Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

9 9 2. Pengaruh yang ditimbulkan atas berdiri dan berkembangnya Stasiun Tugu bagi lingkungan masyarakat di sekitarnya.

D. Tujuan Penelitian

a. Akademis Penulisan karya ini diharapkan dapat menjelaskan sejarah berdirinya Stasiun Tugu serta pengaruhnya bagi masyarakat Yogyakarta. b. Praktis Penulisan karya ini diharapkan mampu memberi gambaran tentang kemuculan perusahaan kereta api milik pemerintah, persaingan yang dihadapi dengan perusahaan kereta swasta, serta pengaruhnya perkembangan Stasiun Tugu bagi masyarakat Yogyakarta yang dibahas dalam karya ini.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah: a. Akademis Penulisan karya ini diharapkan dapat memberikan wacana baru dalam melihat kemunculan sebuah sarana dan prasarana transportasi yang cukup modern di masanya serta dinamika apa saja yang terjadi dalam perkembangannya. 10 10 b. Praktis Penulisan karya ini diharapkan dapat menjadi batu pijakan bagi para peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian seputar kereta api uap di Indonesia.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian yang membahas tentang sejarah perkereta-apian di Indonesia tentunya tidak bisa lepas dari buku-buku yang sudah membahas perkembangan perkereta-apian sejak mesin uap hingga mesin diesel dan listrik yang dipakai sekarang. Karenanya penelitian ini tidak bisa serta merta lepas dari hasil penelitian tentang sejarah transportasi di Indonesia pada masa Hindia Belanda. Hanya saja, cukup disayangkan bila melihat masih sedikitnya buku-buku yang membahas secara serius mengenai sejarah perkereta-apian yang ditulis oleh orang Indonesia sendiri, karena kebanyakan masih berupa tulisan mengenai wacana pengembangan kereta api dan pembahasan dalam segi tehnik dan arsitektural. Buku-buku yang membahas tentang sejarah perkereta-apian di Indonesia pun kebanyakan ditulis oleh penulis asing. Buku sejarah perkereta- apian karya Jan de Bruin yang berjudul “Het Indische Spoor in Oorlogstijd ” merupakan buku yang membahas kondisi perkeretaapian Hindia Belanda sejak masa awal pembangunan hingga masa Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan Indonesia. Dalam buku ini diterangkan mengenai sebab awal kemunculan transportasi kereta api beserta perusahaan- 11 11 perusahaan yang pernah beroperasi di Hindia Belanda. Namun, karena cakupan waktunya berfokus pada masa perang di Hindia Belanda, perkembangan pada masa sebelum perang hanya menjadi latar belakang yang singkat. Yang membedakan karya Jan de Bruin dengan penelitian ini adalah pemilihan sudut pandang yang berbeda, yaitu mengambil sejarah lokal dari sebuah stasiun kereta api di Yogyakarta, yaitu Stasiun Kereta Api Tugu. Topik pembahasannya dimulai dari latar belakang berdirinya stasiun hingga pengaruh yang muncul sejak stasiun tersebut beroperasi bagi masyarakat Yogyakarta. Waktu yang ditentukan untuk penelitian pun dibatasi sejak tahun 1887 hingga 1930, yaitu sejak stasiun itu berdiri hingga pengaruh yang ditimbulkan bagi masyarakat Yogyakarta sampai tahun 1930. Selain buku karya Jan de Bruin, juga terdapat jurnal ilmiah yang membahas tentang sejarah perkembangan kereta api di jalur Stasiun Willem I Ambarawa-Semarang-Vorstenlanden dengan judul “KERETA API AMBARAWA – YOGYAKARTA SUATU KAJIAN SEJARAH SOSIAL EKONOMI PADA ABAD 19” karya Sri Retna Astuti dalam Laporan Penelitian JARAHNITRA nomer 002P1994. Topik pembahasan dari karya Sri Retna Astuti adalah perkembangan sosial ekonomi yang terjadi di jalur kereta yang menuju utara Semarang. Karenanya, topik yang ditulis dalam karya tersebut adalah perusahaan kereta api NISM, perusahaan kereta api swasta yang melayani jalur Semarang Vorstenlanden. Walaupun sedikit sekali jalur kereta api SS yang dibahas, karya ini memberi 12 12 penjelasan yang ringkas mengenai pengaruh akibat munculnya alat transportasi kereta api di tempat-tempat yang dilaluinya. Yang membedakan penelitian ini dengan karya Sri Retna Astuti adalah objek penelitian yang diteliti. Objek penelitian tersebut adalah stasiun kereta api yang didirikan oleh badan usaha milik Belanda SS, Stasiun Tugu yang memiliki akses menuju Pelabuhan Cilacap. Karena didirikan oleh badan usaha milik negara Belanda, sudah pasti perusahaan tersebut adalah perusahaan milik negara. Selain melihat dari buku maupun jurnal ilmiah yang memiliki kesamaan tema, dalam penulisan karya ilmiah ini juga dilihat skripsi-skripsi dengan tema yang sama. Dari pencarian ditemukan 2 buah skripsi yang membahas tentang kereta api uap dan stasiun tugu. Skripsi pertama karangan Annasia Resta Darmayanti dari Universitas Sanata Dharma dengan judul “Sejarah Perkereta-apian di Indonesia 1945-1995”. Skripsi ini menjadi pengantar ringkas untuk melihat bagaimana perkembangan kereta api di Indonesia pada masa-masa kemerdekaan dan perang kemerdekaan, sehingga bisa menjadi pembanding dengan karya Jan de Bruin. Walaupun karya ini berupaya membahas perjalanan kereta api Indonesia, pokok bahasannya hanya menyentuh perkembangan kereta api di Pulau Jawa saja dan sedikit sekali informasi penting mengenai perkembangan kereta api di Indonesia setelah perang kemerdekaan selesai. Penelitian ini tentu saja berbeda dengan skripsi karya Annasia Resta Darmayanti, ruang lingkup pembahasannya lebih kecil, yaitu stasiun kereta api tugu di Yogyakarta. Sehingga sejarah yang dibahas di skripsi ini adalah sejarah 13 13 lokal tentang latar belakang pendirian dan pengaruh dari stasiun tersebut di Yogyakarta. Skripsi kedua karya Tiyas Adi Putra dari Universitas Gajah Mada yang berjudul “Latar Belakang Pemilihan Lokasi Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan Yogyakarta ”. Skripsi ini juga membahas tema yang hampir sama dengan karya ilmiah ini dan menjadi pengantar yang bagus dalam membahas seluk-beluk stasiun kereta api Tugu dan Lempuyangan. Hanya saja fokus permasalahan lebih mentitikberatkan pada segi-segi arsitektural dan letak geografis dari kedua stasiun tersebut daripada tentang peristiwa yang menjadi dasar dari pembangunan Stasiun Tugu. Perbedaan antara penelitian ini dengan skripsi karangan Tiyas Adi Putra terletak dari pembahasannya. Bila skripsi Tiyas Adi Putra terfokus pada permasalahan segi arsitektural, dan letak geografis pada Stasiun Tugu dan Lempuyangan, skripsi ini membahas kondisi yang melatarbelakangi berdirinya stasiun kereta api Tugu dan pengaruh yang muncul sejak stasiun tersebut beroperasi hingga tahun 1930.

G. Landasan Teori