36
36
BAB III PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN STASIUN TUGU DI
YOGYAKARTA 1887-1930
A. Lahirnya Perusahaan Kereta Api SS Dan Dimulainya Usaha Pemerintah
Di Bidang Kereta Api
Wacana akan pembangunan jaringan kereta api milik pemerintah Belanda di  Hindia  Belanda  muncul  sebagai  jawaban  Pemerintah  Belanda  dalam
menanggapi  permasalahan  yang  terjadi  di  negeri  induknya,  saat  mulai bermunculannya  perusahaan  kereta  api  swasta  di  negeri  Belanda  membuat
harapan  terwujudnya  sebuah  angkutan  publik  yang  mampu  meningkatkan kemakmuran rakyatnya menjadi tidak terwujud karena perusahaan swasta tersebut
lebih  berorientasi  dalam  mencari  keuntungan  sebanyak-banyaknya  sehingga persaingan  antar  perusahaan  tidak  dapat  terhindarkan.  Karenanya  pemerintah
membangun perusahaan  kereta api  milik negara  De Maatschappij tot Exploitatie van  Staatsspoorwegen  tanggal  26  September  1863  dalam  rangka  menengahi
persaingan tersebut sehingga tidak saling merugikan berbagai pihak.
1
1
REITSMA,  S.  A.,  Van  Particuliere  Naar  Staatsexploitatie  Der Nederlandsche  Spoorwegen,  ______:1940  Hal.  10,  munculnya  wacana  untuk
membuat  perusahaan  kereta  api  milik  pemerintah  muncul  pertama  kali  saat pemerintah  Belanda  ingin  membangun  jaringan  kereta  api  yang  melalui  jalur
Amsterdam-Arnhem  guna kepentingan negara, setelah melihat bagaimana Belgia mampu  membangun  jaringan  kereta  api  milik  pemerintah  guna  kemakmuran
negerinya. Namun, kabinet Thorbecke dari golongan liberal menilai pembangunan perusahaan milik negara tersebut hanya menghalang-halangi semangat kebebasan
yang  pada  saat  itu  sedang  berkembang  pesat  di  negeri  Belanda.  Menanggapi  hal
37
37
Munculnya keinginan Belanda untuk membangun jaringan kereta api milik pemerintah  dimulai  dari  beberapa  contoh  di  negara  Eropa,  dimana  perusahaan
kereta  milik  pemerintah  mampu  berjalan  bersama  bahkan  memakmurkan  negara induknya, seperti yang terjadi di Belgia 1834, beberapa negara bagian Jermanik
1838, Pemerintah Austria 1841 dan Kekaisaran Prusia 1871.
2
Pembangunan  jaringan  kereta  api  di  negeri  Belanda  dilakukan  dengan menggunakan  “gemengde  systeem”  atau  “Sistem  Campuran”.  Sistem  ini
memungkinkan  jaringan  kereta  api  baik  milik  pemerintah  maupun  swasta  untuk sama-sama  berjalan  tanpa  saling  mengganggu  dan  menghindari  persaingan  yang
tidak  sehat.  Penggunaan  sistem  ini  awalnya  digunakan  di  Perancis,  dimana perusahaan kereta  api  milik  pemerintah di  sana terus beroperasi  bersama  dengan
perusahaan  swasta.  Sistem  ini  terus  digunakan  Belanda  hingga  diaplikasikan  di daerah  jajahannya,  Hindia  Belanda,  meskipun  pertentangan  di  kabinet  Belanda
tentang  perlu  tidaknya  campur  tangan  pemerintah  Belanda  masih  terus
tersebut,  pemerintah  Belanda  yang  saat  itu  didukung  oleh  raja  Willem  II menyatakan  bagaimana  keberadaan  perusahaan  kereta  api  milik  negara  penting
guna  mencegah  terjadinya  persaingan  yang  tidak  sehat  antara  perusahaan  kereta api  swasta,  seperti  persaingan  antara  perusahaan  Hollandsche  Ijzeren  Spoorweg
Maatschappij  dan  Nederlandsche  Rhijnspoorweg  Maatschappij.  Hal.  13 Karenanya  penting  dibentuk  perusahaan  kereta  milik  pemerintah  Belanda  guna
mengontrol  persaingan  tersebut.  Tanggal  26  September  1863,  dengan perbandingan  suara  51  mendukung  dan  12  menolak  dalam  sidang  di  Tweede
Kamer  der  Staten-Generaal  Gedung  Dewan  Perwakilan  Negara,  diputuskan untuk  mengesahkan  berdirinya  perusahaan  kereta  api  milik  negara  De
Maatschappij tot Exploitatie van Staatsspoorwegen Hal. 12.
