51
kemudian direalisasikan dengan menghajar Budi Baik hingga tewas. Perbuatannya ini kemudian ia pertanggungjawabkan dengan menyerahkan
diri kepada polisi.
3.2.3 Regresi pada Tokoh Mono Ompong
Regresi yang dialami oleh Mono Ompong merupakan bentuk pengalihan trauma
miliknya. Regresi atau tingkah kekanak-kanakan Mono Ompong dapat dibuktikan dari sikapnya yang meringkuk, menangis
seseunggukan dan mengunci diri dalam kabin truk milik Ajo Kawir. Sikapnya yang menangis di dalam kabin truk milik Ajo Kawir merupakan
bentuk pengalihan dari pengalaman traumatisnya. Perasaan malu karena pernah mendapatkan pelecehan seksual dari temannya kembali muncul. Ia
takut jika kekalahannya dalam duel melawan Si Kumbang hanya akan membuat dirinya malu untuk yang kesekian kalinya. Perasaan cemas dan
takut merupakan
ego
yang timbul karena dorongan
superego
miliknya.
Ego
kemudian direalisasikan dalam bentuk sikap menangis. “Si Bocah meringkuk di dalam kabin truk, menangis sesenggukan. Ajo
Kawir menyuruhnya membuka pintu kabin, yang dikunci dari dalam, tapi Si Bocah bergeming. Gerimis turun. Ajo Kawir menggedor-gedor pintu, dan Si
Bocah tetap tak beranjak. Ajo Kawir berteriak-teriak, Sialan kau, buka pintu Si Bocah tetap meringkuk, menangis sesenggukan. Gerimis semakin
lebat. Ajo Kawir dan Jeli
ta terpaksa berlindung di emperan warung tutup.” Kurniawan, 2014: 190
Sikap kekanak-kanakan Mono Ompong muncul akibat timbulnya kecemasan jika tidak bisa bertemu dengan Nina. Ia takut jika
perkelahiannya dengan Si Kumbang berujung pada kekalahan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menyebabkan dirinya tidak bisa bertemu dengan wanita yang dicintainya. Di sisi lain,
superego
Mono Ompong untuk dapat memperoleh pengakuan dari orang lain memaksanya untuk tidak lari dari perkelahiannya dengan Si
Kumbang. Dominasi
superego
mempengaruhi
ego
. Hal ini dapat dibuktikan dari sikap Mono Ompong yang kemudian tetap menerima tantangan Si
Kumbang untuk berduel dengannya. Pada akhirnya ia menang dalam perkelahian itu dengan luka di sekujur tubuhnya dan harus menjalani rawat
inap di rumah sakit.
3.3 Sublimasi