Definisi Operasional Bahan-bahan Penelitian Alat-alat Penelitian

Rate : 30 o C min Temperatur Final : 220 o C Waktu Final : 2 menit Injektor B : 200 o C Detektor A : 250 o C Range : 3 Injeksikan masing-masing 1 µ L larutan baku etanol dan larutan sampel ke dalam instrumen kromatografi gas dengan pengaturan yang dipilih. Bandingkan waktu retensi dan pemisahan antara kromatogram baku etanol dan sampel.

E. Optimasi suhu kolom

Mengatur kromatografi gas dengan temperatur awal 50 o C, 70 o C dan 90 o C bergantian, kemudian masing-masing injeksikan sejumlah 1 µL larutan baku. Selanjutnya mencatat waktu retensi dan pemisahan yang dihasilkan pada masing- masing kromatogram.

F. Optimasi initial time

Mengatur kromatografi gas dengan initial time 2 menit dan 3 menit secara bergantian, kemudian masing-masing injeksikan sejumlah 1 µL larutan baku etanol pada temperatur awal 50 o C, 70 o C, dan 90 o C. Selanjutnya mencatat waktu retensi dan pemisahan yang dihasilkan pada masing-masing kromatogram.

G. Optimasi tekanan kolom

Mengatur kromatografi gas dengan tekanan kolom 5 psi, 7.5 psi dan 10 psi, atur masing-masing initial time pada 2 menit dan 3 menit secara berurutan. Kemudian masing-masing injeksikan sejumlah 1 µL larutan baku etanol pada temperatur awal 50 o C, 70 o C, dan 90 o C. Selanjutnya mencatat waktu retensi dan pemisahan yang dihasilkan pada kromatogram.

G. Analisis Hasil

Kondisi optimal diperoleh dengan cara membandingkan kromatogram yang dihasilkan pada masing-masing kondisi pengaturan instrumen yang telah ditetapkan.

1. Waktu retensi t

R Waktu retensi t R adalah waktu mulai injeksi cuplikan hingga suatu komponen campuran keluar kolom. Waktu retensi diukur melalui kromatogram dari menit ke-0 hingga muncul puncak peak Hendayana, 2010.

2. Resolusi

Resolusi didefinisikan sebagai perbedaan antara waktu retensi 2 puncak yang saling berdekatan ∆t R = t R2 -t R1 dibagi dengan rata-rata lebar puncak W 1 +W 2 2. Nilai resolusi 1,5 untuk memberikan pemisahan puncak yang baik Gandjar dan Rohman, 2007.

3. Faktor asimetri

Faktor asimetri tailing factor digunakan untuk melihat ada tidaknya puncak yang mengalami pengekoran tailing atau tidak simetris.

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Metanol dan Etanol dalam Deodoran Imperial Leather Sportif secara Kromatografi Gas

38 190 47

Penetapan Kadar Simvastatin Dalam Sediaan Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dengan Fase Gerak Metanol–Air

23 164 114

Perbandingan Metode Kromatografi Gas Dan Berat Jenis Pada Penetapan Kadar Etanol

6 50 94

PROFIL KROMATOGRAM EKSTRAK ETANOL LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber amarincans Bl.) DAN PENETAPAN KADAR ZERUMBON-NYA Profil Kromatogram Ekstrak Etanol Lempuyang Emprit (Zingiber amarincans Bl.) Dan Penetapan Kadar Zerumbon-Nya Dengan Metode Kromatografi Cair Ki

0 1 12

Optimasi metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-densitometri pada penetapan kadar asam ursolat dalam ekstrak etanol daun binahong.

0 1 1

Optimasi metode penetapan kadar etanol dan profil senyawa yang terdapat dalam hasil produksi 'Ciu' rumahan Desa Sentul Kabupaten Sukoharjo dengan metode Kromatografi Gas.

0 3 110

Penetapan kadar etanol dan profil senyawa yang terdapat dalam hasil produksi ``CIU`` rumahan Dusun Sentul Desa Bekonang Kabupaten Sukoharjo dengan metode kromatografi gas.

0 0 110

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI GAS- SPEKTROMETRI MASSA UNTUK PENETAPAN KADAR RESIDU ENDOSULFAN DALAM KUBIS

0 0 11

Penetapan kadar etanol dan profil senyawa yang terdapat dalam hasil produksi ``CIU`` rumahan Dusun Sentul Desa Bekonang Kabupaten Sukoharjo dengan metode kromatografi gas - USD Repository

0 0 108

Validasi metode penetapan kadar etanol hasil produksi \"Ciu\" rumahan Dusun Sentul Desa Bekonang Kabupaten Sukoharjo dengan metode kromatografi gas - USD Repository

0 0 94