2
Ibid., Hal.5
38
38
berlangsung hingga jaringan kereta api milik pemerintah Belanda, De Staatsspoor en Tramwegen SS
3
di Hindia Belanda berdiri pertama kali tahun 1878.
4
Munculnya  perusahaan  SS  di  Hindia  Belanda  sebagai  jawaban  dari ketidakmampuan  NISM  untuk  menarik  investor  untuk  membangun  jaringan
kereta api di  Hindai  Belanda. Pada masa awal perkembangan jaringan kereta api di  Hindia  Belanda,  NISM  didirikan  guna  mengundang  banyak  investor  yang
bergerak  di  bidang  kereta  api  untuk  menanamkan  investasinya  di  Pulau  Jawa dengan  banyaknya  persewaan  tanah  dan  kebutuhan  yang  besar  akan  sarana
transportasi yang cepat untuk menuju daerah pelabuhan. Namun,  karena  NISM  merupakan  perusahaan  kereta  yang  baru  berdiri
membuat  tidak  ada  investor  kereta  api  yang  berani  menanamkan  modalnya  di Hindia Belanda. Hal inilah yang menyebabkan NISM tidak dapat mengakomodasi
tugas  pemerintah  guna  membangun  jaringan  kereta  api  yang  menghubungkan seluruh  bagian  Jawa  dalam  rangka  menegakan  kepentingan  ekonomi  yang
menghubungkan  daerah  perkebunan  dengan  pelabuhan  serta  pertahanan  dan keamanan.
5
3
De  Staatsspoor  en  Tramwegen  SS  merupakan  perwakilan  dari  De Maatschappij  tot  Exploitatie  van  Staatsspoorwegen,  perusahaan  kereta  api  milik
pemerintah  Belanda  yang  dibentuk  guna  membangun  jaringan  kereta  api  milik pemerintah di Hindia Belanda.
4
Dasrin  Zen  dan  PT.  Kereta  Api  Persero,  Tanah  Kereta  Api  :Suatu Tinjauan  Historis,  Hukum  AgrariaPertanahan  dan  Hukum  Pembendaharaan
Negara, Bandung: 2000Hal. 1
5
NISM  tercatat  hanya  berhasil  membangun  2  jalur  di  Pulau  Jawa,  yaitu jalur  Batavia-Buitenzorg  Lih.  Dasrin  Zen,  Ibid.  dan  Semarang-Vorstenlanden
Ibid., Hal. 5 pada tahun 1872. Dalam rancangan kerja komite NISM, tercatat J.P. Bordes,  orang  yang  memantau  pembangunan  jalur  NISM  sudah  membuat
39
39
Meskipun pembangunan sarana kereta api sudah dilaksanakan, hasil yang diharapkan ternyata tidak sesuai dengan harapan pemerintah Belanda. Pada masa
ini pemerintah Belanda tidak dapat melakukan campur tangan di bidang ekonomi secara  langsung  karena  era  liberalisme  dimana  swasta  yang  menguasai  wilayah
ekonomi mulai berkembang dengan pesat. Pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda pada tahap awal pembangunannya dilakukan oleh pihak swasta.
