaman  ini  merupakan  teknik  pendukung pengumpulan  data  sebagai  penguat  catatan  dan  sebagai  pelengkap.
Dalam hal ini ruang arsip Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta menjadi tempat pengambilan gambar yang diperlukan.
5. Metode Analisis
Pengamatan  menggunakan  metode  analisis  interaktif.  Dalam  model analisis  ini,  tiga  komponen  utama  yaitu  reduksi  data,  sajian  data  dan
panarikan  simpulan  serta  verifikasinya  HB.  Sutopo,  2002:91-93.  Tiga komponen  tersebut  terlibat  dalam  proses  analisis  dan  saling  berkaitan
serta menentukan hasil akhir analisis. a.
Reduksi Data Kegiatan ini merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian  yang
bertujuan  untuk  mempertegas,  memperpendek,  membuat  fokus, membuang  hal-hal  yang  tidak  penting  yang  muncul  dari  catatan  dan
pengumpulan data. Proses ini berlangsung terus-terus menerus sampai laporan akhir penelitian selesai.
b. Sajian Data
Merupakan sekumpulan
informasi tersusun
yang memberi
kemungkinkan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan
commit to user 26
c. Penarikan Simpulan dan Verifikasinya
Setelah  memahami  arti  dari  berbagai  hal  yang  meliputi  berbagai  hal yang  ditemui  dengan  melakukan  pencatatan-pencatatan  peraturan,
pernyataan-pernyataan,  konfigurasi-konfigurasi  yang  mungkin,  alur
sebab akibat, akhirnya peneliti menarik kesimpulan.
commit to user
27
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA  INSTANSI
A. Sejarah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dengan  ditetapkannya  Undang-Undang  Nomor  32  Tahun  2004 tentang Pemerintah Daerah menggantikan UU No. 221999. Pemerintah
kota  di  samping  dituntut  lebih  professional  didalam  memberikan keleluasaan  kepada  Pemerintah  Kota  untuk  menyelenggarakan  otonomi
guna untuk menentukan dan melaksanakan kebijakan atas prakarsa sendiri berdasarkan dengan potensi daerah.
Hal  tersebut  membawa  konsekuen  dalam  sistem  penyelenggaraan pemerintahan  dimana  asas  dekonsentrasi  yang  dahulu  terdapat  di
pemerintah  pusat,  dengan  berlakunya  Undang-Undang  Nomor  32  tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah  menggantikan UU No 22 Tahun 1999
terjadi perubahan,
dimana daerah
terbentuk berdasarkan
asas desentralisasi.
Sehubungan  dengan  hal  tersebut,  serta  sebagai  tindak  lanjut  dari Peraturan  Pemerintah  Nomor  31  Tahun  1998  Tentang  Penyerahan
Sebagian  Urusan  Pemerintah  di  Bidang  Penyelenggaraan  Pendaftaran Penduduk kepada Daerah, maka Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 Tentang  Susunan Organisasi  dan tata  kerja  Perangkat  daerah  Kota  Surakarta,  yang  termasuk  didalamnya
mengenai  pembentukan  Dinas  Kependudukan  dan  Pencatatan  Sipil  Kota Surakarta. Dengan dibentuknya Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil
Kota  Surakarta,  maka  urusan  kependudukan  yang  dahulu  merupakan urusan  Pusat  sekarang  menjadi  urusan  Dinas  Kependudukan  dan
Pencatatan sipil Kota Surakarta. Dinas  Kependudukan  dan  Pencatatan  Sipil  Kota  Surakarta  berdiri
pada tanggal  1 januari 2001, dimana 1 satu hari  sebelumnya  yaitu pada tanggal  31  desember  2000  dilakukan  upacara  pelantikan  jabatannya.
Dengan demikian mulai  1 januari 2001 segala hal  yang berkaitan dengan