Memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kolom kemas yaitu fleksibel, awettahan lama, dan memiliki silika kapiler yang bersifat inert terhadap
bahan kimia Dean, 1995.
Gambar 5. Kolom kemas dan kolom kapiler Rohman, 2009
4. Fase Diam
Fase diam yang dipilih berdasarkan polaritas dari sampel yang akan diujikan, dengan prinsip “ like dissolve like ”, oleh karena itu fase diam yang polar
akan lebih berinteraksi dengan senyawa yang lebih polar, dan begitulah sebaliknya fase diam yang non polar akan lebih berinteraksi dengan senyawa yang
lebih non polar Christian, 2004. Komponen-komponen sampel harus teretensi di fase diam untuk
memperoleh resolusi. Retensi yang semakin lama dan selektif akan menghasilkan resolusi yang semakin baik. Selektivitas bisa divariasi hanya dengan mengubah
kepolaran fase diam atau dengan mengubah suhu kolom Dean, 1995.
Tabel IV. Jenis Fase Diam dan Penggunannya Gandjar dan Rohman, 2007 Fase diam
Polaritas Golongan sampel
Suhu maksimum
o
C Squalen
Non polar Hidrokarbon
125
o
C Apiezon L
Non polar Hidrokarbon, ester, eter
300
o
C Metil silikon
Non polar Steroid, pestisida,
alkaloida, ester 300
o
C Dionil ptalat
Semi polar Semua jenis
170
o
C Dietilenglikosuksinat
Polar Ester
200
o
C Carbowax 20M
Polar Alkohol, amina
aromatik, keton 250
o
C
5. Detektor
Detektor merupakan perangkat yang berada di ujung kolom tempat keluarnya fase gerak gas pembawa yang membawa komponen hasil pemisahan.
Pada garis besarnya detektor pada KG termasuk detektor diferensial, dalam arti respons yang keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau
laju aliran massa komponen yang teresolusi Rohman, 2009. Detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Sensitivitas yang tinggi
b. Tingkat noise yang rendah
c. Respon yang linier pada rentang dinamis yang lebar
d. Respon yang baik pada semua komponen organik
e. Tidak sensitive pada variasi alirah dah perubahan suhu
f. Stabil dan ruggedness
g. Kemudahan penggunaan
h. Positif untuk mengidentifikasi suatu komponen
Dean, 1995.