Pembangunan  kereta  api  swasta  oleh  NISM  berpusat  pada  profit,  maka pembangunan tersebut lebih ditujukan pada daerah-daerah yang memiliki potensi
atau  kegiatan  ekonomi,  seperti  perkebunan,  perhutanan,  maupun  pertambangan. Hal inilah yang membuat pemerintah Belanda kecewa, karena pihak swasta tidak
mau membangun jalur di daerah yang tidak memiliki keuntungan sama sekali.
Untuk  mengatasi  hal  tersebut,  Pieter  Philip  van  Bosse,  menteri  kolonial Belanda pada tahun 1871, membuat rencana akan pembentukan perusahaan milik
pemerintah Belanda yang bergerak di bidang jasa kereta api. Meskipun Van Bosse dikenal  sebagai  orang  yang  mendukung  usaha  kereta  api  swasta,  setelah  melihat
NISM  tidak  mampu  melaksanakan  tugas  untuk  menghubungkan  seluruh  pulau Jawa  dengan  jalur  kereta  api.  Rencananya  mendapat  banyak  tentangan  dari
rancangan jalur NISM di Pulau Jawa pada tanggal  30 Mei 1873  yang meliputi 4 jalur:  sepanjang  Pantai  Utara  Jawa  menuju  Semarang,  jalur  Surabaya-Malang,
jalur Bandung-Cirebon, dan sambungan dari Bandung menuju wilayah timur jawa dengan  melewati  Vorstenlanden  dan  langsung  menuju  Sidoarjo.  Pembangunan
jalur  ini  sudah  memperhatikan  unsur  ekonomi  dengan  melewati  daerah-daerah perkebunan  swasta  serta  pertahanan  dan  keamanan  yang  mewaspadai  datangnya
musuh  dari  arah  Pantai  Utara.  Lih.  Bruin,  Jan  de,  Het  Indische  Spoor  in Oorlogstijd, Leiden:2003 Hal. 17.
40
40
berbagai  pihak,  khususnya  golongan  swasta  di  Belanda  yang  tidak  menyukai campur tangan negara dalam kegiatan ekonomi di Hindia Belanda.
6
Rencana  pembangunan  memiliki  beberapa  faktor  yang  mendukung  dan memberatkan  terwujudnya  rencana  tersebut.  Diantaranya  seperti  pada  tabel  di
bawah ini: Tabel 3.1 Perbandingan Keuntungan Dan Kerugian Dari Pembangunan
Perusahaan Kereta Api Milik Pemerintah Belanda Keuntungan
Kerugian   Dari  sudut  pandang  militer,  negara
harus  mempunyai  akses  menuju jalur kereta api sepanjang waktu
  Mudahnya mencari tenaga kerja   Adanya  objek  pembangunan  yang
dilakukan oleh negara.   Hak
konsesi tanah
untuk pembangunan jalur kereta dilakukan
di  tanah  yang  tidak  memiliki menguntungkan ekonomis
  Ancaman  muculnya  konflik  dari berbagai
macam golongan
masyarakat.   Semakin besarnya beban kerja yang
dilakukan oleh pemerintah.   Besarnya  modal  milik  perusahaan
swasta Sumber: Ruurd Auke Jellema, Nederlandsch-Indische Spoorwegpolitiek,
L. Gerretsen:1929 Hal. 52 Dari  tabel  di  atas,  pada  bagian  keuntungan  bisa  terlihat  bagaimana  tujuan  utama
pembangunan  perusahaan  kereta  api  harus  segera  dilaksanakan,  yaitu  agar pemerintah  Belanda  di  Hindia  Belanda  memiliki  akses  sepanjang  waktu  untuk
6
Jellema,  Ruurd  Auke,  Nederlandsch-Indische  Spoorwegpolitiek,  L. Gerretsen:1929  Hal.  52  Tujuannya  untuk  membuat  SS  muncul  setelah  melihat
kelesuan investasi kereta api di Hindia Belanda setelah terbentuknya NISM Lih. Bruin, Jan de, Ibid.
