33
BAB IV
A. Hasil Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel alkohol hasil produksi rumahan yang berasal dari dusun Sentul desa Bekonang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Terdapat sekitar 70 rumah produksi yang memproduksi “ciu” Bekonang, sehingga
untuk menghasilkan data dengan kadar sampel yang representatif, maka sampel yang diambil minimal 15 dari populasi rumah produksi yang ada.
Pemilihan sampel dilakukan secara acak dengan cara mengambil undi, sehingga terpilihlah 15 rumah produksi yang dijadikan sampel penelitian. Hasil
pemilihan sampel adalah ciu Bekonang yang diambil sebanyak 600,0 mL dari masing-masing rumah produksi.
B. Hasil Preparasi Sampel
Preparasi sampel dilakukan dengan menggojog sampel hingga homogen kemudian disaring dengan kertas Whatman no.1 dan disimpan dalam botol
tertutup untuk menghindari penguapan alkohol bila sampel disimpan lebih dari satu hari. Tujuan dari homogenisasi ini untuk mendapatkan sampel yang
diasumsikan telah seragam dalam hal kadar komponen-komponen senyawanya. Hasil preparasi sampel ini adalah sampel yang memiliki homogenitas yang tinggi,
dalam arti memiliki kadar komponen-komponen senyawa yang seragam. Tidak seperti validasi dan penetapan kadar, pada optimasi sampel hanya digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk melihat pemisahan yang terjadi pada sampel dalam kondisi optimasi dan tidak dihitung nilai AUCnya.
C. Hasil Pemilihan Kolom
Pemilihan kolom merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian yang menggunakan metode kromatografi. Hal ini disebabkan karena kolom
merupakan tempat terjadinya pemisahan komponen-komponen sampel dan di dalamnya terdapat fase diam sebagai pemeran penting dalam pemisahan
komponen-komponen sampel tersebut. Sampel yang digunakan diketahui mengandung etanol yang merupakan senyawa organik cair yang bersifat mudah
menguap, polar, dan memiliki titik didih 78
o
C. Berdasarkan sifat etanol tersebut, maka peneliti memilih kolom Cp-Wax
yang mengandung fase diam polietilen glikol yang memiliki sifat polar. Menurut Sastrohamidjojo 2005, fase-fase cair fase diam polar, seperti polietilen glikol,
mempunyai sifat baik penerima maupun pemberi ikatan hidrogen sehingga fase cair tersebut dapat memisahkan campuran senyawa-senyawa polar dan non polar
dalam suatu cuplikan analit yaitu dengan menahan komponen-komponen polar. Kolom Cp-Wax yang digunakan merupakan jenis kolom kapiler yang memiliki
kemampuan pemisahan yang lebih baik dibandingkan dengan jenis kolom kemas. Selain memiliki keunggulan dalam menghasilkan pemisahan komponen
senyawa yang baik, kolom Cp-Wax ini memiliki keterbatasan dalam suhu. Suhu yang harus dipakai saat menggunakan kolom Cp-Wax maksimal 250
o
C. Artinya