41
41
kegiatan-kegiatan  yang  bersifat  administrasi  negara  hingga  upaya  menjaga keamanan dan ketertiban
7
. Tersedianya  tenaga  kerja  dalam  jumlah  yang  besar  serta  mudahnya
mengorganisir  tenaga  kerja  dalam  jumlah  yang  besar  dan  dalam  waktu  yang singkat  dapat  dilakukan  karena pemerintah pusat Hindia Belanda dapat  memberi
instruksi kepada unit-unit pemerintahan setiap karesidenan untuk mengakomodasi disediakannya tenaga kerja.
Pengorganisasian tenaga kerja untuk membangun fasilitas di daerah koloni juga menjadi tugas bagi  pemerintah Belanda dalam mengakomodasi kepentingan
mereka  di  Hindia  Belanda.  Karenanya,  pembangunan  fasilitas  seperti  sarana transportasi,  komunikasi,  maupun  fasilitas  lainnya  menjadi  tanda  dari  supremasi
dan  dominasi  Belanda  di  tanah  jajahannya.  Hal  ini  sering  dianggap  salah  oleh pihak  swasta  yang  menganggapnya  sebagai  ikut  campur  tangan  dan  persaingan
terselubung pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Buntut  pertentangan  kaum  swasta  dengan  pemerintah  Belanda  akhirnya
sampai  memperlihatkan  beberapa  hambatan  yang  nantinya  akan  dihadapi pemerintah  Belanda  bila  masih  ingin  melanjutkan  rencana  mereka.  Seperti  Hak
konsesi  tanah  untuk  pembangunan  jalur  kereta  dilakukan  di  tanah  yang  tidak memiliki  menguntungkan  ekonomis.  Hal  ini  sangat  saying  dilakukan  karena  hak
7
Kebutuhan  akan  transportasi  kereta  api  milik  pemerintah  sangat diperlukan dan dapat diakses sepanjang waktu, sehingga bila pemerintah Belanda
memerlukannya  untuk  menjalankan  tugas  pemerintahan  tifak  perlu  mengalami kesulitan dalam hal perizinan. Bahkan, dalam scenario terburuk, bila terjadi invasi
dari luar, aparatur pemerintah dapat segera mengungsi ketempat yang lebih aman sehingga fungsi pemerintahan dapat tetap berjalan.
42
42
konsesi  memperbolehkan  si  pemegang  hak  untuk  mengeksploitasi  hasil  bumi  di tanah tersebut baik di permukaan hingga di dalam tanah. Bila ternyata tanah yang
dikonsesi  hanya  dipakai  untuk  membangun  jalur  kereta  api  tentu  hal  ini  sangat merugikan,  apalagi  bila  ternyata  tanah  tersebut  tidak  memiliki  barang  tambang
atau bukan daerah subur untuk perkebunan. Pembangunan  jalur  kereta  api  di  tanah  tersebut  juga  ditakutkan
memancing timbulnya konflik dari berbagai macam golongan masyarakat, karena persoalan  tanah  di  Hindia  Belanda  merupakan  masalah  yang  cukup  sensitif,
mengingat  sebagian  besar  masyarakat  pribumi  menggantungkan  hidupnya  dari kegiatan  pertanian.  Bila  ternyata  pembangunan  jalur  kereta  api  tersebut  jadi
dilakukan,  akan  sangat  ditakutkan  bila  terjadi  konflik  besar  yang  serupa  dengan Perang Jawa yang pernah terjadi di masa sebelumnya.
Kesulitan  lainnya  yang  harus  dilalui  oleh  pemerintah  Belanda  adalah semakin besarnya beban kerja yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini tentu saja
sangat menyulitkan pemerintah Belanda, karena kondisi keuangan Belanda sendiri belum pulih sepenuhnya setelah menjalani Perang Jawa. Ditakutkan hal ini justru
malah  menjadi  bumerang.  Apalagi  biaya  operasional  kereta  api  swasta  lebih murah  dibandingkan  bila  pemerintah  Belanda  membangun  jaringan  kereta  api
sendiri.  Selain  itu  modal  yang  dimiliki  perusahaan  swasta  sangat  besar  sehingga memungkinkan mereka membangun jaringan kereta api di Hindia Belanda secara
masif. Berdasarkan  tabel keuntungan dan kerugian  dari pembangunan kereta api
milik  pemerintah  Belanda  diatas  bisa  dilihat  bagaimana  ketatnya  persaingan
43
43
antara  pihak  swasta  dan  pemerintah  dalam  pembangunan  fasilitas  di  Hindia Belanda.  Pihak  swasta  melihat  pembangunan  jalur  kereta  api  tersebut  sebagai
tanda  campur  tangan  pemerintah  di  lapangan  ekonomi,  sedangkan  pemerintah Belanda  sendiri  melihatnya  sebagai  upaya  pertahanan  dan  memudahkan
komunikasi bagi aparatur pemerintah, serta untuk menerapkan sistempengelolaan campuran guna mengundang investor kereta api dan menjaga kompetisi kereta api
di Hindia Belanda tetap berjalan sehat.. Meskipun  kemungkinan  untuk  munculnya  perusahaan  kereta  api  milik
pemerintah  sangat  kecil,  terlebih  dari  sedikitnya  keuntungan  yang  bisa  di  dapat dan banyaknya hambatan yang muncul, pembangunan perusahaan kereta api milik
pemerintah dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan dari ketidak sanggupan NISM untuk  membangun  jaringan  kereta  api  di  seluruh  seluruh  Pulau  Jawa.  Hal  ini
dikarenakan  modal  yang  mereka  miliki  tidak  cukup  bila  harus  dipakai  untuk membangun  jaringan  kereta  api  yang  lengkap  dengan  stasiun  dan  fasilitas
pendukung  lainnya  di  seluruh  pulau  Jawa,  apalagi  yang  melewati  daerah  yang tidak memiliki keuntungan secara ekonomi.
8
8
Pembangunan  yang  dilakukan  oleh  perusahaan  kereta  api  NISM  lebih ditekankan  pada  daerah-daerah  yang  memiliki  nilai  ekonomis  seperti  daerah
perkebunan,  sehingga  pemilik  daerah  perkebunan  tersebut  dapat  mengirimkan hasil produksi mereka ke daerah pelabuhan dengan menggunakan jasa kereta api.
Inilah  satu-satunya  sumber  pemasukan  bagi  perusahaan  kereta  api  NISM. Karenanya  mereka  tidak  mampu  bila  harus  membangun  jaringan  kereta  api  di
seluruh  Pulau  Jawa.  Selain  itu,  pembangunan  jalur  kereta  api  di  Hindia  Belanda dirancang  agar  memasukkan  peran  perusahaan  swasta  yang  bergerak  di  bidang
kereta  api  sebanyak-banyaknya  sehingga  diharapkan  dengan  munculnya  NISM sebagai  pelopor  perusahaan  swasta  kereta  api  di  Hindia  Belanda  mampu
mengundang  sebanyak-banyaknya  investor  yang  mau  menanamkan  modalnya.
44
44
Harapan  Van  Bosse  untuk  pembangunan  perusahaan  kereta  api  milik pemerintah  Belanda  di  Hindia  Belanda  diteruskan  oleh  menteri  urusan  daerah
jajahan  selanjutnya,  Fransen  Van  De  Putte,  yang  juga  tidak  pernah  lelah mengingatkan parlemen Belanda akan pentingnya sarana kereta api yang dimiliki
oleh pemerintah serta keuntung-keuntungan yang bisa didapatkan dari perusahaan tersebut.  Atas  dasar  pertimbangan  itulah  usulan  Van  Bosse  yang  dibuat  pada
tahun  1871  Koninklijk  Besluit  22  Februari  1871  baru  mendapatkan  persetujuan oleh pemerintah Belanda, dengan ditandatangani oleh raja Willem III pada bulan
Agustus 1872.
9
Belanda  baru  saja  membentuk  sebuah  badan  usaha  baru,  yaitu  SS  De Staatsspoor en Tramwegen yang bergerak di bidang kereta api. Fransen Van De
Putte,
10
sebagai Menteri Urusan Daerah Jajahan yang baru membentuk ”Financiële
Commissie  voor  de  Spoorwegen ”,  komite  khusus  yang  ditugaskan  untuk
Hanya saja, karena usaha swasta bergerak atas dasar spekulasi dan melihat masih terlalu  dininya  umur  NISM  justru  membuat  usaha  kereta  api  di  Hindia  Belanda
membuat  para  investor  berpikir  masih  terlalu  dini  untuk  menyimpulkan  apakah usaha  mereka  nantinya  akan  membawa  keuntungan  atau  justru  membawa
kerugian.  Akibatnya  NISM  menjadi  satu-satunya  perusahaan  kereta  api  yang berdiri  di  Jawa.  Tentu  saja  hal  ini  merugikan  karena  tidak  ada  persaingan  usaha
menjadikan NISM terbebani oleh tuntutan pemerintah untuk membangun jaringan kereta api yang kompleks di seluruh pulau Jawa.
9
Ibid., Hal. 54
10
Bruin,  Jan  de,  Ibid.  Fransen  Van  De  Putte  adalah  orang  yang  secara tegas  mennyebutkan  “Lebih  baik  kereta  api  yang  dikelola  oleh  negara  daripada
tidak  ada  kereta  api”  saat  melakukan  pengorganisasian  anggaran  kerja  HIndia Belanda tahun 1874
45
45
membantu pengawasan manajemen dan keuangan pada awal berdirinya.
11
Komite tersebut  terdiri  dari  direktur  Rotterdamsche  Bank,  Persatuan  Dagang  Roterdam
de Rotterdamsche Handelsvereeniging, Firma Usaha Lippman Rosenthal  Co., Werthelm  Gompertz, serta Bank Perdagangan dan Industri Darmstadt de Bank
für Handel und Industrie te Darmstadt. Untuk konsultan hukum, ditunjuklah Mr. Kappeijne  van  de  Coppello  serta  Thomas  Joannes  Stieltjes  sebagai
sekretarisnya.
12
Sedangkan  untuk  orang  yang  bertugas  sebagai  Inspektur  Jendral yang memimpin SS adalah David Marschalk.
13
Pembentukan  perusahaan  kereta  api  milik  Belanda  ini  dipandang  sebagai jalan  keluar  untuk  mengatasi  kemandekan  perkembangan  jaringan  kereta  api  di
Hindia Belanda. Seperti yang sudah dijelaskan di paragraf atas, tentang kesulitan NISM untuk membangun jaringan kereta api di Pulau Jawa, pemerintah Belanda
merasa perlu membantu NISM dengan ikut bersaing di bidang usaha transportasi kereta api.  Dengan ikut  sertanya perusahaan bentukan pemerintah Belanda, serta
banyaknya penghasilan yang bisa didapat dari hasil usaha  tersebut nantinya akan
11
Ibid. Dalam perjalanan waktu, David Maarschalk, orang yang ditugaskan untuk memimpin SS pada masa awal pendiriannya, menegaskan kalau suatu saat
perusahaan SS harus berani mengurus segala permasalahannya sendiri.
12
Ibid., Hal. 55
13
Widoyoko , “Mengenal David Maarschalk 1829-1886” dalam Sudarsih,
Arnad,  Majalah  KA.  Depok:2012,    hal.  27-29.  Dijelaskan  bagaimana  David Maarschalk  merupakan  seorang  yang  berpengalaman  dalam  pembangunan  jalur
kereta api sewaktu masih bergabung dengan NISM. Karena pengalamannya dalam mengkoordinasi  pembangunan  jalur  Semarang-Vorstenlanden,  serta  Batavia-
Buitenzorg. Pemerintah Belanda menunjuknya untuk memimpin SS.
46
46
mengundang  banyaknya  investor  untuk  menanamkan  modalnya  di  usaha perkeretaapian di Hindia Belanda.
14
Sebagai  proyek  perdana,  SS  membangun  jalur  kereta  apinya  di  Jawa Timur, tepatnya di rute Surabaya-Pasuruan-Malang pada tahun 1875 berdasarkan
14
Dengan  ikutnya  perusahaan  Kereta  Api  milik  pemerintah  Belanda  di Hindia Belanda, persaingan akan muncul dengan sendirinya. Persaingan di bidang
ekonomi  ini  akhirnya  membawa  NISM  dan  SS  dalam  persaingan  ekonomi. Nantinya persaingan ini membawa keuntngan bagi kedua belah pihak. Bagi NISM,
dengan  munculnya  persaingan  ini  membantu  mereka  untuk  memenuhi  target pemerintah  dalam  membangun  jaringan  kereta  api  di  Pulau  Jawa.  Selain  itu,
dengan  munculnya  jaringan  kereta  api  milik  pemerintah,  perusahaan  kereta  api milik  swasta  bisa  menggunakan  jalur  rel  untuk  menyambung  pengiriman  barang
ke  daerah  tujuan,  meskipun  dalam  beberapa  kasus  seperti  NISM  yang menggunakan lebar jalur yang berbeda, barang yang akan dikirim harus dipindah
ke kereta milik pemerintah. Sedangkan bagi pemerintah, dibentuknya perusahaan kereta api serta jalur dan fasilitas pendukungnya mempunyai fungsi penting dalam
pertahanan  serta  fungsingnya  dalam  menjalankan  fungsi  pemerintahan  serta menjaga  persaingan  antar  perusahaan  kereta  api  tetap  sehat  dengan  “Sistem
Campuran”.  Selain  itu,  dengan  ikut  sertanya  pemerintah  dalam  persaingan  ini akan merubah pola pikir investor dengan melihat potensi keuntungan yang akan di
dapat  dari  ikut  sertanya  perusahaan  pemerintah,  sehingga  para  investor  merasa harus  ikut  serta  dalam  mendapatkan  keuntungan  yang  bisa  diambil  dari  usaha
kereta  api  ini.  Untuk  membantu  para  investor,  pemerintah  memberikan  bantuan mulai  dari  membantu  mempersiapkan  hak  konsesi,  pembangunan  sarana
infrastruktur,  hingga  tahap  operasi  Ibid..  Tercatat  perusahaan-perusahaan  yang berdiri  setelah  berdirinya  SS  antara  lain:  SJS  De  Samarang-Joana  Stoomtram
Maatschappij  tanggal  1  Desember  1882,  SCS  De  Semarang-Cheribon Stoomtram-  Maatschappij  tahun  1895,  OJS  De  Oost  Java  Stoomtram
Maatschappij  tanggal  10  Desember  1889,  SDS  De  Serajoedal  Stoomtram- Maatschappij  tahun  1896,  MS  De  Malang  Stoomtram-Maatschappij  tahun
1895,    KSM  De  Kediri  Stoomtrammaatschappij  tanggal  7  Januari  1897,  PsSm De Pasoeroean   Stoomtram-Maatschappij tahun 1896, PbSM De Probolinggo
Stoomtram-Maatschappij  tahun  1897,  BDSM  De  Babat  Djombang  Stoomtram Maatschappij  tahun  1896,  MSM  De  Modjokerto  Stoomtram-Maatschappij
bulan November 1897, dan MT De Madoera Stoomtram-Maatschappij tanggal 8 Desember 1898 bdk. Bruin, Jan de, op.cit., Hal. 20-30
47
47
Staatsblad  tahun  1875  no.  141.
15
Pembangunan  jalur  ini  merupakan  usulan  dari menteri  urusan  daerah  jajahan  yang  baru,  W.  Baron  Goltstein  yang  bermaksud
menambah jalur kereta SS.
B. Munculnya Stasiun Kereta Api Di Yogyakarta